Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku merasa menjadi batu yang hidup, bukan artinya aku menjadi seperti robot atau patung yang bergerak. Tapi aku merasa Tuhan Allah membentuk kehidupan rohaniku. Seperti biasa aku hari ini bersama sahabatku 1 Petrus 2 : 4 - 8. Dia banyak berbicara tentang kehidupan rohani yang membentuk kita.
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. (ayat 5).
Biasanya orang tua kita selalu mempunyai tujuan untuk anak-anaknya agar mereka kelak dapat bahagia dan sukses selalu. Begitu pula tujuan Kristus kepada umatnya, yaitu menganugerahkan keselamatan bagi setiap orang yang percaya agar hidup umat-Nya dipakai untuk tujuan dan kehendak-Nya. Dengan demikian kehidupan umat-Nya memiliki tujuan yang jelas yakni memuliakan nama Tuhan danmenjadi berkat bagi sesama. Orang yang menghayati penyelamatan Kristus dalam hidupnya akan memberikan dirinya untuk dipakai oleh Kristus seluasnya. Namun sungguh mengherankan jika ada orang Kristen yang egois dan memaknai keselamatan dalam Kristus secara eksklusif.
Menjadi orang percaya pada Kristus berarti memberi diri menjadi batu hidup yang dipergunakan oleh Allah untuk dipakai dalam membangun rumah rohani atau menjadi bait Allah masa kini. Dengan kata lain bersedia untuk ditata dan dibangun atas dasar batu penjuru yakni Kristus yang memberi kehidupan kekal. Peranan orang percaya tidak hanya sampai menjadi batu hidup dalam pembangunan bait-Nya tetapi sekaligus juga menjadi pelayan yang melayani di dalam rumah rohani yang Allah bangun. Hal yang dilakukan adalah semata-mata pelayanan kepada Allah dan kasih kepada sesama sebagai bentuk persembahan yang berkenan kepada Allah. Bagi setiap mereka yang sedia, tidak akan pernah dipermalukan.
Memberi diri menjadi batu hidup dalam pembangunan rumah rohani bagi kemuliaan Allah sejatinya adalah panggilan setiap kita sebagai orang percaya. Untuk itu dibutuhkan kesediaan penyangkalan diri dan membuang ke-aku-an. Tidak jarang batu-batu itu perlu dipotong, disesuaikan dengan maksud pembangunan. Dengan demikian mereka yang sedia menjadi batu hidup siap memberikan hidup mereka untuk dibentuk dan dipakai dalam rumah rohani tadi seluas-luasnya bagi kemuliaan Allah. Bagi dunia, hal tersebut adalah suatu kerendahan yang tidak prestisius dan terlihat memalukan. Tapi di dalam Kristus, justru di situlah terletak kemuliaan orang percaya.
Doa :
Bapa, kami mau memberikan diri kami sebagai batu hidup untuk pembangunan rumah rohani bagi kemuliaan nama-Mu dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Biasanya orang tua kita selalu mempunyai tujuan untuk anak-anaknya agar mereka kelak dapat bahagia dan sukses selalu. Begitu pula tujuan Kristus kepada umatnya, yaitu menganugerahkan keselamatan bagi setiap orang yang percaya agar hidup umat-Nya dipakai untuk tujuan dan kehendak-Nya. Dengan demikian kehidupan umat-Nya memiliki tujuan yang jelas yakni memuliakan nama Tuhan danmenjadi berkat bagi sesama. Orang yang menghayati penyelamatan Kristus dalam hidupnya akan memberikan dirinya untuk dipakai oleh Kristus seluasnya. Namun sungguh mengherankan jika ada orang Kristen yang egois dan memaknai keselamatan dalam Kristus secara eksklusif.
Menjadi orang percaya pada Kristus berarti memberi diri menjadi batu hidup yang dipergunakan oleh Allah untuk dipakai dalam membangun rumah rohani atau menjadi bait Allah masa kini. Dengan kata lain bersedia untuk ditata dan dibangun atas dasar batu penjuru yakni Kristus yang memberi kehidupan kekal. Peranan orang percaya tidak hanya sampai menjadi batu hidup dalam pembangunan bait-Nya tetapi sekaligus juga menjadi pelayan yang melayani di dalam rumah rohani yang Allah bangun. Hal yang dilakukan adalah semata-mata pelayanan kepada Allah dan kasih kepada sesama sebagai bentuk persembahan yang berkenan kepada Allah. Bagi setiap mereka yang sedia, tidak akan pernah dipermalukan.
Memberi diri menjadi batu hidup dalam pembangunan rumah rohani bagi kemuliaan Allah sejatinya adalah panggilan setiap kita sebagai orang percaya. Untuk itu dibutuhkan kesediaan penyangkalan diri dan membuang ke-aku-an. Tidak jarang batu-batu itu perlu dipotong, disesuaikan dengan maksud pembangunan. Dengan demikian mereka yang sedia menjadi batu hidup siap memberikan hidup mereka untuk dibentuk dan dipakai dalam rumah rohani tadi seluas-luasnya bagi kemuliaan Allah. Bagi dunia, hal tersebut adalah suatu kerendahan yang tidak prestisius dan terlihat memalukan. Tapi di dalam Kristus, justru di situlah terletak kemuliaan orang percaya.
Doa :
Bapa, kami mau memberikan diri kami sebagai batu hidup untuk pembangunan rumah rohani bagi kemuliaan nama-Mu dan menjadi berkat bagi banyak orang.
No comments:
Post a Comment