Translate

Monday, May 30, 2016

Diam adalah emas

Syaloom saudara dan sahabatku, salam sejahtera dan damai kasih ada padamu. Semoga hari ini menjadi hari yang penuh berkat. Dan kiranya rasa kesal dan marah segera berlalu dari kehidupan yang makin menyesakkan dada. Tapi bagi kita umat yang percaya rasa kesal dan marah sudah berlalu ketika matahari sudah tenggelam, berarti pagi ini adalah kehidupan yang baru. Aku masih bersama sahabatku Yehezkiel 36 : 16 - 21, dia banyak memberikanku pandangan kehidupan yang lebih baik.

Di mana saja mereka datang di tengah bangsa-bangsa, mereka menajiskan nama-Ku yang kudus, dalamhal orang menyindir mereka : Katanya mereka umat Tuhan, tetapi mereka harus keluar dari tanah-Nya (ayat 20).

          Pepatah berkata, "Perkataan adalah perak, diam adalah emas". Sederhananya, "Diam adalah emas". Ada juga yang mengekspresikannya dengan "Perkataan akan berlalu, tetapi diam adalah kekal". Pepatah ini digunakan pada momen dimana berdiam adalah pilihan terbaik dan berbicara menjadi tidak penting lagi.
       
          Bangsa Israel yang telah kalah jadi pergunjingan bagi bangsa lain, "Katanya mereka umat Tuhan, tetapi mereka harus keluar dari tanah-Nya" (ayat 20). Perkataan tersebut memuaskan hati bagi bangsa-bangsa yang mengolok-olok Israel. Sesungguhnya perkataan mereka telah menyakiti hati Tuhan. Tuhan pun berbalik menghukum bangsa-bangsa lain. Sedangkan Israel yang terdiam karena dipergunjingkan dipulihkan Tuhan.

          Hari ini kita diajak bijak berkata. Kadang kala menjadi seorang pendengar yang baik dan tidak cepat berkata-kata lebih mendukung perbaikan daripada sebaliknya. Adalah bijak jika kita memikirkan lebih mendalam dan memahami situasi sebelum berkata-kata. Kadang kala kita harus berani mengatakan pada diri kita berdiam adalah pilihan terbaik dari pada berbicara mengeluarkan pendapat.
       
          Diam bukan berarti kalah, mundur, pasrah atau menyerah. Diam berarti tenang, sabar dan penuh kasih (bandingkan sikap Yesus dalam Matius 15 : 2 - 5, Markus 3 : 34). Oleh sebab itu, walaupun berkata-kata akan memuaskan hati kita, namun hendaknya kita belajar memilih diam disaat berbicara sudah tidak dibutuhkan lagi. Saat dengan bijak kita mampu memilih berdiam, kita akan mengalami bagaimana situasi dapat berubah menjadi lebih baik.

Doa :
Ya Bapa yang baik, tuntun kami dengan Roh Kudus agar kami mampu untuk bijak berkat-kata dan belajar untuk berdiam saat berbicara menjadi tidak penting.

No comments:

Post a Comment