Syaloom saudaraku,
Selamat pagi dunia ..... Salam sejahtera dan Selamat Natal .....
Pagi ini aku hendak membagikan kabar baik kepada dunia yang mengenal akan Yesus .....
Markus 1 : 9 - 11
..... dan Ia dibaptis disungai Yordan oleh Yohanes (ay.9)
Kita sebagai orang Kristen pasti akan melakukan baptisan. Pada waktu kita masih kecil orang tua kita pasti akan menyerahkan anaknya untuk dibaptis, Begitu pula kita sebagai orang tua akan menyerahkan anak kita untuk dibaptis.
Mengapa Yesus dibaptis? Umumnya kita menjawab pertanyaan ini dengan menunjuk pada kerendahan hati Tuhan Yesus yang rela mau ambil bagian dalam segala aspek kehidupan manusia, sehingga meski pun Dia tidak harus dibaptis, Dia rela dibaptis oleh Yohanes. Peristiwa baptisan ini tidak berdiri sendiri melainkan langsung dihubungkan dengan peristiwa pencobaan di padang gurun. Yesus dibaptis oleh Yohanes di danau Galilea, Yesus keluar dari air, kemudian Dia melihat langit terkoyak dan Roh turun ke atas-Nya seperti burung merpati.
Roh ini yang kemudian memimpin Yesus ke padang gurun. Jadi baptisan berkaitan dengan persiapan Yesus untuk menjalankan panggilan-Nya. Persiapan ini bukan sesuatu yang ringan-ringan saja, juga bagi Yesus, oleh karena di padang gurun Yesus dicobai oleh Iblis. Kalau tadinya kita bertanya mengapa Tuhan kita harus dibaptis, sekarang kita bertanya lagi, mengapa Tuhan kita harus dicobai oleh Iblis. Jawabannya juga sama : kisah Injil Markus menggambarkan bahwa Yesus mengalami semua hal yang mungkin dialami oleh manusia, termasuk dicobai atau digoda oleh Iblis.
Jadi kisah ini merupakan sebuah kisah teladan. Kalau Yesus yang adalah Tuhan kita, mengalami baptisan dan pencobaan, maka kita umat-Nya yang adalah manusia-manusia biasa, perlu bersyukur bahwa kita boleh mendapatkan sakramen baptisan. Sakramen ini bukan sekadar sebuah tanda bahwa kita adalah warga gereja dan terlebih-lebih lagi, warga kerajaan Allah, melainkan sebuah penguat dalam kita mengahadapi tantangan-tantangan dunia ini yang mendatangi kita sebagai godaan. Di Injil Markus sebagai Injil yang tertua di Perjanjian baru, episode baptisan dan episode pencobaan hanya dikemukakan secara singkat.
Di Matius dan Lukas, wujud pencobaan ini dielaborasi menjadi tiga pokok penting, yaitu "perut", "keamanan", "kekuasaan". Tiga hal ini merupakan hal-hal yang wajar diusahakan dalam kehidupan manusia. Tetapi kita bisa membuatnya menjadi tidak wajar, ketika tiga pokok penting itu kita mutlakkan, bahkan menjadi obsesi yang menentukan evaluasi kita terhadap diri kita sendiri. Itulah yang disebut sebagai godaan Iblis. Yesus menang terhadap godaan Iblis, kita juga bisa ikut dalam kemenangan Yesus, asal kita ingat mengapa kita dibaptis.
Doa :
Kami bersyukur untuk menyerahkan anak-anak kami dalam perlindungan-Mu. Amin
Selamat pagi dunia ..... Salam sejahtera dan Selamat Natal .....
Pagi ini aku hendak membagikan kabar baik kepada dunia yang mengenal akan Yesus .....
Markus 1 : 9 - 11
..... dan Ia dibaptis disungai Yordan oleh Yohanes (ay.9)
Kita sebagai orang Kristen pasti akan melakukan baptisan. Pada waktu kita masih kecil orang tua kita pasti akan menyerahkan anaknya untuk dibaptis, Begitu pula kita sebagai orang tua akan menyerahkan anak kita untuk dibaptis.
Mengapa Yesus dibaptis? Umumnya kita menjawab pertanyaan ini dengan menunjuk pada kerendahan hati Tuhan Yesus yang rela mau ambil bagian dalam segala aspek kehidupan manusia, sehingga meski pun Dia tidak harus dibaptis, Dia rela dibaptis oleh Yohanes. Peristiwa baptisan ini tidak berdiri sendiri melainkan langsung dihubungkan dengan peristiwa pencobaan di padang gurun. Yesus dibaptis oleh Yohanes di danau Galilea, Yesus keluar dari air, kemudian Dia melihat langit terkoyak dan Roh turun ke atas-Nya seperti burung merpati.
Roh ini yang kemudian memimpin Yesus ke padang gurun. Jadi baptisan berkaitan dengan persiapan Yesus untuk menjalankan panggilan-Nya. Persiapan ini bukan sesuatu yang ringan-ringan saja, juga bagi Yesus, oleh karena di padang gurun Yesus dicobai oleh Iblis. Kalau tadinya kita bertanya mengapa Tuhan kita harus dibaptis, sekarang kita bertanya lagi, mengapa Tuhan kita harus dicobai oleh Iblis. Jawabannya juga sama : kisah Injil Markus menggambarkan bahwa Yesus mengalami semua hal yang mungkin dialami oleh manusia, termasuk dicobai atau digoda oleh Iblis.
Jadi kisah ini merupakan sebuah kisah teladan. Kalau Yesus yang adalah Tuhan kita, mengalami baptisan dan pencobaan, maka kita umat-Nya yang adalah manusia-manusia biasa, perlu bersyukur bahwa kita boleh mendapatkan sakramen baptisan. Sakramen ini bukan sekadar sebuah tanda bahwa kita adalah warga gereja dan terlebih-lebih lagi, warga kerajaan Allah, melainkan sebuah penguat dalam kita mengahadapi tantangan-tantangan dunia ini yang mendatangi kita sebagai godaan. Di Injil Markus sebagai Injil yang tertua di Perjanjian baru, episode baptisan dan episode pencobaan hanya dikemukakan secara singkat.
Di Matius dan Lukas, wujud pencobaan ini dielaborasi menjadi tiga pokok penting, yaitu "perut", "keamanan", "kekuasaan". Tiga hal ini merupakan hal-hal yang wajar diusahakan dalam kehidupan manusia. Tetapi kita bisa membuatnya menjadi tidak wajar, ketika tiga pokok penting itu kita mutlakkan, bahkan menjadi obsesi yang menentukan evaluasi kita terhadap diri kita sendiri. Itulah yang disebut sebagai godaan Iblis. Yesus menang terhadap godaan Iblis, kita juga bisa ikut dalam kemenangan Yesus, asal kita ingat mengapa kita dibaptis.
Doa :
Kami bersyukur untuk menyerahkan anak-anak kami dalam perlindungan-Mu. Amin
No comments:
Post a Comment