Santapan aku hari ini adalah Habakuk 2 : 1 - 5
Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. (ay.3)
Menanti atau menunggu adalah suatu hal yang berat dan sangat membosankan. Sebab semua orang ingin mendapatkan jawabannya dengan segera dan pasti. Dan semua ini pernah kita alami pada masa-masa dahulu. Entah di dalam mencari pekerjaan, menanti kelahiran seorang bayi atau menanti jawaban dari seseorang yang kita cintai. Penangguhan membuat bingung; penundaan mematahkan semangat dan menimbulkan frustasi. "Berapa lama lagi, oh, Tuhan?"
Kita harus belajar memandang setiap penundaan sebagai hal yang sungguh baik. Penangguhan justru dapat menjadi kesempatan untuk berdoa, bukannya menjadi cemas, tak sabar, dan jengkel. Penangguhan adalah kesempatan yang diberikan Allah untukmembangun karakter kristiani yang kuat yaitu kerendahan hati, kesabaran, ketenangan, dan kesediaan bergantung pada-Nya.
Penantian Habakuk menggambarkan dirinya sebagai penjaga di menara pengawas yang menanti-nantikan jawaban Tuhan atas pertanyaan-pertanyaannya; "Mengapa? Berapa lama lagi?" Pertanyaan ini sangat manusiawi dalam kesungguhan Habakuk menantikan jawaban Tuhan. Sama seperti kita yang selalu menantikan sesuatu tapi kita tidak pernah bersabar dan sungguh-sungguh sehingga terkadang kesempatan yang sudah di depan mata kita terlepas begitu saja. Tetapi berbeda dengan Habakuk, dalam kesungguhannya itulah maka Tuhan menjawab pengaduannya dengan penglihatan yang berisi suatu janji tentang pembebasan dari penindasan bangsa Kasdim dan kedatangan Mesias (pasal 2-3).
Karena penglihatan itu masih menunggu penggenapannya, ada orang yang mengabaikannya. Namun, orang benar akan menantikannya dengan hidup oleh percayanya atau imannya.
Minggu adven 1 mengajak kita untuk tekun menanti-nantikan Tuhan. Tetaplah nantikan janji Tuhan sambil terus bersuka cita di dalam-Nya. Pemenuhan janji Tuhan, termasuk kedatangan-Nya tak bisa diprediksi. Satu hal yang pasti, janji-Nya pasti akan digenapi. Kita hanya perlu "menanti saatnya" dalam keyakinan iman bahwa segala sesuatu terjadi indah pada waktu-Nya.
Doa :
Tuhan berilah kami hikmat dalam menanti saat kedatangan Tuhan.
Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. (ay.3)
Menanti atau menunggu adalah suatu hal yang berat dan sangat membosankan. Sebab semua orang ingin mendapatkan jawabannya dengan segera dan pasti. Dan semua ini pernah kita alami pada masa-masa dahulu. Entah di dalam mencari pekerjaan, menanti kelahiran seorang bayi atau menanti jawaban dari seseorang yang kita cintai. Penangguhan membuat bingung; penundaan mematahkan semangat dan menimbulkan frustasi. "Berapa lama lagi, oh, Tuhan?"
Kita harus belajar memandang setiap penundaan sebagai hal yang sungguh baik. Penangguhan justru dapat menjadi kesempatan untuk berdoa, bukannya menjadi cemas, tak sabar, dan jengkel. Penangguhan adalah kesempatan yang diberikan Allah untukmembangun karakter kristiani yang kuat yaitu kerendahan hati, kesabaran, ketenangan, dan kesediaan bergantung pada-Nya.
Penantian Habakuk menggambarkan dirinya sebagai penjaga di menara pengawas yang menanti-nantikan jawaban Tuhan atas pertanyaan-pertanyaannya; "Mengapa? Berapa lama lagi?" Pertanyaan ini sangat manusiawi dalam kesungguhan Habakuk menantikan jawaban Tuhan. Sama seperti kita yang selalu menantikan sesuatu tapi kita tidak pernah bersabar dan sungguh-sungguh sehingga terkadang kesempatan yang sudah di depan mata kita terlepas begitu saja. Tetapi berbeda dengan Habakuk, dalam kesungguhannya itulah maka Tuhan menjawab pengaduannya dengan penglihatan yang berisi suatu janji tentang pembebasan dari penindasan bangsa Kasdim dan kedatangan Mesias (pasal 2-3).
Karena penglihatan itu masih menunggu penggenapannya, ada orang yang mengabaikannya. Namun, orang benar akan menantikannya dengan hidup oleh percayanya atau imannya.
Minggu adven 1 mengajak kita untuk tekun menanti-nantikan Tuhan. Tetaplah nantikan janji Tuhan sambil terus bersuka cita di dalam-Nya. Pemenuhan janji Tuhan, termasuk kedatangan-Nya tak bisa diprediksi. Satu hal yang pasti, janji-Nya pasti akan digenapi. Kita hanya perlu "menanti saatnya" dalam keyakinan iman bahwa segala sesuatu terjadi indah pada waktu-Nya.
Doa :
Tuhan berilah kami hikmat dalam menanti saat kedatangan Tuhan.
No comments:
Post a Comment