Translate

Thursday, December 17, 2015

Konsekwensi Iman

Syaloom Saudaraku, 

Santapanku pagi ini adalah : 1 Tesalonika 2 : 13 - 16

Sebab kamu, saudara-saudaraku, telah menjadi penurut jemaat-jemaat Allah di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari teman-teman sebangsamu, segala sesuatu yang mereka derita dari orang-orang Yahudi. (ay. 14)

          Kita tidak bisa mengetahui karakter seseorang hanya dengan melihat dari luar atau penampilannya saja. Banyak orang yang tertipu atau merasa tertipu karena mengenal seseorang yang kelihatannya sesuai dengan kriteria atau bahkan menjadi idaman/ idola, tetapi begitu saat seseorang berada dalam tekanan dan masalah, di situlah sesuatu yang tersembunyi akan keluar dan terlihat aslinya. apakah dia seorang yang memiliki iman dan karakter yang dewasa atau tidak. 

          Pertanyaannya adalah, apa yang membuat seseorang memiliki karakter dan iman dewasa? Hal itu dapat dilihat dari keputusan yang diambil dan dilakukan saat ia berhadapan dengan masalah atau tekanan, apakah keputusan dan tindakannya sesuai dengan firman Tuhan atau bersandar pada kekuatan sendiri? 

          Paulus melihat kehidupan jemaat Tesalonika yang bertumbuh dalam iman dan memiliki karakter yang dewasa dalam mengikut Yesus. Paulus meyakini hal itu karena Firman Allah bekerja dalam diri jemaat Tesalonika sehingga membuat mereka menjadi orang-orang Kristen bertumbuh (ay. 13). Paulus juga meyakini bahwa Firman Allah berkuasa untuk memberikan pertumbuhan kepada orang percaya, meski di saat yang sama mereka juga mengalami kesukaran/ penderitaan hidup sebagai pengikut Kristus, yaitu dari mereka yang mau menghalang-halangi pemberitaan firman kepada bangsa lain bukan Yahudi (ay. 15). Paulus bersyukur karena jemaat Tesalonika adalah jemaat yang setia dengan kesaksian mereka tentang Kristus, dan menyadari bahwa penderitaan merupakan konsekuensi dari iman dan kesaksian mereka. Kita juga mengalami kesukaran pada masa kini, seperti mencari pekerjaan, pergumulan hidup dalam pertemanan (pacar/ kekasih) bahkan dalam hubungan rumah tangga. Dan hendaknya kita harus tetap yakin serta percaya bahwa kesukaran kita akan berlalu. Hanya saja jika kita lihat banyak dari saudara kita yang menjual keimanannya dan jiwanya untuk mengatasi kesulitannya. 

          Paulus sangat bersukacita melihat karakter dan kesungguhan iman jemaat di Tesalonika kepada Yesus Kristus meski dalam penderitaan. Dengan demikian firman ini juga hendak menekankan kepada kita bila dalam minggu-minggu Adven ini kita mengalami berbagai penderitaan tapi tetaplah setia. Sepertinya penderitaan dan tekanan harus menjadi konsekuensi dari iman dan kesaksian kita, sekaligus mau membentuk karakter kita yang dewasa sebagai pengikut Kristus. Yang terpenting dalam menghadapi semua itu adalah kita tetap berpegang teguh pada firman-Nya.

Jadi apa yang harus kita lakukan jika kita menghadapi tekanan dan kesukaran, menjual iman/ jiwa kita atau tetap berpegang teguh dan setia pada Yesus Kristus?

Doa :
Bapa yang Pengasih, berilah kami kesediaan untuk menghadapi setiap kesulitan sebagai konsekwensi iman, dan biarlah kami teguh menghadapinya berdasarkan firman Tuhan.

No comments:

Post a Comment