Saat ini aku sedang bersantap Yesaya 4 : 2 - 6
Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan Tuhan akan menjadi kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi orang-orang Israel yang terluput (ay.2).
Hmmm, ..... judul hari ini janji yang manis. Pasti kita sering donk, dibisikkan janji atau kita sendiri mengucapkan janji pada orang lain, saudara, orang tua, teman, kekasih, suami atau istri. Biasanya kita akan tersenyum bahagia dan senang, kemudian wajah kita akan memerah. Lalu kita akan mengucapkan terima kasih, tapi seiring berjalannya waktu janji tersebut tidak terealisasi seperti yang kita harapkan bahkan tak kunjung datang. Mulailah kita akan berkata "cukup tahu kita", atau bahkan kita akan menagih dan berkata mana janjimu? Kamu bohong ya ......??!!! Emosi sudah terpasang. Apakah kita juga seperti mereka ????
Bacaan kita ada di antara pasal 3 dan pasal 5 dari kitab Yesaya. Pasal 3 berbicara tentang hukuman Tuhan terhadap para pejabat dan golongan atas di Yerusalem. Pasal 5 berbicara tentang "kebun anggur". Umat Israel di Yerusalem diumpamakan sebgai kebun anggur yang diharapkan akan menghasilkan buah anggur yang manis. Namun ternyata yang dihasilkan adalah buah anggur yang asam.
Perumpamaan tentang kebun anggur disusul dengan ucapan-ucapan "celaka" sebanyak 6 kali. Ucapan celaka ditujukan kepada umat, terlebih kepada para pejabat, yang telah menyebut kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat. Oleh sebab itu, bangsa asing akan datang menyerbu sebagai wujud hukuman ilahi sehingga bangsa yang rapuh itu akan hancur.
Nyatanya, meskipun Tuhan akan menghukum Yerusalem, tidak berarti akhir dari eksistensi Israel. Penghukuman merupakan pembersihan dan saringan.
Hasilnya adalah :
1). Pohon yang di tebang akan tumbuh dan bertunas. Tunas ini akan tumbuh dan menjadi mulia. Juga hasil tanah akan menjadi kebanggaan (4:2).
2). Mereka yang luput dan tersisa di Yerusalem akan disebut bangsa kudus. 'Sisa umat' ini akan menjadi modal atau social capital dalam rangka membangun kembali negara dan bangsa.
3). Di masa depan, umat akan mendapatkan perlindungan Tuhan, siang dan malam, sehingga mereka terlindung dari keganasan alam.
Janji kejayaan di tengah berita buruk, menjadi ilham bagi kita untuk tetap berharap bahwa di tengah situasi yang buruk, masih ada yang bisa diandalkan dalam menghadapi masa depan. Maka giatlah menaikan produktivitas di segala bidang. Jadikan gereja sebagai ajang social capital yang bisa mendorong terjadinya masyarakat sipil yang demokratis dan toleran dalam semangat kepelbagaian. Percayalah pada janji Tuhan; bukan pada janji palsu manusia.
Doa :
Ya Tuhan, datanglah dan lindungilah kami dari orang-orang yang hanya memberi janji tanpa realisasi nyata.
Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan Tuhan akan menjadi kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi orang-orang Israel yang terluput (ay.2).
Hmmm, ..... judul hari ini janji yang manis. Pasti kita sering donk, dibisikkan janji atau kita sendiri mengucapkan janji pada orang lain, saudara, orang tua, teman, kekasih, suami atau istri. Biasanya kita akan tersenyum bahagia dan senang, kemudian wajah kita akan memerah. Lalu kita akan mengucapkan terima kasih, tapi seiring berjalannya waktu janji tersebut tidak terealisasi seperti yang kita harapkan bahkan tak kunjung datang. Mulailah kita akan berkata "cukup tahu kita", atau bahkan kita akan menagih dan berkata mana janjimu? Kamu bohong ya ......??!!! Emosi sudah terpasang. Apakah kita juga seperti mereka ????
Bacaan kita ada di antara pasal 3 dan pasal 5 dari kitab Yesaya. Pasal 3 berbicara tentang hukuman Tuhan terhadap para pejabat dan golongan atas di Yerusalem. Pasal 5 berbicara tentang "kebun anggur". Umat Israel di Yerusalem diumpamakan sebgai kebun anggur yang diharapkan akan menghasilkan buah anggur yang manis. Namun ternyata yang dihasilkan adalah buah anggur yang asam.
Perumpamaan tentang kebun anggur disusul dengan ucapan-ucapan "celaka" sebanyak 6 kali. Ucapan celaka ditujukan kepada umat, terlebih kepada para pejabat, yang telah menyebut kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat. Oleh sebab itu, bangsa asing akan datang menyerbu sebagai wujud hukuman ilahi sehingga bangsa yang rapuh itu akan hancur.
Nyatanya, meskipun Tuhan akan menghukum Yerusalem, tidak berarti akhir dari eksistensi Israel. Penghukuman merupakan pembersihan dan saringan.
Hasilnya adalah :
1). Pohon yang di tebang akan tumbuh dan bertunas. Tunas ini akan tumbuh dan menjadi mulia. Juga hasil tanah akan menjadi kebanggaan (4:2).
2). Mereka yang luput dan tersisa di Yerusalem akan disebut bangsa kudus. 'Sisa umat' ini akan menjadi modal atau social capital dalam rangka membangun kembali negara dan bangsa.
3). Di masa depan, umat akan mendapatkan perlindungan Tuhan, siang dan malam, sehingga mereka terlindung dari keganasan alam.
Janji kejayaan di tengah berita buruk, menjadi ilham bagi kita untuk tetap berharap bahwa di tengah situasi yang buruk, masih ada yang bisa diandalkan dalam menghadapi masa depan. Maka giatlah menaikan produktivitas di segala bidang. Jadikan gereja sebagai ajang social capital yang bisa mendorong terjadinya masyarakat sipil yang demokratis dan toleran dalam semangat kepelbagaian. Percayalah pada janji Tuhan; bukan pada janji palsu manusia.
Doa :
Ya Tuhan, datanglah dan lindungilah kami dari orang-orang yang hanya memberi janji tanpa realisasi nyata.
No comments:
Post a Comment