Santapan pagi ini adalah Mazmur 98 : 1 - 98
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan (ay.1a)
Saya masih ingat sekali pada saat saya masih menjadi anak sekolah minggu, taruna dan pemuda. Sampai kini pun saya banyak melakukan kegiatan untuk gereja, dan itu membuat hati saya bahagia dan senang. Terutama pada saat kelompok kami bernyanyi dan menghibur orang-orang yang sedang susah atau bersedih. Kami berdoa, bernyanyi dan saling berbagi untuk kabar kemuliaan Tuhan.
Dan kita sebagai orang kristen tidak pernah lepas untuk bernyanyi, bermazmur dan berdoa kepada Tuhan Yesus, sebagai Juru Selamat kita.
Ada nyanyian rohani kristen populer; ada juga nyanyian ibadah. Keduanya biasa kita nyanyikan. Ada yang keluar dari hati, namun ada juga yang kering, tidak menggugah, asal-asalan, padahal syairnya bagus. Dalam ibadah-ibadah di Gereja, sebagian orang bahkan tidak mau membuka mulut mereka untuk bernyanyi. Mereka diam saja ketika orang lain sedang memuji Tuhan.
Mazmur ini dibacakan pada perayaan Pondok Daun; satu dari tiga hari besar orang Israel,untuk mengingat pertolongan Tuhan yang telah menuntun mereka keluar dari tanah perbudakan. Orang Israel disuruh bernyanyi. Bukan hanya bernyanyi, tapi menyanyikan nyanyian baru. Nyanyian yang berisi perbuatan ajaib Tuhan di masa lalu, yang dilihat dan dialami dalam perspektif baru dan dinyanyikan dalam semangat baru. Sebab perbuatan Tuhan sesungguhnya tidak pernah habis dan keselamatan yang daripada-Nya masih terus dikerjakan. Kasih Tuhan yang ajaib bukan hanya dinyatakan dalam masa lampau, tapi di sepanjang zaman dalam sejarah. Kasih Tuhan tidakpernah usang dari waktu ke waktu dan selalu terasa baru. Israel disuruh bernyanyi tidak hanya untuk mengingat masa lalu, tapi juga untuk menghayati perbuatan di masa lalu dan menjadi baru di zamannya. Untuk hal yang mereka kenal; untuk sesuatu yang mereka rasakan, selalu menjadi tanda bahwa disepanjang sejarah dunia dan manusia, Tuhan tidak pernah berubah.
Ia memperlakukan semua orang sama. Kita yang hidup di masa kini mengalami kasih yang sama seperti yang dialami orang-orang di masa lalu. Pengalaman boleh berbeda, tapi kasih sayang Tuhan tidak pernah berubah bagi anak-anak-Nya. Bukan hanya manusia, alam semesta pun mengalami kasih Tuhan yang sama. Sehingga laut dan isinya, sungai dan gunung pun bersorak-sorai.
Umat Tuhan harus bernyanyi, bukan soal bisa bernyanyi atau tidak, sebab nyanyian kita untuk Tuhan. Di minggu Adven terakhir ini, empat hari menjelang peringatan kelahiran Kristus mari renungkan satu hal ini : adakah yang baru dalam hidup kita pagi ini? Cobalah temukan dengan hati yang baru sehingga kita bisa memuji Dia. Jalanilah hari ini dengan hati yang dipenuhi oleh kasih Tuhan.
Doa :
Bersyukurlah atas kesetiaan Tuhan bagi kita dan mohon agar kita diberikan ketekunan untuk tetap setia. Amin.
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan (ay.1a)
Saya masih ingat sekali pada saat saya masih menjadi anak sekolah minggu, taruna dan pemuda. Sampai kini pun saya banyak melakukan kegiatan untuk gereja, dan itu membuat hati saya bahagia dan senang. Terutama pada saat kelompok kami bernyanyi dan menghibur orang-orang yang sedang susah atau bersedih. Kami berdoa, bernyanyi dan saling berbagi untuk kabar kemuliaan Tuhan.
Dan kita sebagai orang kristen tidak pernah lepas untuk bernyanyi, bermazmur dan berdoa kepada Tuhan Yesus, sebagai Juru Selamat kita.
Ada nyanyian rohani kristen populer; ada juga nyanyian ibadah. Keduanya biasa kita nyanyikan. Ada yang keluar dari hati, namun ada juga yang kering, tidak menggugah, asal-asalan, padahal syairnya bagus. Dalam ibadah-ibadah di Gereja, sebagian orang bahkan tidak mau membuka mulut mereka untuk bernyanyi. Mereka diam saja ketika orang lain sedang memuji Tuhan.
Mazmur ini dibacakan pada perayaan Pondok Daun; satu dari tiga hari besar orang Israel,untuk mengingat pertolongan Tuhan yang telah menuntun mereka keluar dari tanah perbudakan. Orang Israel disuruh bernyanyi. Bukan hanya bernyanyi, tapi menyanyikan nyanyian baru. Nyanyian yang berisi perbuatan ajaib Tuhan di masa lalu, yang dilihat dan dialami dalam perspektif baru dan dinyanyikan dalam semangat baru. Sebab perbuatan Tuhan sesungguhnya tidak pernah habis dan keselamatan yang daripada-Nya masih terus dikerjakan. Kasih Tuhan yang ajaib bukan hanya dinyatakan dalam masa lampau, tapi di sepanjang zaman dalam sejarah. Kasih Tuhan tidakpernah usang dari waktu ke waktu dan selalu terasa baru. Israel disuruh bernyanyi tidak hanya untuk mengingat masa lalu, tapi juga untuk menghayati perbuatan di masa lalu dan menjadi baru di zamannya. Untuk hal yang mereka kenal; untuk sesuatu yang mereka rasakan, selalu menjadi tanda bahwa disepanjang sejarah dunia dan manusia, Tuhan tidak pernah berubah.
Ia memperlakukan semua orang sama. Kita yang hidup di masa kini mengalami kasih yang sama seperti yang dialami orang-orang di masa lalu. Pengalaman boleh berbeda, tapi kasih sayang Tuhan tidak pernah berubah bagi anak-anak-Nya. Bukan hanya manusia, alam semesta pun mengalami kasih Tuhan yang sama. Sehingga laut dan isinya, sungai dan gunung pun bersorak-sorai.
Umat Tuhan harus bernyanyi, bukan soal bisa bernyanyi atau tidak, sebab nyanyian kita untuk Tuhan. Di minggu Adven terakhir ini, empat hari menjelang peringatan kelahiran Kristus mari renungkan satu hal ini : adakah yang baru dalam hidup kita pagi ini? Cobalah temukan dengan hati yang baru sehingga kita bisa memuji Dia. Jalanilah hari ini dengan hati yang dipenuhi oleh kasih Tuhan.
Doa :
Bersyukurlah atas kesetiaan Tuhan bagi kita dan mohon agar kita diberikan ketekunan untuk tetap setia. Amin.
No comments:
Post a Comment