Translate

Thursday, December 31, 2015

Kasih dengan perbuatan dan dalam kebenaran

Syaloom saudaraku,
Selamat malam dunia, sebelum aku pergi tidur tadi aku sempat mendengar dari 1 Yohanes 3 : 11 - 18
Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (ay.18).


          Setiap menjelang akhir tahun biasanya kita akan merenung, apa saja yang telah kita perbuat sepanjang tahun ini. Dan biasanya kita melihat kebelakang untuk sekilas dan berusaha memperbaikinya untuk masa depan.

          Tahun 2015 yang sebentar lagi akan berganti menurut sebagian besar masyarakat dunia adalah tahun yang sarat dengan pergumulan. Pertumbuhan ekonomi yang melambat, erupsi gunung, musim kemarau yang panjang, bencana asap, banjir, peperangan dan lain-lain, adalah beberapa peristiwa yang membuat sebagian masyarakat dunia hidup dalam pergumulan atau kesulitan. Kita prihatin untuk semua yang terjadi. Namun yang sangat memprihatinkan adalah memudarnya rasa kesetia kawanan atau kepekaan sosial.

          Banyak orang justru berlomba untuk hidup mengedepankan kepentingan diri sendiri dan tidak peduli dengan sesama. Kepedulian terhadap sesama hanyalah bagian dari suatu entertaint/ pertunjukan atau menjadi topik pembicaraan atau diskusi yang hangat di  kalangan tertentu.

          Penulis Yohanes dengan tegas mengingatkan jemaat untuk hidup saling mengasihi bukan saling membenci seperti yang dilakukan oleh Kain. Bagaimana pun juga membenci sama jahatnya dengan membunuh dan sangat bertentangan dengan tujuan Allah dalam Kristus yaitu menyelamatkan manusia. Kasih itu berakar atau bersumber pada Allah dan karya-Nya di dalam Yesus Kristus. Karena kasih, Yesus telah berkorban menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Kasih Allah dalam Kristus itu bukanlah sebatas hanya untuk kita yang percaya tetapi juga untuk semua orang termasuk musuh (orang berdoa). Selain itu Yesus juga memberi teladan kepada kita bahwa kasih itu bukan sekedar wacana atau kata-kata yang manis tetapi suatu tindakan yang konkrit. Kasih yang diperlihatkan dengan menyerahkan nyawa-Nya bagi manusia.

          Mengakhiri tahun 2015 kita diingatkan untuk hidup mengasihi bukan dengan kata-kata atau dengan lidah tetapi dengan perbuatan dalam kebenaran. Harus diingat bahwa tidak semua kasih yang diwujudkan dengan perbuatan adalah kasih yang dikehendaki Tuhan Yesus. Contoh : kasih yang diwujudkan dengan mengharapkan balasan atau imbalan. Itu tidak dikehendaki, dan itu jelas salah atau tidak benar sebab berarti kita mengharapkan imbalan, padahal kasih tidak meminta imbalan apa pun. Yang dikehendaki-Nya adalah kasih yang diwujudkan dengan perbuata dalam kebenaran. Kebenaran (Yun. Aletheia) berarti apa yang sesuai dengan kenyataan terutama yang bersumber pada Allah dan kehendak-Nya. Mengasihi sesama dengan perbuatan dalam kebenaran membuktikan bahwa kita adalah orang-orang yang telah hidup baru di dalam Kristus.


Doa :
Tuhan Yesus mampukan kami hidup meneladani kasih-Mu.

Tuesday, December 29, 2015

Dunia sedang menuju kehancuran

Syaloom saudaraku,
Hari ini aku punya janji dengan 1 Yohanes 2 : 18 - 27
Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya (ay.17)


           Dunia semakin tua, dan semakin banyak manusia yang tidak dapat memelihara alam semesta sehingga menimbulkan banyak bencana bagi kita sendiri. Dan kita sebagai umat beragama, pada satu sisi pandang, merumuskan kiamat (zaman diakhiri) terjadi tepat pada waktu TUHAN datang kembali. Kata lainnya, kiamat ditentukan TUHAN. Sementara Rasul menuliskan "dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya". Itu berarti, menurut Yohanes, kondisi dunia saat ini sementara mengalami penghancuran. Ia mengingatkan, bahwa jika seluruh penduduk dunia tidak menyusun prioritas keinginannya, maka dunia ini akan segera hancur.

       
          Bagaimana hal itu bisa terjadi? Karena bangsa-bangsa telah salah dalam mengolah dan mengelola sumber daya pemberian Allah. Konsekwensinya tatanan kehidupan menjadi terganggu. Ekosistem rusak karena ulah manusia yang mengejar keinginannya tanpa mempedulikan alam. Pada gilirannya alam akan bereaksi negatif.

          Melalui Natal Kristus, Allah menyapa dan mengingatkan Gereja dan orang Kristen akan tugas pemeliharaan dan pengolahan sumber daya (Kej. 2 : 15). Apakah tujuannya ? Gereja dan orang Kristen wajib mengasihi alam sebagai sesama ciptaan. Bagaimanakah caranya ? Selaku orang-orang yang pikiran dan perasaannya telah dibebaskan dari dosa, Gereja wajib menyusun strategi pembangunan kehidupan dengan berorientasi pada keharmonisan hubungan antar ciptaan. Dengan cara demikian Gereja dan Orang Kristen mengusahakan, agar sesama ciptaan memperoleh kesempatan untuk membenahi diri (daur ulang); sehingga bumi bebas dari ancaman kepunahan. Di sisi lain, Gereja wajib membina warganya untuk meningkatkan kesadaran, bahwa jika kita selaku manusia salah mengurus sumber daya karunia Allah, kita sendirilah yang akan menikmati akibatnya. Kasihilah sesama ciptaan, jika ingin memasuki masa depan damai sejaterah.


Doa :
Tuhan Allah Mahakuasa, tuntunlah akalbudi dan hati nurani,kami,  agar kami dapat melaksanakan pemeliharaan secara benar atas seluruh ciptaan pemeliharaan secara benar atas seluruh  ciptaan-Mu, sehingga kami menikmati masa depan sejahtera

Monday, December 28, 2015

Meneladani Kristus

Syaloom saudara di seluruh dunia, ....
Pagi ini aku bersantap dengan 1 Yohanes 2 : 1 - 6
Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia , ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (ay.6).


          Anak-anak lebih cepat mengerti jika ia melihat perbuatan orangtuanya. Ungkapan itu pun dituliskan Rasul Yohanes kepada semua orang percaya. Kita yang hidup di masa kini tidak melihat secara langsung perbuatan dan mendengar ucapan Yesus; akan tetapi kita mengalami kebaikan-Nya di setiap aspek kehidupan, baik pribadi mau pun keluarga.
          Kebaikan-kebaikan itu dikaruniakan-Nya pada setiap peristiwa sebagai jawaban atas doa-doa kita. Hal itu jauh lebih penting, sebab hati dan pikiran kita mengenal Dia melalui berbagai tanda pemeliharaan-Nya. Kita percaya, meskipun tidak secara langsung melihat Dia. "Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya" (Yoh. 20 : 29). Perjumpaan dengan Allah dalam berbagai peristiwa keseharian sungguh-sungguh menguatkan pengharapan iman tentang Dia yang selalu bekerja membebaskan kita dari dosa dan kesengsaraan. Pengalaman iman inilah yang menjadi pokok pemberitaan Injil.

          Selaku murid Kristus, kita wajib memberitakan tentang Dia. Kita telah mengalami kasih Kristus. Itulah bukti bahwa Allah telah berdamai dengan manusia. Menjadi pemberita Kristus harus dilakukan secara aktif. Misalnya dengan berpartisipasi secara langsung untuk menjadi juru damai ditengah kondisi sosial yang sedang kacau.

          Gereja dan orang Kristen dipanggil untuk meneladani cara hidup Yesus Kristus : mengorbankan diri demi penyelamatan manusia dari dosa serta pembebasan dari kesengsaraan hidup. Itu berarti, Gereja dan orang Kristen hadir menjadi 'pembebas' ditengah bangsa ini, sama seperti yang dilakukan Yesus Kristus pada masa hidup-Nya.

Sebab itu dapat kita meneladani Yesus Kristus ? Sudah pasti kita dapat meneladani-Nya, kita sebagai anak-anak-Nya akan tetap ikut meneladani apa yang sudah Dia berikan pada kita sebagai anak dan umat-Nya.

Doa :
Allah Bapa Mahakudus, Kuduskan dan kuatkan umat-Mu oleh Roh-Mu, supaya kami dapat menjadi utusan yang membebaskan manusia dari penderitaan. Amin

Sunday, December 27, 2015

Firman Hidup

Syaloom Saudaraku,
Selamat siang, hari ini aku sedang bersantap dengan 1 Yohanes 1 : 1 - 4
Apa yang telah ada sejak semula, ..... tentang Firman hidup - itulah yang kami tuliskan kepada kamu (ay.1)


          Pada surat Yohanes yang pertama dimulai dengan menyinggung mengenai Firman Hidup (ayat 1), yang menjadi pokok dalam seluruh teologi Yohanin (maksudnya semua tulis-tulisan yang berasal dari tradisi Yohanes, yakni Injil Yohanes dan surat-surat Yohanes). Di Injil Yohanes 1 : 14 dikatakan bahwa "Firman (Logos) itu telah menjadi manusia". Jadi tekanannya adalah pada Yesus sebagai Manusia (dengan "M" dalam huruf besar). Di sini pun dikemukakan mengenai Logos yang hidup, yang bisa diraba (ayat 1), berarti Manusia.

          Maka di surat Yohanes 1, penting sekali orang menyadari hal ini : "Demikianlah kita mengenal Roh Allah : setiap roh yang mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah" (1 Yoh 4 : 2). Dia adalah Allah dan Manusia. Teologi Yohanin adalah teologi inkarnasi, yang menekankan pada pribadi Yesus Kristus sebagai wujud dari Hidup itu sendiri.

          Jadi Firman Hidup adalah Yesus Kristus sebagai pribadi yang hidup, atau lebih baik, Yesus Kristus Sumber Hidup! Ada nyanyian mengenai hal ini, tetapi tetap saja kita perlu menghayati kembali hal ini. Menjadi Kristen bukanlah sekadar membaca atau mendengar penjelasan mengenai Alkitab, tetapi menghayati Yesus Kristus yang adalah Sumber Hidup! Kalau begitu, bergereja bukan berarti hanya berwacana dan bertindak mengenai hal-hal vertikal saja tetapi sekaligus harus juga hal-hal horizontal. Kalau hidup kita tidak sesuai dengan Sang Sumber Hidup, bagaimana kita mau mempertanggungjawabkan iman kita?


Doa :
Kristus, Engkau Firman Hidup yang menguatkan dan memampukan kami untuk berkarya. Amin

Saturday, December 26, 2015

Sakramen Baptisan

Syaloom saudaraku,
Selamat pagi dunia ..... Salam sejahtera dan Selamat Natal .....
Pagi ini aku hendak membagikan kabar baik kepada dunia yang mengenal akan Yesus .....

Markus 1 : 9 - 11
..... dan Ia dibaptis disungai Yordan oleh Yohanes (ay.9)

Kita sebagai orang Kristen pasti akan melakukan baptisan.  Pada waktu kita masih kecil orang tua kita pasti akan menyerahkan anaknya untuk dibaptis, Begitu pula kita sebagai orang tua akan menyerahkan anak kita untuk dibaptis.

       
         
          Mengapa Yesus dibaptis? Umumnya kita menjawab pertanyaan ini dengan menunjuk pada kerendahan hati Tuhan Yesus yang rela mau ambil bagian dalam segala aspek kehidupan manusia, sehingga meski pun Dia tidak harus dibaptis, Dia rela dibaptis oleh Yohanes. Peristiwa baptisan ini tidak berdiri sendiri melainkan langsung dihubungkan dengan peristiwa pencobaan di padang gurun. Yesus dibaptis oleh Yohanes di danau Galilea, Yesus keluar dari air, kemudian Dia melihat langit terkoyak dan Roh turun ke atas-Nya seperti burung merpati.
Roh ini yang kemudian memimpin Yesus ke padang gurun. Jadi baptisan berkaitan dengan persiapan Yesus untuk menjalankan panggilan-Nya. Persiapan ini bukan sesuatu yang ringan-ringan saja, juga bagi Yesus, oleh karena di padang gurun Yesus dicobai oleh Iblis. Kalau tadinya kita bertanya mengapa Tuhan kita harus dibaptis, sekarang kita bertanya lagi, mengapa Tuhan kita harus dicobai oleh Iblis. Jawabannya  juga sama : kisah Injil Markus menggambarkan bahwa Yesus mengalami semua hal yang mungkin dialami oleh manusia, termasuk dicobai atau digoda oleh Iblis.

          Jadi kisah ini merupakan sebuah kisah teladan. Kalau Yesus yang adalah Tuhan kita, mengalami baptisan dan pencobaan, maka kita umat-Nya yang adalah manusia-manusia biasa, perlu bersyukur bahwa kita boleh mendapatkan sakramen baptisan. Sakramen ini bukan sekadar sebuah tanda bahwa kita adalah warga gereja dan terlebih-lebih lagi, warga kerajaan Allah, melainkan sebuah penguat dalam kita mengahadapi tantangan-tantangan dunia ini yang mendatangi kita sebagai godaan. Di Injil Markus sebagai Injil yang tertua di Perjanjian baru, episode baptisan dan episode pencobaan hanya dikemukakan secara singkat.

          Di Matius dan Lukas, wujud pencobaan ini dielaborasi menjadi tiga pokok penting, yaitu "perut", "keamanan", "kekuasaan". Tiga hal ini merupakan hal-hal yang wajar diusahakan dalam kehidupan manusia. Tetapi kita bisa membuatnya menjadi tidak wajar, ketika tiga pokok penting itu kita mutlakkan, bahkan menjadi obsesi yang menentukan evaluasi kita terhadap diri kita sendiri. Itulah yang disebut sebagai godaan Iblis. Yesus menang terhadap godaan Iblis, kita juga bisa ikut dalam kemenangan Yesus, asal kita ingat mengapa kita dibaptis.

Doa :
Kami bersyukur untuk menyerahkan anak-anak kami dalam perlindungan-Mu. Amin

Thursday, December 24, 2015

Namaku Maria

Syaloom saudaraku, .....
Hari ini aku bersantap dengan Lukas 1 : 26 - 38
Nama perawan itu Maria (ay.27)


          Pagi ini aku mendengar cerita dari seorang perempuan muda yang cantik, baik dan taat kepada ajaran Tuhan. Namanya Maria. Dia tinggal di Nazaret. Dan berasal dari keluarga sederhana, dan aku berbahagia dengan hidupku. Dia sudah bertunangan dengan seorang keturunan Daud. Semua orang di daerahnya tahu siapa itu Daud. Namun tunangannya adalah seorang yang rendah hati dan tulus. Yusuf namanya. Mereka belum menikah, mungkin tak lama lagi. Tunangannya sedang mengumpulkan uang sedikit demi sedikit melalui pekerjaannya. Ia seorang tukang kayu yang terampil, dan Maria bangga kepadanya. Inilah ceritanya.

          Aku mau berbagi cerita tentang pengalamanku yang luar biasa. Belum lama ini seorang malaikat mendatangiku. Rasanya seperti mimpi, tapi itu sungguh-sungguh terjadi. Seumur-umur aku belum pernah bertemu malaikat, apalagi berbicara dengannya. Namanya Gabriel. Yang lebih mengherankan lagi, kata malaikat itu aku akan mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, dan aku harus menamakan Dia, Yesus. Semakin kudengar malaikat itu berbicara, semakin terbang rasanya aku! Tapi kucoba untuk terus mendengar. Katanya lagi, anakku itu akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi, dan Allah akan mengaruniakan takhta Daud kepadanya. Hah, takhta Daud? Hampir saja aku pingsan kalau tidak kutarik nafasku dalam-dalam.

          Tapi dia masih terus berbicara. Anakku akan menjadi raja sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan. Begitu katanya. Tak bisa kulukiskan bagaimana perasaanku saat itu, campur aduk. Takjub, heran, bingung,belum lagi seluruh tubuhku gemetar karena takut. Tiba-tiba terlintas di otakku, bagaimana mungkin hal itu terjadi, karena aku belum bersuami, itulah yang kutanyakan kepadanya. Aku sih berpikir sederhana saja, punya anak itu kalau sudah menikah dan kawin. Dan malaikat itu menjawab, Roh Kudus akan turun ke atasku dan kuasa Allah akan menaungi aku. Mendengar itu lututku semakin gemetar.

          Siapakah aku ini sehingga Allah memilih aku di antara sekian banyak perempuan yang ada ? Perasaan itu masih berkecamuk di hatiku sampai sekarang, namun aku sudah sedikit tenang, sebab sebelum pergi malaikat itu berucap : "Bagi Allah tidak ada yang mustahil". Lalu akupun membalasnya : "Jadilah padaku menurut perkataanmu itu". Walaupun aku belum mengerti semua ini,aku mau percaya pada Allah, aku mau berserah, karena aku bukan siapa-siapa yang bisa menolak rencana agung ini. Aku hanyalah seorang hamba, dan sungguh ajaib apa yang diperbuat-Nya bagiku.

          Aku yang mendengar ceritanya, hanya dapat berdecak kagum dan terpana. Sungguh ajaib kuasa Tuhan Allah bagi hambanya.


Doa :
Bersyukurlah untuk segala perkara ajaib dalam hidup dan mohon agar kita mau menerima semua rencana Tuhan. Amin

Wednesday, December 23, 2015

Kasih yang memulihkan

Syaloom saudara,
Sebelum aku pergi tidur aku bersantap dengan Lukas 1 : 21 - 25
" ..... dan sekarang Ia berkenan menghapus aibku di depan orang" (ay.25)


Perbedaan antara Elizabeth, ibu Yohanes Pembaptis dan Maria, ibu Yesus, mungkin tidak banyak. Satu hal pasti, Elizabeth mengandung di hari tuanya, sedangkan Maria mengandung dari Roh Kudus di masa mudanya. Allah tentu punya alasan mengapa Ia melakukan halitu kepada mereka masing-masing. Sama seperti kepada banyak orang yang meminta dari pada-Nya. Allah adalah sumber segalanya, dan Ia memberikan kepada kita seperti yang Ia kehendaki.

          Zakharia menjadi bisu untuk beberapa waktu karena ia tidak percaya kepada perkataan Tuhan melalui malaikat, bahwa ia akan dikaruniai anak. Ketidakpercayaan adalah soal serius, sebab itu kebisuannya merupakan tegoran dari Allah. Bukankah Zakharia sendiri telah berdoa kepada Allah puluhan tahun lamanya meminta anak, dan ketika Allah menjawab doanya ia malah tidak percaya.

          Namun Zakharia tetap menerima rahmat dari Allah, dan rencana-Nya tetap berjalan. Allah tidak membatalkan pekerjaan-Nya hanya karena Zakharia tidak percaya. Ia bukanlah Allah yang mudah diteror oleh orang-orang yang sangsiakan kuasa-Nya.Rencana-Nya tak pernah gagal, entah kita mau percaya atautidak. Di sisi lain, Zakharia menjadi tanda ajaib dari Tuhan. Allah membungkam mulutnya supaya semua orang takut akan Allah. Zakharia menjadi pelajaran bagi semua orang agar tetap percaya dalam situasi yang tampaknya mustahil.Dan benar, Elizabeth akhirnya mengandung. Iman suami-isteri ini pun semakin diteguhkanoleh karena janji Allah digenapi. Sekalipun Allah belum membuka mulut Zakharia, namun kasih-Nya telah memulihkan isterinya itu. Allah telah menghapus aibnya di depan orang.

          Keragu-raguan kita sebetulnya tidak mempengaruhi apa yang hendak dikerjakan Allah bagi kita. Allah tetap bekerja kendati kita sendiri ragu-ragu bahkan tidak percaya. Keberhasilan karya Allah tidak tergantung sikap kita. Begitu pun dengan karya keselamatandi dalam Yesus Kristus yang adalah anugerah terbesar bagi dunia. Allah tidak perlu bertanya kepada kita apakah kita setuju dengancara-Nya, sebab itulah satu-satunya jalan agar kita diselamatkan. Allah tidak perlu bertanya apa respon kita bila Ia benar-benar lahir ke dalam dunia. Ia sudah lahir, entah anda mau percaya atau tidak.


Doa : Bersyukurlah untuk pemulihan yang dialami dan mohon Alah memberi iman, kasih dan mohon Allah memberi iman, kasih dan pengharapan bagi kita.

Tidak undur dari Tuhan

Syaloom saudaraku,
Selamat pagi dunia ......

Santapanku pagi ini adalah Lukas 1 : 5 - 20
Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan ..... (ay.13a)


          Cerita tentang orang-orang hebat tidak selalu berisi kisah yang membuat kita berdecak kagum, tapi juga tentang tangis dan air mata. Mereka berhasil memaknai kegetiran dengan cara yang tidak dilakukan oleh orang lain. Inilah yang kita pelajari dari kisah kehidupan Zakharia dan Elizabeth. Kesetiaan, ketaatan dan pengabdian suami-isteri ini sangat luar biasa. Ayat 6 mencatat : "Keduanya adalah benar dihadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat". Selama berpuluh-puluh tahun mereka telah memenuhi semua yang Allah minta. Tetapi, mengapa Allah tidak mengaruniakan anak kepada orang-orang hebat seperti mereka ?

          Sepanjang hidup, mereka meminta dari Allah dan berharap Allah mengabulkan doa mereka.Tapi ketika dirasa segalanya tak mungkin lagi, tak sedikitpun membuat mereka undur dari Tuhan. Di situlah cerita hebatnya! Zakharia dan isterinya berhasil membuktikan paling tidak dua hal :
1. pahit itu pahit, namun sepahit apa pun kenyataan hidup, Allah jauh lebih besar dari segalanya. Mereka mau bersandar pada Allah dan tetap mengasihi Dia.
2. kewajiban harus ditunaikan sampai tuntas. Usia lanjut, kekuatan fisik yang memudar, tidak punya anak, bukan alasan untuk berhenti melayani Tuhan. Zakharia terus setia menjalankan tugasnya sebagai imam. Lalu Tuhan berkarya. Ketika manusia merasa sudah habis, Tuhan justru baru memulainya dengan cara-Nya sendiri.
          Zakharia tidak percaya, sebab ia menghitung di waktu yang berbeda dengan Tuhan. Orang ini hampir saja sempurna, andaikan ia langsung percaya pada perkataan malaikat. Untuk itu ia dibuat menjadi bisu, seolah mau dikatakan daripada tidak percaya lebih baik diam dan lihat apa yang akan Allah lakukan!

          Di masa kini banyak orang seperti Zakharia dan Elizabeth yang menjadi contoh bagi dunia untuk memuliakan Allah lewat kesetiaan mereka. Sekali pun banyak kegetiran melanda hidup mereka, namun semua itu tidak membuat mereka berhenti mengasihi Allah. Masih banyak cerita hebat terjadi sampai saat ini. Semoga kita juga turut mengambil bagian di dalam kisah-kisah yang tak terceritakan tentang kesetiaan dan ketaatan kepada Allah.

Doa :
Bersyukurlah atas terbukanya jalan yang tampaknya sudah tertutup dan mohon agar kita tetap percaya.           

Tuesday, December 22, 2015

Sebuah Pertaruhan Iman

Syaloom saudaraku, .....
Malam ini aku bersantap pada Mazmur 101 : 1 - 8
Bilakah Engkau datang kepadaku ? (ay.2b)


          Kita tinggal di negara Indonesia, biasanya ada seorang pemimpin atau pejabat baru yang langsung melakukan terobosan biasanya akan dicibir. Kalau sejak awal ia "bersih-bersih" ia tidak akan disukai, kendati ada juga sebagian yang mendukung. Orang lurus dan jujur, bila ia tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang rusak, akan dianggap aneh dan perlahan orang itulah yang harus menyingkir. Paling tidak begitulah yang terjadi di negeri kita.

         
          Apa yang kita baca ini adalah sebuah komitmen Daud ketika ia memerintah. Inilah nazarnya. Daud memulai dari diri sendiri, kemudian ditularkan kepada keluarga dalam rumahnya, lalu oran-orang disekitarnya. Hidup yang tak bercela adalah prinsipnya. Mungkin bagi kita terlalu muluk dan kurang manusiawi, tapi begitulah yang Tuhan mau. Daud hanya ingin melakukan apa yang benar. Simaklah, ia keras terhadap dirinya sendiri, berdisiplin, bertekun, sekuat tenaga menjaga tetap tulus dan lurus. Daud ingin semua orang tahu bahwa ia punya tekad itu, lalu terjadilah transformasi. Orang-orang di sekitarnyalah yang menyesuaikan diri dengan dia, bukan sebaliknya. Orang yang sulit berubah tidak tahan dan tersingkir dengan sendirinya.

          Daud melakukan itu karena ia yakin akan apa yang benar. Ia berkata kepada Tuhan : "Bilakah Engkau datang kepadaku?" Itu bukan kesombongan, tapi sebuah pertaruhan iman. Ketika Tuhan menggenggam hatinya, ia tidak takut terhadap apapun. Ia kuat untuk melakukan sesuatu yang besar dan Daud tahu semua itu akan dilewati bersama Tuhan.

         
          Jangan anggap semua orang sama, begitupun dengan pemimpin yang datang silih berganti, Mereka punya karakter masing-masing. Ada yang hatinya bengkok, ada yang lurus. Ada yang berani terang-terangan menyatakan sikap, ada pula yang takut. Dukung dan doakanlah para pemimpin kita yang rela bertaruh nyawa demi menegakkan kebenaran di negeri ini. Semoga mereka bisa menjadi seperti Yesus yang tidak mudah ditekan. Ia kuat dan tangguh, oleh karena Ia memulai segalanya dari bawah. Songsonglah Natal untuk mengingat dari situlah Yesus memulai segala sesuatunya.


Doa :
Bersyukurlah atas tiap pertolongan Tuhan dan mohon agar kita mampu mempertaruhkan segalanya di dalam Dia. Amin

Tuhan itu baik

Syaloom semua,
Apa kabarmu? Semoga hari ini baik dan sehat selalu, seperti rencana Tuhan yang sungguh baik .....

Santapan aku hari ini terambil dari kitab Mazmur 100 : 1 - 5
Sebab Tuhan itu baik (ay.5a)

          Ya, Tuhan itu baik. Teramat baik bagi kita, manusia. Hampir semua, kita pernah mengucapkannya. Ya, kalau hati kita senang, berhasil atau selamat dari musibah, kalimat itulah yang terucap. Namun, ketika hati kita sedang galau, usaha kita gagal atau musibah datang menimpa, kalimat itu mudah sekali terlupakan, bahkan kita akan berkata bahwa Tuhan sudah tidak sayang lagi terhadap kita atau Tuhan sudah jahat.

          Pemazmur mengajak semua orang datang kepada Tuhan untuk menghadap Dia dengan sukacita yang melimpah serta memasuki hadirat-Nya dengan nyanyian syukur. Tidak perlu ditahan-tahan. Ada dua alasan :
1. Karena kita adalah kepunyaan-Nya. Jadi kita datang kepada Sang Pencipta yang tahu persis siapa kita; luar dan dalam. Tiada satu pun yang mengenal kita dengan baik selain Allah. Ia bagaikan Gembala yang mengenal kita domba-domba-Nya. Hal ini semestinya melegakan, sebab setiap kali kita datang kepada-Nya, kita tahu bahwa kita dikenal oleh-Nya. Tidak perlu berbasa-basi dengan Tuhan, sebab Ia tahu siapa kita. Dengan menjadi apa adanya kita, maka perjumpaan dengan Allah indah adanya.
2. Karena Tuhan itu baik. Bukan hanya slogan, namun ini ajakan untuk masuk ke dalam dan menikmati kebaikan Sang Pencipta, sebab kebaikan itu adalah hakekat Tuhan. Kebaikan yang tidak disebabkan oleh apa pun dan tidak tergantung pada siapa pun. Sebaliknya, kebaikan itu memancar kepada semua orang,kepada orang berdosa mau pun orang benar. Kebaikan yang tak akan pernah pudar kendati seluruh dunia menolak-Nya. Siapa yang datang kepada-Nya boleh yakin bahwa ia akan dilimpahkan kebajikan.

          Kita diajak untuk menghayati perjumpaan dengan Allah dan merayakan anugerah dan kebaikan-Nya sebagai sebuah berkat. Oleh sebab itu hayatilah dengan rasa syukur dan hormat setiap kali kita boleh datang kepada-Nya. Hari ini, 22 Desember, kita memperingati Hari Ibu. Kita bersyukur oleh karena kebaikan Tuhan yang juga dinyatakan lewat kehadiran ibu kita. Tuhan Yesus pun demikian, Ia dididik dan dibesarkan dalam kasih dan kebaikan Maria ibu-Nya. Maria telah berhasil mengantarkan Yesus menjadi Seorang Anak Manusia yang taat. Lalu Sang Anak yang dicintai dengan segala kebaikan yang ada padanya itu dipersembahkan untuk menjadi Penebus dosa seluruh dunia. Tuhan baik, dan selalu baik.

Doa :
Bersyukurlah atas kebaikan Tuhan selama hidup dan teruslah berbuat baik. Amin.


Seperti lagu di samping ini akan selalu membuat kamu mengingat bahwa Tuhan itu baik dan akan memberi kamu kekuatan pada hidupmu.

Monday, December 21, 2015

Bernyanyilah Bagi Tuhan

Santapan pagi ini adalah Mazmur 98 : 1 - 98
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan (ay.1a)

          Saya masih ingat sekali pada saat saya masih menjadi anak sekolah minggu, taruna dan pemuda. Sampai kini pun saya banyak melakukan kegiatan untuk gereja, dan itu membuat hati saya bahagia dan senang. Terutama pada saat kelompok kami bernyanyi dan menghibur orang-orang yang sedang susah atau bersedih. Kami berdoa, bernyanyi dan saling berbagi untuk kabar kemuliaan Tuhan.

          Dan kita sebagai orang kristen tidak pernah lepas untuk bernyanyi, bermazmur dan berdoa kepada Tuhan Yesus, sebagai Juru Selamat kita.

          Ada nyanyian rohani kristen populer; ada juga nyanyian ibadah. Keduanya biasa kita nyanyikan. Ada yang keluar dari hati, namun ada juga yang kering, tidak menggugah, asal-asalan, padahal syairnya bagus. Dalam ibadah-ibadah di Gereja, sebagian orang bahkan tidak mau membuka mulut mereka untuk bernyanyi. Mereka diam saja ketika orang lain sedang memuji Tuhan.

          Mazmur ini dibacakan pada perayaan Pondok Daun; satu dari tiga hari besar orang Israel,untuk mengingat pertolongan Tuhan yang telah menuntun mereka keluar dari tanah perbudakan. Orang Israel disuruh bernyanyi. Bukan hanya bernyanyi, tapi menyanyikan nyanyian baru. Nyanyian yang berisi perbuatan ajaib Tuhan di masa lalu, yang dilihat dan dialami dalam perspektif baru dan dinyanyikan dalam semangat baru. Sebab perbuatan Tuhan sesungguhnya tidak pernah habis dan keselamatan yang daripada-Nya masih terus dikerjakan. Kasih Tuhan yang ajaib bukan hanya dinyatakan dalam masa lampau, tapi di sepanjang zaman dalam sejarah. Kasih Tuhan tidakpernah usang dari waktu ke waktu dan selalu terasa baru. Israel disuruh bernyanyi tidak hanya untuk mengingat masa lalu, tapi juga untuk menghayati perbuatan di masa lalu dan menjadi baru di zamannya. Untuk hal yang mereka kenal; untuk sesuatu yang mereka rasakan, selalu menjadi tanda bahwa disepanjang sejarah dunia dan manusia, Tuhan tidak pernah berubah.

          Ia memperlakukan semua orang sama. Kita yang hidup di masa kini mengalami kasih yang sama seperti yang dialami orang-orang di masa lalu. Pengalaman boleh berbeda, tapi kasih sayang Tuhan tidak pernah berubah bagi anak-anak-Nya. Bukan hanya manusia, alam semesta pun mengalami kasih Tuhan yang sama. Sehingga laut dan isinya, sungai dan gunung pun bersorak-sorai.

          Umat Tuhan harus bernyanyi, bukan soal bisa bernyanyi atau tidak, sebab nyanyian kita untuk Tuhan. Di minggu Adven terakhir ini, empat hari menjelang peringatan kelahiran Kristus mari renungkan satu hal ini : adakah yang baru dalam hidup kita pagi ini? Cobalah temukan dengan hati yang baru sehingga kita bisa memuji Dia. Jalanilah hari ini dengan hati yang dipenuhi oleh kasih Tuhan.


Doa :
Bersyukurlah atas kesetiaan Tuhan bagi kita dan mohon agar kita diberikan ketekunan untuk tetap setia. Amin.

Friday, December 18, 2015

Karena Kasih dapat saling menguatkan

Syaloom,

Santapanku untuk saat ini adalah 1 Tesalonika 3 : 1 - 8 dan 9 - 13

Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu (ay.12)

         

         
          Suatu hari salah satu anak terkasih memberikan hasil gambarnya yang sudah dikerjakannya dengan serius, mengatakan : Ini untuk papa! Saya perhatikan hasil gambar itu, sambil tersenyum kemudian berkata terima kasih ya, nak!

          Kemudian gambar itu saya bingkai dan tempatkan di dinding ruang kerja. Sebenarnya gambar itu sangat biasa dibandingkan dengan dua lukisan lain yang terpajang di dinding. Namun oleh karena gambar itu dibuat oleh anak terkasih yang melukis dengan perasaan sayang kepada papanya, maka lukisan tersebut menjadi sangat berarti bagi saya.

          Demikian juga Tuhan memandang kita; mungkin apa yang kita kerjakan bagiTuhan tidaklah sempurna,bahkan penuh dengan kekurangan; namun jika segala hal yang kita perbuat Tuhan itu didasarkan atas kasih kita yang tulus, maka apa yang kita perbuat bagi Tuhan pastilah berarti (ay.9). Seperti halnya doa-doa dan ibdah-ibadah yang dilakukan umat; tidaklah mungkin mampu secara sempurna memenuhi semua tuntutan Tuhan, namun jika umat sunguh-sungguh menaati Tuhan karena mengasihi Tuhan, pastilah Ia berkenan menerima persembahan hidup umat-Nya. Sebaliknya sebaik apa pun persembahan hidup kita pada Tuhan, jika kita melakukannya bukan dasar/ motivasi kasih, maka semuanya tidaklah bernilai.

         Jadi, walau pun kita sudah berusaha sungguh-sungguh menyatakan hidup kita yang beribadah dan berbuat kebajikan; namun jauh lebih penting adalah motivasi kita dibalik jerih lelah dan perjuangan kita untuk hidup kudus dan kepedulian kita terhadap sesama, seperti betapa efektifnya pelayanan perkunjugan atau visitasi. Untuk memberikan kekuatan dan penghiburan bagi sesama (ay.6) Di masa yang sukar ini adakah kita saling menguatkan dan menghibur sesama kita dengan menyediakan waktu mengunjungi mereka yang sedang menghadapi kesusahan, derita dan aniaya, entah secara fisik, psikis, financial dan iman. Kita dapat mengunjungi secara langsung dengan mendampingi dan memberikan kata-kata yang dapat menguatkan dan menghibur serta mendukung doa.
           Kasih adalah satu-satunya motif yang dapat menggerakkan kita untuk menunjukkan hidup yang berarti bagi Tuhan, supaya kita kedapatan sempurna tak bercacat dan kudus di hadapan Allah, pada waktu kedatangan Tuhan kita , Yesus Kristus. Maka hal itu menjadi sumber kekauatan yang mendorong mereka untuk tetap percaya dan berpengharapan kepada Yesus Kristus.

Doa :
Bapa yang penuh kasih, berilah kami kekuatan untuk senantiasa hadir dalam pergumulan-pergumulan yang dihadapi oleh sesama untuk mendukung dan mendoakan supaya mereka tetap memiliki pengharapan.
begitu pula ya Yesus Tuhan kami, sempurnakanlah kasih kami supaya seluruh ibadah dan kebajikan yang kami perbuat benar-benar berarti bagi Tuhan. Amin

Thursday, December 17, 2015

Pertanggung jawaban kita.

Syaloom,

Santapan malam 1 Tesalonika 2 : 17 - 20

Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu ? (ay.19)

          Di dalam memimpin kita bukan hanya memberi perintah saja akan tetapi kita juga berusaha memahami anak buahnya, bekerja sama dan terlibat dalam kehidupan anak buahnya, serta menjalankan tanggung jawab sebagai pimpinan yaitu mengarahkan, memahami, mengayomi mereka. Sehingga dalam pelaksanaannya semua tanggung jawab itulah membuat anak buahnya dengan suka rela mengikuti dan menghormatinya.

          Seperti halnya Paulus, senantiasa ingin menunjukkan tanggungjawabnya sebagai pelayan dan pemimpin umat, dengan hadir dan bertemu dengan jemaat di Tesalonika untuk melayani dan memberikan pengajaran dalam perjumpaan yang hangat walaupun banyak kendala dan halangannya. Di sinilah kita melihat sikap Paulus yang patut diteladani yang memandang jemaat yang dia layani; adalah kawanan domba Allah yang dipercayakan kepadanya (ay.19). Oleh sebab itu Paulus menegaskan pentingnya tanggung jawab mengerjakan pelayanan dalam menantikan hari pertanggung jawaban pada saat Tuhan Yesus datang kembali.

          Kita hendaknya juga menyadari kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita, apakah sudah kita gunakan untuk melayani Tuhan dan sesama seperti yang Tuhan inginkan? atau kita gunakan semata-mata untuk memuaskan diri sendiri? Pikirkan juga apa yang harus kita lakukan supaya kepercayaan yang Tuhan berikan pada kita dapat lebih efektif dalam pekerjaan Tuhan; Tuhan menginginkan kita mengembangkan talenta dan kepercayaan dari-Nya, itulah sebabnya kita harus memikirkan bagaimana kepercayaan atau talenta itu menghasilkan sesuatu yang berguna/ jadi berkat bagi banyak orang.

Doa :
Ya Tuhan Mahabaik, kami bersyukur untuk kepercayaan dalam pelayanan yang Tuhan berikan, biarlah kami penuh dengan tanggung jawab supaya membawa kebaikan bagi sesama. Amin.

Konsekwensi Iman

Syaloom Saudaraku, 

Santapanku pagi ini adalah : 1 Tesalonika 2 : 13 - 16

Sebab kamu, saudara-saudaraku, telah menjadi penurut jemaat-jemaat Allah di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari teman-teman sebangsamu, segala sesuatu yang mereka derita dari orang-orang Yahudi. (ay. 14)

          Kita tidak bisa mengetahui karakter seseorang hanya dengan melihat dari luar atau penampilannya saja. Banyak orang yang tertipu atau merasa tertipu karena mengenal seseorang yang kelihatannya sesuai dengan kriteria atau bahkan menjadi idaman/ idola, tetapi begitu saat seseorang berada dalam tekanan dan masalah, di situlah sesuatu yang tersembunyi akan keluar dan terlihat aslinya. apakah dia seorang yang memiliki iman dan karakter yang dewasa atau tidak. 

          Pertanyaannya adalah, apa yang membuat seseorang memiliki karakter dan iman dewasa? Hal itu dapat dilihat dari keputusan yang diambil dan dilakukan saat ia berhadapan dengan masalah atau tekanan, apakah keputusan dan tindakannya sesuai dengan firman Tuhan atau bersandar pada kekuatan sendiri? 

          Paulus melihat kehidupan jemaat Tesalonika yang bertumbuh dalam iman dan memiliki karakter yang dewasa dalam mengikut Yesus. Paulus meyakini hal itu karena Firman Allah bekerja dalam diri jemaat Tesalonika sehingga membuat mereka menjadi orang-orang Kristen bertumbuh (ay. 13). Paulus juga meyakini bahwa Firman Allah berkuasa untuk memberikan pertumbuhan kepada orang percaya, meski di saat yang sama mereka juga mengalami kesukaran/ penderitaan hidup sebagai pengikut Kristus, yaitu dari mereka yang mau menghalang-halangi pemberitaan firman kepada bangsa lain bukan Yahudi (ay. 15). Paulus bersyukur karena jemaat Tesalonika adalah jemaat yang setia dengan kesaksian mereka tentang Kristus, dan menyadari bahwa penderitaan merupakan konsekuensi dari iman dan kesaksian mereka. Kita juga mengalami kesukaran pada masa kini, seperti mencari pekerjaan, pergumulan hidup dalam pertemanan (pacar/ kekasih) bahkan dalam hubungan rumah tangga. Dan hendaknya kita harus tetap yakin serta percaya bahwa kesukaran kita akan berlalu. Hanya saja jika kita lihat banyak dari saudara kita yang menjual keimanannya dan jiwanya untuk mengatasi kesulitannya. 

          Paulus sangat bersukacita melihat karakter dan kesungguhan iman jemaat di Tesalonika kepada Yesus Kristus meski dalam penderitaan. Dengan demikian firman ini juga hendak menekankan kepada kita bila dalam minggu-minggu Adven ini kita mengalami berbagai penderitaan tapi tetaplah setia. Sepertinya penderitaan dan tekanan harus menjadi konsekuensi dari iman dan kesaksian kita, sekaligus mau membentuk karakter kita yang dewasa sebagai pengikut Kristus. Yang terpenting dalam menghadapi semua itu adalah kita tetap berpegang teguh pada firman-Nya.

Jadi apa yang harus kita lakukan jika kita menghadapi tekanan dan kesukaran, menjual iman/ jiwa kita atau tetap berpegang teguh dan setia pada Yesus Kristus?

Doa :
Bapa yang Pengasih, berilah kami kesediaan untuk menghadapi setiap kesulitan sebagai konsekwensi iman, dan biarlah kami teguh menghadapinya berdasarkan firman Tuhan.

Thursday, December 10, 2015

Tuhan adalah Gunung Batu dan merintis Jalan Lurus

Santapan hari ini adalah Yesaya 26 : 1 - 10

Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal (ay. 4)
Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya (ay. 7)

          Ada gunung batu yang sementara dan ada juga yang kekal. Gunung batu yang sementara akan hancur apalagi jika digoncang oleh gempa bumi. Tetapi gunung batu yang kekal tidak akan hancur oleh siapa pun dan apa pun. Gunung batu yang kekal tetap berdiri kokoh dan menjadi tempat berlindung bagi semua orang percaya di tengah deru dan goncangan perubahan zaman.

          Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal. Seiring hancurnya bangsa-bangsa dan tidak ada orang yang bisa diandalkan, hanya Tuhan Allah yang tinggal tetap. Dia lah yang menghancurkan bangsa-bangsa di bumi karena menganggap dirinya kuat dan perkasa. Namun Tuhan akan membangun sebuah kota yang kuat dikelilingi tembok dan benteng untuk menjamin keselamatan bagi umat-Nya yang percaya dan tetap setia. Tuhan akan menjaga mereka dengan damai sejahtera dan membuat mereka berkuasa atas orang-orang kuat.

          Sebab sepanjang tahun ini kita telah mengalami berbagai goncangan kehidupan. Ada yang dihina, direndahkan, ditindas dan diinjak-injak harkat dan martabatnya. Namun kita tetap setia sebagai orang benar; tetap teguh hati untuk percaya dan beriman kepada Tuhan. Tuhan Yesus adalah Gunung Batu yang kekal dan Kota Kudus bagi kita. Ia akan membuka pintu rahmat dan berkat-Nya agar kita masuk dan mengalami keselamatan dan damai sejahtera. Ia juga akan menjaga dan memberi kekuatan baru untuk mengakhiri tahun lama dan memasuki tahun baru.

          Sebab itu kita sebagai umat-Nya harus dapat menjadi orang benar di dunia. Semakin kita tekun dan setia menjalaninya, semakin kita merasa susah, lelah, dan lemah. Berbeda dengan jalan orang fasik yang tampaknya lancar, enak, rata dan cepat, meskipun penuh kecurangan dan kejahatan. Sehingga banyak orang yang lemah iman akan jatuh dan berjalan di jalan yang tidak benar dan mengikuti jalan orang fasik.

          Penghakiman Tuhan membuktikan bahwa jejak orang benar adalah lurus dan menuju keselamatan serta kehidupan kekal karena Tuhan merintis jalan lurus baginya. Tetapi jejak orang dan jalan orang fasik berliku dan menuju kebinasaan, sehingga orang fasik tidak akan pernah melihat kemuliaan Tuhan.

          Kenyataan iman seperti ini menyebabkan banyak orang ingin kembali kejalan yang benar. Mereka menantikan Tuhan datang untuk menghakimi bumi. Mereka selalu menyebut dan mengingat Tuhan; merindukan dan mencari Tuhan dengan segenap jiwa pada waktu malam dan pagi hari karena ingin belajar apa yang benar.

          Tuhan Yesus adalah Gunung Batu dan Jalan Kebenaran serta Hidup. Ia datang untuk merintis jalan lurus bagi kita sebagai orang benar; jalan menuju keselamatan dan hidup kekal. Karena itu, nantikanlah kedatangan-Nya; cari dan rindukan Tuhan; panggil nama-Nya dan kejarlah apa yang benar dalam penghakiman-Nya. Berhentilah berbuat curang dan fasik karena orang fasik tidak akan pernah melihat kemuliaan Tuhan.

Doa : 
Tuhan Yesus, bukalah pintu rahmat dan damai sejahtera bagi kami. Datanglah, ya Tuhan, dan rintislah jalan lurus bagi kami. 
         

Monday, December 7, 2015

Janji yang manis

Saat ini aku sedang bersantap Yesaya 4 : 2 - 6

Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan Tuhan akan menjadi kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi orang-orang Israel yang terluput (ay.2).

          Hmmm, ..... judul hari ini janji yang manis. Pasti kita sering donk, dibisikkan janji atau kita sendiri mengucapkan janji pada orang lain, saudara, orang tua, teman, kekasih, suami atau istri. Biasanya kita akan tersenyum bahagia dan senang, kemudian wajah kita akan memerah. Lalu kita akan mengucapkan terima kasih, tapi seiring berjalannya waktu janji tersebut tidak terealisasi seperti yang kita harapkan bahkan tak kunjung datang. Mulailah kita akan berkata "cukup tahu kita", atau bahkan kita akan menagih dan berkata mana janjimu? Kamu bohong ya ......??!!! Emosi sudah terpasang. Apakah kita juga seperti mereka ????

         
          Bacaan kita ada di antara pasal 3 dan pasal 5 dari kitab Yesaya. Pasal 3 berbicara tentang hukuman Tuhan terhadap para pejabat dan golongan atas di Yerusalem. Pasal 5 berbicara tentang "kebun anggur". Umat Israel di Yerusalem diumpamakan sebgai kebun anggur yang diharapkan akan menghasilkan buah anggur yang manis. Namun ternyata yang dihasilkan adalah buah anggur yang asam.

          Perumpamaan tentang kebun anggur disusul dengan ucapan-ucapan "celaka" sebanyak 6 kali. Ucapan celaka ditujukan kepada umat, terlebih kepada para pejabat, yang telah menyebut kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat. Oleh sebab itu, bangsa asing akan datang menyerbu sebagai wujud hukuman ilahi sehingga bangsa yang rapuh itu akan hancur.

          Nyatanya, meskipun Tuhan akan menghukum Yerusalem, tidak berarti akhir dari eksistensi Israel. Penghukuman merupakan pembersihan dan saringan.
Hasilnya adalah :
1). Pohon yang di tebang akan tumbuh dan bertunas. Tunas ini akan tumbuh dan menjadi mulia. Juga       hasil tanah akan menjadi kebanggaan (4:2).
2). Mereka yang luput dan tersisa di Yerusalem akan disebut bangsa kudus. 'Sisa umat' ini akan                 menjadi modal atau social capital dalam rangka membangun kembali negara dan bangsa.
3). Di masa depan, umat akan mendapatkan perlindungan Tuhan, siang dan malam, sehingga mereka       terlindung dari keganasan alam.

          Janji kejayaan di tengah berita buruk, menjadi ilham bagi kita untuk tetap berharap bahwa di tengah situasi yang buruk, masih ada yang bisa diandalkan dalam menghadapi masa depan. Maka giatlah menaikan produktivitas di segala bidang. Jadikan gereja sebagai ajang social capital yang bisa mendorong terjadinya masyarakat sipil yang demokratis dan toleran dalam semangat kepelbagaian. Percayalah pada janji Tuhan; bukan pada janji palsu manusia.












Doa :
Ya Tuhan, datanglah dan lindungilah kami dari orang-orang yang hanya memberi janji tanpa realisasi nyata.

Sunday, December 6, 2015

Tuhan kekuatanku

Santapan aku Habakuk 3 : 13 - 19

Allah Tuhanku itu kekuatanku : Ia membuat kakiki seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku (ay.19)


          Warren W. Wiersbe dalam bukunya "Kekuatan untuk menghadapi masa sukar" menekankan bahwa kita semua perlu mengandalkan firman Tuhan sebagai kunci kekuatan umat percaya. Firman Tuhan menguatkan hati orang-orang percaya untuk berjalan melewati masa-masa penuh kecemasan, kekecewaan, frustasi, depresi, dan penderitaan lainnya. Tapi masih banyak orang yang lemah iman datang ke dukun atau paranormal untuk membantu menyelesaikan masalahnya. Nah, ..... bagaimana dengan kita sebagai orang percaya ? Apakah kita juga mau melakukan hal seperti itu ? Sudah tentu jawabannya : Tidak akan pernah !!!!! Never !!!!! Sebab Tuhan mengajak kita untuk selalu mengampuni, mengucap syukur, beriman, berpengharapan penuh dan bersuka cita dalam segala pencapaian dan pergumulan hidup.
       
          Kondisinya yang tidak menyenangkan, membuat Habakuk tetap untuk menaikkan ucapan syukur. Bagi bangsa Yehuda yang mayoritas hidupnya bergantung pada pertanian, jika pohon ara tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan adalah merupakan situasi yang sangat sulit. Pohon ara, buah-buahan dan minyak merupakan produk-produk pilihan yang juga dipakai untuk persembahan kepada Tuhan. Situasi sulit yang dialami tidak mampu bersikap dewasa dalam iman, sehingga kita akan terjatuh dalam kecewa dan frustasi.
          Tetapi sangat berbeda dengan sikap Habakuk, dia mampu bersikap dewasa sehingga kesulitan yang dia alami tidak mampu merampas sukacita dari seorang Habakuk. Jika kita mampu bersikap dewasa seperti Habakuk maka kita mampu bersikap dewasa dalam iman dan Tuhan akan membuat kaki kita tidak goyah kendati angin permasalahan bertiup kencang disekitar kita (ay.18).

          Dalam hidup ini bahkan juga dalam kesulitan, harta kekayaan tidak dapat dijadikan andalan; begitu pula kita juga tidak dapat mengandalkan manusia. Karena faktanya manusia juga sangat terbatas kemampuannya. Dalam masa sukar, satu-satunya yang bisa kita harapkan dan andalkan hanya Tuhan Allah.
       
          Tempatkan harapan kita kepada Tuhan dengan menjadikan Tuhan sumber kekuatan hidup kita. Serahkan apa yang menjadi masalah kita kepada Tuhan. Minta kekuatan dari-Nya, maka Dia akan memberikan kekuatan sehingga kita sanggup melalui setiap problema.
          Yesus Kristus yang kita nantikan kehadiran-Nya datang ke dunia yang sarat dengan pergumulan akibat dosa. Ia menjumpai kita di dunia yang seperti itu untuk menebus kita dan memberi kekuatan oleh Roh-Nya agar kita hidup berkemenangan di dalam Dia.


Doa : 

Tuhan adalah kekuatanku, bersamanya hatiku tenang dan damai

Saturday, December 5, 2015

Menanti Saatnya

Santapan aku hari ini adalah Habakuk 2 : 1 - 5

Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. (ay.3)

          Menanti atau menunggu adalah suatu hal yang berat dan sangat membosankan.  Sebab semua orang ingin mendapatkan jawabannya dengan segera dan pasti. Dan semua ini pernah kita alami pada masa-masa dahulu. Entah di dalam mencari pekerjaan, menanti kelahiran seorang bayi atau menanti jawaban dari seseorang yang kita cintai. Penangguhan membuat bingung; penundaan mematahkan semangat dan menimbulkan frustasi. "Berapa lama lagi, oh, Tuhan?"

          Kita harus belajar memandang setiap penundaan sebagai hal yang sungguh baik. Penangguhan justru dapat menjadi kesempatan untuk berdoa, bukannya menjadi cemas, tak sabar, dan jengkel. Penangguhan adalah kesempatan yang diberikan Allah untukmembangun karakter kristiani yang kuat yaitu kerendahan hati, kesabaran, ketenangan, dan kesediaan bergantung pada-Nya.

          Penantian Habakuk menggambarkan dirinya sebagai penjaga di menara pengawas yang menanti-nantikan jawaban Tuhan atas pertanyaan-pertanyaannya; "Mengapa? Berapa lama lagi?" Pertanyaan ini sangat manusiawi dalam kesungguhan Habakuk menantikan jawaban Tuhan. Sama seperti kita yang selalu menantikan sesuatu tapi kita tidak pernah bersabar dan sungguh-sungguh sehingga terkadang kesempatan yang sudah di depan mata kita terlepas begitu saja. Tetapi berbeda dengan Habakuk, dalam kesungguhannya itulah maka Tuhan menjawab pengaduannya dengan penglihatan yang berisi suatu janji tentang pembebasan dari penindasan bangsa Kasdim dan kedatangan Mesias (pasal 2-3).
Karena penglihatan itu masih menunggu penggenapannya, ada orang yang mengabaikannya. Namun, orang benar akan menantikannya dengan hidup oleh percayanya atau imannya.

          Minggu adven 1 mengajak kita untuk tekun menanti-nantikan Tuhan. Tetaplah nantikan janji Tuhan sambil terus bersuka cita di dalam-Nya. Pemenuhan janji Tuhan, termasuk kedatangan-Nya tak bisa diprediksi. Satu hal yang pasti, janji-Nya pasti akan digenapi. Kita hanya perlu "menanti saatnya" dalam keyakinan iman bahwa segala sesuatu terjadi indah pada waktu-Nya.

Doa :
Tuhan berilah kami hikmat dalam menanti saat kedatangan Tuhan.

Friday, December 4, 2015

Mengenal Tuhan dengan sungguh

Santapan aku hari ini adalah Hosea 6 : 1 -3
Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan (ay.3)

          Dalam hidup ini banyak yang harus kita pelajari. Seperti mencari teman, pacar bahkan pasangan hidup. Kita pasti memilih yang terbaik. Bahkan jaman dahulu orang tua selalu memilihkan pasangan hidup bagi anak-anaknya, agar tidak salah pilih. Bagi orang tua bibit, bobot dan bebet harus jelas; agar kehidupan anaknya nanti bahagia dan selamat kelak. 

          "Tak kenal maka tak sayang", satu pepatah yang mengandung makna bahwa ketika kita tidak mengenal seseorang, maka tidak mungkin kita bisa mengasihi orang itu karena kita tidak mengetahui apapun tentangnya. Perkenalan membuat kita jadi akrab dan tahu apa yang menjadi keinginannya. Hal itu juga berlaku bagi orang yang percaya terhadapTuhan. Untuk tahu siapa dan apa yang menjadi kehendak Tuhan, maka kita harus mengenal-Nya.

          Hosea mengingatkan bahwa perzinahan rohani membuat hubungan manusia dengan Tuhan menjadi terputus. Itu adalah tindakan yang sama sekali tidak mengenal Tuhan. Begitulah yang dilakukan oleh orang-orang Israel dengan menyembah ilah-ilah lain. Hosea menjabarkan ketidak sanggupan umat Israel untuk memahami kebenaran. Dengan ajakan "mari kita akan berbalik kepada Tuhan" menyiratkan pengakuan bahwa Israel telah meninggalkan Tuhan dengan melakukan praktek-praktek penyembahan berhala. 

          Allah menekan mereka dalam penghukuman. Umat Israel diminta untuk mengenal Tuhan lebih sungguh-sungguh, karena bangsa Israel berkali-kali jatuh ke dalam dosa dan meninggalkan Tuhan, sebab mereka tidak mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh. Tanpa mengenal Tuhan, hidup rohani menjadi rapuh sehingga mudah terpikat kepada kepercayaan lain yang menyesatkan iman. Ketika hukuman atau malapetaka menimpa, mereka baru sadar, lalu berbalik dan bertobat. Tapi pertobatan mereka bukan pertobatan dengan segenap hati; hanya dipermukaan, karena rasa takut saja.

       
          Demikian juga dalam hubungan kita dengan Tuhan. Allah adalah pribadi. Kita harus mengenal pribadi-Nya secara baik dengan menjalin hubungan yang akrab dan hangat dengan-Nya. Penting untuk berjumpa secara pribadi dan memiliki pengalaman pribadi bersama-Nya. Dengan-Nya kita akan sungguh-sungguh mengenal-Nya.

Doa :
Tuhan Yesus yang baik dan penuh kasih, kami mendekatkan diri kami untuk lebih mengenal dengan sungguh kehendak-Mu atas diri kami. Amin.