Syaloom saudara dan sahabatku,
Malam ini aku ada bersama Amsal 4 : 20 - 27. Amsal banyak berkata kepadaku :
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (ay. 23)"
Buanglah mulut seorang dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak dalik dari padamu (ay. 24)
Dalam Alkitab, hati lebih sering dipakai dengan arti kiasan ketimbang arti harafiah. Hati bukanlah menunjuk pada organ biologis dalam tubuh manusia yaitu lever/ liver = hati. Namun hati menggambarkan pusat perasaan, pikiran, keinginan atau kehendak manusia.
Bagi orang Israel, hati dianggap sama dengan pikiran dan organ penting yang menentukan sikap hidup bahkan seluruh kegiatan manusia. Hati mencakup pemikiran intelektual, seluruh keinginan dan emosi/ perasaan manusia. Di dalam hatilah seluruh pengajaran hikmat dipelihara dan dipertimbangkan. Karena itulah orang berhikmat harus menjaga hatinya lebih dari yang lainnya. Hati dipandang sebagai sumber atau pancaran kehidupan. Orang yang menjaga hatinya adalah orang memancarkan sikap hidup dan tingkah laku yang benar.
Hati menggambarkan pusat dari diri manusia yang meliputi perasaan/ emosi, pikiran, keinginan atau kehendak. Artinya kebaikan, kejujuran, ketaatan, percaya dapat muncul dari hati, tapi ketidak taatan, kedegilan, ketidak percayaan, kekerasan hati bisa juga muncul dari hati. Jadi kita harus dapat menjaga hati kita sebab hati merupakan tempat untuk menyimpan, merenung, mempertimbangkan dan memutuskan hal-hal baik, adil, jujur dan benar. Dan jangan biarkan hati kita dipenuhi sampah yang kotor seperti kejahatan, kebencian, iri hati, dendam amarah dan segala macam perbuatan jahat (Mat. 15 : 19).
Seperti pada saat kini banyak heaters yang merupakan sebutan bagi orang atau sekelompok orang yang membenci sesuatu (orang, grup, tokoh, idola) dan berusaha mewujudkan kebenciannya untuk menjatuhkan apa yang mereka benci. Bisa dengan tindakan yang menjatuhkan, berupa tindakan kasar, fitnah bahkan ejekan dan cemoohan, khususnya di dunia maya atau sosial media. Namun sekarang, heaters dan mereka yang aktif/ beriteraksi di media sosial, kini perlu berhati-hati. Penebar kebencian melalui berbagai media sosial dapat dikenakan sanksi ancaman pidana sesuai hukum yang berlaku.
Mulut serong dan bibir dolak dalik atau curang artinya kata-kata yang jahat, yang bertentangan bahkan memutarbalikkan kebenaran. Kata-kata yang diucapkan seseorang identik dengan yang dipikirkannya atau yang ada dalam hatinya. Sebelumnya Amsal menekankan untuk menjaga hati karena hubungan yang erat antara kat-kata dan hati seseorang. Orang berhikmat adalah orang yang menjauhkan diri dari kata-kata yang jahat.
Saudara dan sahabatku yang terkasih, pada saat ini kita akan mengakhiri hari ini dan pekan ini. Marilah kita ingat, dalam sepanjang hari ini dan sepekan ini, kata-kata apakah yang telah kita ucapkan ? Semoga yang kita ucapkan adalah kata-kata yang membangun, yang memotivasi, yang menghibur, menguatkan, dan penuh kasih. Karena Tuhan menciptakan kita bukan untuk menjadi heaters dan penebar kebencian. Kita juga bukan diciptakan untuk mengucapkan kata-kata jahat yang berisi fitnah, memutarbalikkan fakta dan bertentangan dengan kebenaran. Berhikmatlah dalam berkata-kata. Bijaklah dalam berbicara. Mintalah tuntunan Roh Kudus agar dapat mengendalikan mulut dan bibir kita supaya selalu menceritakan tentang kebaikan dan kebenaran Tuhan.
Doa :
Ya Roh Kudus kuasailah hati kami agar setiap langkah hidup kami memancarkan kemuliaan-Mu. Dan tuntunlah kami dalam hikmat-Mu agar kata-kata kami mencerminkan kebaikan dan kebenaran-Mu. Amin
Malam ini aku ada bersama Amsal 4 : 20 - 27. Amsal banyak berkata kepadaku :
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (ay. 23)"
Buanglah mulut seorang dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak dalik dari padamu (ay. 24)
Dalam Alkitab, hati lebih sering dipakai dengan arti kiasan ketimbang arti harafiah. Hati bukanlah menunjuk pada organ biologis dalam tubuh manusia yaitu lever/ liver = hati. Namun hati menggambarkan pusat perasaan, pikiran, keinginan atau kehendak manusia.
Bagi orang Israel, hati dianggap sama dengan pikiran dan organ penting yang menentukan sikap hidup bahkan seluruh kegiatan manusia. Hati mencakup pemikiran intelektual, seluruh keinginan dan emosi/ perasaan manusia. Di dalam hatilah seluruh pengajaran hikmat dipelihara dan dipertimbangkan. Karena itulah orang berhikmat harus menjaga hatinya lebih dari yang lainnya. Hati dipandang sebagai sumber atau pancaran kehidupan. Orang yang menjaga hatinya adalah orang memancarkan sikap hidup dan tingkah laku yang benar.
Hati menggambarkan pusat dari diri manusia yang meliputi perasaan/ emosi, pikiran, keinginan atau kehendak. Artinya kebaikan, kejujuran, ketaatan, percaya dapat muncul dari hati, tapi ketidak taatan, kedegilan, ketidak percayaan, kekerasan hati bisa juga muncul dari hati. Jadi kita harus dapat menjaga hati kita sebab hati merupakan tempat untuk menyimpan, merenung, mempertimbangkan dan memutuskan hal-hal baik, adil, jujur dan benar. Dan jangan biarkan hati kita dipenuhi sampah yang kotor seperti kejahatan, kebencian, iri hati, dendam amarah dan segala macam perbuatan jahat (Mat. 15 : 19).
Seperti pada saat kini banyak heaters yang merupakan sebutan bagi orang atau sekelompok orang yang membenci sesuatu (orang, grup, tokoh, idola) dan berusaha mewujudkan kebenciannya untuk menjatuhkan apa yang mereka benci. Bisa dengan tindakan yang menjatuhkan, berupa tindakan kasar, fitnah bahkan ejekan dan cemoohan, khususnya di dunia maya atau sosial media. Namun sekarang, heaters dan mereka yang aktif/ beriteraksi di media sosial, kini perlu berhati-hati. Penebar kebencian melalui berbagai media sosial dapat dikenakan sanksi ancaman pidana sesuai hukum yang berlaku.
Mulut serong dan bibir dolak dalik atau curang artinya kata-kata yang jahat, yang bertentangan bahkan memutarbalikkan kebenaran. Kata-kata yang diucapkan seseorang identik dengan yang dipikirkannya atau yang ada dalam hatinya. Sebelumnya Amsal menekankan untuk menjaga hati karena hubungan yang erat antara kat-kata dan hati seseorang. Orang berhikmat adalah orang yang menjauhkan diri dari kata-kata yang jahat.
Saudara dan sahabatku yang terkasih, pada saat ini kita akan mengakhiri hari ini dan pekan ini. Marilah kita ingat, dalam sepanjang hari ini dan sepekan ini, kata-kata apakah yang telah kita ucapkan ? Semoga yang kita ucapkan adalah kata-kata yang membangun, yang memotivasi, yang menghibur, menguatkan, dan penuh kasih. Karena Tuhan menciptakan kita bukan untuk menjadi heaters dan penebar kebencian. Kita juga bukan diciptakan untuk mengucapkan kata-kata jahat yang berisi fitnah, memutarbalikkan fakta dan bertentangan dengan kebenaran. Berhikmatlah dalam berkata-kata. Bijaklah dalam berbicara. Mintalah tuntunan Roh Kudus agar dapat mengendalikan mulut dan bibir kita supaya selalu menceritakan tentang kebaikan dan kebenaran Tuhan.
Doa :
Ya Roh Kudus kuasailah hati kami agar setiap langkah hidup kami memancarkan kemuliaan-Mu. Dan tuntunlah kami dalam hikmat-Mu agar kata-kata kami mencerminkan kebaikan dan kebenaran-Mu. Amin
No comments:
Post a Comment