Syaloom saudara dan sahabatku, ......
Hari ini aku bersantap bersama Matius 3 : 1 - 6
"Persiapkanlah jalan untuk Tuhan!" (ay.3)
Gambaran surgawi mengenai jalan raya ilahi di kitab Yesaya. pasal 40 : 3 - 5 diperkembangkan oleh jemaat Matius untuk konteks mereka sendiri. Yohanes Pembaptis berperan sebagai bentara bagi Yesus dan dia berbicara mengenai pertobatan sebagai menjadi jalan Tuhan. Jemaat Matius terdiri dari orang-orang Yahudi dan mereka sangat menekankan persiapan diri di dalam menghadap Tuhan.
Biasanya kita melihat pertobatan sebagai buah karya Roh Kudus. Tetapi di sini pemikirannya agak terbalik; supaya Roh Kudus bisa tinggal di dalam diri atau hati kita, kita harus mengkuduskan diri dan hati kita dengan bertobat.
Yohanes adalah tokoh yang aneh, karena dia tidak berpakaian seperti orang lain. Ia memakai jubah berbulu unta dan ikat pinggang kulit; makanannya belalang dan madu hutan. Begitulah hidup para sufi di Timur Tengah pada zaman pasca Alkitab. Kebanyakan dari kita pasti tidak akan memilih kehidupan seperti itu karena tidak nyaman. Tetapi orang banyak datang untuk mendengarkan pesannya, mereka mengaku dosa (Mat 3:6) dan bertobat. Orang mendengar dia karena pesan Yohanes sesuai dengan tindkannya. Dia meminta yang menuntut orang lain bertobat tetapi diam-diam melakukan berbagai tindakan yang tidak etis dan curang.
Baptisan Yohanes adalah lambang pertobatan dan bukan sakramen. Di masa kini, makna baptisan seperti itu telah digabungkan pada sakramen baptisan orang dewasa. Mereka yang akil balik dan ingin menjadi warga Kerajaan Sorga, bertobat dan dibaptis. Tetapi yang paling penting adalah bertobat secara sungguh-sungguh, lahir dan bathin.
Doa :
Ya Bapa, seruan untuk bertobat sering membuat kami merasa tidak nyaman. Kami cenderung mengganggap diri kami sudah baik karena sudah menjadi warga Kerajaan Sorga melalui gereja di mana kami menjadi anggota. Kami sering merasa bahwa orang lain saja yang harus bertobat dan bukan kami sendiri. Dengan pertolongan Roh Kudus, tolong bersihkanlah hati dan diri kami, sehingga kami kembali menjadi rumah yang layak bagi Tuhan. Demi Kristus Tuhan kami, Amin.
Hari ini aku bersantap bersama Matius 3 : 1 - 6
"Persiapkanlah jalan untuk Tuhan!" (ay.3)
Gambaran surgawi mengenai jalan raya ilahi di kitab Yesaya. pasal 40 : 3 - 5 diperkembangkan oleh jemaat Matius untuk konteks mereka sendiri. Yohanes Pembaptis berperan sebagai bentara bagi Yesus dan dia berbicara mengenai pertobatan sebagai menjadi jalan Tuhan. Jemaat Matius terdiri dari orang-orang Yahudi dan mereka sangat menekankan persiapan diri di dalam menghadap Tuhan.
Biasanya kita melihat pertobatan sebagai buah karya Roh Kudus. Tetapi di sini pemikirannya agak terbalik; supaya Roh Kudus bisa tinggal di dalam diri atau hati kita, kita harus mengkuduskan diri dan hati kita dengan bertobat.
Yohanes adalah tokoh yang aneh, karena dia tidak berpakaian seperti orang lain. Ia memakai jubah berbulu unta dan ikat pinggang kulit; makanannya belalang dan madu hutan. Begitulah hidup para sufi di Timur Tengah pada zaman pasca Alkitab. Kebanyakan dari kita pasti tidak akan memilih kehidupan seperti itu karena tidak nyaman. Tetapi orang banyak datang untuk mendengarkan pesannya, mereka mengaku dosa (Mat 3:6) dan bertobat. Orang mendengar dia karena pesan Yohanes sesuai dengan tindkannya. Dia meminta yang menuntut orang lain bertobat tetapi diam-diam melakukan berbagai tindakan yang tidak etis dan curang.
Baptisan Yohanes adalah lambang pertobatan dan bukan sakramen. Di masa kini, makna baptisan seperti itu telah digabungkan pada sakramen baptisan orang dewasa. Mereka yang akil balik dan ingin menjadi warga Kerajaan Sorga, bertobat dan dibaptis. Tetapi yang paling penting adalah bertobat secara sungguh-sungguh, lahir dan bathin.
Doa :
Ya Bapa, seruan untuk bertobat sering membuat kami merasa tidak nyaman. Kami cenderung mengganggap diri kami sudah baik karena sudah menjadi warga Kerajaan Sorga melalui gereja di mana kami menjadi anggota. Kami sering merasa bahwa orang lain saja yang harus bertobat dan bukan kami sendiri. Dengan pertolongan Roh Kudus, tolong bersihkanlah hati dan diri kami, sehingga kami kembali menjadi rumah yang layak bagi Tuhan. Demi Kristus Tuhan kami, Amin.
No comments:
Post a Comment