Translate

Wednesday, April 13, 2016

Kesetiaan dalam ibadah

Syaloom saudara dan sahabatku; apakabarmu hari ini, semoga Tuhan selalu menjagamu dan memberkatimu ..... Hari ini aku masih membaca 2 Tawarikh 35 : 7 - 12

..... supaya dipersembahkan kepada Tuhan sebagaimana tertulis dalam kitab Musa. Demikian pula dilakukan mereka dengan lembu-lembu (ayat 12b).

          Ibadah atau berdoa kepada Tuhan mengungkapkan penghormatan, kasih, ketundukan kepada Tuhan. Namun ibadah sejati yang dikehendaki Tuhan haruslah timbul dari hati dan dinyatakan dalam perbuatan. Hal-hal lahiriah dari ibadah tidak berarti jika bukan merupakan ekspresi batiniah. Bila ibadah adalah ekspresi batiniah, tak akan timbul pertentangan antara ibadah dan perbuatan sehari-hari. Yang terpenting dalam ibadah bukan korban melainkan orang. Orang yang beribadah menentukan korban yang dipersembahkan, namun korban tidak menggambarkan orang yang beribadah.
       
           Yosia bersukacita melihat sambutan yang baik dari seluruh umat, keluarga dan semua golongan terhadap perintahnya merayakan Paskah. Yosia sendiri menyumbangkan 30.000hewan dan 3.000 ekor ternak. Paskah yang luar biasa! terutama dalam hal persembahan dan penyelenggaraannya yang direncanakan dengan baik. Ada penghormatan, kasih dan taat kepada ketetapan firman Tuhan serta berlangsung dengan tertib (ayat 10 - 12). Yosia selalu mengajak umat Israel untuk setia dalam menyembah Tuhan Allah. Teladan yang diberikan Yosia dalam mempersiapkan ibadah Paskah ini menyatakan bahwa ia setia pada Firman Allah dengan memberikan yang terbaik dan ia mengajak semua ikut mempersiapkannya. Kesungguhan, ketulusan, kemurnian dan persatuan terlihat dalam jalannya acara tersebut.

          Apakah kita termasuk umat Tuhan yang setia kepada firman-Nya dan setia hanya mengikut serta menyembah Tuhan? Menyembah Tuhan haruslah dengan segenap hati dan hidup kita, artinya tulus dan tidak ada suatu pemaksaan itulah ibadah yang  sejati. Kiranya Tuhan menolong kita semua menjadi umat yang setia walau pun tantangan untuk itu besar dan berat. Tuhan akan menyertai kita, dan Dia pasti memberkati kita

Doa :
Berikan hikmat bagi kami untuk selalu setia dalam ibadah kepada-Mu, Tuhan. 

Tuesday, April 12, 2016

Akal Budi dalam melayani

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarmu hari ini ? Semoga semua dalam keadaan yang baik-baik saja. Sebab saya yakin bahwa Yesus ada di tengah-tengah kita senantiasa ..... seperti biasa aku hari ini masih membaca 2 Tawarikh 30 : 21 - 22

Hizkia mengucapkan kata-kata pujian kepada semua orang Lewi yang menunjukkan akal budi yang baik dalam melayani Tuhan (ayat 22a).

          Kualitas hidup kerohanian para imam dan orang-orang Lewi tidak perlu diragukan. Hal ini dibuktikan dengan ketaatan mereka beribadah yang dilakukan "setiap hari (dalam seminggu itu) dengan menyanyikan puji-pujian bagi Tuhan sekuat tenaga" (ayat 21). Melihat kesungguhan orang-orang Lewi, Raja Hizkia pun memuji mereka "yang telah menunjukkan akal budi yang baik dalam melayani Tuhan" (ayat 22).
       
          Pernyataan Hizkia dan teladan dari orang Lewi menegaskan kepada kita bahwa melayani Tuhan itu perlu mengunakan akal budi bukan sekedar emosi atau perasaan. Karena itu firman Tuhan hari ini memanggil kita untuk persembahkan ide-ide, pengertian-pengertian, hikmat-pengetahuan yang Tuhan berikan kepada kita, dan pakai itu semua untuk menciptakan ibadah yang baik. Kehidupan orang Kristen yang normal adalah ketika ia menyadari panggilan Tuhan dalam hidupnya. Salah satu tujuan Tuhan memanggil kita adalah untuk melayani Dia. Jika sampai saat ini kita masih bersikap acuh tak acuh, apatis dan sama sekali tidak terbeban untuk terlibat dalam pelayanan atau mendukung pekerjaan Tuhan, itu artinya kehidupan kekristenan kita "tidak normal". Mengapa? Karena bagi orang percaya pelayanan seharusnya menjadi gaya hidup, bukan sekedar pilihan atau alternatif.

          Sebagai pengikut Kristus seharusnya kita memiliki hati yang terbeban untuk melayani, baik itu melayani sesama, terlebih-lebih melayani Tuhan. Mengapa ? Karena Tuhan Yesus telah memberikan teladan bahwa Ia datang ke dunia untuk melayani dan memberikan hidup-Nya. "..... Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang"(Matius 20 : 28).
       
          Gunakan akal budi dan kesungguhan hati dalam melayani Tuhan Allahmu. Jadi sama seperti saya melihat orang-orang eropa yang menjadi orang Kristen, saya melihatnya mereka rajin beribadah dan taat; tapi ternyata semua sudah berubah. Sebab mereka bukan menjadi seperti yang saya bayangkan. Mengapa? Mungkin mereka memilih jalan kebebasan yang tak tahu tujuannya, mungkin mereka berpikir bahwa bersekutu dengan Tuhan itu tak perlu. Dan banyak gereja yang dijual atau menjadi pasar .......... Kasihan sekali iman kepercayaan mereka sangatlah tipis ......... Sebab mereka tidak mempunyai akal budi untuk saling membantu atau berbagi ..... Apakah kamu seperti masyarakat eropa itu ......


Doa :
Berikanlah hikmat-Mu ya Allah, untuk kami menggunakan akal budi kami dalam melayani-Mu.

Monday, April 11, 2016

Menyuarakan Pertobatan

Syaloom saudara dan sahabatku, apa kabarnya hari ini ? Pagi ini aku sedang membaca surat-surat dari 2 Tawarikh 30 : 10 - 13, dan aku benar-benar sangat menikmatinya .....

Di Yehuda nyata pula tangan Allah yang membulatkan hati mereka untuk melakukan perintah raja dan para pemimpin sesuai dengan firman Tuhan (ayat 12).

          Pengalaman atau fakta dalam hidup sehari-hari bercerita kepada kita bahwa tidak semua orang akan menyambut dengan baik tindakan atau perbuatan baik yang kita lakukan. Terkadang justru kita dicurigai jika kita punya niat dan maksud tertentu. Namun Raja Hizkia mengalami reaksi yang berbeda ketika ia menghendaki semua orang Israel merayakan Paskah secara bersama. Sebagian rakyat, yang menyadari maksud baik Hizkia, memberikan respons positif (ayat 11-13). Namun ada juga yang tidak menghiraukan himbauan itu (ayat 10). Bahkan mengolok-olok berita yang disampaikan pesuruh-pesuruh itu. Mungkin karena mereka sudah tak memiliki iman serta pengharapan kepada Tuhan. Sehingga mereka tidak menghargai undangan itu. Hizkia yang saat itu sedang berjuang memulihkan ibadah di dalam kehidupan umat Allah, tetap fokus pada usahanya itu. Terbukti dengan ditunjukkannya beberapa orang sebagai pesuruh cepat untuk memberitakan pertobatan kepada Tuhan Allah.
       
          Jika pada hari ini saudara masih saja menerima tantangan yang sama ketika menyampaikan pesan pertobatan dan undangan ibadah kepada orang lain, janganlah saudara heran atau gentar, karena itu pun sudah dialami oleh pesuruh cepat/ tukang pos Allah di masa lalu; dan jangan juga berkecil hati. Karena dari antara banyak orang yang mentertawakan dan mengolok saudara, bisa jadi ada "beberapa orang" yang mau "merendahkan diri", sebagaimana juga yang terjadi di ayat 11. Yakinlah bahwa untuk sesuatu yang baik dan benar, Tuhan turut bekerja di dalamnya.

          Sementara di Yehuda sendiri, "nyata pula tangan Allah yang membulatkan hati mereka" untuk menaati pesan dan undangan Tuhan (ayat 12). Jadi, kalau hari ini saudara dapat datang beribadah kepada Tuhan, itu adalah anugerah Tuhan yang telah membulatkan hati saudara. Jangan menyerah untuk menyuarakan pertobatan walau pun banyak tantangan hidup yang merintangi kita.

          Jadi kita sebagai orang percaya dan bertobat harus dapat melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan Allah, dengan percaya diri, tidak takut dan gentar. Sebab kita tahu bahwa Tuhan selalu menyertai dan membimbing kita.

Doa :
Tuhan, teguhkan dan kuatkan kami dalam tugas dan panggilan kami.

Friday, April 8, 2016

Di ingat dan di lakukan

Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini banyak perkara yang menghadangku tapi aku yakin dan percaya bahwa Tuhan Yesus pasti akan menolongku dalam situasi apa pun. Saat ini aku berada di Keluaran 13 : 8 - 10, .....

Hal itu bagimu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi peringatan di dahimu, supaya hukumTuhan ada di bibirmu! (ayat 9).
   
          Umumnya, memiliki barang-barang berharga seprti emas merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Aktualisasi diri yang di dalamnya secara tidak langsung seseorang menginginkan pengakuan dari orang lain bahwa ia memiliki sesuatu yang berharga. Karena itu barang berharga seperti emas selalu di tempatkan pada posisi yang menonjol pada tubuh seseorang, entah di kepala atau di tangan, agar dilihat orang lain bak mercusuar.

          Bagi kebanyakan orang Yahudi sampai saat ini, bentuk aktualisasi diri mereka adalah menaruh bagian firman Tuhan dalam kantung-kantung kulit yang kecil disebut Filakteria. Filakteria diikatkan pada lengan dan dahi mereka. Bahkan juga bagian firman Allah di taruh dalam kotak kecil lalu di tempelkan di tiang pintu rumah, disebut Mezuza.
       
          Makna filosofi mengikatkan kantung-kantung kecil pada dahi dan lengan adalah menunjukkan bahwa firman Tuhan itu harus terus menerus diingat (arti : diikat di dahi) karena itu mereka harus menghafalkannya; dan dilakukan (diikat di tangan). Jadi perintah-perintah Tuhan itu bukan hanya sekedar diingat tetapi dilakukan. Hal inilah menjadi ketetapan tentang perayaan RotiTidak Beragi. Ketetapan ini harus menjadi tanda di tangan dan menjadi peringatan di dahi mereka. Artinya, bangsa Israel tetap mengingat dan melakukan perayaan Roti Tidak Beragi dari tahun ke tahun. Agar generasi berikutnya juga tetap mengingat dan melakukan perayaan ini supaya firman Tuhan menjadi buah bibir yang terus menerus dibicarakan.

          Bagi anak Tuhan bentuk aktualisasi diri bukan memiliki sebanyak-banyak barang berharga lalu dipamerkan ke mana-mana. Hal itu akan menghantar seseorang ke ngarai kesombongan. Bentuk aktualisasi diri yang benar adalah selalu mengingat kasih setia Tuhan, mempercakapkan firman Tuhan dan melakukan setiap kehendak-Nya. Sehingga baik pikiran mau pun tindakan selalu berada dalam bingkai firman Tuhan.

Doa :
Bapa, mampukan kami mengingat dan melakukan setiap kehendak-Mu. Amin.

Thursday, April 7, 2016

Bersihkan diri

Syaloom saudara dan sahabatku, semoga hari ini anda akan baik-baik selalu dan bahagia selalu ..... Tuhan berkati. Hari ini aku masih berada di Keluaran 12 : 16 - 20, jadi sudah tentu masih bersama Musa .....

Tujuh hari lamanya tidak boleh ada ragi dalam rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, orang itu harus dilenyapkan dari antara jemaah Israel ..... (ayat 19).

          Jika seseorang membuat kue maka ia harus membubuhi ragi di dalam adonannya supaya mengembang, empuk dan lentur. Tetapi persoalannya bagaimana proses pembuatan ragi? Pada zaman bangsa Israel di Mesir ketika seorang tukang masak mempersiapkan adonan, ia menyimpan sebagian adonan dan membiarkannya menjadi busuk. Adonan yang busuk itu dipakai sebagai ragi ketika ia hendak memasak lagi.

          Salah satu ketetapan yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel ketika Tuhan hendak membebaskan mereka dari Mesir adalah mereka membuang semua ragi dalam rumah selama tujuh hari. Bangsa Israel tidak boleh memakan sesuatu yang beragi, baik orang asing yang ada bersama mereka maupun mereka sendiri.
   
          Bangsa Israel di hari-hari pembebasan itu harus makan roti yang tidak beragi selama tujuh hari. Jika ada di antara mereka yang makan roti beragi di hari-hari yang ditetapkan itu maka orang itu harus dilenyapkan. Dalam konteks ini ragi adalah simbol dari kebusukan, kejahatan, dan korupsi.

          Ketetapan itu penting. Karena itu harus dijadikan sebagai "Perayaan" yang turun-temurun dilakukan. Ketetapan dimaksudkan untuk menguduskan umat Israel dari segala sesuatu yang busuk. Ragi itu adalah simbol kebusukan dan kejahatan.
   
          Sebelum Tuhan menyatakan kekudusan-Nya melalui peristiwa akbar itu, bangsa Israel harus meresponsnya dengan hati dan perbuatan supaya mereka layak berada dalam peristiwa kudus itu. Peristiwa pembebasan dari Mesir itu juga dimaknai sebagai permulaan terbentuknya secara nyata umat kudus dari keturunan Yakub.

          Tatkala kita rayakan Paskah, momentum ini kita jadikan kesempatan melihat ke dalam diri kita. Adakah sesuatu yang busuk dan jahat masih tersimpan dalam diri kita sebagai tubuh Kristus yang kudus? Jika ada, mari bersihkan diri. Mulailah beraktivitas di hari ini dengan diri yang besih agar seluruh karya kita berada dalam bingkai kekudusan.

Doa :
Bapa, mampukan kami untuk membersihkan diri dari yang jahat. Amin .....

Wednesday, April 6, 2016

Di atas langit masih ada langit

Syaloom saudara dan sahabatku, jika melihat judul di atas pasti kita akan berpikir seperti suatu cerita dunia persilatan. Oya ..... bagaimana kabarnya semua, pasti baik-baik saja, ya. Sebab Tuhan selalu menjaga kita dari awal hingga akhir. Hari ini aku masih berada di Keluaran 12 : 31 - 33, .....

Lalu pada malam itu dipanggilnyalah Musa dan Harun, katanya : "Bangunlah keluarlah dari tengah-tengah bangsaku, baik kamu maupun bangsa Israel; pergilah, beribadahlah kepada Tuhan ..... (ayat 32)

          Biasanya orang akan menjadi pongah (sombong, angkuh) tatkala ia memiliki sesuatu yang dibanggakan dan diandalkan. Artinya dia punya pelindung atau protektor. Entah berupa harta, jabatan dan kekuasaan, kepintaran dan sebagainya. Orang seperti ini terbuka peluang untuk menganggap remeh orang yang tidak sepadan dengannya atau tidak level. Bahkan mungkin akan melakukan tindakan-tindakan yang menyebabkan orang lain menderita. Tetapi bukan berarti orang seperti ini akan pongah selamanya, ada pepatah yang mengatakan : "Di atas langit masih ada langit". Artinya, setinggi atau sebesar apapun kehebatan seseorang, masih ada orang lain lebih hebat darinya.
       
          Firaun adalah raja yang pongah atau sombong. Ia angkuh karena ia memiliki segala sesuatunya. Terutama memiliki banyak dewa yang melindunginya. Disaat Tuhan hendak membebaskan Israel dari Mesir, Musa dan Harun diutus-Nya kepada Firaun meminta agar Israel di bebaskan dari Mesir untuk beribadah kepada-Nya di padang gurun (Keluaran 5 : 1), dengan pongah ia berkata ; "Siapakah Tuhan itu yang harus kudengarkan firman-Nya .....? Tidak kenal aku Tuhan itu ....."(Keluaran 5 : 2). Boro-boro melepaskan, malah ia semakin menindas orang Israel. Keangkuhannya menyebabkan Allah menunjukkan kuasa-Nya kepadanya melalui tulah. Tulah terakhir, kematian semua anak sulung di Mesir, termasuk anaknya, membuat Firaun tidak berdaya. Ia sadar masih ada kuasa lebih tinggi dari kekuasaannya. Akhirnya ia dan orang Mesir melepaskan orang Israel pergi meninggalkan Mesir.
 
          Sudah pasti benar, "di atas langit masih ada langit". Jadi jangan merasa hebat sendiri ketika ada kelebihan dalam diri. Kelebihan itu milik Allah dan anugerah Allah bagi kita. Jika kita tidak menggunakan kelebihan itu untuk memuliakan Dia, malah menindas orang lain maka Tuhan berhadapan dengan kita. Ia menaklukkan kita. Karena di atas kehebatan kita masih ada Allah yang hebat. Jadi, jangan pongah. Supaya Allah tidak mengeraskan hati kita dan menggiring kita ke jurang kebinasaan seperti Firaun.

Doa :
Bapa jauhkan kami dari kesombongan dan keangkuhan, ajar kami hidup rendah hati dan setia kepada-Mu. Amin.

Tuesday, April 5, 2016

Allah tak ingkar janji

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga Tuhan selalu memberkati kita semua. Amin. Hari ini, tepatnya malam ini aku masih berbagi cerita tentang keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir, yaitu Keluaran 12 : 29 - 30.

Maka pada tengah malam Tuhan membunuh tiap-tiap anak sulung di tanah Mesir, dari anak sulung Firaun yang duduk ditakhtanya sampai kepada anak sulung ..... (ayat 29).
       
          Siapa yang tidak akan bersedih jika kehilangan orang yang dikasihi, terutama anak atau orang tua kita. Begitu pula dengan yang dialami oleh Firaun raja Mesir dan rakyatnya. "Drama" pembebasan bangsa Israel dari tanah perbudakan di Mesir akhirnya mencapai klimaksnya. Janji yang diucapkan Tuhan melalui ketetapan-Nya tentang Paskah bukanlah hanya sekedar isapan jempol belaka, melainkan benar-benar diwujudkan-Nya. Pada malam yakni pada tanggal 15 Abib, seperti yang sudah dijanjikan dan ditentukan Tuhan sebelumnya. Tuhan berjalan mengelilingi tanah Mesir untuk menulahi atau mengutuk Mesir yaitu membunuh semua anak sulung baik anak manusia, termasuk anak sulung Firaun yang duduk ditakhtanya, maupun anak sulung hewan. Kecuali rumah yang kedua tiang pintu dan ambang atas dioles darah anak domba, Allah melewatkannya sehingga tidak ada kemusnahan di rumah itu. Tulah ini adalah tulah yang kesepuluh dan terakhir menimpa Mesir.

          Akibat kematian anak sulung, maka terdengarlah ratap tangis yang hebat di Mesir. Orangtua manakah tak menangis ketika anaknya meninggalkannya untuk selamanya? Termasuk Firaun yang dengan pongahnya menentang kehendak Allah. Kekerasan hati Firaun menyebabkan Allah bertindak dengan keras terhadap Mesir. Peristiwa kematian anak sulung sesungguhnya hendak menyatakan paling tidak dua hal : Pertama, takluknya kekuatan penguasa di Mesir yang disembah Firaun dan bangsanya oleh Tuhan; Kedua, Tuhan menunjukkan bahwa Dia lah pencipta manusia dan hewan serta alam semesta. Ia pula yang berkuasa atas kehidupan dan kematian manusia serta hewan.
       
          Tuhan yang kita sembah tak pernah ingkar janji. Segala sesuatu yang diucapkan-Nya pasti diwujudkan-Nya. Perhatikanlah perkataan-Nya : "demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku; ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Ku-kehendaki dan akan berhasil ....." (Yesaya 55 : 11). Berbahagialah menjadi orang pilihan-Nya. Sebab segala sesuatu yang kita harapkan kepada-Nya, pasti akan diwujudkan-Nya sesuai dengan waktu dan kehendak-Nya.

          Bahagiakah anda menjadi orang pilihan-Nya? Apakah anda akan bersungut-sungut dan marah?
Jika anda mengerti dan memahami rencana Tuhan pasti anda akan merasa bahagia dan bersyukur bahwa kita menjadi umat pilihan-Nya.

Doa :
Bapa, berkehendaklah atas setiap harapan kami dalam hidup ini dan terima kasih sebab Engkau telah milih kami sebagai umat bangsa-Mu. Amin.

Sunday, April 3, 2016

Jangan Lupakan Sejarah

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana acara akhir minggunya? Sangat berkesankah atau justru membuat anda kesal ? Hari ini aku berjumpa dengan Musa yang berada di Keluaran 12 : 14 - 15, dan sudah tentu saling berbagi dalam persekutuan iman .....

Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi Tuhan turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya (ayat 14).

          Jamerah = Jangan Melupakan Sejarah, itu adalah kata-kata dari temanku pak Hari dengan gelar S3 (Sampun Sepuh Sanget). Dia adalah teman satu profesi yaitu guru Elektro sementara aku berada di bidang Komputer Jaringan. Terkadang, jika aku mengajar dia akan masuk dan akan bicara tentang sejarah.

         Setiap bangsa memiliki hari kemerdekaan untuk diingat-rayakan setiap tahunnya. Seperti bangsa kita, Indonesia setiap tanggal 17 Agustus, Amerika Serikat 4 Juli, dan masih banyak negara lainnya. Hari kemerdekaan adalah hari dimana satu bangsa lepas dari tangan penjajah yang mengkungkung mereka berpuluh tahun bahkan berabad-abad. Hari kemerdekaan menjadi tonggak sejarah penting untuk memulai dan menata suatu kehidupan baru tanpa adanya intervensi dari bangsa manapun.

          Hari kemerdekaan suatu bangsa diingat-rayakan agar generasi ke generasi dari suatu bangsa tetap mengingat sejarah perjuangan bangsanya. Dalam konteks kehidupan bangsa kita, setiap kali bangsa kita merayakan hari kemerdekaan disiapkan waktu untuk mengenang perjuangan para pendahulu yang membebaskan bangsa ini dari tangan penjajah. Perenungan itu sekaligus menumbuhkan jiwa nasionalisme anak bangsa agar tetap melanjutkan perjuangan para pendahulunya supaya bangsa ini tidak terjajah lagi dari berbagai dimensi kehidupan.

          "Jangan melupakan sejarah". Inilah yang hendak Tuhan mau katakan kepada bangsa Israel melalui Musa di awal pembebasan mereka dari bangsa Mesir yang telah mengkungkung mereka sekitar 425 tahun. Tuhan akan membebaskan mereka pada bulan pertama yaitu bulan Abib atau biasa juga disebut bulan Nisan (Nehemia 2 : 1; Ester 3 : 7). Peristiwa pembebasan dari Mesir yang disebut dengan Paskah harus terus menerus dari generasi ke generasi diingat- rayakan bangsa Israel pada setiap bulan Abib. Tujuannya agar generasi baru Israel tetap mengingat perbuatan Tuhan yang besar sehingga mereka tetap berpaut kepada Tuhan.

          Pesan Tuhan ini disampaikan kepada kita umat baru yang mengalami pembebasan Tuhan dari kungkungan kuasa maut melalui kebangkitan Yesus. Jangan lupakan peristiwa Paskah. Tetap rayakan Paskah sebagai karya Allah yang Maha Agung sebab melaluinya kita dipersekutukan kembali dengan Tuhan. Setidaknya kita tetap berpaut kepada-Nya dalam segala hal.

Doa :
Tuhan Yesus mampukan kami untuk terus mengingat karya penebusan-Mu agar kami tetap mengandalkan Engkau dalam hidup. Amin

Thursday, March 31, 2016

Yesus satu-satunya Hakim

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan hari ini ? apakah semua dalam keadaan yang baik-baik saja? Saat ini aku masih bersama Kisah Para Rasul 10 : 39 - 43, .....

Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati (ayat 42).

          Siapa yang tidak ingin menjadi hakim, dia adalah orang yang menentukan salah atau tidaknya seorang terdakwa. Tapi bagaimana dengan hakim-hakim yang terkena kasus suap untuk saat ini? Begitu banyak hakim-hakim yang menyimpang karena materi. Apakah kita mau mendapatkan hakim seperti itu? Tentu saja tidak!! Kita sebagai murid Kristus tak perlu kuatir sebab Yesus sendiri adalah Hakim yang Agung dan adil. Dia tidak mungkin dapat disogok dengan materi sebab Dia lebih kaya dari kita.

         " ..... memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati". Hal ini hendak menjelaskan beberapa hal, sebagai berikut :
Rasul Petrus menegaskan salah satu tugas pengutusan yang dipercayakan Tuhan kepadanya dan kepada para murid lainnya adalah

          Petama, perkataan Petrus ini disampaikan setelah ia menjumpai Kornelius, seorang bukan Yahudi, ia menjumpai Kornelius atas perintah Tuhan, oleh sebab itu pemberitaan tentang seluruh realitas kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus wajib diberitakan kepada seluruh bangsa.

        Kedua, Yesus dibangkitkan, telah ditinggikan dan diangkat menjadi Hakim (κρίσιμος krites : menyatakan keadilan). Keadilan yang didasarkan pada kebenaran Tuhan, sebagaimana kebenaran Tuhan yang dinyatakan kepada Kornelius sekali pun ia bukan seorang Yahudi. Hal ini juga menegaskan bahwa tidak ada hakim lain yang akan menyatakan keadilan bagi orang-orang hidup dan mati, selain Yesus yang telah dibangkitkan.

          Saat ini, sebagai orang percaya, kita diutus memberitakan kehidupan, kematian dan kebangkitan-Nya. Kita diajak untuk bersaksi : Yesus yang bangkit telah diangkat dan ditinggikan untuk menjadi Hakim yang akan menyatakan keadilan Tuhan bagi orang-orang hidup dan mati. Oleh sebab itu, sudah semestinya berita kesaksian ini meneguhkan iman percaya kita, dan wajib diteruskan melalui ucapan, dan sikap perilaku hidup melintasi suku, ras, bahasa, agama dan status sosial.

          Hari telah larut malam, mari kita berkomitmen untuk hidup benar di hadapan Tuhan dan manusia, hidup benar yang berdasarkan kebenaran Tuhan, sambil meyakini bahwa pada satu waktu nanti dalam masa penghakiman, kita akan berjumpa dengan Tuhan Yesus. Perjumpaan yang akan membawa kita kedalam hidup yang kekal.

Doa :
Tuhan, mampukan kami untuk memahami bahwa Engkaulah satu-satunya Hakim yang setia dan adil.

Jangan Membeda-bedakan

Syaloom saudara dan sahabatku, apakabarnya hari ini? Semoga hari ini masih tetap ada berkat kasih yang selalu memberkati kita sekalian.
Setelah kematian dan kebangkitan Yesus para rasul berkumpul dan bicara tentang pengutusan, sebab mereka telah di utus untuk menyebarkan firman Tuhan ke kaum Yahudi dan non-Yahudi. Dan kami pun saling berbagi Kisah Para Rasul 10 : 34 - 38, .....

Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya : "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang" (ayat 34).

          Aku sampai saat ini masih suka berpikir tentang perbedaan yang tidak aku mengerti. Kami empat bersaudara, aku anak tertua dan perempuan sendiri. Sementara aku punya tiga saudara kandung, semuanya laki-laki. Aku terkadang merasa bahwa orang tuaku sangat membedakan aku diantara saudara laki-laki. Bukan untuk dimanja tapi justru didikanku sangatlah keras dibanding yang lain. Aku suka berpikir mungkin aku bukan anak kandung dari orang tuaku. Namun semua itu ternyata ada hikmahnya, setelah kedua orang tuaku meninggal dunia.

          Yach, ..... perasaan "dibedakan" pernah dialami oleh setiap orang. Baik itu dalam lingkup keluarga, ketika seorang saudara merasa diperlakukan berbeda oleh orang tua dibandingkan dengan kakak atau adiknya, mau pun dalam lingkup pekerjaan sebagai seorang karyawan dan tidak terkecuali dalam lingkup pelayanan gereja. Khususnya dalam lingkup pelayanan gereja, seringkali kita mendengar ucapan :"hemm ..... mentang-mentang ....."; Ya iya lah, mereka khan keluarga ..... dibandingkan keluarga kita ....."; "Kalau bapak itu yang bicara pasti didengar, tetapi kalau kita ..... boro-boro didengar, dicuekin iya ....."
       
          Rasul Petrus merespons pengutusannya, dalam ketaatan dan kesetiaan terhadap perintah Tuhan. Sekali pun pada awalnya ia hanya memahami bahwa ia diutus untuk memberitakan Injil Keselamatan hanya kepada orang-orang Yahudi, oleh karena adanya larangan dalam kehidupan orang Yahudi untuk bergaul dengan orang yang bukan Yahudi . (lihat Kisah Para Rasul 10 : 28), namun ketika Tuhan memerintahkannya (bandingkan 10 : 20) untuk menjumpai Kornelius yang bukan orang Yahudi, maka Petrus pergi tanpa mempersoalkannya.

          Perjumpaan antara Petrus dengan Kornelius, yang terjadi atas perintah Tuhan, telah membentuk sebuah pemahaman baru bagi Petrus, bahwa pengutusannya ditujukan juga kepada orang non-Yahudi. Artinya bahwa berita Injil keselamatan itu bukan hanya diperuntukan bagi orang Yahudi tetapi juga bagi orang non-Yahudi. Dalam pemahaman baru inilah, Petrus menyatakan :  "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang". (ayat 34).

          Melalui firman Tuhan saat ini, kita diajak untuk mengabarkan berita keselamatan kepada semua orang tanpa membedakan-bedakannya, termasuk dalam hal kehidupan bersama keluarga, dalam pekerjaan, dalam pelayanan jemaat, dan dalam membangun hubungan sosial ditengah masyarakat. Ingat ! Jangan membeda-bedakan.

Doa :
Tuhan, mampukan kami bersikap adil dan benar, dan ajarkan kami untuk belajar tidak membeda-bedakan sesama kami. Ajarkan kami untuk dapat merendahkan hati kami. Amin ....

Tuesday, March 29, 2016

Percayalah bahwa Yesus sudah bangkit

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan kabarmu hari ini ? Apakah semua baik-baik saja?
Aku hari ini masih bersama sahabatku Yohanes 20 : 24 - 25, banyak yang aku bicarakan bersama Yohanes tentang Yesus Tuhan kita.

Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka : "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya (ayat 25).

          Apakah diperlukan sebuah bukti untuk percaya pada suatuhal ? Pada umumnya manusia membutuhkan bukti. Itulah sebabnya, kita sering mendengar kata-kata : "Sebelum saya mendengar dari bibirnya sendiri, saya tidak percaya ucapanmu". "Sebelum saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, saya tidak akan percaya". Dan masih banyak perkataan lainnya, yang pada intinya menginginkan sebuah bukti untuk menjadi percaya.

          "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya ..... mencucukkan jariku ke dalam bekas paku ..... mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya".
         Perkataan yang kurang lebih sama dengan perkataan Tomas, ketika para murid, memberitahukan kepadanya bahwa mereka melihat Tuhan. Tomas tidak percaya, dan ia membutuhkan bukti untuk percaya

          Di satu sisi, untuk kasus tertentu, ada sisi positif ketika seseorang membutuhkan bukti untuk menjadi percaya, yakni ia akan lebih berhati-hati dalam merespons kabar berita dan perkataan orang lain. Hal ini baik agar terhindar dari ucapan fitnah. Namun disisi lain, ada sisi negatifnya, akan membuat diri sulit mempercayai orang lain dan hanya percaya pada diri sendiri, termasuk dalam mengerjakan berbagai hal yang seharusnya dapat kita kerjakan bersama orang lain.
               
          Tomas semestinya tidak perlu menuntut bukti, karena berkali-kali, Tuhan Yesus sudah memberitahukan bahwa Ia akan menderita, mati, dan pada hari ketiga akan bangkit. Demikian halnya, kepada kita semua, Tuhan Yesus juga berkali-kali memberitahukan bahwa Ia sudah bangkit, dan kebangkitan-Nya memberi kepastian akan keselamatan dan kehidupan yang kekal akan menjadi milik kita orang yang percaya. Keselamatan yang bukan saja pada masa depan tetapi keselamatan yang sudah dinyatakan sejak kebangkitan-Nya. Percayalah.

Doa :
Tuhan, mampukan kami untuk terus beriman teguh dan tetap percaya kepada-Mu.

Monday, March 28, 2016

Bersedia untuk diutus

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan hari ini?. Bagaimana dengan pekerjaan anda semua ? Hari ini aku masih bersama sahabatku Yohanes 20 : 21 - 23, dan masih berbicara tentang kebangkitan Yesus Juruselamat kita.

Maka kata Yesus sekali lagi : "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." (ayat 21).

          Mari renungkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini : Bersediakah saudara diutus oleh Tuhan Yesus? Pada umumnya sebagai orang percaya, pasti akan menjawab : Ya dengan segenap hatiku. Pertanyaan lanjutannya adalah apakah kesediaan diri diutus dengan segenap hati sudah terlihat melalui sikap hidup dan perilaku kita sehari-hari ?

          Yesus berkata bahwa Ia diutus oleh Sang Bapa "Sama seperti Bapa mengutus Aku ....." Perkataan ini seiring dengan perkataan Sang Bapa : "Inilah Anak-Ku yang Ku-pilih, dengarkanlah Dia". (Injil Lukas 9 : 35).. Tujuan pengutusan diberlakukan Sang Bapa kepada Anak-Nya, Yesus, untuk menyelamatkan manusia. Puncak pengutusan terwujud melalui pengorbanan di atas kayu salib, agar manusia ditebus dari dosa, diselamatkan, dan agar manusia hidup dalam damai sejahtera Tuhan. (bandingkan Injil Yohanes 3 : 16 dan 17).
     
          Pengutusan kepada para murid bertujuan agar segala sesuatu yang mereka dengar tentang berita Injil keselamatan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, serta kematian dan kebangkitan-Nya dapat sampai kepada segala bangsa di dunia. Pengutusan ini bukan saja diberlakukan kepada para murid, tetapi juga diberlakukan kepada semua orang yang percaya.

          Melalui firman Tuhan hari ini, kita diajak untuk merenungkan arti kesediaan diri untuk diutus oleh Tuhan Yesus. Jika kita bersedia, maka pengutusan itu sudah semestinya dilaksanakan secara total melalui sikap dan perilaku hidup yang mencerminkan kehadiran Tuhan Yesus dalam hidup kita, yang mendatangkan damai sejahtera dan rasa sukacita bagi sesama kita manusia, termasuk keluarga, jemaat, masyarakat luas.

          Saudaraku, mari renungkan perjalanan satu hari ini, sudahkah pengutusan itu kita lakukan? Jika masih ada yang belum, maka sediakan dirimu untuk esok hari dan lakukan pengutusan yang Tuhan Yesus percayakan kepadamu.

Doa :
Tuhan, mampukan kami melakukan tugas pengutusan ini agar kami dapat bekerja dengan baik dan benar karena Engkau yang mengutus kami. Amin

Bersuka citalah karena Tuhan hadir dalam hidupmu

Syaloom  saudara dan sahabatku, setelah aku bertemu sahabatku Markus, pagi ini aku mengunjungi sahabatku Yohanes 20 : 19 - 20. Kami pun banyak berbincang tentang kehadiran Yesus di sekitar kehidupan kita.

Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan (ayat 20).


          Kata "bersukacita" dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki arti bersuka hati, bergirang hati. Dari arti kata ini, maka dapat dikatakan bahwa kata "bersukacita" berkaitan erat dengan suasana yang dirasakan oleh hati. Alkitab menggunakan kata "bersukacita" (bahasa Yunani : χαίρομαι chairo : senang, gembira, menjadi lebih baik). Suasana hati inilah yang hendak digambarkan oleh Alkitab ketika para murid melihat kehadiran TuhanYesus di tengah-tengah mereka. Para murid bersuka cita, mereka senang dan gembira oleh karena kehadiran Tuhan Yesus.
       
          Hal ini sangat beralasan, mengingat suasana yang menyelimuti mereka sebelum kehadiran Yesus adalah suasana yang penuh dengan rasa takut : "Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi ....." (ayat 19).
          Seringkali dalam hidup ini, kita juga mengalami situasi dan suasana hati yang dipenuhi rasa takut dan tidak nyaman. Penyebabnya bisa jadi oleh karena persoalan yang kita hadapi, pergumulan yang tidak kunjung selesai, penderitaan berbagai sakit penyakit dalam tubuh, tuntutan dan tekanan dalam pekerjaan, target pekerjaan yang tidak tercapai dan ada banyak penyebab yang dapat mengakibatkan rasa takut.

          Para murid tidak lagi merasa takut, suasana hati mereka menjadi lebih baik, segala ketakutan mereka telah lenyap, segala persoalan telah digantikan dengan hati yang bersuka cita. Hal ini terjadi oleh karena Tuhan Yesus hadir di tengah mereka.

          Firman Tuhan, mengajak kita untuk meyakini bahwa segala ketakutan akan lenyap jika Tuhan Yesus hadir di tengah perjalanan hidup, di tengah berbagai tugas dan tanggungjawab kita, di tengah kehidupan bersama keluarga kita. Saudaraku, sesungguhnya Tuhan Yesus yang bangkit sudah hadir dalam hidupmu, oleh sebab itu, jangan takut, tetapi bersukacitalah.

Doa :
Tuhan, mampukan kami untuk tidak lagi takut, cemas dan kuatir sebab kami percaya bahwa Kau hadir di tengah-tengah kehidupan kami. Amin.