Syaloom saudara dan sahabatku, apakabarnya hari ini? Semoga hari ini masih tetap ada berkat kasih yang selalu memberkati kita sekalian.
Setelah kematian dan kebangkitan Yesus para rasul berkumpul dan bicara tentang pengutusan, sebab mereka telah di utus untuk menyebarkan firman Tuhan ke kaum Yahudi dan non-Yahudi. Dan kami pun saling berbagi Kisah Para Rasul 10 : 34 - 38, .....
Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya : "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang" (ayat 34).
Aku sampai saat ini masih suka berpikir tentang perbedaan yang tidak aku mengerti. Kami empat bersaudara, aku anak tertua dan perempuan sendiri. Sementara aku punya tiga saudara kandung, semuanya laki-laki. Aku terkadang merasa bahwa orang tuaku sangat membedakan aku diantara saudara laki-laki. Bukan untuk dimanja tapi justru didikanku sangatlah keras dibanding yang lain. Aku suka berpikir mungkin aku bukan anak kandung dari orang tuaku. Namun semua itu ternyata ada hikmahnya, setelah kedua orang tuaku meninggal dunia.
Yach, ..... perasaan "dibedakan" pernah dialami oleh setiap orang. Baik itu dalam lingkup keluarga, ketika seorang saudara merasa diperlakukan berbeda oleh orang tua dibandingkan dengan kakak atau adiknya, mau pun dalam lingkup pekerjaan sebagai seorang karyawan dan tidak terkecuali dalam lingkup pelayanan gereja. Khususnya dalam lingkup pelayanan gereja, seringkali kita mendengar ucapan :"hemm ..... mentang-mentang ....."; Ya iya lah, mereka khan keluarga ..... dibandingkan keluarga kita ....."; "Kalau bapak itu yang bicara pasti didengar, tetapi kalau kita ..... boro-boro didengar, dicuekin iya ....."
Rasul Petrus merespons pengutusannya, dalam ketaatan dan kesetiaan terhadap perintah Tuhan. Sekali pun pada awalnya ia hanya memahami bahwa ia diutus untuk memberitakan Injil Keselamatan hanya kepada orang-orang Yahudi, oleh karena adanya larangan dalam kehidupan orang Yahudi untuk bergaul dengan orang yang bukan Yahudi . (lihat Kisah Para Rasul 10 : 28), namun ketika Tuhan memerintahkannya (bandingkan 10 : 20) untuk menjumpai Kornelius yang bukan orang Yahudi, maka Petrus pergi tanpa mempersoalkannya.
Perjumpaan antara Petrus dengan Kornelius, yang terjadi atas perintah Tuhan, telah membentuk sebuah pemahaman baru bagi Petrus, bahwa pengutusannya ditujukan juga kepada orang non-Yahudi. Artinya bahwa berita Injil keselamatan itu bukan hanya diperuntukan bagi orang Yahudi tetapi juga bagi orang non-Yahudi. Dalam pemahaman baru inilah, Petrus menyatakan : "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang". (ayat 34).
Melalui firman Tuhan saat ini, kita diajak untuk mengabarkan berita keselamatan kepada semua orang tanpa membedakan-bedakannya, termasuk dalam hal kehidupan bersama keluarga, dalam pekerjaan, dalam pelayanan jemaat, dan dalam membangun hubungan sosial ditengah masyarakat. Ingat ! Jangan membeda-bedakan.
Doa :
Tuhan, mampukan kami bersikap adil dan benar, dan ajarkan kami untuk belajar tidak membeda-bedakan sesama kami. Ajarkan kami untuk dapat merendahkan hati kami. Amin ....
Setelah kematian dan kebangkitan Yesus para rasul berkumpul dan bicara tentang pengutusan, sebab mereka telah di utus untuk menyebarkan firman Tuhan ke kaum Yahudi dan non-Yahudi. Dan kami pun saling berbagi Kisah Para Rasul 10 : 34 - 38, .....
Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya : "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang" (ayat 34).
Aku sampai saat ini masih suka berpikir tentang perbedaan yang tidak aku mengerti. Kami empat bersaudara, aku anak tertua dan perempuan sendiri. Sementara aku punya tiga saudara kandung, semuanya laki-laki. Aku terkadang merasa bahwa orang tuaku sangat membedakan aku diantara saudara laki-laki. Bukan untuk dimanja tapi justru didikanku sangatlah keras dibanding yang lain. Aku suka berpikir mungkin aku bukan anak kandung dari orang tuaku. Namun semua itu ternyata ada hikmahnya, setelah kedua orang tuaku meninggal dunia.
Yach, ..... perasaan "dibedakan" pernah dialami oleh setiap orang. Baik itu dalam lingkup keluarga, ketika seorang saudara merasa diperlakukan berbeda oleh orang tua dibandingkan dengan kakak atau adiknya, mau pun dalam lingkup pekerjaan sebagai seorang karyawan dan tidak terkecuali dalam lingkup pelayanan gereja. Khususnya dalam lingkup pelayanan gereja, seringkali kita mendengar ucapan :"hemm ..... mentang-mentang ....."; Ya iya lah, mereka khan keluarga ..... dibandingkan keluarga kita ....."; "Kalau bapak itu yang bicara pasti didengar, tetapi kalau kita ..... boro-boro didengar, dicuekin iya ....."
Rasul Petrus merespons pengutusannya, dalam ketaatan dan kesetiaan terhadap perintah Tuhan. Sekali pun pada awalnya ia hanya memahami bahwa ia diutus untuk memberitakan Injil Keselamatan hanya kepada orang-orang Yahudi, oleh karena adanya larangan dalam kehidupan orang Yahudi untuk bergaul dengan orang yang bukan Yahudi . (lihat Kisah Para Rasul 10 : 28), namun ketika Tuhan memerintahkannya (bandingkan 10 : 20) untuk menjumpai Kornelius yang bukan orang Yahudi, maka Petrus pergi tanpa mempersoalkannya.
Perjumpaan antara Petrus dengan Kornelius, yang terjadi atas perintah Tuhan, telah membentuk sebuah pemahaman baru bagi Petrus, bahwa pengutusannya ditujukan juga kepada orang non-Yahudi. Artinya bahwa berita Injil keselamatan itu bukan hanya diperuntukan bagi orang Yahudi tetapi juga bagi orang non-Yahudi. Dalam pemahaman baru inilah, Petrus menyatakan : "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang". (ayat 34).
Melalui firman Tuhan saat ini, kita diajak untuk mengabarkan berita keselamatan kepada semua orang tanpa membedakan-bedakannya, termasuk dalam hal kehidupan bersama keluarga, dalam pekerjaan, dalam pelayanan jemaat, dan dalam membangun hubungan sosial ditengah masyarakat. Ingat ! Jangan membeda-bedakan.
Doa :
Tuhan, mampukan kami bersikap adil dan benar, dan ajarkan kami untuk belajar tidak membeda-bedakan sesama kami. Ajarkan kami untuk dapat merendahkan hati kami. Amin ....
No comments:
Post a Comment