Syaloom saudara dan sahabatku,
Hari ini aku bertemu dengan Amsal 3 : 11 - 20
Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas (ay. 13-14)
Dunia bisnis atau dagang tentu berorientasi pada keuntungan. Prinsip ekonomi menjelaskan hal yang serupa : modal/ pengeluaran yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan/ penghasilan yang sebesar-besarnya. Keuntungan ini tentu berorientasi pada keuntungan materi.
Orang yang berbahagia bukanlah yang memiliki banyak materi dan harta dalam bentuk uang, perak, emas, permata, benda-benda berharga dan segala sesuatu yang mungkin diinginkan manusia saat ini. Orang yang berbahagia adalah orang yang memiliki hikmat yang benar, yaitu firman Tuhan atau pengetahuan yang didasarkan pada firman Tuhan.
Kebahagian orang yang berhikmat terletak pada hidup manusia yang didasarkan pada kepatuhan melakukan firman Tuhan dan menyerahkan diri secara penuh kepada-Nya. Orang berhikmat disebut berbahagia karena hikmat membuatnya mendapatkan berbahagia keuntungan yang paling penting dalam hidup manusia, yaitu kehidupan dan umur panjang, kekayaan,kehormatan juga kebahagiaan dan kesejahteraan. Hikmat sejati adalah sumber kehidupan yang berkecukupan dan berbahagia.
Saudaraku yang terkasih, kebahagiaan apa yang telah kita kejar sepanjang hari ini ? Tidaklah salah mengejar kekayaan,harta, uang, emas, perak, permata, tanah, ladang, rumah, mobil, jabatan, pekerjaan, gelar dan pendidikan tinggi, dll. Namun janganlah mendasarkan kebahagiaan kita pada semua hal-hal materi seperti itu. Karena semua itu adalah kebahagiaan semu, yang hanya bersifat sementara dan tidak kekal. Kejarlah kebahagiaan yang tak dapat hilang, yang tidak bisa dicuri, yang nilainya tak berkurang dan tak lapuk dimakan usia dan perubahaan zaman ini.
Kejarlah kebahagiaan yang kekal atau abadi. Kebahagiaan apakah itu? Kebahagiaan orang yang berhikmat, yang mau mendengarkan, menerima nasihat dan didikan Tuhan berdasarkan Firman-Nya. Ingatlah bunyi matius 6 : 33. "Tetapi carilah dahulu Kerajaan ALLAH dan kebenaraan, maka semuanya itu akan ditambahkannya kepada-Mu." Berbahagialah orang yang melakukannya karena keuntungannya jauh melebihi kuntungan materi. Amin
Doa :
Ya Tuhan tolonglah usaha kami untuk berbahagia berdasarkan hikmat-Mu.
Hari ini aku bertemu dengan Amsal 3 : 11 - 20
Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas (ay. 13-14)
Dunia bisnis atau dagang tentu berorientasi pada keuntungan. Prinsip ekonomi menjelaskan hal yang serupa : modal/ pengeluaran yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan/ penghasilan yang sebesar-besarnya. Keuntungan ini tentu berorientasi pada keuntungan materi.
Orang yang berbahagia bukanlah yang memiliki banyak materi dan harta dalam bentuk uang, perak, emas, permata, benda-benda berharga dan segala sesuatu yang mungkin diinginkan manusia saat ini. Orang yang berbahagia adalah orang yang memiliki hikmat yang benar, yaitu firman Tuhan atau pengetahuan yang didasarkan pada firman Tuhan.
Kebahagian orang yang berhikmat terletak pada hidup manusia yang didasarkan pada kepatuhan melakukan firman Tuhan dan menyerahkan diri secara penuh kepada-Nya. Orang berhikmat disebut berbahagia karena hikmat membuatnya mendapatkan berbahagia keuntungan yang paling penting dalam hidup manusia, yaitu kehidupan dan umur panjang, kekayaan,kehormatan juga kebahagiaan dan kesejahteraan. Hikmat sejati adalah sumber kehidupan yang berkecukupan dan berbahagia.
Saudaraku yang terkasih, kebahagiaan apa yang telah kita kejar sepanjang hari ini ? Tidaklah salah mengejar kekayaan,harta, uang, emas, perak, permata, tanah, ladang, rumah, mobil, jabatan, pekerjaan, gelar dan pendidikan tinggi, dll. Namun janganlah mendasarkan kebahagiaan kita pada semua hal-hal materi seperti itu. Karena semua itu adalah kebahagiaan semu, yang hanya bersifat sementara dan tidak kekal. Kejarlah kebahagiaan yang tak dapat hilang, yang tidak bisa dicuri, yang nilainya tak berkurang dan tak lapuk dimakan usia dan perubahaan zaman ini.
Kejarlah kebahagiaan yang kekal atau abadi. Kebahagiaan apakah itu? Kebahagiaan orang yang berhikmat, yang mau mendengarkan, menerima nasihat dan didikan Tuhan berdasarkan Firman-Nya. Ingatlah bunyi matius 6 : 33. "Tetapi carilah dahulu Kerajaan ALLAH dan kebenaraan, maka semuanya itu akan ditambahkannya kepada-Mu." Berbahagialah orang yang melakukannya karena keuntungannya jauh melebihi kuntungan materi. Amin
Doa :
Ya Tuhan tolonglah usaha kami untuk berbahagia berdasarkan hikmat-Mu.