Translate

Wednesday, January 13, 2016

Kebahagiaan orang berhikmat

Syaloom saudara dan sahabatku,
Hari ini aku bertemu dengan Amsal 3 : 11 - 20
Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas (ay. 13-14)


         Dunia bisnis atau dagang tentu berorientasi pada keuntungan. Prinsip ekonomi menjelaskan hal yang serupa : modal/ pengeluaran yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan/ penghasilan yang sebesar-besarnya. Keuntungan ini tentu berorientasi pada keuntungan materi.

          Orang yang berbahagia bukanlah yang memiliki banyak materi dan harta dalam bentuk uang, perak, emas, permata, benda-benda berharga dan segala sesuatu yang mungkin diinginkan manusia saat ini. Orang yang berbahagia adalah orang yang memiliki hikmat yang benar, yaitu firman Tuhan atau pengetahuan yang didasarkan pada firman Tuhan.
 Kebahagian orang yang berhikmat terletak pada hidup manusia yang didasarkan pada kepatuhan melakukan firman Tuhan dan menyerahkan diri secara penuh kepada-Nya. Orang berhikmat disebut berbahagia karena hikmat membuatnya mendapatkan berbahagia keuntungan yang paling penting dalam hidup manusia, yaitu kehidupan dan umur panjang, kekayaan,kehormatan juga kebahagiaan dan kesejahteraan. Hikmat sejati adalah sumber kehidupan yang berkecukupan dan berbahagia.

          Saudaraku yang terkasih, kebahagiaan apa yang telah kita kejar sepanjang hari ini ? Tidaklah salah mengejar kekayaan,harta, uang, emas, perak, permata, tanah, ladang, rumah, mobil, jabatan, pekerjaan, gelar dan pendidikan tinggi, dll. Namun janganlah mendasarkan kebahagiaan kita pada semua hal-hal materi seperti itu. Karena semua itu adalah kebahagiaan semu, yang hanya bersifat sementara dan tidak kekal. Kejarlah kebahagiaan yang tak dapat hilang, yang tidak bisa dicuri, yang nilainya tak berkurang dan tak lapuk dimakan usia dan perubahaan zaman ini.

          Kejarlah kebahagiaan yang kekal atau abadi. Kebahagiaan apakah itu? Kebahagiaan orang yang berhikmat, yang mau mendengarkan, menerima nasihat dan didikan Tuhan berdasarkan Firman-Nya. Ingatlah bunyi matius 6 : 33. "Tetapi carilah dahulu Kerajaan ALLAH dan kebenaraan, maka semuanya itu akan ditambahkannya kepada-Mu." Berbahagialah orang yang melakukannya karena keuntungannya jauh melebihi kuntungan materi. Amin


Doa :
Ya Tuhan tolonglah usaha kami untuk berbahagia berdasarkan hikmat-Mu.

Tuesday, January 12, 2016

Allah Penolong dan Perisai

Syaloom saudara dan sahabatku,
Selamat pagi, ..... Hari ini aku sudah berjanji bertemu pada Amsal 2 : 1 - 8.
Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang-orang yang tidak bercela lakunya (ay.7)


          Kadang ada kalimat yang mengatakan bahwa jadi orang tidak perlu saleh sekali, biasa-biasa saja, karena toch banyak orang saleh yang justru menderita; jadi kalau hidup ber-iman ya biasa-biasa saja. Tapi apakah benar kalimat tersebut ?

          Memang tidak dapat dihindari kalau masih ada orang yang memahami bahwa orang yang beriman adalah sebatas orang yang rajin beribadah dan rajin melakukan yang baik. Banyak yang memahami bahwa sulit menerima kalau orang beriman menderita. Salomo dalam kitab Amsal memberikan penjelasan yang sangat baik, bahwa menjadi orang ber-iman bukanlah status.

Artinya, perubahan itu hanya sekedar ganti nama. Orang ber-iman juga bukanlah orang yang statis; artinya, sejak berubah status tidak ada perubahan. Orang ber-iman yang mau menerima tuntunan hikmat Tuhan adalah hidup orang yang terbuka terhadap pengajaran yang benar; bukan hanya sebatas mengerti, tapi juga hati dan bahkan keutuhan hidup serta mau mencari dan mengejar kebenaran dari Tuhan. Dan lebih dari itu ada hubungan yang dekat danmelekat dengan Tuhan sang Sumber Hikmat.

          Marilah kita jalani hidup yang terbuka untuk diubahkan dan dibaharui oleh Allah serta terus meletakkan keyakinan dan ketergantungan hanya kepada Allah yang adalah Penolong dan perisai orang ber-iman.

          Sebab itu kita sebagai umat-Nya harus percaya dan yakin bahwa hanya Dia lah Tuhan dan Juruselamat kita yang Hidup. Dan kita harus percaya bahwa Tuhan adalah penolong dan perisai kita.


Doa :
Ya Allah Penolong dan Perisai kami, tuntun kami terus untuk hidup setia dan makin dekat dengan Engkau. Amin.


Tuesday, January 5, 2016

Bertobat menjadi jalan untuk Tuhan

Syaloom saudara dan sahabatku, ......
Hari ini aku bersantap bersama Matius 3 : 1 - 6
"Persiapkanlah jalan untuk Tuhan!" (ay.3)


Gambaran surgawi mengenai jalan raya ilahi di kitab Yesaya. pasal 40 : 3 - 5 diperkembangkan oleh jemaat Matius untuk konteks mereka sendiri. Yohanes Pembaptis berperan sebagai bentara bagi Yesus dan dia berbicara mengenai pertobatan sebagai menjadi jalan Tuhan. Jemaat Matius terdiri dari orang-orang Yahudi dan mereka sangat menekankan persiapan diri di dalam menghadap Tuhan.

          Biasanya kita melihat pertobatan sebagai buah karya Roh Kudus. Tetapi di sini pemikirannya agak terbalik; supaya Roh Kudus bisa tinggal di dalam diri atau hati kita, kita harus mengkuduskan diri dan hati kita dengan bertobat.


          Yohanes adalah tokoh yang aneh, karena dia tidak berpakaian seperti orang lain. Ia memakai jubah berbulu unta dan ikat pinggang kulit; makanannya belalang dan madu hutan. Begitulah hidup para sufi di Timur Tengah pada zaman pasca Alkitab. Kebanyakan dari kita pasti tidak akan memilih kehidupan seperti itu karena tidak nyaman. Tetapi orang banyak datang untuk mendengarkan pesannya, mereka mengaku dosa (Mat 3:6) dan bertobat. Orang mendengar dia karena pesan Yohanes sesuai dengan tindkannya. Dia meminta yang menuntut orang lain bertobat tetapi diam-diam melakukan berbagai tindakan yang tidak etis dan curang.

          Baptisan Yohanes adalah lambang pertobatan dan bukan sakramen. Di masa kini, makna baptisan seperti itu telah digabungkan pada sakramen baptisan orang dewasa. Mereka yang akil balik dan ingin menjadi warga Kerajaan Sorga, bertobat dan dibaptis. Tetapi yang paling penting adalah bertobat secara sungguh-sungguh, lahir dan bathin.


Doa :
Ya Bapa, seruan untuk bertobat sering membuat kami merasa tidak nyaman. Kami cenderung mengganggap diri kami sudah baik karena sudah menjadi warga Kerajaan Sorga melalui gereja di mana kami menjadi anggota. Kami sering merasa bahwa orang lain saja yang harus bertobat dan bukan kami sendiri. Dengan pertolongan Roh Kudus, tolong bersihkanlah hati dan diri kami, sehingga kami kembali menjadi rumah yang layak bagi Tuhan. Demi Kristus Tuhan kami, Amin.

Monday, January 4, 2016

Hiburkanlah umat-Ku

Syaloom saudara dan sahabatku,
Hari ini aku bersama Yesaya 40 : 1 - 2
"Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku" (ay. 1)


          Umat Israel tengah mengalami pembuangan di negeri Babel. Mereka sadar itu terjadi karena mereka tidak bisa mempertanggungjawabkan keberadaan mereka sebagai umat Tuhan. Pembuangan mereka terima sebagai hukuman atas Israel. Namun, sekalipun generasi yang berada di pembuangan itu sudah hampir berganti, pembuangan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Maka situasi umum yang ada pada waktu itu di kalangan umat adalah frustasi.

          Yesaya 40-55 menyampaikan pesan Tuhan kepada umat di Babel, bahwa masa penghukuman telah berakhir, Tuhan sudah berkenan mengampuni umat-Nya. Zaman berubah di mana penghukuman telah digantikan dengan penyelamatan. Nabi Tuhan kini mendapat tugas pastoral dari Tuhan, untuk menghibur umat Israel. Penghiburan ini bukanlah sekadar menguatkan umat yang sedang berada dalam kesusahan, tetapi bahkan pesan bahwa kesusahan akan berakhir dan persiapan untuk bangkit dan berjalan pulang ke tanah terjanji. Penduduk Yerusalem akan pulang kembali ke kota Yerusalem.

          Nabi Tuhan melakukan terobosan, mengubah frustasi menjadi harapan. Dengan jeli nabi Tuhan mengamati situasi politik kerajaan-kerajaan pada waktu itu dan meraba-raba bahwa akan terjadi perubahan-perubahan pada waktu itu dan meraba-raba bahwa akan terjadi perubahan-perubahan penting di cakrawala Asia Barat Daya kuno, yang dampaknya akan menguntungkan umat Israel di pembuangan.

         Tugas kenabian seperti itu tidak mungkin bisa dilakukan tanpa mengamati dan mempelajari sejarah dan perpoltikan dunia. Gereja harus bisa melakukan tugas dan panggilan kenabian menghibur umat dengan jalan melakukan analis-analisis politik-ekonomi-budaya-sosial, sehingga justru bisa sadar apa yang menjadi kehendak Tuhan. Penghibur adalah pengamat sejarah!


Doa :
Ya Bapa, mereka yang menjalankan kepemimpinan mempunyai tugas kenabian menghibur umat, sedangkan gerejaMu mempunyai tugas kenabian menghibur bangsa dan dunia. Tetapi makin lama kami semakin tidak terampil dengan tugas menghibur ini. Mungkin karena selama ini kamihanya menghibur asal menghibur, sehingga akhirnya yang lain menjadi kecewa dengan pelayanan penghiburan kami. Dengan pertolongan Roh Kudus, lengkapilah kami dengan kemampuan analisa, sehingga kami dapat melaksanakan tugas ini dengan berhasil dan dengan demikian, sama seperti jaman dulu jaman berubah, demikian juga sekarang jaman berubah, dari frustasi ke pengharapan dan kegenapan. Demi Kristus Tuhan kami, Amin

Sunday, January 3, 2016

Gembala yang baik

Syaloom saudaraku dan sahabatku, ......
Hari ini aku bersantap dengan Yohanes 10 : 1 - 15
Akulah gembala yang baik (ay.11)


          Yesus menggunakan perumpamaan gembala dalam hubungannya dengan Perjanjian Lama (Yehezkiel pasal 34), yaitu Tuhan sebagai Gembala yang Baik. Saat itu justru pemimpin-pemimpin Israel tidak bisa mempertanggung jawabkan jabatan mereka sebagai gembala atas Israel. Sama seperti sekarang, pemimpin kita pun terkadang kurang dapat mempertanggung jawabkan jabatan mereka, sehingga banyak terjadi kecurangan dan ketidakadilan pada kepemimpinan mereka. Gambaran dari Yehezkiel itu dipakai oleh Yesus untuk memperlihatkan perbedaan agama gelap dan agama terang.


          Di agama gelap, pemimpin-pemimpinnya tidak melakukan kepemimpinan. Kalau ada krisis dan tantangan yang muncul, mereka akan lari dari tanggung jawab. Mereka tidak berlaku sebagai gembala, tetapi sebagai pencuri dan perampok (Yoh 10 : 8).

          Di agama terang, gembala menghadapi krisis dan tantangan dengan seluruh hidupnya, demi domba-dombanya. Di agama gelap, pemimpin-pemimpinnya sekadar "orang upahan" (Yoh 10 : 12 - 13). Di agama terang, pemimpin-pemimpinnya memperlihatkan pengabdian yang tanpa pamrih terhadap domba-dombanya. Yesus adalah Gembala yang Baik, yang datang supaya umat dapat hidup dalam kelimpahan (Yoh. 10 : 10), tidak seperti pemimpin-pemimpin agama gelap, yang menguras umatnya supaya mereka dapat hidup berkelimpahan.

          Barangkali perumpamaan atau metafor mengenai gembala dan domba tidak relevan lagi bagi kehidupan kita di masa kini, apalagi dalam budaya tehnologi elektronik yang canggih. Tetapi kepemimpinan yang baik harus berjalan terus sampai ke masa manapun. Mereka yang ditunjuk sebagai pemimpin harus bersedia untuk melindungi, menaungi yang mereka pimpin sekuat tenaga, dengan seluruh hidup mereka dan melaksanakan kepemimpinan dengan tanggung jawab. Itu harus berlaku di jemaat-jemaat dan gereja Tuhan. Dari waktu ke waktu kita perlu mengevaluasi kembali apakah model kepemimpinan yang sedang dijalani memang sungguh-sungguh berdampak positif pada keseluruhan gereja, atau malah sebaliknya.


Doa :
Ya Bapa, kami bersyukur kepada-Mu, karena menurut firman-Mu, Yesus Kristus adalah Gembala yang Baik. Dengan pertolongan Roh Kudus, tolong kami agar gambaran atau pola Yesus sebagai Gembala yang Baik dapat diambil alih oleh semua orang yang diberi tanggung-jawab dan kuasa untuk menjlankan kepemimpinan, sehingga mereka tidak bersikap sebagai orang upahan yang lari ketika tantangan muncul, melainkan setia dan membela umat, demi Kristus Tuhan kami, amin.
         

Saturday, January 2, 2016

Jangan takut pengawal-pengawal logika kutuk

Syaloom saudaraku,
Santapanku hari ini adalah Yohanes 9 : 13 - 23
Orang tuanya berkata demikian, karena merasa takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat .......(ay.22)

Hari ini kita sudah memasuki hari ke dua pada tahun 2016. Banyak hal yang sudah kita lakukan sejak kita masih kecil. Dan semoga apa yang sudah kita lakukan akan selalu menjadi yang terbaik bagi keluarga, teman, orang lain dan diri sendiri.

           Orang yang buta sejak lahirnya disembuhkan oleh Yesus dengan cara mengaduk tanah dengan ludah-Nya, lalu dioleskan ke kedua matanya. Ia pergi membasuh matanya di kolam Siloam, dan matanya melek.Terjadi perubahan besar dalam dirinya, tadinya buta sekarang bisa melihat. Tentu saja perubahan besar ini menghebohkan masyarakat yang bertanya-tanya, bagaimana hal ini bisa terjadi dan siapa yang menyembuhkannya. Orang yang disembuhkan ini memberikan informasi bahwa "orang yang bernama Yesus", itulah yang menyembuhkannya. Dia tidak kenal secara pribadi, tetapi disembuhkan begitu saja. Baginya, Yesus adalah nabi (Yoh. 9 : 17).

          Orang ini dibawa ke hadapan orang-orang Farisi dan kebetulan karena Yesus menyembuhkan pada hari Sabat, maka bukannya orang-orang Farisi ini bergembira karena ada orang yang sekarang sudah tidak buta setelah sekian lamanya buta, malah mereka menjadikan peristiwa ini sebagai bencana agama. Hukum Sabat telah dilanggar dan karena itu mereka yang terlibat di dalamnya harus dihukum. Orang tuanya dipanggil dan diinterogasi. Tetapi orang tuanya mengelak dan berkata bahwa mereka tidak tahu seluk beluk kesembuhan anak mereka. Orang tuanya nampak seperti arif bijaksana dengan mengatakan bahwa anaknya sudah dewasa dan sudah bisa bertanggung jawab sendiri (Yoh. 9 : 21), tetapi sebenarnya mereka takut kepada orang-orang Farisi dan Yahudi, karena mereka adalahlah pengawal dari logika kutuk yang telah digemboskan Yesus dengan jalan penyembuhan anak mereka. Narator (pengisah) Injil Yohanes menjelaskan hal ini kepada pembaca di ayat 22. Mestinya orang tua membela anaknya sendiri yang baru saja sembuh, tetapi malah anak ditinggalkan sendiri berhadapan dengan para pengawal tersebut. Mendukung penggembosan logika kutuk bukan pekerjaan yang mudah, oleh karena pendukung logika kutuk banyak dan kuat, dan biasanya orang takut pada yang banyak dan kuat.

          Tapi kita sebagai pengikut Kristus, tidak perlu takut dengan pengawal-pengawal logika kutuk. Sebab Tuhan selalu menyertai kita asalkan kita percaya bahwa Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup. Dan kita sebagai orang tua hendaknya selalu mendukung anak kita dalam segala hal selama perbuatannya positive dan di jalan Tuhan.


Doa :
Ya Bapa, meskipun kami tahu bahwa Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk menyembuhkan dan memulihkan; dan meskipun disekitar kami telah nampak dampak dari pelayanan penyembuhan dan pemulihan, seringkali kami dikuasai ketakutan sama seperti orang tua dari orang buta sejak lahir yang disembuhkan oleh Yesus. Dengan pertolongan Roh Kudus, mampukanlah kami untuk mengatasi ketakutan kami dan membela mereka yang menderita dan membutuhkan kesembuhan dan pemulihan, dalam Kristus Tuhan kami, amin.


Friday, January 1, 2016

Agama gelap atau Agama terang ?

Syaloom saudaraku,
Saya sebagai admin mengucapkan Happy New Year kepada seluruh dunia. Biarlah kiranya pada tahun yang baru ini semua umat Allah akan terberkati, damai sejahtera.

Santapan di awal tahun ini adalah Yohanes 8 : 12 - 16.
Akulah terang dunia (ay.12a)


       
           Dalam bacaan sebelumnya Yesus digambarkan sebagai Air Hidup. Jika ada umat manusia yang haus maka dia diundang untuk minum dari sumber Air Hidup ini (Yoh 7 : 37). Lebih lanjut dijelaskan bahwa Air Hidup itu adalah Roh, yang akan datang sesudah Yesus dimuliakan (Yoh 7 : 39). Roh sebagai air yang menyejukkan dan menyegarkan, bukan sebagai api yang bernyala-nyala di dalam Kisah Para Rasul pasal 2. Mungkin kita yang terbiasa dengan Roh sebagai Api, perlu membiasakan diri dengan Roh sebagai Air.

          Demikian juga di sini Yesus dilambangkan sebagai Terang Dunia. Siapa yang percaya kepada Terang itu tidak lagi berjalan dalam kegelapan. Di Injil Yohanes dunia dianggap berada dalam kegelapan. Tetapi Tuhan Yesus datang membawa terang, bahkan diri-Nya adalah terang. Apakah kiranya yang mau dikatakan mengenai Yesus sebagai Terang Dunia? Di dalam bacaan sebelumnya kita membaca mengenai perempuan yang dianggap bersalah karena telah berzinah, dan karena itu patut dihukum mati dengan jalan dirajam. Itulah hukum agama yang gelap. Dalam kerangka agama kegelapan, hukum identik dengan hukuman mati. Padahal hukum seharusnya menjadi Terang, yang membimbing kepada hidup. Itulah sebabnya Yesus disebut Terang Dunia. Agama yang gelaptetu saja menolak menerima klaim Yesus, tetapi Yesus tidak lagi terikat pada hukum agama yang gelap. Dia adalah saksi bagi diri-Nya dan Sang Bapa ikut menjadi saksi bagi-Nya. Yesus adalah Terang dunia dalam rangka membawa agama kembali menjadi agama kebenaran dan kasih dan bukan agama penghukuman. Bagaimanakah kita menghayati agama kita, sebagai agama kehidupan atau sebagai agama penghukuman dan/ atau kematian?

Doa :
Ya Bapa, kamimengaku kepada-Mu bahwa seringkali kami memahami agama sebagai agama hukuman, seakan-akan kami hanya bisa menjadi baik kalau ditakut-takutkan dengan hukuman. Padahal Yesus Kristus datang bukan untuk menghukum melainkan membawa terang yang membarui hukum-hukum yang ada, sehingga menghidupkan dan bukan mematikan.Dengan pertolongan Roh Kudus, kuatkan dan mampukan kami agar bisa mengambil bagian dalamYesus sebagai Terang Dunia, demi Kristus Tuhan kami, Amin

Thursday, December 31, 2015

Kasih dengan perbuatan dan dalam kebenaran

Syaloom saudaraku,
Selamat malam dunia, sebelum aku pergi tidur tadi aku sempat mendengar dari 1 Yohanes 3 : 11 - 18
Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (ay.18).


          Setiap menjelang akhir tahun biasanya kita akan merenung, apa saja yang telah kita perbuat sepanjang tahun ini. Dan biasanya kita melihat kebelakang untuk sekilas dan berusaha memperbaikinya untuk masa depan.

          Tahun 2015 yang sebentar lagi akan berganti menurut sebagian besar masyarakat dunia adalah tahun yang sarat dengan pergumulan. Pertumbuhan ekonomi yang melambat, erupsi gunung, musim kemarau yang panjang, bencana asap, banjir, peperangan dan lain-lain, adalah beberapa peristiwa yang membuat sebagian masyarakat dunia hidup dalam pergumulan atau kesulitan. Kita prihatin untuk semua yang terjadi. Namun yang sangat memprihatinkan adalah memudarnya rasa kesetia kawanan atau kepekaan sosial.

          Banyak orang justru berlomba untuk hidup mengedepankan kepentingan diri sendiri dan tidak peduli dengan sesama. Kepedulian terhadap sesama hanyalah bagian dari suatu entertaint/ pertunjukan atau menjadi topik pembicaraan atau diskusi yang hangat di  kalangan tertentu.

          Penulis Yohanes dengan tegas mengingatkan jemaat untuk hidup saling mengasihi bukan saling membenci seperti yang dilakukan oleh Kain. Bagaimana pun juga membenci sama jahatnya dengan membunuh dan sangat bertentangan dengan tujuan Allah dalam Kristus yaitu menyelamatkan manusia. Kasih itu berakar atau bersumber pada Allah dan karya-Nya di dalam Yesus Kristus. Karena kasih, Yesus telah berkorban menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Kasih Allah dalam Kristus itu bukanlah sebatas hanya untuk kita yang percaya tetapi juga untuk semua orang termasuk musuh (orang berdoa). Selain itu Yesus juga memberi teladan kepada kita bahwa kasih itu bukan sekedar wacana atau kata-kata yang manis tetapi suatu tindakan yang konkrit. Kasih yang diperlihatkan dengan menyerahkan nyawa-Nya bagi manusia.

          Mengakhiri tahun 2015 kita diingatkan untuk hidup mengasihi bukan dengan kata-kata atau dengan lidah tetapi dengan perbuatan dalam kebenaran. Harus diingat bahwa tidak semua kasih yang diwujudkan dengan perbuatan adalah kasih yang dikehendaki Tuhan Yesus. Contoh : kasih yang diwujudkan dengan mengharapkan balasan atau imbalan. Itu tidak dikehendaki, dan itu jelas salah atau tidak benar sebab berarti kita mengharapkan imbalan, padahal kasih tidak meminta imbalan apa pun. Yang dikehendaki-Nya adalah kasih yang diwujudkan dengan perbuata dalam kebenaran. Kebenaran (Yun. Aletheia) berarti apa yang sesuai dengan kenyataan terutama yang bersumber pada Allah dan kehendak-Nya. Mengasihi sesama dengan perbuatan dalam kebenaran membuktikan bahwa kita adalah orang-orang yang telah hidup baru di dalam Kristus.


Doa :
Tuhan Yesus mampukan kami hidup meneladani kasih-Mu.

Tuesday, December 29, 2015

Dunia sedang menuju kehancuran

Syaloom saudaraku,
Hari ini aku punya janji dengan 1 Yohanes 2 : 18 - 27
Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya (ay.17)


           Dunia semakin tua, dan semakin banyak manusia yang tidak dapat memelihara alam semesta sehingga menimbulkan banyak bencana bagi kita sendiri. Dan kita sebagai umat beragama, pada satu sisi pandang, merumuskan kiamat (zaman diakhiri) terjadi tepat pada waktu TUHAN datang kembali. Kata lainnya, kiamat ditentukan TUHAN. Sementara Rasul menuliskan "dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya". Itu berarti, menurut Yohanes, kondisi dunia saat ini sementara mengalami penghancuran. Ia mengingatkan, bahwa jika seluruh penduduk dunia tidak menyusun prioritas keinginannya, maka dunia ini akan segera hancur.

       
          Bagaimana hal itu bisa terjadi? Karena bangsa-bangsa telah salah dalam mengolah dan mengelola sumber daya pemberian Allah. Konsekwensinya tatanan kehidupan menjadi terganggu. Ekosistem rusak karena ulah manusia yang mengejar keinginannya tanpa mempedulikan alam. Pada gilirannya alam akan bereaksi negatif.

          Melalui Natal Kristus, Allah menyapa dan mengingatkan Gereja dan orang Kristen akan tugas pemeliharaan dan pengolahan sumber daya (Kej. 2 : 15). Apakah tujuannya ? Gereja dan orang Kristen wajib mengasihi alam sebagai sesama ciptaan. Bagaimanakah caranya ? Selaku orang-orang yang pikiran dan perasaannya telah dibebaskan dari dosa, Gereja wajib menyusun strategi pembangunan kehidupan dengan berorientasi pada keharmonisan hubungan antar ciptaan. Dengan cara demikian Gereja dan Orang Kristen mengusahakan, agar sesama ciptaan memperoleh kesempatan untuk membenahi diri (daur ulang); sehingga bumi bebas dari ancaman kepunahan. Di sisi lain, Gereja wajib membina warganya untuk meningkatkan kesadaran, bahwa jika kita selaku manusia salah mengurus sumber daya karunia Allah, kita sendirilah yang akan menikmati akibatnya. Kasihilah sesama ciptaan, jika ingin memasuki masa depan damai sejaterah.


Doa :
Tuhan Allah Mahakuasa, tuntunlah akalbudi dan hati nurani,kami,  agar kami dapat melaksanakan pemeliharaan secara benar atas seluruh ciptaan pemeliharaan secara benar atas seluruh  ciptaan-Mu, sehingga kami menikmati masa depan sejahtera

Monday, December 28, 2015

Meneladani Kristus

Syaloom saudara di seluruh dunia, ....
Pagi ini aku bersantap dengan 1 Yohanes 2 : 1 - 6
Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia , ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (ay.6).


          Anak-anak lebih cepat mengerti jika ia melihat perbuatan orangtuanya. Ungkapan itu pun dituliskan Rasul Yohanes kepada semua orang percaya. Kita yang hidup di masa kini tidak melihat secara langsung perbuatan dan mendengar ucapan Yesus; akan tetapi kita mengalami kebaikan-Nya di setiap aspek kehidupan, baik pribadi mau pun keluarga.
          Kebaikan-kebaikan itu dikaruniakan-Nya pada setiap peristiwa sebagai jawaban atas doa-doa kita. Hal itu jauh lebih penting, sebab hati dan pikiran kita mengenal Dia melalui berbagai tanda pemeliharaan-Nya. Kita percaya, meskipun tidak secara langsung melihat Dia. "Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya" (Yoh. 20 : 29). Perjumpaan dengan Allah dalam berbagai peristiwa keseharian sungguh-sungguh menguatkan pengharapan iman tentang Dia yang selalu bekerja membebaskan kita dari dosa dan kesengsaraan. Pengalaman iman inilah yang menjadi pokok pemberitaan Injil.

          Selaku murid Kristus, kita wajib memberitakan tentang Dia. Kita telah mengalami kasih Kristus. Itulah bukti bahwa Allah telah berdamai dengan manusia. Menjadi pemberita Kristus harus dilakukan secara aktif. Misalnya dengan berpartisipasi secara langsung untuk menjadi juru damai ditengah kondisi sosial yang sedang kacau.

          Gereja dan orang Kristen dipanggil untuk meneladani cara hidup Yesus Kristus : mengorbankan diri demi penyelamatan manusia dari dosa serta pembebasan dari kesengsaraan hidup. Itu berarti, Gereja dan orang Kristen hadir menjadi 'pembebas' ditengah bangsa ini, sama seperti yang dilakukan Yesus Kristus pada masa hidup-Nya.

Sebab itu dapat kita meneladani Yesus Kristus ? Sudah pasti kita dapat meneladani-Nya, kita sebagai anak-anak-Nya akan tetap ikut meneladani apa yang sudah Dia berikan pada kita sebagai anak dan umat-Nya.

Doa :
Allah Bapa Mahakudus, Kuduskan dan kuatkan umat-Mu oleh Roh-Mu, supaya kami dapat menjadi utusan yang membebaskan manusia dari penderitaan. Amin

Sunday, December 27, 2015

Firman Hidup

Syaloom Saudaraku,
Selamat siang, hari ini aku sedang bersantap dengan 1 Yohanes 1 : 1 - 4
Apa yang telah ada sejak semula, ..... tentang Firman hidup - itulah yang kami tuliskan kepada kamu (ay.1)


          Pada surat Yohanes yang pertama dimulai dengan menyinggung mengenai Firman Hidup (ayat 1), yang menjadi pokok dalam seluruh teologi Yohanin (maksudnya semua tulis-tulisan yang berasal dari tradisi Yohanes, yakni Injil Yohanes dan surat-surat Yohanes). Di Injil Yohanes 1 : 14 dikatakan bahwa "Firman (Logos) itu telah menjadi manusia". Jadi tekanannya adalah pada Yesus sebagai Manusia (dengan "M" dalam huruf besar). Di sini pun dikemukakan mengenai Logos yang hidup, yang bisa diraba (ayat 1), berarti Manusia.

          Maka di surat Yohanes 1, penting sekali orang menyadari hal ini : "Demikianlah kita mengenal Roh Allah : setiap roh yang mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah" (1 Yoh 4 : 2). Dia adalah Allah dan Manusia. Teologi Yohanin adalah teologi inkarnasi, yang menekankan pada pribadi Yesus Kristus sebagai wujud dari Hidup itu sendiri.

          Jadi Firman Hidup adalah Yesus Kristus sebagai pribadi yang hidup, atau lebih baik, Yesus Kristus Sumber Hidup! Ada nyanyian mengenai hal ini, tetapi tetap saja kita perlu menghayati kembali hal ini. Menjadi Kristen bukanlah sekadar membaca atau mendengar penjelasan mengenai Alkitab, tetapi menghayati Yesus Kristus yang adalah Sumber Hidup! Kalau begitu, bergereja bukan berarti hanya berwacana dan bertindak mengenai hal-hal vertikal saja tetapi sekaligus harus juga hal-hal horizontal. Kalau hidup kita tidak sesuai dengan Sang Sumber Hidup, bagaimana kita mau mempertanggungjawabkan iman kita?


Doa :
Kristus, Engkau Firman Hidup yang menguatkan dan memampukan kami untuk berkarya. Amin

Saturday, December 26, 2015

Sakramen Baptisan

Syaloom saudaraku,
Selamat pagi dunia ..... Salam sejahtera dan Selamat Natal .....
Pagi ini aku hendak membagikan kabar baik kepada dunia yang mengenal akan Yesus .....

Markus 1 : 9 - 11
..... dan Ia dibaptis disungai Yordan oleh Yohanes (ay.9)

Kita sebagai orang Kristen pasti akan melakukan baptisan.  Pada waktu kita masih kecil orang tua kita pasti akan menyerahkan anaknya untuk dibaptis, Begitu pula kita sebagai orang tua akan menyerahkan anak kita untuk dibaptis.

       
         
          Mengapa Yesus dibaptis? Umumnya kita menjawab pertanyaan ini dengan menunjuk pada kerendahan hati Tuhan Yesus yang rela mau ambil bagian dalam segala aspek kehidupan manusia, sehingga meski pun Dia tidak harus dibaptis, Dia rela dibaptis oleh Yohanes. Peristiwa baptisan ini tidak berdiri sendiri melainkan langsung dihubungkan dengan peristiwa pencobaan di padang gurun. Yesus dibaptis oleh Yohanes di danau Galilea, Yesus keluar dari air, kemudian Dia melihat langit terkoyak dan Roh turun ke atas-Nya seperti burung merpati.
Roh ini yang kemudian memimpin Yesus ke padang gurun. Jadi baptisan berkaitan dengan persiapan Yesus untuk menjalankan panggilan-Nya. Persiapan ini bukan sesuatu yang ringan-ringan saja, juga bagi Yesus, oleh karena di padang gurun Yesus dicobai oleh Iblis. Kalau tadinya kita bertanya mengapa Tuhan kita harus dibaptis, sekarang kita bertanya lagi, mengapa Tuhan kita harus dicobai oleh Iblis. Jawabannya  juga sama : kisah Injil Markus menggambarkan bahwa Yesus mengalami semua hal yang mungkin dialami oleh manusia, termasuk dicobai atau digoda oleh Iblis.

          Jadi kisah ini merupakan sebuah kisah teladan. Kalau Yesus yang adalah Tuhan kita, mengalami baptisan dan pencobaan, maka kita umat-Nya yang adalah manusia-manusia biasa, perlu bersyukur bahwa kita boleh mendapatkan sakramen baptisan. Sakramen ini bukan sekadar sebuah tanda bahwa kita adalah warga gereja dan terlebih-lebih lagi, warga kerajaan Allah, melainkan sebuah penguat dalam kita mengahadapi tantangan-tantangan dunia ini yang mendatangi kita sebagai godaan. Di Injil Markus sebagai Injil yang tertua di Perjanjian baru, episode baptisan dan episode pencobaan hanya dikemukakan secara singkat.

          Di Matius dan Lukas, wujud pencobaan ini dielaborasi menjadi tiga pokok penting, yaitu "perut", "keamanan", "kekuasaan". Tiga hal ini merupakan hal-hal yang wajar diusahakan dalam kehidupan manusia. Tetapi kita bisa membuatnya menjadi tidak wajar, ketika tiga pokok penting itu kita mutlakkan, bahkan menjadi obsesi yang menentukan evaluasi kita terhadap diri kita sendiri. Itulah yang disebut sebagai godaan Iblis. Yesus menang terhadap godaan Iblis, kita juga bisa ikut dalam kemenangan Yesus, asal kita ingat mengapa kita dibaptis.

Doa :
Kami bersyukur untuk menyerahkan anak-anak kami dalam perlindungan-Mu. Amin

Thursday, December 24, 2015

Namaku Maria

Syaloom saudaraku, .....
Hari ini aku bersantap dengan Lukas 1 : 26 - 38
Nama perawan itu Maria (ay.27)


          Pagi ini aku mendengar cerita dari seorang perempuan muda yang cantik, baik dan taat kepada ajaran Tuhan. Namanya Maria. Dia tinggal di Nazaret. Dan berasal dari keluarga sederhana, dan aku berbahagia dengan hidupku. Dia sudah bertunangan dengan seorang keturunan Daud. Semua orang di daerahnya tahu siapa itu Daud. Namun tunangannya adalah seorang yang rendah hati dan tulus. Yusuf namanya. Mereka belum menikah, mungkin tak lama lagi. Tunangannya sedang mengumpulkan uang sedikit demi sedikit melalui pekerjaannya. Ia seorang tukang kayu yang terampil, dan Maria bangga kepadanya. Inilah ceritanya.

          Aku mau berbagi cerita tentang pengalamanku yang luar biasa. Belum lama ini seorang malaikat mendatangiku. Rasanya seperti mimpi, tapi itu sungguh-sungguh terjadi. Seumur-umur aku belum pernah bertemu malaikat, apalagi berbicara dengannya. Namanya Gabriel. Yang lebih mengherankan lagi, kata malaikat itu aku akan mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, dan aku harus menamakan Dia, Yesus. Semakin kudengar malaikat itu berbicara, semakin terbang rasanya aku! Tapi kucoba untuk terus mendengar. Katanya lagi, anakku itu akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi, dan Allah akan mengaruniakan takhta Daud kepadanya. Hah, takhta Daud? Hampir saja aku pingsan kalau tidak kutarik nafasku dalam-dalam.

          Tapi dia masih terus berbicara. Anakku akan menjadi raja sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan. Begitu katanya. Tak bisa kulukiskan bagaimana perasaanku saat itu, campur aduk. Takjub, heran, bingung,belum lagi seluruh tubuhku gemetar karena takut. Tiba-tiba terlintas di otakku, bagaimana mungkin hal itu terjadi, karena aku belum bersuami, itulah yang kutanyakan kepadanya. Aku sih berpikir sederhana saja, punya anak itu kalau sudah menikah dan kawin. Dan malaikat itu menjawab, Roh Kudus akan turun ke atasku dan kuasa Allah akan menaungi aku. Mendengar itu lututku semakin gemetar.

          Siapakah aku ini sehingga Allah memilih aku di antara sekian banyak perempuan yang ada ? Perasaan itu masih berkecamuk di hatiku sampai sekarang, namun aku sudah sedikit tenang, sebab sebelum pergi malaikat itu berucap : "Bagi Allah tidak ada yang mustahil". Lalu akupun membalasnya : "Jadilah padaku menurut perkataanmu itu". Walaupun aku belum mengerti semua ini,aku mau percaya pada Allah, aku mau berserah, karena aku bukan siapa-siapa yang bisa menolak rencana agung ini. Aku hanyalah seorang hamba, dan sungguh ajaib apa yang diperbuat-Nya bagiku.

          Aku yang mendengar ceritanya, hanya dapat berdecak kagum dan terpana. Sungguh ajaib kuasa Tuhan Allah bagi hambanya.


Doa :
Bersyukurlah untuk segala perkara ajaib dalam hidup dan mohon agar kita mau menerima semua rencana Tuhan. Amin