Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku merasa tidak bahagia dan sendirian. Aku merenung sangat lama dan menangis. Banyak kenangan yang hilang dari bayanganku. Tatkala aku kecil, anak, remaja, dewasa dan kini menjadi orang tua. Harapanku sangat lah banyak dan sudah tentu ada di anak-anakku, dapatkah mereka merasakan bahagianya sebagai anak, remaja, dewasa dan kemudian orang tua. Terkadang aku takut jika mereka gagal di dalam pendidikan dan hidupnya. Dan sudah tentu semua itu aku bawa dalam doa. Yesaya 40 : 6 - 8, sebagai sahabatku menasehatiku untuk selalu berpegang teguh pada Firman Allah.
" ..... tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya" (ayat 8b)
Kota Yerusalem yang menjadi kebanggaan bangsa Israel tiba-tiba diruntuhkan oleh raja Babel yan bernama Nebukadnezar. Lebih daripada itu mereka pun sebagai bangsa yang kalah perang, diangkut beramai-ramai ke negeri Babel dan dijadikan "budak" bagi bangsa kafir itu. Bukankah kenyataan ini menjadi sebuah pengalaman pahit dan memalukan dalam sejarah bangsa Israel - yang katanya bangsa "pilihan" Tuhan itu?
Di tengah situasi yang demikian inilah Allah mengutus nabi Yesaya untuk menghibur mereka danmembangkitkan kembali harapan dalam hidup bangsa yang dikasihi-Nya itu (baca Yesaya 40 : 1 - 2). Yesaya disuruh memaklumkan kedatangan Tuhan dalam kehidupan bangsa Israel (Yesaya 40 : 3 - 5). Sebagai kelanjutannya Yesaya disuruh menyadarkan bangsanya bahwa mereka hanya manusia biasa,yang fana. Mereka seperti rumput yang akhirnya mengering atau bunga yang akhirnya menjadi layu. Tetapi jangan lupa, mereka memiliki Allah yang Mahakuasa. Allah yang hanya dengan hembusan nafas-Nya, mampu memusnahkan segala sesuatu - apalagi bangsa Israel yang tidak setia itu.
Gambaran tentang keterbatasan manusia disatu sisi yang diperhadapkan dengan gambaran ketidak terbatasan Allah di sisi lain, jelas menunjukkan bahwa bangsa Israel itu tidak punya hak dan kekuatan apa-apa di hadapan Allah. Mereka sudah menyimpang dari jalan yang benar, mereka telah meninggalkan Allah yang mengasihi mereka sehingga kalau pun mereka dibuang ke Babel itu sudah sepantasnya. Mereka akan musnah satu demi satu di negeri asing itu. Tetapi Allah Israel tidak pernah ingkar janji, Ia mengasihani dan mengampuni mereka serta memulangkan mereka ke negeri asalnya. Mereka bahkan diberi kekuatan baru untuk bangkit kembali dan menata kehidupan.
Jadi bila kita renungkan, kita belajar melihat betapa besarnya kasih setia Allah bagi kehidupan manusia. Meskipun kita sering "tidak setia" kepada-Nya, tetapi Ia tetap setia mengasihi kita!!!
Dengan nasehat dari Yesaya aku merasa lega dan terangkat beban hidupku. Aku merasa bersyukur bahwa Allah Bapa selalu mengasihiku dan membimbingku senantiasa. Dan aku pun akan selalu setia hanya kepada Allah yang sudah mau menurunkan putra-Nya Yesus Kristus.
Doa :
Ya Tuhan, bukalah hati dan pikiran kami agar terus menyadari siapa diri kami dihadapan kasih-Mu yang agung itu.
" ..... tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya" (ayat 8b)
Kota Yerusalem yang menjadi kebanggaan bangsa Israel tiba-tiba diruntuhkan oleh raja Babel yan bernama Nebukadnezar. Lebih daripada itu mereka pun sebagai bangsa yang kalah perang, diangkut beramai-ramai ke negeri Babel dan dijadikan "budak" bagi bangsa kafir itu. Bukankah kenyataan ini menjadi sebuah pengalaman pahit dan memalukan dalam sejarah bangsa Israel - yang katanya bangsa "pilihan" Tuhan itu?
Di tengah situasi yang demikian inilah Allah mengutus nabi Yesaya untuk menghibur mereka danmembangkitkan kembali harapan dalam hidup bangsa yang dikasihi-Nya itu (baca Yesaya 40 : 1 - 2). Yesaya disuruh memaklumkan kedatangan Tuhan dalam kehidupan bangsa Israel (Yesaya 40 : 3 - 5). Sebagai kelanjutannya Yesaya disuruh menyadarkan bangsanya bahwa mereka hanya manusia biasa,yang fana. Mereka seperti rumput yang akhirnya mengering atau bunga yang akhirnya menjadi layu. Tetapi jangan lupa, mereka memiliki Allah yang Mahakuasa. Allah yang hanya dengan hembusan nafas-Nya, mampu memusnahkan segala sesuatu - apalagi bangsa Israel yang tidak setia itu.
Gambaran tentang keterbatasan manusia disatu sisi yang diperhadapkan dengan gambaran ketidak terbatasan Allah di sisi lain, jelas menunjukkan bahwa bangsa Israel itu tidak punya hak dan kekuatan apa-apa di hadapan Allah. Mereka sudah menyimpang dari jalan yang benar, mereka telah meninggalkan Allah yang mengasihi mereka sehingga kalau pun mereka dibuang ke Babel itu sudah sepantasnya. Mereka akan musnah satu demi satu di negeri asing itu. Tetapi Allah Israel tidak pernah ingkar janji, Ia mengasihani dan mengampuni mereka serta memulangkan mereka ke negeri asalnya. Mereka bahkan diberi kekuatan baru untuk bangkit kembali dan menata kehidupan.
Jadi bila kita renungkan, kita belajar melihat betapa besarnya kasih setia Allah bagi kehidupan manusia. Meskipun kita sering "tidak setia" kepada-Nya, tetapi Ia tetap setia mengasihi kita!!!
Dengan nasehat dari Yesaya aku merasa lega dan terangkat beban hidupku. Aku merasa bersyukur bahwa Allah Bapa selalu mengasihiku dan membimbingku senantiasa. Dan aku pun akan selalu setia hanya kepada Allah yang sudah mau menurunkan putra-Nya Yesus Kristus.
Doa :
Ya Tuhan, bukalah hati dan pikiran kami agar terus menyadari siapa diri kami dihadapan kasih-Mu yang agung itu.
No comments:
Post a Comment