Translate

Thursday, June 23, 2016

Hidup Baru

..... demikian kita akan hidup dalam hidup yang baru (ayat 4b).

         Syaloom saudara dan sahabatku, apa kabarnya hari ini? Semoga berkat Tuhan selalu menyertai kita semua. Hari ini aku berada di kota Roma 6 : 1 - 11, di kota ini aku banyak melihat suatu kehidupan yang baru. Kristus Yesus telah mati dan bangkit bagi kita. Dengan demikian, dalamiman kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalamhidup yang baru (ayat 4).
     
          Hidup baru adalah wujud kasih sayang yang Allah beri bagi kita. Rasul Paulus menyaksikan dalam dirinya bahwa,"Namun aku hidup, tetapi bukan aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Galatia 2 : 20). Hidup baru adalah hidup di dalam kehendak Kristus.

         Oleh Yesus Kristus hidup kita sudah berpindah dari alam dosa kepadahidup bersama Kristus. Paulus mengajarkan kepada jemaat di Roma dan juga bagi kita tentang pentingnya hidup di dalam Kristus. Hidup di dalam Kristus yang dimaksud adalah menolak dosa dan menyerahkan diri bagi Kristus untuk melakukan kehendak-Nya.
     
          Kita dapat memulainya dengan tindakan mengasihi Allah, yaitu dengan menjauhkan diri dari mementingkan diri sendiri, dan mulai peduli pada kepentingan dan kesejahteraan orang lain. Wow ..... sungguh berat, bukan? Kita harus peduli pada kepentingan dan kesejahteraan orang lain. Sangat berat untuk memperhatikan semua itu. Sebab hidup kita pun sudah berat tapi masih harus ditambah untuk peduli pada orang lain. Pergumulan hidup yang tidak mudah dijalani. Namun Kristus telah memberikan teladan-Nya sendiri, maka kita pun hendaknya demikian dengan semakin hari semakin tunduk kepada Allah dan hidup dalamkebenaran Kristus. Hidup baru hendaknya memancarkan sinar terang-Nya. Marilah, melatih diri untuk bertekun dalam kasih Karunia Allah.

Doa :
Ya Tuhan, syukur kami sampaikan atas anugerah hidup dan tinggal di dalam-Mu.


Sunday, June 19, 2016

Makin jauh berjalan

Sesudah itu Abram berangkat dan makin jauh ia berjalan ke tanah Negeb (ayat 9).


          Syaloom saudara dan sahabatku, minggu ini aku berada di Kejadian 12 : 7 - 9. Di sini aku bertemu Abram, di adalah orang yang dipilih Allah untuk menjalani suatu langkah awal dari rencana Allah yang besar yaitu mengenai maksud Tuhan untuk menebus dan menyelamatkan umat manusia.
Perjalanan Abraham beserta keluarganya di mulai dari Ur Kasdim ke negeri yang ditunjukkan Tuhan. Kemudian mereka tiba di Sikhem dan Bethel lalu masuk ke Kanaan. Ia mengalami musim kelaparan dan pergi ke Mesir melalui Negeb. Mereka mengalami berbagai keadaan yang membuat mereka menempuh perjalanan ke Mambre dekat Hebron. Kemudian kembali ke Negeb dan di usia 175 tahun ia dimakamkan di Makhpela. Itulah sejumlah tempat yang dilalui oleh bapak leluhur Israel. Perjuangan yang sangat melelahkan, jika direnungkan. Kalau kita mungkin akan berhenti di tengah jalan.
       
          Perjalanan ini adalah perjalanan dalam panggilan Allah. suatu perjalanan yang tidak mudah untuk dilalui dari satu tempat ke tempat lain, dari satu daerah ke daerah lain sampai ke tanah yang dijanjikan Allah sebagai orang asing di negeri yang dijanjikan-Nya. Dan itu bukan hal yang mudah bisa saja ia dan keluarganya dimusuhi, tidak diterima dengan baik, kelaparan dan kesukaran sebagai pendatang, di tolak dan lain-lain. Namun, Abraham tetap taat dan setia di jalan panggilan-Nya.
       
          Melangkah dalam kuasa dan perlindungan Tuhan dalam berkat-berkat Allah dan dalam kemampuan menyaksikan nama-Nya. Anda dan saya dapat juga menulisakan perjalanan hidup kita yang kita jalani bersama Tuhan. Seperti sekarang ini, renungan yang saya tulis di blog ini adalah sebagian dari perjalanan kehidupan saya. Di dalamnya saya menemukan perjalanan panjang dalam pergulatan iman dan kepastian bahwa kita hidup dari berkat-berkat Allah yang menyertai dan berdampak positif bagi mereka di sekitar kita;baik dalamhal pengetahuan, ekonomi, kesehatan, dan kerjasama persekutuan yang membangun satu sama lain bagi kemuliaan Tuhan. Akhirnya kita memahami keadaan yang bagaimanapun akan menjadi hal yang manis untuk disyukuri karena Tuhan ada diperjalanan kehidupan kita. Abraham mengalaminya demikian juga anda dan saya.

Doa :
Ya Tuhan, jalan-jalan hidup kami adalah jalan-jalan hidup bersama-Mu. Engkau menuntun kami di jalan-Mu. Terpujilah Tuhan yang adalah jalan hidup dan masa depan kami.

Saturday, June 18, 2016

Yesusku - Juruselamatku

Jawab mereka : "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan se-isi rumahmu" (ayat 31).

          Syaloom saudara dan sahabatku, apakah diakhir minggu ini sudah punya rencana yang bagus untuk menikmatinya? Tapi sebelumnya baca dulu ya renungan harian ini, agar kita semakin tahu makna hidup dalam dunia ini. Aku masih bersama Paulus di kota Filipi 16 : 26 - 40, disini kami masuk penjara bersama Silas. Namun apa yang terjadi gempa bumi memporak porandakan penjara, sehingga sendi-sendi penjara goyah dan hancur. Kepala penjara di kota Filipi tersebut hendak melakukan tindakan bunuh diri ketika mengetahui bahwa belenggu Paulus dan Silas terlepas. Dalam pikirannya kedua tahanan tersebut yaitu Paulus dan Silas melarikan diri dan jika ini terjadi maka dia akan dihukum mati. Daripada dihukum mati secara hina karena gagal melaksanakan tugas dan tanggung jawab, lebih terhormat mati bunuh diri.
       
          Namun apa yang terjadi, Paulus dan Silas mencegah tindakan nekad itu. Dan akhirnya seluruh situasi menjadi terbalik. Bukan tahanan diselamatkan oleh kepala penjara, melainkan kepala penjara diselamatkan oleh tahanan. Wajar kalau dia bertanya apa yang harus dia lakukan untuk selamat. Paulus dan Silas menunjukkan jalan keselamatan, yaitu percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Kepala penjara dan se-isi rumahnya menemukan keselamatan dalam Kristus, sang Juruselamat.

          Dalam masyarakat, hal 'cari selamat' merupakan hal yang akan diusahakan oleh seiap orang. Nyatanya banyak orang tidak mencari selamat pada jalan keselamatan, melainkan justru sering pada jalan kebinasaan. Seperti datang pada dukun, memberi uang sebagai uang suap atau tanda supaya orang tersebut diam tidak bicara pada siapa pun, dan yang paling mengerikan membunuh sesama karena orang tersebut mengetahui perbuatannya. Itulah sebabnya demi 'cari selamat' sering orang membuat sesamanya tidak selamat.
       
          Ketika malam tiba dan kita disempatkan untuk merenungi hidup ini, anak-anak Tuhan makin sadar akan keadaan mereka yang berbeda kalau dibandingkan dengan anak-anak dunia. Anak-anak dunia cari selamat karena mereka memang belum selamat. Anak-anak Tuhan tidak lagi cari selamat karena mereka punya Juruselamat. Justru Sang Juruselamat ini mengundang semua orang yang lelah dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya. Dan kita akan datang kepada-Nya sebab kita percaya, Dia menyediakan diri untuk memikul beban kita dan memberikan kelegaan pada jalan kehidupan. Maukah kita, menyediakan diri untuk memikul dan menanggung beban tersebut seperti Yesus Kristus. Pasti tidak akan ada yang mau. Itulah sebabnya kita bisa mengistirahatkan tubuh yang lelah ini dengan menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan Yesus Sang Juruselamat. Dia masih tetap membuka tangan menyambut setiap kita yang datang kepada-Nya.

Doa :
Terima kasih Bapa, karena Engkau telah menjadi Juruselamat kami dalam Yesus Kristus.

Friday, June 17, 2016

Ujilah segala roh

..... "Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini". Seketika itu juga keluarlah roh itu (ayat 18c).

          Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya selama seminggu ini, maaf jika aku lama tidak menulis renungan harian sebab aku sangat sibuk dan jatuh sakit walau hanya terkena flu. Tapi hari ini aku hadir kembali di blog Love_Life. Aku bersama Paulus berada di kota Filipi 16 : 13 - 18, yang menyambut kehadiran Paulus dan pekabaran Injil sangat baik. Bahkan baptisan pertama segera terjadi. Begitu luar biasanya Injil Yesus Kristus sehingga roh tenung pun mengakuinya.
     
           Iblis itu cerdik. Roh tenung adalah roh iblis. Roh tenung tetap menjajah perempuan yang dirasukinya. Roh tenung 'seakan-akan' mengatakan kebenaran mengenai Paulus dan teman-teman dalam pekabaran Injil Yesus Kristus. Tapi roh tenung bukanlah Roh Kudus. Ternyata itulah cara roh tenung mencari aman ketika berhadapan dengan kuasa Allah dalamYesus Kristus. Namun Paulus tidak terkecoh oleh kecerdikan roh tenung itu. Roh Kuduslah yang harus berperan dalam hati para pendengar berita Injil. Roh tenung tidak bisa mengabarkan Injil. Itulah sebabnya mengapa Paulus mengusir roh tenung dari perempuan itu. Perempuan itu bebas, roh tenung hancur.

          Sadar atau tidak sadar ketika kita berjuang untuk meraih berkat-berkat Tuhan dalam kehidupan, kita berada dalam dunia dan berurusan dengan banyak roh duniawi. Bahkan masih banyak orang yang datang ke dukun untuk memohon agar segala yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan mudah. Dan tidak tanggung-tanggu pula untuk meminta korban jiwa alias tumbal. Roh-roh dunia mungkin kelihatan baik dan simpatik, akan tetapi seluruh kebaikan dan simpati itu hanya bertujuan agar kita merangkul roh-roh dunia.

          Roh-roh dunia ini menggoda dengan berbagai cara, bahkan kadang-kadang melalui orang-orang yang tidak kita duga. Itulah sebabnya kita perlu menguji segala roh. Maka sebelum kita  melakukan sesuatu dalam berkarya atau beristirahat sebaiknya kita memohon padaTuhan agar mengusir semua roh duniawi yang sempat mempengaruhi kita. Hanya dengan begitu maka kita akan diberi kekuatan sorgawi untuk memenangkan hari ini dan hari esok dengan semua pergumulan hidup dan dunia.

Doa :
Tuhan, janganlah biarkan kami masuk kedalam pencobaan; lepaskanlah kami dari segala yang jahat.

Wednesday, June 8, 2016

Dia pemelihara hidup kita

Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku bersama Matius. Dia menguatkanku untuk selalu bersandar pada Yesus. Sudah tentu aku akan bersandar da hanya Yesus sajalah yang dapat memberi dan menolong kita umat-Nya.

Matius 10 : 9 - 15
Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patutu mendapat upahnya (ayat 10)

          Manakala seseorang bepergian dengan suatu maksud selama beberapa waktu lamanya, pastilah ia memerlukan berbagai macam hal demi kelangsungan hidup, kelangsungan usaha atau pekerjaan, serta demi tercukupinya berbagai kemudahan atau fasilitas. Orang yang berpergian biasanya membawa hal-hal yang sungguh penting dan diperlukan, bahkan barang-barang yang terbaik dan berharga, berbagai sarana komunikasi, dan persediaan dana. Jarang sekali orang berpergian dengan membawa pakaian, sepatu seadanya, apa lagi tanpa membawa apa-apa.
       
          Ketika keduabelas murid diutus Yesus untuk pergi memberitakan Injil, Yesus memberikan batasan-batasan kepada mereka yaitu melarang para murid membawa emas atau perak atau tembaga. Bahkan Tuhan melarang mereka membawa bekal, baju, kasut atau tongkat. Pertanyaannya mengapa demikian ? Inilah cara Tuhan mendidik para murid-Nya agar mereka selalu bersandar pada pemeliharaan Tuhan saja secara tidak langsung. Para murid telah terbiasa dengan pemeliharaan Tuhan secara langsung, ketika mereka lapar, Tuhan menyediakan; ketika mereka dalam kesulitan, Tuhan menolong mereka; Tuhan juga mengajar para murid untuk senantiasa bersandar pada-Nya. Oleh karena itu pengutusan ini juga merupakan pembelajaran bagaimana hidup menjadi seorang murid Kristus sejati.

          Dapat kita bayangkan, bagaimana kuatirnya para murid. Namun ini merupakan latihan dan ujian iman yang terbaik. Tuhan pasti memelihara murid-murid-Nya. Sesungguhnya cara Tuhan memelihara sangatlah luar biasa, Dia dapat memakai siapa pun dan apa pun untuk memelihara hidup setiap anak-anak-Nya, Dia tidak akan pernah meninggalkan kita bahkan ketika dunia menjadi goyah kita mempunyai sandaran yang kuat, yaitu Kristus. Jadi dalam pelayanan dan kesaksian kita, jangan sandarkan semua pada tersedianya uang atau materi yang sifatnya sementara. Tetapi bersandarlah hanya pada Tuhan. Tuhan akan memberikan pada kita kecukupan, supaya kita tahu bahwa Dialah pemelihara hidup kita senantiasa.


Doa :
Ya Tuhan, kami mengucap syukur karena dalam pengutusan-Mu untuk melayani sesama, senantiasa melengkapi serta memelihara hidup dan kehidupan kami. 

Saturday, June 4, 2016

Jauh di mata, dekat di hati

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana rencana hari akhir pekan ini? Apakah akan pergi keluar atau di rumah saja? Aku tidak punya rencana satu pun sebab aku membawa pekerjaan sekolah ke rumah, wow ..... betapa banyak yang harus aku koreksi. Yach .... aku harus mengoreksi hasil ujian para siswaku. Memang agak membosankan tapi itulah pekerjaan salah satu seorang guru. Dan aku pun teringat pada saat aku menjadi seorang anak dan siswa. Aku selalu berkumpul bersama keluarga dan teman-temanku. Dan semua itu telah berlalu beberapa tahun yang lalu. Dan aku merindukan itu semua. Seperti perjumpaanku dengan Paulus di 1 Tesalonika 2 : 17 - 20, di sana aku dan Paulus membicarakan tentang kerinduan terhadap keluarga, saudara, teman.

Tetapi kami, saudara-saudara, yang seketika terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati, sungguh-sungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untk datang menjenguk kamu (ayat 17).

          "Jauh di mata dekat di hati", adalah peribahasa yang berarti walaupun rumah tidak berdekatan tetapi jiwa (hati) selalu dekat. Ketika hari raya keagamaan atau libur panjang tiba, sarana transportasi dipadati penumpang yang ingin mudik berkumpul dengan sanak saudara. Biaya perjalanan yang besar kadang bukan halangan. Tujuan utama melepas rindu dan bersukacita bersama keluarga yang tercinta.
       
          Rasul Paulus juga berbicara tentang kerinduan besar berjumpa dengan jemaat di Tesalonika. Kerinduan yang lama tetapi masih belum terealisasi karena banyak halangan. Meski pun demikian Paulus tetap bersyukur sebab komunikasi antara Paulus dan jemaat tetap terjalin melalui surat menyurat, sehingga mereka menjadi dekat di hati, karena itu Paulus selalu mendoakan mereka. Rasul Paulus menggunakan beberapa cara dalam berkomunikasi : menggunakan utusan yang menyampaikan pesan secara lisan (1 Tesalonika 3 : 2, 5) atau mengirim surat melalui jasa pengantar (1 Tesalonika 5 : 27). Namun untuk saat sekarang dengan kecanggihan tehnologi kita dapat berkomunikasi melalui telepon dan panggilan video (video call). Sehingga dengan menggunakan  alat-alat komunikasi yang canggih tersebut kita dapat menjalin komunikasi yang erat dan harmonis. Selain itu kita perlu menyertakan orang tua, keluarga dan sanak saudara di dalam doa (1 Tesalonika 1 : 2).
       
          Bersukacitalah meski pun belum terealisasi rencana berjumpa dengan orang tua dan sanak saudara. Yakinlah bahwa selalu ada waktu yang Tuhan sediakan bagi kita berkumpul dengan orang-orang yang kita kasihi dan mengasihi kita. Jarak bisa memisahkan tetapi dalam kasih Yesus Kristus menjadi dekat di hati.

Doa :
Ya Allah Bapa yang baik, berkati kami dengan Roh Kudus-Mu supaya tetap sukacita dan selalu mendoakan orang-orang yang kami kasihi meskipun tempat tinggal kami berjauhan. Karena kami yakin di dalam tangan kasih-Mu kami selalu dekat. 

Wednesday, June 1, 2016

Tidak ada yang mustahil

Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini begitu melelahkan bagiku, tapi aku masih tetap dapat bersyukur bahwa Tuhan Allah masih menyertaiku dan memimpinku. Ya, sampai saat ini aku masih dapat mengontrol emosiku sebab beberapa hari yang lalu emosiku sangatlah lemah sehingga aku mudah marah dan melakukan hal-hal yang menurutku tidak baik, seperti berteriak-teriak. Tetapi itulah luapan amarahku, sehingga aku merasakan mati. Dan aku sangat bersyukur sebab aku mengenal seorang sahabat yaitu Yehezkiel 37 : 1 - 6, yang membawa aku pada sebuah lembah dan memperlihatkan nubuatan Tuhan Allah.

Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu. Aku akan menutupi kamu dengan kulit danmemberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN (ayat 6).
     

          Sahabatku Yehezkiel menyampaikan nubuatan tentang pembaharuan Israel dengan perumpamaan tulang-tulang yang ada di lembah. Lembah atau ngarai adalah tempat yang jauh dari pemukiman penduduk. Tulang-tulang itu berarti berada ditempat yang mati dan tidak ada kehidupan. Tetapi Nabi Yehezkiel menubuatkan Firman Tuhan yang menghidupkan tulang-tulang tersebut. Sebab tidak mungkin tulang-tulang dapat hidup kembali. Martin Buber (1878 - 1965) teolog dan filsuf Israel kelahiran Austria pernah mengatakan : "Nabi ditunjuk untuk menentang raja, dan bahkan lebih dari itu, menentang sejarah". Dan kelihatannya Nabi Yehezkiel menubuatkan hal yang menentang sejarah, dan mustahil. Bagaikan tulang-belulang yang hidup kembali seperti itulah masa depan Israel, akan tetap hidup.

          Akan tetapi itulah kenyataannya. Isi pewartaan Nabi Yehezkiel menegaskan kepada umat Israel bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Ia akan memulihkan bangsa Israel yang telah tercerai berai dari tanahnya. Mereka akan dibangkitkan menjadi bangsa yang besar dan Yerusalem yang runtuh akan dibangun kembali.
        
          Sebelum beristirahat, kita kembali diajak merenungkan kuasa Tuhan yang luar biasa. Apa yang disampaikan Nabi Yehezkiel berlaku juga bagi kita di masa kini. Kalau kita menghitung kekuatan diri kita sendiri maka tantangan kehidupan akan menjadi berat dan mustahil. Beberapa ayat dalam Alkitab mengumandangkan tentang tidak ada yang mustahil bagi Allah (Lukas 1 : 37). Demikian juga tersirat dalam Yakobus 5 : 16 "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya". Semuanya memberikan kekuatan iman bahwa dalam pengaharapan tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Jadi berdoalah mohon kuasa dari Allah hadir dalamhidup kita supaya pengharapan kita menjadi kenyataan.

Doa :
Ya Bapa yang baik, kami sering ragu memohon, dalam kuasa Roh Kudus-Mu teguhkanlah iman kami agar yakin tidak ada yang mustahil bagi-Mu. 

Tuesday, May 31, 2016

Malu atas tindakan jahat

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga hari ini berkat Tuhan masih ada buat kita umatnya yang setia dan percaya. Hai ini aku masih bersama sahabatku Yehezkiel 36 : 26 - 32, aku membayangkan suatu kejahatan yang selalu terselubung dalam jiwa manusia. Yach, betapa lemahnya manusia yang selalu jatuh ke dalam dosa dan terkadang mudah terbujuk untuk melakukan pelanggaran.

Bukan karena kamu Aku bertindak, demikianlah firman Tuhan, ketahuilah itu. Merasa malulah kamu dan biarlah kamu dipermaukan karena kelakuanmu, hai kaum Israel (ayat 32).

          Pagi ini kita di ajak kepada orang Israel yang mana mereka mengakui perbuatan mereka yang telah mengecewakan Tuhan. Menyembah berhala dan lebih mengandalkan kekuatan manusia adalah perbuatan yang tidak benar di hadapan Tuhan. Oleh sebab itu mereka harus menunukkan penyesalan dengan rasa malu. Kata malu dalam bahasa Ibrani bisa juga berarti kusam, pucat atau tidak segar. Raut muka malu, pucat atau tidak segar, tidak ceria merupakan ekspresi kesadaran telah melakukan perbuatan salah. Selanjutnya merasa malu dan menyesal akan menjadi bukti pertanggungan-jawaban karena telah merugikan bangsa lain.
       
          Seorang moralis Perancis Francois De La Rochefou-cauld (1616 - 1680) berkata: "Kita akan menjadi malu dengan tindakan kita yang paling mulia, jika kita tahu motivasi di balik tindakan kita tersebut. "Artinya, kalau kita memiliki motivasi yang tidak benar maka tindakan yang mulia sekali pun akan membuat kita malu. Namun, pada masa sekarang menjadi malu atas motivasi tidak benar hampir-hampir sirna. Jika sebuah kejahatan dilakukan secara terselubung maka pengakuan akan tindakan tersebut sangat jarang terdengar, lebih banyak suara penyangkalan.
     
          Firman Tuhan mengingatkan kita agar malu jika berlaku jahat, selalu bertanggungjawab memperbaiki perilaku pribadi demi perbaikan dan bertekad tidak mengulangi perbuatan jahat.

          Jadi, perasaan malu tidaklah buruk. Malu adalah perasaan tidak enak hati akibat melakukan perbuatan yang kurang baik. Malu adalah sebuah perasaan yang menjadi pengontrol dalam bersikap dan bertindak. Gunakanlah perasaan malu guna mengontrol tindakan kita agar menjauhi perbuatan jahat yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Roh Tuhan membantu kita mempebaharui diri sehingga perbuatan kita menjadi kebaikan bagi sesama bahkan musuh sekali pun.

Doa :
Ya Bapa yang baik, tuntun kami melalui Roh Kudus-Mu agar kami malu untuk melakukan perbuatasn yang jahat. 

Monday, May 30, 2016

Diam adalah emas

Syaloom saudara dan sahabatku, salam sejahtera dan damai kasih ada padamu. Semoga hari ini menjadi hari yang penuh berkat. Dan kiranya rasa kesal dan marah segera berlalu dari kehidupan yang makin menyesakkan dada. Tapi bagi kita umat yang percaya rasa kesal dan marah sudah berlalu ketika matahari sudah tenggelam, berarti pagi ini adalah kehidupan yang baru. Aku masih bersama sahabatku Yehezkiel 36 : 16 - 21, dia banyak memberikanku pandangan kehidupan yang lebih baik.

Di mana saja mereka datang di tengah bangsa-bangsa, mereka menajiskan nama-Ku yang kudus, dalamhal orang menyindir mereka : Katanya mereka umat Tuhan, tetapi mereka harus keluar dari tanah-Nya (ayat 20).

          Pepatah berkata, "Perkataan adalah perak, diam adalah emas". Sederhananya, "Diam adalah emas". Ada juga yang mengekspresikannya dengan "Perkataan akan berlalu, tetapi diam adalah kekal". Pepatah ini digunakan pada momen dimana berdiam adalah pilihan terbaik dan berbicara menjadi tidak penting lagi.
       
          Bangsa Israel yang telah kalah jadi pergunjingan bagi bangsa lain, "Katanya mereka umat Tuhan, tetapi mereka harus keluar dari tanah-Nya" (ayat 20). Perkataan tersebut memuaskan hati bagi bangsa-bangsa yang mengolok-olok Israel. Sesungguhnya perkataan mereka telah menyakiti hati Tuhan. Tuhan pun berbalik menghukum bangsa-bangsa lain. Sedangkan Israel yang terdiam karena dipergunjingkan dipulihkan Tuhan.

          Hari ini kita diajak bijak berkata. Kadang kala menjadi seorang pendengar yang baik dan tidak cepat berkata-kata lebih mendukung perbaikan daripada sebaliknya. Adalah bijak jika kita memikirkan lebih mendalam dan memahami situasi sebelum berkata-kata. Kadang kala kita harus berani mengatakan pada diri kita berdiam adalah pilihan terbaik dari pada berbicara mengeluarkan pendapat.
       
          Diam bukan berarti kalah, mundur, pasrah atau menyerah. Diam berarti tenang, sabar dan penuh kasih (bandingkan sikap Yesus dalam Matius 15 : 2 - 5, Markus 3 : 34). Oleh sebab itu, walaupun berkata-kata akan memuaskan hati kita, namun hendaknya kita belajar memilih diam disaat berbicara sudah tidak dibutuhkan lagi. Saat dengan bijak kita mampu memilih berdiam, kita akan mengalami bagaimana situasi dapat berubah menjadi lebih baik.

Doa :
Ya Bapa yang baik, tuntun kami dengan Roh Kudus agar kami mampu untuk bijak berkat-kata dan belajar untuk berdiam saat berbicara menjadi tidak penting.

Sunday, May 29, 2016

Tuhan yang mengerjakan

Syaloom saudara dan sahabatku, hari minggu ini aku masih bersedih dan ketakutan akan hidup dan keluargaku. Aku merasa takut akan kelanjutan hidup keluargaku, bagaimana dengan mereka jika aku telah tiada. Tapi Yehezkiel 36 : 8 - 15, telah menentramkan hati dari ketakutanku.

Hati-Ku akan baik kembali dan Aku akan berpaling kepadamu dan kamu akan dikerjakan dan ditaburi (ayat 9).

          Pada tahun 1973 lagu "Tie a yellow ribbon round the ole oak tree" menjadi hit di Amerika dan Inggris. Lagu ini bercerita tentang seorang laki-laki paruh baya yang "sudah bebas" tetapi ragu kembali ke rumah. Ia menulis surat kepada keluarganya agar mengikatkan pita kuning pada batang pohon Ek di depan rumah (rumah mereka akan dilalui bis yang ditumpanginya). Pita kuning itu tanda jika keluarga menerimanya kembali. Para penumpang yang mendengar cerita laki-laki itu menjadi bersimpati. Tak disangkanya, bukan hanya sopir bis, tetapi seluruh penumpang bis bersorak sebab terikat seratus pita kuning di pohon Ek. Ia diterima oleh keluarganya.
         
          Yehezkiel 36 : 9, mengisahkan tentang Tuhan yang akan mengerjakan dan menaburi kembali tanah Israel yang telah dihancurkan. Orang Israel telah patah semangat dan kuatir. Mereka berpikir Tuhan tidak lagi menginginkan mereka. Ternyata keraguan orang Israel tidak berdasar. Nabi Yehezkiel "mengikat pita kuning", yaitu mewartakan kabar baik. Tuhan sendiri yang akan memulihkan umat pilihan-Nya.

          Keraguan kadang menyelimuti ketika kita bertanya apakah saya mampu? Seperti yang aku alami saat ini. Banyak yang aku alami sejak meninggalnya ibuku, terkadang aku ragu untuk melangkah ke depan karena rasa takutku. Tapi aku harus yakin dan percaya bahwa Tuhan Allah tidak akan meninggalkanku, Dia akan datang dan mengerjakan semua usahaku. Jadi jangan ragu! Berdoalah kepada Tuhan. Seperti kisah lagu "Tie a yellow ribbon round the ole oak tree" di atas, dimulai dengan ragu dan kuatir jika tidak diterima. Ternyata kehadirannya sangat dinantikan dan dirindukan oleh keluarganya. Apalagi Tuhan yang penuh kasih. Kita yang mau memulai hidup baru (aktif beribadah, mencari pekerjaan, membangun usaha, rencana study lanjut). Tuhan pasti menyertai, bahkan akan mengerjakannya bagi kita.

Doa :
Ya Bapa yang baik, tuntun kami dengan kasih-Mu agar kami tidak ragu dan kuatir untuk bekerja dan memulai hidup baru bersama-Mu.

Saturday, May 28, 2016

Jadilah anak-anak yang tangguh

Syaloom saudara dan sahabatku, semoga di akhir minggu ini selalu ada damai dalam hatimu. Hari sabtu ini aku masih bersama Yesaya 40 : 27 - 31, sebagai saudara dan sahabatku. Sebenarnya aku hari ini merasa putus asa dan takut, untuk melanjutkan perjalanan hidupku. Sebab beban ku semakin berat setelah kepergian ibuku tercinta ke rumah Bapa di surga. Tapi jika aku tidak melanjutkan perjalananku bagaimana dengan kehidupan anak-anakku nanti. Tapi berkat bantuan Yesaya aku bangkit kembali walau tertatih-tatih.

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya (ayat 29). 

          Nabi Yesaya menyapa bangsa Israel dengan sebutan "hai Yakub, hai Israel". Dua nama itu mempunyai arti yang sama dan ditulis sejajr. Yakub adalah nama leluhur Israel yang sejak peristiwa di Yabok, diganti namanya menjadi Israel (Kejadian 32 : 28). Yesaya mengkritisi anggapan orang Israel yang mengganggap seolah-olah Allah telah melupakan mereka dan tidak peduli lagi dengan hidup mereka (baca kembali ayat 27).

          Allah itu kekal, Dialah pencipta langit bumi dan segala isinya. Dia tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya yaitu seluruh ciptaan-Nya, terlebih lagi manusia. Jangan pernah menganggap Allah sudah lelah dan lesu sehingga tidak mau lagi menuntun langkah hidup mereka. Betapa pun manusia itu lemah dan berdosa, Allah sangat mengerti keberadaan kita karena Dialah juga yang menciptakan kita (ayat 28). Sebagaimana kasih orang tua kepada anaknya, bagaimana pun sifat si anak - entah baik atau pun bebal, bila anak sudah menderita atau salah jalan, orang tua tidak akan tega membiarkan anaknya begitu saja.

          Allah akan memberikan kekuatan baru bagi bangsa Israel yang lelah dan tidak berdaya menghadapi kemelut hidupnya yang berat. Termasuk orang-orang muda, para teruna yang telah lesu, dibangunkan kembali semangatnya.
          Seumpama burung rajawali terkenal tangguh. Sayapnya kuat sehingga ia dapat terbang jauh, tinggi dan cepat. Bangsa Israel akan ditopang oleh Allah sehingga dapat berlari dan tidak menjadi lesu, berjalan dan tidak menjadi lelah (ayat 29 - 31).

          Jadi kita harus belajar untuk tidak mudah menyerah atau putus asa dengan segala keadaan yang menekan hidup kita. Yakinlah bahwa di setiap kemalangan pun Tuhan sedang merancangkan sesuatu yang indah bagi kita, karena Ia mengasihi kita lebih dari apa pun. Oleh sebab itu, mari bangkit dan jadilah orang yang tegar menghadapi hidup ini!

          Begitu pun dengan kehidupanku yang terkadang aku sangat takut menghadapinya namun aku harus yakin bahwa Tuhan sudah punya rencana yang indah dan lebih baik dari sekarang.

Doa :
Ya Bapa, ajar kami bersyukur dalam segala hal sehingga kami menjadi anak-anak yang tangguh menghadapi berbagai situasi hidup ini.

Friday, May 27, 2016

Jadikan Tuhan andalan hidupmu

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya untuk hari ini? Hari ini kabarku sangatlah buruk sebab aku banyak menangis. Rasa marah dan benci ada pada setiap manusia. Tapi kita harus ingat bahwa kita hidup dalam iman Kristus, dimana semua perbuatan kita harus melambangkan kasih Yesus. Hari ini aku bersujud berdoa pada Tuhan Allahku, aku menangis dan memang benar-benar menangis (memang ada ya menangis bohongan ......!!!!). Air mataku jatuh bercucuran, sehingga anak sulungku bertanya kenapa mama??? Aku hanya menjawab bahwa aku teringat ibuku yang telah tiada dan itu membuatku sangatlah sedih dan marah tatkala ibuku disakiti oleh orang lain. Dan rasanya aku hancur karena ibuku menangis dipelukanku. Tatkala aku menangis, aku teringat dengan sahabatku Yesaya 40 : 12 - 17, yang berkata bahwa jadikan Tuhan Allah sebagai andalan dalam hidupmu baik suka mau pun duka.

Segala bangsa seperti tidak ada dihadapan-Nya, mereka dianggap-Nya hampa dan sia-sia (ayat 17).

          Ketika bangsa Israel masih berada dalam pembuangan di Babel, mereka terbelenggu oleh perasaan hati yang hancur lebur. Mereka tampak kecewa dan putus asa terhadap nasib buruk yang menimpa sehingga mereka tidak mampu lagi berpikir tentang masa depan. Oleh sebab itu mereka berdebat dengan nabi Yesaya yang menyatakan bahwa tidak lama lagi Tuhan akan datang melepaskan mereka dari tangan Babel. Mereka tidak ingin percaya karena tidak ada bukti yang menguatkan. Mereka terlanjur pasrah pada kesusahan yang sudah biasa mereka alami.

          Nabi Yesaya tidak menyangkal penderitaan yang terjadi dan tidak pula menegor sikap saudara-saudara sebangsanya itu namun ia juga tak kuasa menolak perintah Allah yaitu menyatakan nubuat tentang harapan baru bagi bangsanya. Betapapun lemahnya iman bangsa Israel saat itu, mereka harus tetap mengakui bahwa Tuhan, Allah Israel, adalah Pencipta alam semesta ini. Allah yang berkuasa mengatur segala kehidupan yang berlangsung di atas muka bumi ini. Dengan pengakuan seperti itu, nabi ingin menghidupkan kembali kesadaran umat pada besarnya kuasa dan kebijaksanaan Allah. Tidak ada kuasa allah lain yang dapat mereka andalkan selain dari kuasa Allah, Sang Pencipta itu. Ia berharap bangsanya kembali mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya sebab hanya Dia yang mampu melepaskan mereka dari kesusahan hidup yang besar. Jadi kita pun dapat berharap bahwa hanya Allah saja yang dapat diandalkan tatkala hidup kita terbelenggu, bukan polisi, bukan pengacara, bukan orang berpangkat atau bahkan kita datang ke dukun (orang pintar), hanya Allah saja andalan kita bagi orang percaya. Walau pun bangsa-bangsa dengan segala kekuatan perangnya, mereka tidak memiliki daya ketika berhadapan dengan kuasa Allah sebab bagi Allah kekuatan mereka itu hampa, tidak berarti apa-apa.
     
Renungan hari ini kita diajak untuk mengakui dan meyakini bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup ini tidak boleh luput dari penyerahan diri kita kepada Allah. Jadikanlah Tuhan andalan hidupmu.

Doa :
Ya Allah, ingatkan kami untuk tetap mengandalkan kuasa-Mu, meskipun badai hidup ini acapkali menghadang kami. 

Thursday, May 26, 2016

Firman Allah yang Kekal

Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku merasa tidak bahagia dan sendirian. Aku merenung sangat lama dan menangis. Banyak kenangan yang hilang dari bayanganku. Tatkala aku kecil, anak, remaja, dewasa dan kini menjadi orang tua. Harapanku sangat lah banyak dan sudah tentu ada di anak-anakku, dapatkah mereka merasakan bahagianya sebagai anak, remaja, dewasa dan kemudian orang tua. Terkadang aku takut jika mereka gagal di dalam pendidikan dan hidupnya. Dan sudah tentu semua itu aku bawa dalam doa. Yesaya 40 : 6 - 8, sebagai sahabatku menasehatiku untuk selalu berpegang teguh pada Firman Allah.

" ..... tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya" (ayat 8b)

          Kota Yerusalem yang menjadi kebanggaan bangsa Israel tiba-tiba diruntuhkan oleh raja Babel yan bernama Nebukadnezar. Lebih daripada itu mereka pun sebagai bangsa yang kalah perang, diangkut beramai-ramai ke negeri Babel dan dijadikan "budak" bagi bangsa kafir itu. Bukankah kenyataan ini menjadi sebuah pengalaman pahit dan memalukan dalam sejarah bangsa Israel - yang katanya bangsa "pilihan" Tuhan itu?

          Di tengah situasi yang demikian inilah Allah mengutus nabi Yesaya untuk menghibur mereka danmembangkitkan kembali harapan dalam hidup bangsa yang dikasihi-Nya itu (baca Yesaya 40 : 1 - 2). Yesaya disuruh memaklumkan kedatangan Tuhan dalam kehidupan bangsa Israel (Yesaya 40 : 3 - 5). Sebagai kelanjutannya Yesaya disuruh menyadarkan bangsanya bahwa mereka hanya manusia biasa,yang fana. Mereka seperti rumput yang akhirnya mengering atau bunga yang akhirnya menjadi layu. Tetapi jangan lupa, mereka memiliki Allah yang Mahakuasa. Allah yang hanya dengan hembusan nafas-Nya, mampu memusnahkan segala sesuatu - apalagi bangsa Israel yang tidak setia itu.


          Gambaran tentang keterbatasan manusia disatu sisi yang diperhadapkan dengan gambaran ketidak terbatasan Allah di sisi lain, jelas menunjukkan bahwa bangsa Israel itu tidak punya hak dan kekuatan apa-apa di hadapan Allah. Mereka sudah menyimpang dari jalan yang benar, mereka telah meninggalkan Allah yang mengasihi mereka sehingga kalau pun mereka dibuang ke Babel itu sudah sepantasnya. Mereka akan musnah satu demi satu di negeri asing itu. Tetapi Allah Israel tidak pernah ingkar janji, Ia mengasihani dan mengampuni mereka serta memulangkan mereka ke negeri asalnya. Mereka bahkan diberi kekuatan baru untuk bangkit kembali dan menata kehidupan.

          Jadi bila kita renungkan, kita belajar melihat betapa besarnya kasih setia Allah bagi kehidupan manusia. Meskipun kita sering "tidak setia" kepada-Nya, tetapi Ia tetap setia mengasihi kita!!!

Dengan nasehat dari Yesaya aku merasa lega dan terangkat beban hidupku. Aku merasa bersyukur bahwa Allah Bapa selalu mengasihiku dan membimbingku senantiasa. Dan aku pun akan selalu setia hanya kepada Allah yang sudah mau menurunkan putra-Nya Yesus Kristus.

Doa :
Ya Tuhan, bukalah hati dan pikiran kami agar terus menyadari siapa diri kami dihadapan kasih-Mu yang agung itu.