Translate

Tuesday, May 31, 2016

Malu atas tindakan jahat

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga hari ini berkat Tuhan masih ada buat kita umatnya yang setia dan percaya. Hai ini aku masih bersama sahabatku Yehezkiel 36 : 26 - 32, aku membayangkan suatu kejahatan yang selalu terselubung dalam jiwa manusia. Yach, betapa lemahnya manusia yang selalu jatuh ke dalam dosa dan terkadang mudah terbujuk untuk melakukan pelanggaran.

Bukan karena kamu Aku bertindak, demikianlah firman Tuhan, ketahuilah itu. Merasa malulah kamu dan biarlah kamu dipermaukan karena kelakuanmu, hai kaum Israel (ayat 32).

          Pagi ini kita di ajak kepada orang Israel yang mana mereka mengakui perbuatan mereka yang telah mengecewakan Tuhan. Menyembah berhala dan lebih mengandalkan kekuatan manusia adalah perbuatan yang tidak benar di hadapan Tuhan. Oleh sebab itu mereka harus menunukkan penyesalan dengan rasa malu. Kata malu dalam bahasa Ibrani bisa juga berarti kusam, pucat atau tidak segar. Raut muka malu, pucat atau tidak segar, tidak ceria merupakan ekspresi kesadaran telah melakukan perbuatan salah. Selanjutnya merasa malu dan menyesal akan menjadi bukti pertanggungan-jawaban karena telah merugikan bangsa lain.
       
          Seorang moralis Perancis Francois De La Rochefou-cauld (1616 - 1680) berkata: "Kita akan menjadi malu dengan tindakan kita yang paling mulia, jika kita tahu motivasi di balik tindakan kita tersebut. "Artinya, kalau kita memiliki motivasi yang tidak benar maka tindakan yang mulia sekali pun akan membuat kita malu. Namun, pada masa sekarang menjadi malu atas motivasi tidak benar hampir-hampir sirna. Jika sebuah kejahatan dilakukan secara terselubung maka pengakuan akan tindakan tersebut sangat jarang terdengar, lebih banyak suara penyangkalan.
     
          Firman Tuhan mengingatkan kita agar malu jika berlaku jahat, selalu bertanggungjawab memperbaiki perilaku pribadi demi perbaikan dan bertekad tidak mengulangi perbuatan jahat.

          Jadi, perasaan malu tidaklah buruk. Malu adalah perasaan tidak enak hati akibat melakukan perbuatan yang kurang baik. Malu adalah sebuah perasaan yang menjadi pengontrol dalam bersikap dan bertindak. Gunakanlah perasaan malu guna mengontrol tindakan kita agar menjauhi perbuatan jahat yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Roh Tuhan membantu kita mempebaharui diri sehingga perbuatan kita menjadi kebaikan bagi sesama bahkan musuh sekali pun.

Doa :
Ya Bapa yang baik, tuntun kami melalui Roh Kudus-Mu agar kami malu untuk melakukan perbuatasn yang jahat. 

Monday, May 30, 2016

Diam adalah emas

Syaloom saudara dan sahabatku, salam sejahtera dan damai kasih ada padamu. Semoga hari ini menjadi hari yang penuh berkat. Dan kiranya rasa kesal dan marah segera berlalu dari kehidupan yang makin menyesakkan dada. Tapi bagi kita umat yang percaya rasa kesal dan marah sudah berlalu ketika matahari sudah tenggelam, berarti pagi ini adalah kehidupan yang baru. Aku masih bersama sahabatku Yehezkiel 36 : 16 - 21, dia banyak memberikanku pandangan kehidupan yang lebih baik.

Di mana saja mereka datang di tengah bangsa-bangsa, mereka menajiskan nama-Ku yang kudus, dalamhal orang menyindir mereka : Katanya mereka umat Tuhan, tetapi mereka harus keluar dari tanah-Nya (ayat 20).

          Pepatah berkata, "Perkataan adalah perak, diam adalah emas". Sederhananya, "Diam adalah emas". Ada juga yang mengekspresikannya dengan "Perkataan akan berlalu, tetapi diam adalah kekal". Pepatah ini digunakan pada momen dimana berdiam adalah pilihan terbaik dan berbicara menjadi tidak penting lagi.
       
          Bangsa Israel yang telah kalah jadi pergunjingan bagi bangsa lain, "Katanya mereka umat Tuhan, tetapi mereka harus keluar dari tanah-Nya" (ayat 20). Perkataan tersebut memuaskan hati bagi bangsa-bangsa yang mengolok-olok Israel. Sesungguhnya perkataan mereka telah menyakiti hati Tuhan. Tuhan pun berbalik menghukum bangsa-bangsa lain. Sedangkan Israel yang terdiam karena dipergunjingkan dipulihkan Tuhan.

          Hari ini kita diajak bijak berkata. Kadang kala menjadi seorang pendengar yang baik dan tidak cepat berkata-kata lebih mendukung perbaikan daripada sebaliknya. Adalah bijak jika kita memikirkan lebih mendalam dan memahami situasi sebelum berkata-kata. Kadang kala kita harus berani mengatakan pada diri kita berdiam adalah pilihan terbaik dari pada berbicara mengeluarkan pendapat.
       
          Diam bukan berarti kalah, mundur, pasrah atau menyerah. Diam berarti tenang, sabar dan penuh kasih (bandingkan sikap Yesus dalam Matius 15 : 2 - 5, Markus 3 : 34). Oleh sebab itu, walaupun berkata-kata akan memuaskan hati kita, namun hendaknya kita belajar memilih diam disaat berbicara sudah tidak dibutuhkan lagi. Saat dengan bijak kita mampu memilih berdiam, kita akan mengalami bagaimana situasi dapat berubah menjadi lebih baik.

Doa :
Ya Bapa yang baik, tuntun kami dengan Roh Kudus agar kami mampu untuk bijak berkat-kata dan belajar untuk berdiam saat berbicara menjadi tidak penting.

Sunday, May 29, 2016

Tuhan yang mengerjakan

Syaloom saudara dan sahabatku, hari minggu ini aku masih bersedih dan ketakutan akan hidup dan keluargaku. Aku merasa takut akan kelanjutan hidup keluargaku, bagaimana dengan mereka jika aku telah tiada. Tapi Yehezkiel 36 : 8 - 15, telah menentramkan hati dari ketakutanku.

Hati-Ku akan baik kembali dan Aku akan berpaling kepadamu dan kamu akan dikerjakan dan ditaburi (ayat 9).

          Pada tahun 1973 lagu "Tie a yellow ribbon round the ole oak tree" menjadi hit di Amerika dan Inggris. Lagu ini bercerita tentang seorang laki-laki paruh baya yang "sudah bebas" tetapi ragu kembali ke rumah. Ia menulis surat kepada keluarganya agar mengikatkan pita kuning pada batang pohon Ek di depan rumah (rumah mereka akan dilalui bis yang ditumpanginya). Pita kuning itu tanda jika keluarga menerimanya kembali. Para penumpang yang mendengar cerita laki-laki itu menjadi bersimpati. Tak disangkanya, bukan hanya sopir bis, tetapi seluruh penumpang bis bersorak sebab terikat seratus pita kuning di pohon Ek. Ia diterima oleh keluarganya.
         
          Yehezkiel 36 : 9, mengisahkan tentang Tuhan yang akan mengerjakan dan menaburi kembali tanah Israel yang telah dihancurkan. Orang Israel telah patah semangat dan kuatir. Mereka berpikir Tuhan tidak lagi menginginkan mereka. Ternyata keraguan orang Israel tidak berdasar. Nabi Yehezkiel "mengikat pita kuning", yaitu mewartakan kabar baik. Tuhan sendiri yang akan memulihkan umat pilihan-Nya.

          Keraguan kadang menyelimuti ketika kita bertanya apakah saya mampu? Seperti yang aku alami saat ini. Banyak yang aku alami sejak meninggalnya ibuku, terkadang aku ragu untuk melangkah ke depan karena rasa takutku. Tapi aku harus yakin dan percaya bahwa Tuhan Allah tidak akan meninggalkanku, Dia akan datang dan mengerjakan semua usahaku. Jadi jangan ragu! Berdoalah kepada Tuhan. Seperti kisah lagu "Tie a yellow ribbon round the ole oak tree" di atas, dimulai dengan ragu dan kuatir jika tidak diterima. Ternyata kehadirannya sangat dinantikan dan dirindukan oleh keluarganya. Apalagi Tuhan yang penuh kasih. Kita yang mau memulai hidup baru (aktif beribadah, mencari pekerjaan, membangun usaha, rencana study lanjut). Tuhan pasti menyertai, bahkan akan mengerjakannya bagi kita.

Doa :
Ya Bapa yang baik, tuntun kami dengan kasih-Mu agar kami tidak ragu dan kuatir untuk bekerja dan memulai hidup baru bersama-Mu.

Saturday, May 28, 2016

Jadilah anak-anak yang tangguh

Syaloom saudara dan sahabatku, semoga di akhir minggu ini selalu ada damai dalam hatimu. Hari sabtu ini aku masih bersama Yesaya 40 : 27 - 31, sebagai saudara dan sahabatku. Sebenarnya aku hari ini merasa putus asa dan takut, untuk melanjutkan perjalanan hidupku. Sebab beban ku semakin berat setelah kepergian ibuku tercinta ke rumah Bapa di surga. Tapi jika aku tidak melanjutkan perjalananku bagaimana dengan kehidupan anak-anakku nanti. Tapi berkat bantuan Yesaya aku bangkit kembali walau tertatih-tatih.

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya (ayat 29). 

          Nabi Yesaya menyapa bangsa Israel dengan sebutan "hai Yakub, hai Israel". Dua nama itu mempunyai arti yang sama dan ditulis sejajr. Yakub adalah nama leluhur Israel yang sejak peristiwa di Yabok, diganti namanya menjadi Israel (Kejadian 32 : 28). Yesaya mengkritisi anggapan orang Israel yang mengganggap seolah-olah Allah telah melupakan mereka dan tidak peduli lagi dengan hidup mereka (baca kembali ayat 27).

          Allah itu kekal, Dialah pencipta langit bumi dan segala isinya. Dia tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya yaitu seluruh ciptaan-Nya, terlebih lagi manusia. Jangan pernah menganggap Allah sudah lelah dan lesu sehingga tidak mau lagi menuntun langkah hidup mereka. Betapa pun manusia itu lemah dan berdosa, Allah sangat mengerti keberadaan kita karena Dialah juga yang menciptakan kita (ayat 28). Sebagaimana kasih orang tua kepada anaknya, bagaimana pun sifat si anak - entah baik atau pun bebal, bila anak sudah menderita atau salah jalan, orang tua tidak akan tega membiarkan anaknya begitu saja.

          Allah akan memberikan kekuatan baru bagi bangsa Israel yang lelah dan tidak berdaya menghadapi kemelut hidupnya yang berat. Termasuk orang-orang muda, para teruna yang telah lesu, dibangunkan kembali semangatnya.
          Seumpama burung rajawali terkenal tangguh. Sayapnya kuat sehingga ia dapat terbang jauh, tinggi dan cepat. Bangsa Israel akan ditopang oleh Allah sehingga dapat berlari dan tidak menjadi lesu, berjalan dan tidak menjadi lelah (ayat 29 - 31).

          Jadi kita harus belajar untuk tidak mudah menyerah atau putus asa dengan segala keadaan yang menekan hidup kita. Yakinlah bahwa di setiap kemalangan pun Tuhan sedang merancangkan sesuatu yang indah bagi kita, karena Ia mengasihi kita lebih dari apa pun. Oleh sebab itu, mari bangkit dan jadilah orang yang tegar menghadapi hidup ini!

          Begitu pun dengan kehidupanku yang terkadang aku sangat takut menghadapinya namun aku harus yakin bahwa Tuhan sudah punya rencana yang indah dan lebih baik dari sekarang.

Doa :
Ya Bapa, ajar kami bersyukur dalam segala hal sehingga kami menjadi anak-anak yang tangguh menghadapi berbagai situasi hidup ini.

Friday, May 27, 2016

Jadikan Tuhan andalan hidupmu

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya untuk hari ini? Hari ini kabarku sangatlah buruk sebab aku banyak menangis. Rasa marah dan benci ada pada setiap manusia. Tapi kita harus ingat bahwa kita hidup dalam iman Kristus, dimana semua perbuatan kita harus melambangkan kasih Yesus. Hari ini aku bersujud berdoa pada Tuhan Allahku, aku menangis dan memang benar-benar menangis (memang ada ya menangis bohongan ......!!!!). Air mataku jatuh bercucuran, sehingga anak sulungku bertanya kenapa mama??? Aku hanya menjawab bahwa aku teringat ibuku yang telah tiada dan itu membuatku sangatlah sedih dan marah tatkala ibuku disakiti oleh orang lain. Dan rasanya aku hancur karena ibuku menangis dipelukanku. Tatkala aku menangis, aku teringat dengan sahabatku Yesaya 40 : 12 - 17, yang berkata bahwa jadikan Tuhan Allah sebagai andalan dalam hidupmu baik suka mau pun duka.

Segala bangsa seperti tidak ada dihadapan-Nya, mereka dianggap-Nya hampa dan sia-sia (ayat 17).

          Ketika bangsa Israel masih berada dalam pembuangan di Babel, mereka terbelenggu oleh perasaan hati yang hancur lebur. Mereka tampak kecewa dan putus asa terhadap nasib buruk yang menimpa sehingga mereka tidak mampu lagi berpikir tentang masa depan. Oleh sebab itu mereka berdebat dengan nabi Yesaya yang menyatakan bahwa tidak lama lagi Tuhan akan datang melepaskan mereka dari tangan Babel. Mereka tidak ingin percaya karena tidak ada bukti yang menguatkan. Mereka terlanjur pasrah pada kesusahan yang sudah biasa mereka alami.

          Nabi Yesaya tidak menyangkal penderitaan yang terjadi dan tidak pula menegor sikap saudara-saudara sebangsanya itu namun ia juga tak kuasa menolak perintah Allah yaitu menyatakan nubuat tentang harapan baru bagi bangsanya. Betapapun lemahnya iman bangsa Israel saat itu, mereka harus tetap mengakui bahwa Tuhan, Allah Israel, adalah Pencipta alam semesta ini. Allah yang berkuasa mengatur segala kehidupan yang berlangsung di atas muka bumi ini. Dengan pengakuan seperti itu, nabi ingin menghidupkan kembali kesadaran umat pada besarnya kuasa dan kebijaksanaan Allah. Tidak ada kuasa allah lain yang dapat mereka andalkan selain dari kuasa Allah, Sang Pencipta itu. Ia berharap bangsanya kembali mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya sebab hanya Dia yang mampu melepaskan mereka dari kesusahan hidup yang besar. Jadi kita pun dapat berharap bahwa hanya Allah saja yang dapat diandalkan tatkala hidup kita terbelenggu, bukan polisi, bukan pengacara, bukan orang berpangkat atau bahkan kita datang ke dukun (orang pintar), hanya Allah saja andalan kita bagi orang percaya. Walau pun bangsa-bangsa dengan segala kekuatan perangnya, mereka tidak memiliki daya ketika berhadapan dengan kuasa Allah sebab bagi Allah kekuatan mereka itu hampa, tidak berarti apa-apa.
     
Renungan hari ini kita diajak untuk mengakui dan meyakini bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup ini tidak boleh luput dari penyerahan diri kita kepada Allah. Jadikanlah Tuhan andalan hidupmu.

Doa :
Ya Allah, ingatkan kami untuk tetap mengandalkan kuasa-Mu, meskipun badai hidup ini acapkali menghadang kami. 

Thursday, May 26, 2016

Firman Allah yang Kekal

Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku merasa tidak bahagia dan sendirian. Aku merenung sangat lama dan menangis. Banyak kenangan yang hilang dari bayanganku. Tatkala aku kecil, anak, remaja, dewasa dan kini menjadi orang tua. Harapanku sangat lah banyak dan sudah tentu ada di anak-anakku, dapatkah mereka merasakan bahagianya sebagai anak, remaja, dewasa dan kemudian orang tua. Terkadang aku takut jika mereka gagal di dalam pendidikan dan hidupnya. Dan sudah tentu semua itu aku bawa dalam doa. Yesaya 40 : 6 - 8, sebagai sahabatku menasehatiku untuk selalu berpegang teguh pada Firman Allah.

" ..... tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya" (ayat 8b)

          Kota Yerusalem yang menjadi kebanggaan bangsa Israel tiba-tiba diruntuhkan oleh raja Babel yan bernama Nebukadnezar. Lebih daripada itu mereka pun sebagai bangsa yang kalah perang, diangkut beramai-ramai ke negeri Babel dan dijadikan "budak" bagi bangsa kafir itu. Bukankah kenyataan ini menjadi sebuah pengalaman pahit dan memalukan dalam sejarah bangsa Israel - yang katanya bangsa "pilihan" Tuhan itu?

          Di tengah situasi yang demikian inilah Allah mengutus nabi Yesaya untuk menghibur mereka danmembangkitkan kembali harapan dalam hidup bangsa yang dikasihi-Nya itu (baca Yesaya 40 : 1 - 2). Yesaya disuruh memaklumkan kedatangan Tuhan dalam kehidupan bangsa Israel (Yesaya 40 : 3 - 5). Sebagai kelanjutannya Yesaya disuruh menyadarkan bangsanya bahwa mereka hanya manusia biasa,yang fana. Mereka seperti rumput yang akhirnya mengering atau bunga yang akhirnya menjadi layu. Tetapi jangan lupa, mereka memiliki Allah yang Mahakuasa. Allah yang hanya dengan hembusan nafas-Nya, mampu memusnahkan segala sesuatu - apalagi bangsa Israel yang tidak setia itu.


          Gambaran tentang keterbatasan manusia disatu sisi yang diperhadapkan dengan gambaran ketidak terbatasan Allah di sisi lain, jelas menunjukkan bahwa bangsa Israel itu tidak punya hak dan kekuatan apa-apa di hadapan Allah. Mereka sudah menyimpang dari jalan yang benar, mereka telah meninggalkan Allah yang mengasihi mereka sehingga kalau pun mereka dibuang ke Babel itu sudah sepantasnya. Mereka akan musnah satu demi satu di negeri asing itu. Tetapi Allah Israel tidak pernah ingkar janji, Ia mengasihani dan mengampuni mereka serta memulangkan mereka ke negeri asalnya. Mereka bahkan diberi kekuatan baru untuk bangkit kembali dan menata kehidupan.

          Jadi bila kita renungkan, kita belajar melihat betapa besarnya kasih setia Allah bagi kehidupan manusia. Meskipun kita sering "tidak setia" kepada-Nya, tetapi Ia tetap setia mengasihi kita!!!

Dengan nasehat dari Yesaya aku merasa lega dan terangkat beban hidupku. Aku merasa bersyukur bahwa Allah Bapa selalu mengasihiku dan membimbingku senantiasa. Dan aku pun akan selalu setia hanya kepada Allah yang sudah mau menurunkan putra-Nya Yesus Kristus.

Doa :
Ya Tuhan, bukalah hati dan pikiran kami agar terus menyadari siapa diri kami dihadapan kasih-Mu yang agung itu. 

Wednesday, May 25, 2016

Jangan Murtad

Syaloom saudara dan sahabatku, malam ini aku masih bersama 1 Yohanes 5 : 16 - 21. Di sini aku dan sahabatku Yohanes masih bicara tentang Kasih Allah yang sudah diberikan kepada kita umat-Nya. Jadi bagaimana orang yang sudah mendapat selamat dalam hidupnya tapi mengingkarinya.

Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut (ayat 17).
       
         Dulu waktu aku masih kecil orang tuaku membawaku untuk dibaptis, kemudian saat aku beranjak remaja aku mulai mengikuti katekisasi atau katekese dari kata kerja bahasa yunani (κατήχηση). Katekisasi adalah merupakan pembentukan iman dalam memberitakan, memberitahukan, mengajar dan memberi pengajaran dalam arti praktis yaitu mengajar atau membimbing seseorang dalam pemahaman isi Alkitab.

          Pada saat aku katekisasi ada seorang yang bertanya kepada pembinanya, "Bu, mengapa setiap kali kita berdoa, kita selalu saja meminta pengampunan dari Allah?" Pembina itu pun menjawab : "Ya, sebab kita menyadari bahwa walau pun kita sudah beriman kepada Yesus Kristus, hidup kita tidak serta merta berubah dan terbebas dari dosa. Setiap saat, dosa itu bisa masuk dalam hati dan pikiran kita, baik yang kita sadari atau tidak. Selama kita masih hidup di dunia ini, tidak ada seorang pun yang dapat terbebas sepenuhnya dari kuasa dosa. Rasul Paulus katakan dalam Roma 3 : 23, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah".

          Pada surat Yohanes membedakan 2 macam dosa. Dosa yang mendatangkan maut atau dosa "luar biasa" dan dosa yang tidak mendatangkan maut atau dosa "biasa". Dosa "biasa" adalah dosa yang terjadi karena kelemahan dan keterbatasan manusia untuk mengontrol pikiran, perkataan dan tindakan kita setiap saat - entah disengaja atau pun tidak disengaja.

          Sedangkan dosa "luar biasa' adalah dosa yang berkaitan dengan penyangkalan iman seseorang. Dosa menyangkal Roh Kudus - tidak diampuni (2 Tesalonika 2 : 3, Ibrani 3 : 12). Di dalam Kristus, Anak Allah, kita percaya Roh Kudus yang selalu menuntun hidup kita dalam pengertian yang benar tetapi bila kita membiarkan diri terus berkanjang dalam dosa, bahkan murtad, maka tidak ada lagi pengampunan bagi kita.

          Jadi, jika ada orang yang sudah mengikuti pelajaran katekisasi namun dikemudian hari, karena satu dan lain hal - menyangkal Kristus. Hati-hatilah, karena dosa tersebut dapat menghilangkan keselamatan yang kita terima di dalam Tuhan Yesus Kristus. Sekali kita mengucap "janji setia" kepada Kristus, jangan pernah mengingkarinya!!.

          Bagaimana dengan saudara dan sahabatku? Apakah akan mengingkarinya pula? Dan itu sudah pasti merupakan dosa yang luar biasa, yaitu tidak ada keselamatan dan berupa maut baginya.

Doa :
Ya Tuhan, bimbing kami terus agar iman kami tetap teguh menghadapi berbagai pencobaan yang datang dalam hidup ini. 

Hidup dalam Kasih

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya untuk hari ini? semoga masih ada berkat kasih karunia pada anda semua, sehingga kita dapat saling berbagi kasih di dalam Tuhan kita melalui Kasih Yesus. Hari ini aku bersama sahabatku 1 Yohanes 4 : 13 - 16, salah satu murid yang paling disayang dan paling dekat dengan Yesus.

Allah adalah kasih, dan barang siapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia (ayat 16b).

          Kita sangat yakin bahwa jika seseorang percaya kepada Allah di dalamYesus Kristus, itu merupakan hasil karya Roh Kudus. Pernyataan ini sangat jelas ketika seseorang menerima sakramen baptisan. Pelayan menyebutkan dengan lengkap nama orang yang akan dibaptis dan menyatakan bahwa (sejak saat itu) orang tersebut bukan lagi milik dirinya sendiri tetapi telah menjadi milik Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus.
       
          Dengan demikian, berarti orang tersebut tidak semata-mata dikendalikan oleh kehendaknya sendiri saja, tetapi diwarnai oleh kehendak Allah. Salah satu kehendak Allah adalah agar kita yang percaya kepada-Nya dan selalu hidup dalam"kasih". Mengapa? Sebab Allah sendiri adalah Kasih, Dialah sumber Kasih; jadi barangsiapa yang menyatakan diri sebagai "milik" Allah maka Roh Allah diam di dalam dirinya dan karena itu ia selalu terdorong untuk melakukan tindakan kasih. Contoh yang sangat jelas adalah Yesus Kristus. Dia adalah Anak Allah dan karena itu seluruh perkataan, pikiran, tindakan dan pelayanan-Nya bahkan saat menjelang kematian-Nya pun, Ia tetap memancarkan kasih itu. Bagaimana mungkin seseorang yang tergantung di atas kayu salib masih mendoakan orang-orang yang menyiksa dirinya? Sementara kita yang secara tidak sengaja terkena pukul oleh teman kita, kita sudah baku hantam, adu mulut, atau bahkan semua nama binatang keluar dari mulut kita. Jadi tanpa karya kasih Allah yang bekerja di dalam diri-Nya, hal itu mustahil terjadi.

          Saat ini Yesus juga menyapa kita lewat firman-Nya, sudahkah kita berdasarkan "kasih"? Sudahkah "kasih" itu kita nyatakan dalam keseharian kita ditengah keluarga kita, dalam jemaat atau terhadap tetangga kita? Memang hal ini tidak mudah namun jika kita terus meminta pertolongan Roh Kudus, niscaya kita dapat melakonkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berjuanglah terus dalam perjuangan imanmu, karena di sanalah "kasih" Kristus dinyatakan, dirasakan dan disaksikan oleh orang-orang di sekitarmu.

Doa :
Ya Tuhan, kuatkanlah kami untuk terus berjuang menyatakan kasih dalam tuntunan kuasa-Mu.

Sunday, May 22, 2016

Beriman dalam kerendahan hati

Syaloom saudara dan sahabatku,  apa kabarnya untuk hari ini, hari minggu yang cerah da matahari bersinar terang, puji syukur kepada Tuhan karena masih memberi kesempatan kepadaku untuk menulis di blog Love_Life. Hari ini aku masih bersama sahabatku Paulus di kota 1 Korintus 2 : 11 - 16. 

Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita (ayat 12).

          Di kota Korintus ini sahabatku Paulus pernah tinggal beberapa waktu lamanya untuk memberitakan Injil Yesus Kristus (lihat Kisah Para Rasul 18 : 1 - 17). Oleh karena itu ia mengenal jemaat Korintus. Tetapi dari beberapa sahabatnya, ia mendengar bahwa ada sekelompok orang dalam jemaat tersebut yang meragukan pengajaran yang disampaikannya.

          Dan Paulus dengan jujur mengatakan bahwa ia memang tidak pandai menggunakan kata-kata yang indah atau menggunakan hikmat manusia (1 Korintus 2 : 1), sebagaimana rekannya - Apolos, seorang pengajar Yahudi yang terkenal fasih lidah dan karena itu dipuja-puja melebihi Paulus.
     
          Paulus menyayangkan sifat beberapa anggota jemaat, yang suka membanding-bandingkan dirinya dengan Apolos dan rekan-rekan pelayan lainnya sehingga terjadilah perpecahan di dalam jemaat (1 Korintus 1 : 10 - 17). Aku jadi berdiri termenung, sebab dalam dunia sekarang pun kita sebagai jemaat masih suka membanding-bandingkan pendeta yang satu dengan lainnya. Dengan sikap yang demikian maka akan menjadi awal terjadinya ketegangan, perselisihan bahkan "perpecahan" di dalam jemaat.

          Oleh sebab itu, rasulPaulus dengan segala kerendahan hati ingin meyakinkan jemaat bahwa apa yang ia sampaikan bukanlah semata-mata berasal dari dirinya sendiri, atau karena kepandaiannya, melainkan ia terima dari Roh Allah.

          Jika ada di antara jemaat yang masih ragu, berarti mereka tergolong "manusia duniawi" - yang suka menilai segala sesuatu menurut ukuran-ukuran manusia (kepandaian, kefasihan) dan karenanya, sulit mengerti tentang kebenaran. Sebab hanya dengan kerendahan hati, iman dapat bertumbuh dan kebesaran Allah terus dinyatakan.

Doa :
Ya Kristus, ajarlah kami mensyukuri dan menghargai setiap pelayan yang Engkau utus di tengah-tengah persekutuan kami, agar kami tidak terjebak pada kesombongan dan pengandalan diri. 

Monday, May 16, 2016

Kura-kura dalam perahu

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan hari ini? Apakah semua baik dan sehat ? Semoga Tuhan memberkati kita umat-Nya. Hari ini aku berada di Kisah Para Rasul 2 : 22 - 28. Di sini aku bicara tentang orang yang sudah tahu tapi pura-pura tidak tahu.

Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazareth, seorang yang telah ditentukan Allah, ..... seperti yang kamu tahu (ayat 22).
     
          "Sudah tahu, tetapi berpura-pura tidak tahu" itu arti dari sebuah peribahasa kura-kura dalam perahu. Peribahasa ini menunjukkan pengabaian terhadap suatu kebenaran yang telah ia ketahui, entah berkenaan dengan peristiwa, situasi ataupun pernyataan tertentu.

          Seperti Petrus, pada hari Pentakosta, atas dorongan Roh Kudus berkhotbah tentang Yesus. Menurut Petrus, yang ia bicarakan adalah Yesus dari Nazareth, yakni Pribadi besar yang sangat dikenal. Sebab Yesus melakukan banyak mujizat-mujizat di hadapan orang banyak. Mereka seharusnya tahu siapa Yesus, sebab banyak orang yang menjadi pengikut-Nya dan menjadi berita yang menggemparkan. Menurut Petrus, mereka tahu tentang Yesus tetapi mereka sendiri menolak-Nya dan bahkan menyalibkan serta membunuh-Nya (bandingkan ayat 22-23). Pernytaan Petrus ini menunjukkan bahwa Petrus meyakini mereka tahu benar bahwa Yesus tidak bersalah, bahkan melakukan banyak kebenaran dan kebaikan, tetapi seakan-akan mereka tidak tahu alias pura-pura tidak tahu, sehingga menuduh-Nya bersalah dan membunuh-Nya.
       
          Tetapi sebenarnya, ada hal yang mereka tidak tahu, dan ini harus diberitahukan oleh Petrus melalui Khotbahnya. Yesus yang mereka bunuh lewat penyaliban, sesungguhnya telah bangkit, dan kematian tidak berkuasa atas-Nya (bandingkan 24). Inilah berita penting yang mereka belum tahu, dan karena itu Petrus memberitahukan itu.

         Berbeda dengan orang-orang Yahudi di zaman itu, kita telah tahu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Ia telah mengalahkan maut dan menebus kita untuk diselamatkan. Bukankah berita ini sudah kita tahu? Tetapi bukankah masih saja ada orang yang katanya percaya pada Kristus namun masih bersigap bagaikan "Kura-kura dalam perahu",pura-pura tidak tahu? Sikap pura-pura tidak tahu tersebut terwakili dengan sikap hidup, pola laku, tutur kata yang tidak mencerminkan diri sebagai pribadi yang diselamatkan. Kalau kita yakin telah diselamatkan, bersikaplah sebagaimana orang yag telah diselamatkan dan jangan seperti kura-kura dalam perahu!!

Doa :
Roh Kudus, tolonglah kami mengerjakan KEBENARAN itu dan kiranya berkat anugerah Kau limpahkan kepada kami serta lingkungan kami. 

Saturday, May 14, 2016

Membangun karakter Kristiani

Syaloom saudara dan sahabatku, apakabarmu hari ini? Semoga dalam keadaan baik dan sehat selalu. Hari ini aku berada di Roma 15 : 7 - 13, di sini kita akan membangun karakter Kristiani yang sejati.

dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan (ayat 12b).

          Hari ini kita bicara sebagai pribadi, keluarga dan gereja, kita harus saling melayani, saling menerima serta saling membangun demi pertumbuhan iman. Dengan demikian gereja akan menjadi kuat dan semakin bertumbuh bagi kemuliaan Tuhan.
       
          Rasul Paulus melanjutkan nasihatnya agar setiap umat Kristen yang ada saat itu menghargai perbedaan asal usul anggotanya. Seperti Tuhan Yesus yang telah menjadi pelayan orang-orang Yahudi Kristen, untuk mengkokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang bangsa Yahudi. Selain itu, Yesus juga, oleh karena rahmat-Nya, menerima bangsa-bangsa lain untuk memuliakan Allah.

          Dengan mengutip Yesaya 11 : 10, nubuatan tentang Raja Damai yang akan datang,menunjuk kepada kedatangan Yesus yang juga membawa damai dan keselamatan untuk bangsa lain. Jadi, umat Kristen Yahudi di Roma, patut mengerti dan menghayati anugerah Allah dalam pekerjaan Yesus Kristus. Keselamatan dimulai dari umat Israel sesuai ikatan perjanjian dan mereka patut menjadi teladan yang memungkinkan segala bangsa juga menerima keselamatan Kristus.
       
          Berbicara perbedaan, seharusnya disertai dengan pemahaman tepat untuk menghargai satu dengan yang lain. Perbedaan tajam yang cenderung merusak persekutuan, seperti : kedewasaan rohani, tingkatan ekonomi, pendidikan, latar belakang etnis budaya dan lain-lain. Inilah tantangan gereja, yang harus dijawab dengan membangun karakter kristiani yang kuat. Yesus saja menganggap semua orang penting dan perlu diselamatkan, mengapa kita memilih-milih ? Mengapa kita sulit sehati dan satu suara? Jika Kristus saja menerima semua orang yang datang kepada-Nya, mengapa kita sulit menerima saudara-saudara kita yang berbeda dengan kita? Karena itu, marilah bertindak sesuai karakter Kristiani agar orang lain memuliakan Tuhan Yesus. Dapatkah kita melakukannya? Jawabannya berada pada hati dan tindakan saudara.

Doa :
Tuhan Yesus, tolonglah gereja-Mu membangun karakter Kristus, agar segala bangsa mengenal Engkau.

Monday, May 9, 2016

Doa Yesus yang penuh Kasih

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan pagi hari ini? Apakah sudah segar kembali setelah menikmati liburan nasional dan akhir minggu? Pastinya sudah semangat lagi ya, dan yang pasti akan bekerja kembali dengan baik dan giat. Hari ini aku bersama Yohanes 17 : 13 - 19.

Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia (ayat 18).
         
          Pagi hari ini kita akan merenungkan sebuah doa, dimana Yesus berdoa untuk para murid-murid-Nya, termasuk kita sebagai umatnya yang percaya. Yesus tahu betul situasi dan masa depan para murid-Nya (Yohanes 16 : 2, 33). Mereka akan mengalami kesulitan, penganiayaan, dikucilkan karena beriman kepada-Nya. Oleh karena itu, Yesus berdoa kepada Bapa-Nya, supaya para murid-Nya diberi kekuatan atas tantangan serta kebencian dunia (ayat 14). Orang yang beriman kepada Yesus, bukan berasal dari dunia (ayat 15 - 16). Yesus meminta agar Bapa jangan mengambil mereka dari dunia, akan tetapi mereka perlu dilindungi dari yang jahat di dunia ini.

          Yesus mengutus para murid-Nya ke dalam dunia (ayat 18) agar memperkenalkan Yesus kepada semua orang. Oleh karena itu mereka harus dikuduskan dalam kebenaran, sebagaimana Yesus sendiri sudah menguduskan diri-Nya bagi para murid-Nya (ayat 19). Dengan demikian, sukacita dari Yesus memenuhi diri para murid-Nya, sehingga mereka semua siap menjalankan tugas menyampaikan firman kebenaran Allah bagi dunia ini.
         
Doa adalah kesempatan kita untuk senantiasa melakukan percakapan dan hubungan akrab dengan Tuhan Allah. Pada umumnya kita yang menaikkan doa kepada Allah untuk semua permohonan dan ucapan syukur kita. Nas ini memperlihatkan bagaimana kasih Tuhan Yesus besar bagi para murid-Nya. Yesus berdoa kepada Bapa dan memohon agar umat percaya dikuduskan, dikuatkan dan dipelihara bahkan diutus ke dunia untuk terus menyampaikan firman kebenaran-Nya. Bersyukurlah,Yesus mau berdoa untuk kita. Sudahkah kesempatan doa-doa kita, terpanjat syukur bagi kemuliaan Yesus? Doa kita, doa Gereja, kiranya membangun semangat yang kuat dan penuh sukacita membawa kebenaran bagi bangsa dan dunia.

Doa :
Tuhan, kami ingin terus berdoa dan bekerja membawa firman kebenaran-Mu di tengah dunia ini. 

Saturday, May 7, 2016

Alami dan jadilah saksi-Ku

Syaloom saudara dan sahabatku, aku harap semua baik-baik saja. Apa rencana untuk akhir minggumu, walau pun kamu sudah libur nasional selama 2 hari. Mungkin ada yang melanjutkan liburannya atau mungkin sudah mulai bekerja kembali. Hari ini aku masih bersama Lukas 24 : 33 - 35. Kami banyak berbicara tentang kesaksian.

Lalu kedua orang itu pun menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan ..... " (ayat 35).

          Kamis, tanggal 14 Januari 2016 lalu, telah terjadi peristiwa teror bom serta penembakan kepada anggota POLRI dan warga sipil di jalan Thamrin Jakarta Pusat. Kejadiannya berlangsung begitu cepat dan menimbulkan korban jiwa serta luka-luka. Tidak lama kemudian tampillah beberapa orang yang diwawancarai oleh berbagai stasiun televisi dan berbicara sebagai saksi. Mereka menceritakan apa yang mereka alami dan lihat tentang peristiwa tersebut. Mereka pantas dikatakan sebagai saksi karena mereka menjadi bagian dari peristiwa tersebut.

          Begitu juga dengan kedua murid Yesus yang dari Emaus. Di tengah gemparnya cerita tentang telah bangkitnya Yesus, mereka juga menceritakan atau menyaksikan kepada murid-murid lain tentang apa yang terjadi di sepanjang perjalanan mereka dan ternyata ada Yesus bersama mereka. Bagaimana mereka pada akhirnya mengenal Yesus saat sedang memecahkan roti. Kesaksian itu mereka sampaikan berdasarkan apa yang mereka alami dan lihat.
         
          Sebagai anak Tuhan yang diberikan kuasa Roh Kudus, kita juga dipanggil oleh Yesus untuk menjadi saksi bagi-Nya (lihat Kisah 22 : 15). Bersaksi atas segala kasih dan penyertaan yang Tuhan telah beri di sepanjang kehidupan kita. Dengan demikian syarat utama yang harus kita miliki adalah mengalami, merasakan serta melihat segala apa yang hendak kita saksikan itu. Saat ini mari kita menghitung usia kita. Hitung juga setiap berkat, penyertaan, perlindungan, kasih dan kesetiaan yang telah ditunjukkan-Nya kepada kita. Pasti kita akan takjub dan mengerti bahwa sebenarnya kita adalah orang yang sangat diberkati oleh-Nya. Selagi masih ada kesempatan, mari saksikanlah itu kepada orang lain sebagai ungkapan syukur kita kepada-Nya. Melaluinya kemudian akan semakin banyak orang yang percaya dan dimenangkan. Awal kesaksian itu melalui sikap hidup kita yang benar, tutur kata dan perilaku yang memuliakan Dia. Biarlah orang lain juga dapat mengenal Tuhan dengan mengalami kehidupan bersama kita.

Doa :
Pakailah hamba ya Tuhan sebagai alat yang memuliakan Engkau.