Translate

Friday, March 25, 2016

Kematian untuk Penebusan

Syaloom saudara dan sahabatku, Tuhan memberkati kita sekalian pada hari ini sebab pada hari adalah hari yang sangat besar dan bermakna buat umat Kristiani diseluruh dunia yaitu Jum'at Agung. Dimana Yesus menjalani penyiksaan hingga kematian-Nya.
Dan hari ini pun aku masih bersama sahabatku Markus 15 : 33 - 39, yang banyak menceritakan perjalanan via jalan salib atau dolorosa.

Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring : "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti : Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku (ayat 34).

       
          Jika anda sudah meng-klik youtube diatas pasti anda sudah melihat perjalanan tentang penyiksaan Yesus Tuhan kita. Begitu sengsara dan menderita. Tapi kita tidak dapat berbuat apa pun. Jalan terjal sudah ditempuh menuju puncak penderitaan Golgota. Mata dunia memandang siksa dan derita-Nya. Peluh-Nya menetes basahi bumi seakan berpesan : Kuberikan "air hidup" untukmu dunia. Tetapi, walau seribu pasang mata memandangi-Nya dalam siksa dan derita pengorbanan-Nya, siapakah yang peduli dan kasihan pada-Nya. Dimanakah Petrus dan murid-murid-Nya yang berikrar untuk setia dan tidak akan tergoncang imannya itu? Yesus terbenam di jurang krisis ketidaksetiaan murid-murid-Nya. Semuanya pergi berlalu, hanya ada murid yang dikasihi dan perempuan-perempuan dengan sikap pasrah, tertunduk, terenyuh dan tidak berdaya untuk menolong. Relakan Yesus jalani semua proses "sebagai korban penebusan" dosa manusia. Begitu berat, menyiksa, sampai akhirnya Yesus berseru kepada Bapa "Eloi, Eloi lama sabakhtani". Seruan karena beratnya menanggung dosa dunia. Allah justru diam, Ia membiarkan Yesus menanggung semua sesuai ketetapan perjanjian-Nya.

          Dalam derita-Nya itu malahan beberapa orang mengolok dan mengejek-Nya. Dilanjutkan dengan perbuatan nista karena dengki dengan memberikan bunga karang yang dicelupkan dalam anggur asam (ayat 35 - 36).
         
          Dipuncak sengsara yang berujung kematian-Nya, ini benar-benar suatu "pengorbanan" sejati dengan menyerahkan nyawa-Nya (ayat 37). Dengan tegas penebusan itu dikerjakan-Nya. Ia menyerahkan total hidup-Nya sampai pada penyerahan nyawa. Dalam penyerahan itu, maka penebusan itu sempurna dan paripurna. Tetapi, signal dan tanda keilahian-Nya tidak hilang karena kematian. Dalam kematian-Nya semua orang menjadi saksi bagaimana "tabir Bait Suci itu terbelah dua dari atas sampai ke bawah" (ayat 38). Inilah tanda bahwa kematian-Nya adalah tebusan bagi semua orang. Dan dalam kematian-Nya orang mengakui : Sungguh, Dia Anak Allah - Penebus dan Juruselamat dunia".

Doa :
Ya Yesus, biarlah kematian-Mu menyelamatkan kami.

No comments:

Post a Comment