Translate

Thursday, March 31, 2016

Yesus satu-satunya Hakim

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan hari ini ? apakah semua dalam keadaan yang baik-baik saja? Saat ini aku masih bersama Kisah Para Rasul 10 : 39 - 43, .....

Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati (ayat 42).

          Siapa yang tidak ingin menjadi hakim, dia adalah orang yang menentukan salah atau tidaknya seorang terdakwa. Tapi bagaimana dengan hakim-hakim yang terkena kasus suap untuk saat ini? Begitu banyak hakim-hakim yang menyimpang karena materi. Apakah kita mau mendapatkan hakim seperti itu? Tentu saja tidak!! Kita sebagai murid Kristus tak perlu kuatir sebab Yesus sendiri adalah Hakim yang Agung dan adil. Dia tidak mungkin dapat disogok dengan materi sebab Dia lebih kaya dari kita.

         " ..... memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati". Hal ini hendak menjelaskan beberapa hal, sebagai berikut :
Rasul Petrus menegaskan salah satu tugas pengutusan yang dipercayakan Tuhan kepadanya dan kepada para murid lainnya adalah

          Petama, perkataan Petrus ini disampaikan setelah ia menjumpai Kornelius, seorang bukan Yahudi, ia menjumpai Kornelius atas perintah Tuhan, oleh sebab itu pemberitaan tentang seluruh realitas kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus wajib diberitakan kepada seluruh bangsa.

        Kedua, Yesus dibangkitkan, telah ditinggikan dan diangkat menjadi Hakim (κρίσιμος krites : menyatakan keadilan). Keadilan yang didasarkan pada kebenaran Tuhan, sebagaimana kebenaran Tuhan yang dinyatakan kepada Kornelius sekali pun ia bukan seorang Yahudi. Hal ini juga menegaskan bahwa tidak ada hakim lain yang akan menyatakan keadilan bagi orang-orang hidup dan mati, selain Yesus yang telah dibangkitkan.

          Saat ini, sebagai orang percaya, kita diutus memberitakan kehidupan, kematian dan kebangkitan-Nya. Kita diajak untuk bersaksi : Yesus yang bangkit telah diangkat dan ditinggikan untuk menjadi Hakim yang akan menyatakan keadilan Tuhan bagi orang-orang hidup dan mati. Oleh sebab itu, sudah semestinya berita kesaksian ini meneguhkan iman percaya kita, dan wajib diteruskan melalui ucapan, dan sikap perilaku hidup melintasi suku, ras, bahasa, agama dan status sosial.

          Hari telah larut malam, mari kita berkomitmen untuk hidup benar di hadapan Tuhan dan manusia, hidup benar yang berdasarkan kebenaran Tuhan, sambil meyakini bahwa pada satu waktu nanti dalam masa penghakiman, kita akan berjumpa dengan Tuhan Yesus. Perjumpaan yang akan membawa kita kedalam hidup yang kekal.

Doa :
Tuhan, mampukan kami untuk memahami bahwa Engkaulah satu-satunya Hakim yang setia dan adil.

Jangan Membeda-bedakan

Syaloom saudara dan sahabatku, apakabarnya hari ini? Semoga hari ini masih tetap ada berkat kasih yang selalu memberkati kita sekalian.
Setelah kematian dan kebangkitan Yesus para rasul berkumpul dan bicara tentang pengutusan, sebab mereka telah di utus untuk menyebarkan firman Tuhan ke kaum Yahudi dan non-Yahudi. Dan kami pun saling berbagi Kisah Para Rasul 10 : 34 - 38, .....

Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya : "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang" (ayat 34).

          Aku sampai saat ini masih suka berpikir tentang perbedaan yang tidak aku mengerti. Kami empat bersaudara, aku anak tertua dan perempuan sendiri. Sementara aku punya tiga saudara kandung, semuanya laki-laki. Aku terkadang merasa bahwa orang tuaku sangat membedakan aku diantara saudara laki-laki. Bukan untuk dimanja tapi justru didikanku sangatlah keras dibanding yang lain. Aku suka berpikir mungkin aku bukan anak kandung dari orang tuaku. Namun semua itu ternyata ada hikmahnya, setelah kedua orang tuaku meninggal dunia.

          Yach, ..... perasaan "dibedakan" pernah dialami oleh setiap orang. Baik itu dalam lingkup keluarga, ketika seorang saudara merasa diperlakukan berbeda oleh orang tua dibandingkan dengan kakak atau adiknya, mau pun dalam lingkup pekerjaan sebagai seorang karyawan dan tidak terkecuali dalam lingkup pelayanan gereja. Khususnya dalam lingkup pelayanan gereja, seringkali kita mendengar ucapan :"hemm ..... mentang-mentang ....."; Ya iya lah, mereka khan keluarga ..... dibandingkan keluarga kita ....."; "Kalau bapak itu yang bicara pasti didengar, tetapi kalau kita ..... boro-boro didengar, dicuekin iya ....."
       
          Rasul Petrus merespons pengutusannya, dalam ketaatan dan kesetiaan terhadap perintah Tuhan. Sekali pun pada awalnya ia hanya memahami bahwa ia diutus untuk memberitakan Injil Keselamatan hanya kepada orang-orang Yahudi, oleh karena adanya larangan dalam kehidupan orang Yahudi untuk bergaul dengan orang yang bukan Yahudi . (lihat Kisah Para Rasul 10 : 28), namun ketika Tuhan memerintahkannya (bandingkan 10 : 20) untuk menjumpai Kornelius yang bukan orang Yahudi, maka Petrus pergi tanpa mempersoalkannya.

          Perjumpaan antara Petrus dengan Kornelius, yang terjadi atas perintah Tuhan, telah membentuk sebuah pemahaman baru bagi Petrus, bahwa pengutusannya ditujukan juga kepada orang non-Yahudi. Artinya bahwa berita Injil keselamatan itu bukan hanya diperuntukan bagi orang Yahudi tetapi juga bagi orang non-Yahudi. Dalam pemahaman baru inilah, Petrus menyatakan :  "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang". (ayat 34).

          Melalui firman Tuhan saat ini, kita diajak untuk mengabarkan berita keselamatan kepada semua orang tanpa membedakan-bedakannya, termasuk dalam hal kehidupan bersama keluarga, dalam pekerjaan, dalam pelayanan jemaat, dan dalam membangun hubungan sosial ditengah masyarakat. Ingat ! Jangan membeda-bedakan.

Doa :
Tuhan, mampukan kami bersikap adil dan benar, dan ajarkan kami untuk belajar tidak membeda-bedakan sesama kami. Ajarkan kami untuk dapat merendahkan hati kami. Amin ....

Tuesday, March 29, 2016

Percayalah bahwa Yesus sudah bangkit

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan kabarmu hari ini ? Apakah semua baik-baik saja?
Aku hari ini masih bersama sahabatku Yohanes 20 : 24 - 25, banyak yang aku bicarakan bersama Yohanes tentang Yesus Tuhan kita.

Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka : "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya (ayat 25).

          Apakah diperlukan sebuah bukti untuk percaya pada suatuhal ? Pada umumnya manusia membutuhkan bukti. Itulah sebabnya, kita sering mendengar kata-kata : "Sebelum saya mendengar dari bibirnya sendiri, saya tidak percaya ucapanmu". "Sebelum saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, saya tidak akan percaya". Dan masih banyak perkataan lainnya, yang pada intinya menginginkan sebuah bukti untuk menjadi percaya.

          "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya ..... mencucukkan jariku ke dalam bekas paku ..... mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya".
         Perkataan yang kurang lebih sama dengan perkataan Tomas, ketika para murid, memberitahukan kepadanya bahwa mereka melihat Tuhan. Tomas tidak percaya, dan ia membutuhkan bukti untuk percaya

          Di satu sisi, untuk kasus tertentu, ada sisi positif ketika seseorang membutuhkan bukti untuk menjadi percaya, yakni ia akan lebih berhati-hati dalam merespons kabar berita dan perkataan orang lain. Hal ini baik agar terhindar dari ucapan fitnah. Namun disisi lain, ada sisi negatifnya, akan membuat diri sulit mempercayai orang lain dan hanya percaya pada diri sendiri, termasuk dalam mengerjakan berbagai hal yang seharusnya dapat kita kerjakan bersama orang lain.
               
          Tomas semestinya tidak perlu menuntut bukti, karena berkali-kali, Tuhan Yesus sudah memberitahukan bahwa Ia akan menderita, mati, dan pada hari ketiga akan bangkit. Demikian halnya, kepada kita semua, Tuhan Yesus juga berkali-kali memberitahukan bahwa Ia sudah bangkit, dan kebangkitan-Nya memberi kepastian akan keselamatan dan kehidupan yang kekal akan menjadi milik kita orang yang percaya. Keselamatan yang bukan saja pada masa depan tetapi keselamatan yang sudah dinyatakan sejak kebangkitan-Nya. Percayalah.

Doa :
Tuhan, mampukan kami untuk terus beriman teguh dan tetap percaya kepada-Mu.

Monday, March 28, 2016

Bersedia untuk diutus

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan hari ini?. Bagaimana dengan pekerjaan anda semua ? Hari ini aku masih bersama sahabatku Yohanes 20 : 21 - 23, dan masih berbicara tentang kebangkitan Yesus Juruselamat kita.

Maka kata Yesus sekali lagi : "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." (ayat 21).

          Mari renungkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini : Bersediakah saudara diutus oleh Tuhan Yesus? Pada umumnya sebagai orang percaya, pasti akan menjawab : Ya dengan segenap hatiku. Pertanyaan lanjutannya adalah apakah kesediaan diri diutus dengan segenap hati sudah terlihat melalui sikap hidup dan perilaku kita sehari-hari ?

          Yesus berkata bahwa Ia diutus oleh Sang Bapa "Sama seperti Bapa mengutus Aku ....." Perkataan ini seiring dengan perkataan Sang Bapa : "Inilah Anak-Ku yang Ku-pilih, dengarkanlah Dia". (Injil Lukas 9 : 35).. Tujuan pengutusan diberlakukan Sang Bapa kepada Anak-Nya, Yesus, untuk menyelamatkan manusia. Puncak pengutusan terwujud melalui pengorbanan di atas kayu salib, agar manusia ditebus dari dosa, diselamatkan, dan agar manusia hidup dalam damai sejahtera Tuhan. (bandingkan Injil Yohanes 3 : 16 dan 17).
     
          Pengutusan kepada para murid bertujuan agar segala sesuatu yang mereka dengar tentang berita Injil keselamatan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, serta kematian dan kebangkitan-Nya dapat sampai kepada segala bangsa di dunia. Pengutusan ini bukan saja diberlakukan kepada para murid, tetapi juga diberlakukan kepada semua orang yang percaya.

          Melalui firman Tuhan hari ini, kita diajak untuk merenungkan arti kesediaan diri untuk diutus oleh Tuhan Yesus. Jika kita bersedia, maka pengutusan itu sudah semestinya dilaksanakan secara total melalui sikap dan perilaku hidup yang mencerminkan kehadiran Tuhan Yesus dalam hidup kita, yang mendatangkan damai sejahtera dan rasa sukacita bagi sesama kita manusia, termasuk keluarga, jemaat, masyarakat luas.

          Saudaraku, mari renungkan perjalanan satu hari ini, sudahkah pengutusan itu kita lakukan? Jika masih ada yang belum, maka sediakan dirimu untuk esok hari dan lakukan pengutusan yang Tuhan Yesus percayakan kepadamu.

Doa :
Tuhan, mampukan kami melakukan tugas pengutusan ini agar kami dapat bekerja dengan baik dan benar karena Engkau yang mengutus kami. Amin

Bersuka citalah karena Tuhan hadir dalam hidupmu

Syaloom  saudara dan sahabatku, setelah aku bertemu sahabatku Markus, pagi ini aku mengunjungi sahabatku Yohanes 20 : 19 - 20. Kami pun banyak berbincang tentang kehadiran Yesus di sekitar kehidupan kita.

Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan (ayat 20).


          Kata "bersukacita" dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki arti bersuka hati, bergirang hati. Dari arti kata ini, maka dapat dikatakan bahwa kata "bersukacita" berkaitan erat dengan suasana yang dirasakan oleh hati. Alkitab menggunakan kata "bersukacita" (bahasa Yunani : χαίρομαι chairo : senang, gembira, menjadi lebih baik). Suasana hati inilah yang hendak digambarkan oleh Alkitab ketika para murid melihat kehadiran TuhanYesus di tengah-tengah mereka. Para murid bersuka cita, mereka senang dan gembira oleh karena kehadiran Tuhan Yesus.
       
          Hal ini sangat beralasan, mengingat suasana yang menyelimuti mereka sebelum kehadiran Yesus adalah suasana yang penuh dengan rasa takut : "Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi ....." (ayat 19).
          Seringkali dalam hidup ini, kita juga mengalami situasi dan suasana hati yang dipenuhi rasa takut dan tidak nyaman. Penyebabnya bisa jadi oleh karena persoalan yang kita hadapi, pergumulan yang tidak kunjung selesai, penderitaan berbagai sakit penyakit dalam tubuh, tuntutan dan tekanan dalam pekerjaan, target pekerjaan yang tidak tercapai dan ada banyak penyebab yang dapat mengakibatkan rasa takut.

          Para murid tidak lagi merasa takut, suasana hati mereka menjadi lebih baik, segala ketakutan mereka telah lenyap, segala persoalan telah digantikan dengan hati yang bersuka cita. Hal ini terjadi oleh karena Tuhan Yesus hadir di tengah mereka.

          Firman Tuhan, mengajak kita untuk meyakini bahwa segala ketakutan akan lenyap jika Tuhan Yesus hadir di tengah perjalanan hidup, di tengah berbagai tugas dan tanggungjawab kita, di tengah kehidupan bersama keluarga kita. Saudaraku, sesungguhnya Tuhan Yesus yang bangkit sudah hadir dalam hidupmu, oleh sebab itu, jangan takut, tetapi bersukacitalah.

Doa :
Tuhan, mampukan kami untuk tidak lagi takut, cemas dan kuatir sebab kami percaya bahwa Kau hadir di tengah-tengah kehidupan kami. Amin. 

Sunday, March 27, 2016

Menjawab setiap kekuatiran

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan hari ini? Apakah kalian juga merayakan Paskah atau Happy Easter .....
Aku masih bersama dengan sahabatku Markus 16 : 4 - 8, bagaimana dengan visualisasinya ..... menarik bukan?

Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling (ayat 4)

          Rasa kuatir adalah suatu rasa yang normal dalam diri seseorang, namun jika kekuatiran itu terlampau berlebihan dapat mengganggu seseorang secara psikologis. Alkitab menggunakan kata "kuatir" (bahasa Yunani : ανησυχώ : kuatir, cemas), dan seseorang yang memiliki rasa kuatir atau cemas yang berlebihan disebut menderita penyakit "anxietas" yang berakibat pada gangguan psikosomatis (gangguan fisik), seperti : asam lambung, migrain, badan pegal-pegal, perut mual, leher terasa kaku, dan pada akhirnya akan berakibat pada gangguan kejiwaan seseorang, seperti stress, depresi dan emosi tidak stabil. Rasa kuatir dan cemas boleh-boleh saja, tetapi jangan terlampau belebihan.
       
          Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome, mereka kuatir dan cemas, tetapi tidak berlebihan, akan beban batu besar yang menutup kubur Yesus, mereka kuatir dan cemas oleh karena mereka merasa bahwa mereka tidak akan mampu menggeser atau menggulingkan batu itu. Namun, ketika mereka tiba di depan kubur Yesus, ternyata batu yang sangat besar itu sudah digulingkan, rasa kuatir dan cemas pun lenyap seketika.

       
          Batu yang terguling itu, bukan supaya Tuhan Yesus bangkit dan keluar dari kubur, karena sekali pun batu itu masih tetap menutup pintu kubur, Yesus tetap akan bangkit dan keluar dari kubur tersebut. Batu yang digulingkan oleh malaikat bertujuan supaya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome dapat masuk ke dalam kubur dan melihat bahwa Yesus telah bangkit.

          Melalui firman Tuhan saat ini,kita diajak untuk meyakini bahwa Tuhan akan menjawab segala kekuatiran dan kecemasan dalam hidup kita. Batu yang sangat besar itu sudah berguling, maka yakinilah pergumulan dan persoalan hidupmu juga akan "terguling dan digeser" dari hadapanmu, sehingga engkau akan melihat dan menyaksikan kebesaran kasih Tuhan di dalam hidupmu.

Doa :
Tuhan, mampukan kami untuk tidak lagi kuatir dan cemas.

Kubur telah terbuka

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan hari ini dimana pada hari ini Tuhan kita Yesus Kristus telah bangkit dari kuburnya. Aku masih bersama sahabatku  Markus 16 : 1 - 3, dia mengajak aku untuk menunggu kebangkitan Yesus di pagi hari ini.
Mari kita lihat visualisasi dari kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus .....

Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus (ayat 1)
       
          Banyak pertanyaan dalam hidup ini yang terkadang sulit untuk dicarikan jawabannya. Keterbatasan dan kelemahan kita manusia menjadi salah satu faktor ketidak-mampuan kita menjawab berbagai pertanyaan dalam hidup ini. Hal inilah yang dialami oleh Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome. Sesuai dengan tradisi Yahudi, mereka berencana meminyaki tubuh Yesus yang telah meninggal sebelum Sabat. Sabat dimulai dari hari Jum'at saat matahari terbenam sampai hari Sabtu saat matahari terbenam (dari Alkitab Edisi Studi). Mengingat ketatnya peraturan yang diberlakukan bagi orang Yahudi pada saat Sabat, mereka baru bisa melaksanakan rencana meminyaki mayat Yesus setelah hari Sabat. Ketika mereka menuju ke kubur tempat dimana mayat Yesus di letakkan, percakapan diantara mereka didominasi oleh pertanyaan : siapa yang akan menggulingkan batu yang menutup kubur Yesus? Terkadang seperti itulah pola pikir kita ketika kita mau datang melayani-Nya, kita membebani pelayanan itu dengan pikiran-pikiran penuh kecemasan yang bersumber dari diri kita sendiri, contohnya : apakah saya layak datang dan melayani Tuhan? atau 'apakah saya bisa melayani-Nya dengan baik?'. Batu kubur Yesus, menjadi suatu masalah yang bisa menghambat kerinduan Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome meminyaki atau melayani mayat Yesus.

          Dalam pelayanan mungkin saja kita diperhadapkan pada masalah yang kita anggap menghambat kerinduan kita melayani-Nya. Mundur karena adanya hambatan bukanlah solusi yang ditawarkan Kristus. Sekali pun diliputi dengan kebingungan, Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome terus melangkah ke kubur Yesus. Mereka menemukan jawaban yang tidak pernah mereka pikirkan : kubur Yesus telah terbuka. Fakta tersebut menegaskan bahwa Yesus yang mati telah dibangkitkan . Kebangkitan Yesus adalah inti dari keseluruhan iman dan hidup beriman kita serta jaminan dari pengharapan. Selamat Paskah ..... Yesus bangkit ..... benar! ..... Yesus telah bangkit!


Doa :
Tuhan, kami mau mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan.    

Saturday, March 26, 2016

Mengasihi Yesus secara utuh

Syaloom saudara dan sahabatku, apakabarnya di akhir minggu ini? Semoga dalam keadaan baik dan sehat semua. Tuhan berkati.
Hari ini aku masih bersama dengan sahabatku Markus 15 : 42 - 47

..... Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah, memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus (ayat 43).

          Saat Yesus mati pada hari menjelang Sabat, mayat-Nya tergantung di atas kayu salib seperti seorang tanpa sahabat dan keluarga. Sebab hampir semua orang takut dan tidak ada yang mau ambil resiko dengan mengambil mayat Yesus. Siapakah yang mau mengambilnya untuk dikuburkan?

       
         Ternyata ada seorang bernama Yusuf dari Arimatea yang memberanikan diri datang menghadap Pilatus untuk mengambil dan menguburkan Yesus. Tapi sebelumnya prajurit harus memastikan bahwa Yesus sudah mati atau belum dengan menikam lambung Yesus menggunakan tombak. Keluarnya darah bercampur air menunjukkan bahwa Yesus baru saja mati (bandingkan Yohanes 19 : 34). Setelah Pilatus mendapat laporan dari prajurit yang punya otoritas menetapkan bahwa Yesus sudah mati maka Yusuf dari Arimatea diijinkan untuk mengambil mayat Yesus.

          Semua orang dapat menerima kematian sebagai proses alamiah. Tapi bagi Pilatus, kematian Yesus menyisakan persoalan. Dan sulit dipahami, bagaimana Yesus yang penuh kuasa, harus mengalami kematian. Tetapi apa pun bentuk penyesalan Pilatus, semua sudah terjadi.

          Kita mengingat ucapan Yesus kepada seorang ahli Taurat yang hendak mengikut Dia : "Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka" (bandingkan Matius 8 : 22). Setelah Pilatus mengijinkan Yusuf dari Arimatea - seorang yang menanti-nantikan Kerajaan Allah mengambil mayat Yesus, dengan sukacita dan kesungguhan mau menerima Yesus, dalam mati sekali pun (ayat 43). Ini bukan soal penguburan saja, akan tetapi soal kesediaan menerima Yesus yang mati. Ini adalah suatu tindakan dan perbuatan kasih yang besar dan luar biasa. Bagi Yusuf Arimatea, inilah saatnya dia berbuat sesuatu bagi Yesus. Dia ingin melakukan yang terbaik sebagai wujud bahwa dia "menerima dan mengasihi Yesus".

           Tidak ada kata terlambat untuk berbuat yang terbaik bagi Yesus. Ia dapat membawa mayat Yesus ke rumahnya ..... Kita dapat menemukan sesuatu yang istimewa dalam diri Yusuf Arimatea yang mau merawat dan menyemayamkan mayat Yesus dalam hidupnya dan keluarganya. Dia menerima mayat Yesus sebagai tanda dia juga mau menerima kematian dan kedukaan dalam hidupnya. Karena baginya, soal kerajaan Allah itu adalah menerima Yesus dalam hidup dan kematian-Nya. Tidak ada kata terlambat, tetapi setiap kesempatan adalah waktu anugerah baginya.
       
          Yang terpenting adalah bagaimana dia menerima Yesus dalam hidup dan mati. Kasih dan sayangnya nyata dalam tindakan yang menyediakan kain lenan yang indah. Ini menandakan Yesus sangat berharga dan sangat terhormat, sebab kebaikannya nyata dalam membalut dan mengafani mayat Yesus secara baik dan memberikan "kubur terbaik" bagi Yesus, sebuah kubur batu yang dipahat di atas bukit, dan di sanalah ia membaringkan mayat Yesus (ayat 46).

          Kita tidak tahu berapa besar pengorbanan yang telah diberikan Yusuf Arimatea. Yang jelas bahwa ia mau memberikan apa saja untuk menguburkan mayat Yesus. Tetapi bagi dia, pengorbanan yang diberikan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan pengorbanan yang telah dilakukan oleh Yesus. Yusuf Arimatea memahami bahwa kematian-Nya adalah bukti bahwa Yesus telah menebus kehidupannya juga. Perbuatan baiknya adalah wujud mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap kekuatan. Perbuatan baiknya, adalah ungkapan syukur atas pengorbanan Yesus.

Doa :
Ya Yesus, ajarlah kami selalu menerima-Mu dalam hidup kami dan ajarkan kami juga mau berkorban bagi orang lain. Amin.

Friday, March 25, 2016

Kematian untuk Penebusan

Syaloom saudara dan sahabatku, Tuhan memberkati kita sekalian pada hari ini sebab pada hari adalah hari yang sangat besar dan bermakna buat umat Kristiani diseluruh dunia yaitu Jum'at Agung. Dimana Yesus menjalani penyiksaan hingga kematian-Nya.
Dan hari ini pun aku masih bersama sahabatku Markus 15 : 33 - 39, yang banyak menceritakan perjalanan via jalan salib atau dolorosa.

Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring : "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti : Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku (ayat 34).

       
          Jika anda sudah meng-klik youtube diatas pasti anda sudah melihat perjalanan tentang penyiksaan Yesus Tuhan kita. Begitu sengsara dan menderita. Tapi kita tidak dapat berbuat apa pun. Jalan terjal sudah ditempuh menuju puncak penderitaan Golgota. Mata dunia memandang siksa dan derita-Nya. Peluh-Nya menetes basahi bumi seakan berpesan : Kuberikan "air hidup" untukmu dunia. Tetapi, walau seribu pasang mata memandangi-Nya dalam siksa dan derita pengorbanan-Nya, siapakah yang peduli dan kasihan pada-Nya. Dimanakah Petrus dan murid-murid-Nya yang berikrar untuk setia dan tidak akan tergoncang imannya itu? Yesus terbenam di jurang krisis ketidaksetiaan murid-murid-Nya. Semuanya pergi berlalu, hanya ada murid yang dikasihi dan perempuan-perempuan dengan sikap pasrah, tertunduk, terenyuh dan tidak berdaya untuk menolong. Relakan Yesus jalani semua proses "sebagai korban penebusan" dosa manusia. Begitu berat, menyiksa, sampai akhirnya Yesus berseru kepada Bapa "Eloi, Eloi lama sabakhtani". Seruan karena beratnya menanggung dosa dunia. Allah justru diam, Ia membiarkan Yesus menanggung semua sesuai ketetapan perjanjian-Nya.

          Dalam derita-Nya itu malahan beberapa orang mengolok dan mengejek-Nya. Dilanjutkan dengan perbuatan nista karena dengki dengan memberikan bunga karang yang dicelupkan dalam anggur asam (ayat 35 - 36).
         
          Dipuncak sengsara yang berujung kematian-Nya, ini benar-benar suatu "pengorbanan" sejati dengan menyerahkan nyawa-Nya (ayat 37). Dengan tegas penebusan itu dikerjakan-Nya. Ia menyerahkan total hidup-Nya sampai pada penyerahan nyawa. Dalam penyerahan itu, maka penebusan itu sempurna dan paripurna. Tetapi, signal dan tanda keilahian-Nya tidak hilang karena kematian. Dalam kematian-Nya semua orang menjadi saksi bagaimana "tabir Bait Suci itu terbelah dua dari atas sampai ke bawah" (ayat 38). Inilah tanda bahwa kematian-Nya adalah tebusan bagi semua orang. Dan dalam kematian-Nya orang mengakui : Sungguh, Dia Anak Allah - Penebus dan Juruselamat dunia".

Doa :
Ya Yesus, biarlah kematian-Mu menyelamatkan kami.

Wednesday, March 23, 2016

Hendaklah setia dalam Iman

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan hari ini? Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin. Dan kita sebagai pengikut Kristus harus yakin dengan Tuhan kita bahwa hari yang diberikan adalah yang baik bagi umat-Nya.
Hari ini aku masih bersama sahabatku Markus 13 : 24 - 32, dan kami masih saling berbagi cerita .....

Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu (ayat 29).

          Kebanyakan orang, bahkan orang-orang Kristen sekalipun, jarang memikirkan apa yang akan terjadi dan akan dialami oleh Yesus. Sulit untuk mendalami persoalan Yesus yang akan pergi dan Dia akan datang kembali. Sama seperti aku waktu kehilangan ibu tercinta walau tidak dapat disamakan dengan kepergian Yesus yang datang kembali setelah 3 hari. Kebanyakan orang memang lebih memikirkan jalan hidup dan kebutuhannya sendiri. Ada banyak orang berusaha agar hidup lebih baik dan nyaman. Sedangkan apa yang akan terjadi dengan Yesus dianggap tidak penting.
       
          Disamping memang sulit memikirkannya, juga segala sesuatu yang dikerjakan dan terjadi dengan Yesus tidak penting. Tetapi Yesus mempertegas, bahwa hal ini akan terjadi dan orang-orang tidak sigap, maka kemalangan yang akan menimpa. Yesus menegaskan " masa itu ..... matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak akan bercahaya, ..... kuasa-kuasa langit akan goncang" (baca ayat 24 - 25). Bukankah ini bisa membawa kebinasaan? Dan waktu kebinasaan itu juga akan dialami Anak Manusia, dan maut pun akan dialami-Nya. Ini keadaan yang sangat mengerikan, orang akan menjadi takut dan bisa saja orang tidak dapat bertahan dan menyangkal imannya.

          Tetapi bagi orang percaya,yang berjaga-jaga dan menanti-nantikan kedatangan-Nya akan melihat Tuhan datang dengan segala kuasa dan kemuliaan-Nya (ayat 26; bandungkan Wahyu 1 : 7). Bagi orang yang percaya dan setia kepada Yesus, waktu kedatangan itu akan merupakan sebuah perayaan yang penuh sukacita. Itu saat "Tuhan" datang dan menyatakan kemenangan-Nya. Dan kalau ini dimaksudkan waktu penebusan dosa melalui kematian-Nya, maka kebangkitan Yesus adalah waktu kedatangan-Nya kembali itu. Ia akan mengalahkan kuasa dosa dan maut, dan Ia akan bangkit dalam kuasa dan kemuliaan-Nya yang sempurna. Karena itu Yesus berkata : Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu (ayat 31 - 32). Berbahagialah orang yang memelihara iman dan yang setia kepada Tuhan.

Doa :
Ya Tuhan, mampukan kami berjaga-jaga dalam hidup ini. 

Tuesday, March 22, 2016

Aku akan memberi yang terbaik

Syaloom saudara dan sahabatku, selamat sore .....bagaimana dengan hari ini? Apakah semuanya berjalan dengan baik dan lancar?
Hari ini aku masih bersama sahabatku Markus 12 : 41 - 44

Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan (ayat 43). 

          Kita mengerti benar ajaran rasul Paulus demikian "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita" (ayat 2 Korintus 9 : 8). Demikian juga Yesus memberi perhatian khusus bagaimana setiap orang memberi persembahan dalam kotak persembahan, yaitu dalam dua sikap. Kelompok pertama, adalah bagaimana orang-orang kaya memberikan persembahan mereka dalam jumlah yang besar. Dan kelompok kedua, bagaimana seorang janda miskin memberi persembahannya.

         
          Bagi banyak orang akan memuji orang-orang kaya yang memberi persembahan dalam jumlah yang besar. Mereka menilai bahwa persembahannya paling baik karena jumlahnya besar. Kalau banyak orang memberi persembahan yang besar, maka gerejanya dapat menjalankan banyak program. Namun, sangat mengejutkan bahwa Yesus menilai setiap orang yang memberi persembahan itu dengan ukuran ketulusan hati. Dan penilaian Yesus mengatakan bahwa persembahan janda miskin lebih banyak dari semua orang yang memasukkan uang dalam kotak persembahan (ayat 43). Untuk saat sekarang atau pada masa kini banyak juga yang memberi persembahan dengan berlimpah, bahkan puluhan juta agar namanya tertera dan tertulis sehingga banyak orang yang akan mengenalnya sebagai donatur dan dermawan, sehingga dianggapnya orang yang baik. Tapi sebenarnya dia hanya memberi agar dapat terkenal bukan dengan hati yang tulus.

         
          Sebab itu Yesus menekankan pemberian janda miskin dengan mengatakan bahwa pemberian janda inilah yang baik. Janda ini telah memberi lebih banyak dari pada orang-orang kaya itu. Persembahan dengan dua peser apakah lebih besar? Tentu saja kita akan menjawab "Tidak", itu sangat kecil dan bahkan uang yang terkecil. Dari segi jumlah, memang dinilai sedikit. Tetapi yang luar biasa adalah bahwa janda ini tidak mau ketinggalan dalam memberi diri dan apa yang ada padanya. Dari persembahan ini sebenarnya Tuhan menginginkan respon dari manusia dan ketulusan hatinya. Janda miskin ini tidak terpengaruh dan malu dalam memberikan persembahannya yang hanya dua peser, perempuan ini memberi dari kekurangannya, ia memberi dalam kelimpahan syukur kepada Allah.

Doa :
Ya Tuhan, ajarlah kami selalu memberi yang terbaik.  

Awas, jangan tertipu

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarmu semua ?
Hari ini aku masih bersama Markus 12 : 38 - 40, yang mengatakan .....

Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata : "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar (ayat 38).

          Banyak diantara kita sangat mementingkan penampilan dengan berpakaian yang bagus dan mewah, dengan beranggapan dapat menambah wibawa. Memang tidak salah kalau seorang berpakaian bagus dan mewah. Akan tetapi yang salah adalah motifasi dari penampilan itu. Para ahli Taurat dengan pakaian yang mewah menuntut penghormatan dari semua orang, baik di jalan atau di pasar (ayat 38). Mereka kelihatannya sangat rohani, tetapi mereka sangat angkuh, gila hormat, dan seperti lintah darat yang menghisap darah orang lain. Mereka menjadi sosok yang menakutkan.

           Bahkan untuk saat ini pun banyak orang yang datang beribadah dengan mengenakan pakaian yang mewah, aksesories yang bagus, atau menggunakan kendaraan (mobil atau motor) yang setiap minggunya berganti.
          Tuhan Yesus dengan tegas memperingatkan setiap orang untuk berhati-hati. Peringatan dan sindiran Yesus ini disampaikan secara terbuka di hadapan semua orang. Yesus dengan berani menyebut ahli Taurat sebagai perampok rumah janda, sebagai yang suka mengecok pikiran orang. Tidak ada satu pun kelakuannya yang tersembunyi di hadapan Allah. Dan setiap perilaku buruk itu adalah kekejian bagi Allah, dan Allah merancangkan penghukuman yang amat berat.    
          Karena itu, jangan terkecoh dengan orang yang suka tampil dan duduk paling depan, termasuk di tempat-tempat ibadah. Maksudnya supaya semua orang dapat melihat penampilannya dalam ibadah. Hati-hati, jangan terenyuh dengan doa-doa yang panjang dan kalimat-kalimat yang hanya sedap didengar. Sebab mereka itu selalu tega merampas dan merampok milik-milik para janda (bandingkan ayat 40).

          Sesungguhnya, mereka adalah penjahat. Mereka tampaknya taat beribadah setiap waktu, tetapi hati dan pikirannya merancangkan apa yang jahat. Mereka hidup penuh tipu muslihat. Mereka menjadi momok yang sangat menakutkan bagi para janda dan orang-orang miskin. Orang-orang seperti ini sangat jahat. Pantas jika Yesus mengatakan "orang-orang seperti ini pasti menerima hukuman yang lebih berat".

Doa :
Ya Tuhan, ajarlah kami hidup beribadah dan berbuat yang baik.

Monday, March 21, 2016

Lakukan dengan Hati yang Tulus

Syaloom saudara dan sahabatku, aku masih bersama .....
Markus 12 : 28 -34, yang berkata .....

Kasihlah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu (ayat 30).

          Karena ingin mengetahui banyak hal atau hanya mau menguji Yesus, orang-orang Saduki bertanya dan berani bersoal jawab dengan Yesus. Terlepas dari ingin, menguji Yesus atau ingin mengetahui kebenaran, tetapi mereka kagum bahwa Yesus selalu memberi jawaban yang tepat dan mengandung kebenaran (ayat 28).

          Mungkin bagi orang yang hidupnya mapan dan sejahtera seperti orang-orang Saduki tidak perlu lagi memikirkan keperluannya. Semua sudah dimiliki. Yang penting sudah pergi beribadah secara rutin, memberi korban persembahan sesuai ketentuan agama, ya sudah selesai. Sama dengan saudara-saudara kita yang mapan dan kaya. Mereka rata-rata hanya carmuk alias cari muka, siapa yang lebih banyak memberi pasti akan terkenal, jadi mereka memberi hanya untuk terkenal bukan dengan tulus.

          Pertanyaannya apakah yang dilakukan itu masih kurang? Mungkin kita melakukannya hanya sebagai wujud kewajiban semata. Banyak orang beribadah hanya sebatas setor muka, tetapi tidak sungguh-sungguh memiliki hati yang menyembah dan memuliakan Allah. Yang penting semua kewajiban persembahan sudah dipenuhi. Hendaknya diketahui, bahwa hal ini tidak berkenan kepada Allah. Sesungguhnya Tuhan melihat ketulusan dan kemurnian hati seseorang. Tuhan sangat mementingkan ketaatan dan kasih yang tulus.

          Karena itu, Yesus menjawab ibadah kepada Allah harus dimulai dari hidup mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh. Mengasihi Allah dengan cara mengakui kekuasaan-Nya yang memberi hidup dan menjamin dengan berkat. Hukum yang terutama itu juga berarti mengasihi semua orang tanpa batas. Mengasihi semua orang berarti peduli terhadap kesusahan orang lain. Dan kedua-duanya sangat penting dan satu keharusan untuk melakukannya (bandingkan ayat 30-31). Yang mengesankan adalah : Jika dapat melakukan dengan segala pengertian dan kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Hal itu jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan (ayat 33). Maka Yesus berkata kepada orang yang melakukan semua itu "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!"

Doa :
Ya Tuhan, ajarlah kami beribadah dengan tulus hati.

Sunday, March 20, 2016

Upah Mengikuti Yesus

Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku bertemu dengan .....
Markus 10 : 28 - 31

Jawab Yesus : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapaknya, anak-anaknya atau ladangnya (ayat 29)
   
           Dalam pergaulan di masyarakat ada istilah "tidak ada yang gratis" dalam hidup ini. Memang dalam banyak hal kita hidup dalam budaya pamrih atau balas jasa. Banyak juga diantara saudara kita yang bertanya, apakah jika kita ikut Yesus maka kita akan mendapat upah yang setimpal? Semuanya pasti akan berujung dengan materi. Seperti Yesus mengajak seorang kaya untk mengikuti-Nya, namun orang tersebut menolak ajakan Yesus karena hartanya yang banyak (ayat 22). Jika orang kaya tersebut menolak ajakan Yesus bagaimana dengan para murid yang telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus. Yesus menjawab dengan tegas bahwa jika karena-Nya dan juga Injil, seseorang rela mengorbankan ikatannya dengan orang-orang yang sangat dekat, ia akan menerimanya kembali seratus kali lipat. Istilah seratus kali lipat bermakna bahwa orang tersebut dibawa masuk dalam persekutuan orang-orang percaya. Persekutuan yang disebut juga dengan istilah "keluarga Allah", yang tercermin dalam kehidupan jemaat mula-mula (bandingkan Kisah 2 : 41-47; 4 : 32-35).
   
             Dengan demikian Yesus hendak menegaskan bahwa 'tidak ada yang hilang atau berkurang' ketika kita sungguh-sungguh mengikuti-Nya. Benar bahwa Yesus tidak pernah secara langsung menjanjikan seseorang dengan harta yang berlimpah sebagai upah ketika Ia mengajak : 'ikutlah Aku', tetapi dengan kasih dan kuasa-Nya Ia berjanji menyertai dan memelihara setiap orang yang mengaruniakan hidup yang kekal bagi yang setia sampai akhir.  Mengikuti Yesus itu penuh dengan tantangan tetapi sebesar apapun tantangannya yakinlah bahwa hidup kita tetap berada dalam pemeliharaan-Nya. Yesus ingin kita yang percaya tidak berada dibelakang tetapi di depan dalam hal mengikut-Nya. Karena itu jadikanlah kehidupan kita ini selalu bercerita atau bersaksi bahwa kita adalah pengikut Yesus yang setia melalui kata, sikap, karya dan perbuatan.

Doa :
Bapa Pengasih di dalam Kristus, mampukanlah kami menjadi pengikut yang setia dan senantiasa menyaksikan-Mu.

Friday, March 18, 2016

Bukan Usahamu

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan anda semua? Semoga baik dan sehat saja.
Aku masih berada di Efesus 2 : 8 - 10, di kota ini aku semakin mengerti dan paham walau pun masih menyendiri.

itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri (ayat 9).

          Martin Luther, sangat frustasi ketika ia masih seorang rahib dan pengajar umat Tuhan karena tidak mampu menjelaskan segala tradisi gereja yang harus ditaati umat. Tradisi gereja waktu itu mengajarkan banyak soal tentang keselamatan yang tidak tertulis dalam kesaksian Alkitab. Karena itu, ia mereformasi ajaran gereja dengan berpijak pada firman Allah yang tertulis dalam Alkitab.

          Kita harus mengungkapkan dan menyadari bahwa kita menjadi orang yang diselamatkan, bukan karena usaha kita yang hebat, atau pertolongan pejabat gereja, melainkan karena iman yang dianugerahkan Allah. Ini prinsip paling dasar. Keselamatan oleh iman (sole fide) yang diangkat Martin Luther sebagai dasar ajaran gereja. Karena itu, tidak pada tempatnya orang memegahkan diri, sombong rohani dan merendahkan orang yang belum paham hidup kekristenan. Mestinya ia menuntun orang yang belum mengerti supaya dapat memahami anugerah sebagai perbuatan Allah yang menyelamatkan kita. Keselamatan adalah anugerah Allah bagi semua yang beriman dan percaya kepada Yesus Kristus. Setiap usaha dan perbuatan manusia untuk memperoleh keselamatan akan mengalami kegagalan karena semua orang tidak terbebas dari dosa. Tetapi iman karena anugerah semakin menumbuhkan kepastian dalam persekutuan dengan Tuhan.

          Banyak orang mengira bahwa keselamatan oleh iman adalah perbuatan manusia yang sangat luar biasa hebatnya. Pandangan yang keliru. Tak ada satu pun usaha manusia yang mampu menghasilkan keselamatan bagi dirinya. Hanya anugerah Allah yang diterimanya dengan iman. Hanya percaya, menyerahkan diri dan menaati firman Allah sebagai pedoman hidup yang dikehendaki Allah. Dan tidak menambahnya dengan aturan lainyang membuat iman tidak berarti bagi keselamatan. Seperti pesan rasul Paulus dalam Efesus 2 : 10 ini, Allah mau supaya kita hidup dalam kebenaran-Nya itu.

Doa :
Berkati hamba-Mu, ya Allah,untuk hidup dalam kebenaran iman.


Wednesday, March 16, 2016

Kami Utusan Kristus

Syaloom saudara dan sahabatku, semoga hari ini saudara dan sahabatku dalam keadaan sehat dan berbahagia selalu .....
Hari ini aku tiba di kota 2 Korintus 5 : 16 - 21, .....
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus ..... (ayat-19)
..... dalam nama Kristus kami minta kepadamu berilah dirimu didamaikan dengan Allah (ayat-20b)

          Suatu ketika seorang pejabat Pemda menjadi tersangka korupsi. Kepala Pemerintah Daerah mencopot jabatannya dan berkomentar, "Pantas saja dia tidak mampu membenahi sistim birokrasi yang jelimet di bagiannya, karena dia biang keroknya". Pejabat kehilangan wibawa karena terlibat permainan kotor dan tidak bisa dipercaya lagi dalam tugasnya. Resikonya adalah pemecatan.

       
          Peran pejabat adalah sama sebagai utusan Kristus di tengah persekutuan jemaat Tuhan. Jabatan untuk pekerjaan rohani atau duniawi tidak berbeda; wibawanya akan hilang kalau utusan itu tidak bisa dipercaya. Utusan Kristus bisa saja tidak dipercaya, jika utusan Kristus tidak bersikap rohani dan mengutamakan kepentingan pribadi dari pada pelayanan. Apa lagi bila dengan nyata-nyata hanya fokus melayani orang kaya yang bisa memberi banyak dan mengabaikan orang miskin yang tidak mampu memberi.

           Jika seorang mengaku dirinya sebagai utusan Kristus, ia wajib mengutamakan pelayanan dengan adil dan penuh kasih terhadap umat. Ia harus memperhatikan yang miskin dan mereka yang berada dalam berbagai pergumulan hidup. Seorang utusan Kristus dihadirkan di tengah persekutuan untuk menggembalakan, mendampingi dan memberi kekuatan dalam pergumulan hidup umat-Nya. Ia harus aktif dalam perkunjungan, pastoral dan mendoakan umat Tuhan. Utusan Kristus dipercayakan untuk memeliharaumat Tuhan di tengah perkembangan dunia yang bisa mempengaruhi hidup dalam dosa dan penyesatan. Ia harus mencintai umat Tuhan dan memberi diri melayani mereka dengan tulus. Ketulusan adalah kesediaan berkorban bagi Kristus dalam pelayanan yang dihina dan dicaci maki. Popularitasnya adalah kemampuan mendamaikan umat dengan Penebusnya dan kebanggaannya ialah penderitaannya.

Doa :
Ya Tuhan, pimpinlah utusan-Mu agar bekerja menurut maksud-Mu.

Tuesday, March 15, 2016

Hidup Baru Anugerah Tuhan

Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku bertemu sahabatku .....
Lukas 15 : 11 - 32, yang mengatakan .....
..... Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebut anak bapa (ayat 21).

       
          Pengaruh perkembangan hidup duniawi sekarang ini banyak mengikis iman umat Tuhan. Dan akibatnya menyebabkan banyak umat Tuhan yang menyimpang dari kehidupan iman dan itu terjadi di seluruh dunia. Hanya karena belum mendapat pekerjaan, pacar atau jodoh mereka rela menyimpang dari kehidupan iman kita. Dan anehnya mereka tidak merasa bersalah atau berdosa berbuat hal yang tidak baik. Melawan orangtua, bersikap tidak hormat, dan hidup dalam kesenangan tanpa pikir malapetaka yang akan datang. Masa depan mereka semakin mengerikan.
 
          Lukas sahabatku mengisahkan tentang Yesus yang bercerita mengenai perumpamaan "anak yang hilang". Sesungguhnya perumpamaan ini bertujuan mengungkapkan tentang "kasih Allah" yang melampaui pikiran manusia. Bahwa Allah mengasihi semua orang dan memperhatikan mereka yang tidak mampu hidup menurut kebenaran dan sesat dalam dosa. Allah akan selalu mengampuni yang mau bertobat. Prinsip pengampunan Allah yaitu orang berdosa mesti sadar dan menyesali kesalahannya, mengaku dosa dan mohon pengampunan-Nya. Allah tidak pernah menolak orang berdosa yang hendak mencari-Nya. Allah selalu membuka tangan untuk menyambut dan membari kehidupan baru bagi semua orang yang bertobat.

          Tuhan Allah tidak berubah kasih setia-Nya kepada orang yang bertobat. Di samping haknya (ayat 2), juga Ia menetapkan kuasa atas seluruh kekayaan-Nya (ayat 31). Allah adalah Maha bijaksana, pengasih dan adil kepada setiap orang yang mau hidup baru dengan-Nya. Mampukah kita yang telah sesat dan hidup jauh dari Tuhan "bertobat"? Penginjil Lukas telah memberitakan bahwa Allah itu pengasih dan pengampun, sambutlah kesempatan untuk hidup baru kembali bersama-Nya.

          Simaklah kesaksian Alkitab mengenai dosa dan pengampunan. Lihatlah kepada Daud, ia berdosa dan bertobat (2 Samuel 11 dan Mazmur 52). Pelacur yang harus dirajam sampai mati (Yohanes 8 : 11), Yesus mengampuninya. Mereka itu memperoleh hidup baru anugerah Tuhan. Jika kita bertobat, kitapun akan memperoleh anugerah hidup baru.

Doa :
Tuhan ampuni dosaku dan berilah hambamu hidup baru.

Wednesday, March 9, 2016

Jadilah murid Kristus yang sejati

Syaloom saudara dan sahabatku, apakabarmu semuanya ?
Hari ini aku sedang berkunjung ke saudaraku Yohanes 2 : 23 - 25
Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka ..... (ayat 24)

          Sebuah kalimat bijak berbunyi, "Great power comes with great responsibility". Kekuasaan dan tanggungjawab adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, kekuasaan akan datang seiring dengan tingginya tanggung jawab yang dimiliki. Seorang pimpinan pasti akan mempertimbangkan untuk memberikan posisi atau kedudukan yang lebih besar terhadap karyawannya yang bertanggung jawab atas pekerjaannya. Sayangnya, dalam hidup ini banyak orang hanya ingin kuasanya, tetapi tidak ingin tanggung jawabnya. Begitu juga keberadaan pengikut Kristus, banyak yang hanya menghendaki kuasa Kristus hadir dalam hidupnya namun enggan untuk memikul tugas tanggung jawab dari Kristus.
          Kristus mengenal hakekat manusia dengan baik. Ia mengetahui bahwa orang-orang hanya tertarik pada hal-hal sensasional yang Ia lakukan, dalam arti orang hanya mengikuti-Nya selama Ia melakukan mujizat dan tanda-tanda ajaib lainnya. Apabila Ia mulai berbicara mengenai pelayanan, penyangkalan diri, penyerahan diri kepada kehendak Allah, tentang salib dan entang memikul salib maka orang-orang itu akan meninggalkan-Nya. Ia mengetahui bahwa tidak ada orang yang mengerti jalan yang ditempuh-Nya.

          Yesus tidak menghendaki adanya pengikut, kecuali kalau para pengikutnya mengerti dengan jelas dan menerima dengan pasti hal-hal yang bersangkutan dengan tindakan mengikuti Yesus itu. Dengan kata-kata lain, Yesus menolak adanya murid-murid yang murahan. Seandainya Yesus mempercayakan diri-Nya kepada massa yang berkumpul di Yerusalem, maka mereka akan menyatakan Yesus sebagai Mesias, lalu menantikan tindakan lahiriah atau mujizat yang mereka harapkan dilakukan oleh seorang Mesias. Yesus adalah seorang pemimpin yang tidak mau menerima pengikut kecuali kalau orang mengerti apa arti mengikut Yesus. Yesus tidak ingin diterima oleh orang yang tidak mengerti  apa arti menerima Yesus. Yesus sangat menekankan bahwa orang harus tahu apa yang ia lakukan.

          Yesus berbicara mengenai iman permulaan dari mereka yang hanya melihat tanda. Bukan mereka yang hanya melihat, yang akan menjadi murid sejati, melainkan mereka yang mengerti.

Catatan :
Untuk saat ini keadaan murid Kristus pun sedang menghadapi ujian, banyak yang tidak setia dan pergi meninggalkan Yesus hanya perkara belum mendapat jodoh atau pasangan hidup, belum mendapat pekerjaan dan masih banyak yang lain. Sehingga mereka putus asa dan melakukan ketidak setiaan pada Kristus Yesus. Bagaimana dengan anda? Apakah anda juga merupakan murid yang sejati atau tidak sejati ?. Siapkah menerima tugas dan tanggung jawab-Nya agar kuasa-Nya nyata dalam hidup anda.

Doa :
Tuhan Yesus, siapkan hati pikiran kami untuk menjalankan amanat-Mu.

Tuesday, March 1, 2016

Kita tidak bergumul sendiri

Syaloom saudara dan sahabatku, maaf jika aku cukup lama untuk tidak menyapa kalian semua. Aku banyak mengalami pergumulan sejak ibuku meninggal dunia, 31 Januari 2016 yang lalu. Merasa sepi dan sakit hingga aku tak berdaya. Tapi aku merasa terhibur dan punya banyak saudara dan sahabat yang selalu datang menghibur dan mendoakan diriku dan keluargaku.

Seperti seorang sahabatku Lukas 20 : 41 - 44
sampai Ku-buat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu (ayat 43)

          Yesus menjelaskan bahwa pemahaman tentang Mesias sebagai keturunan Daud tidak bisa dilihat dari sudut jasmaniah saja. Kalau Daud sendiri menyebutkan Mesias sebagai Tuannya maka mestinya kita membaca garis keturunan itu dari horizon spiritual. Misalnya dengan mengatakan bahwa kita adalah anak-anak Abraham, itu berarti bahwa kita merupakan pewaris-pewaris iman Abraham. Jadi kita tidak sendirian menghadapai problema masyarakat, bangsa bahkan dunia kita. Kita ada dalam persekutuan Gereja dimana nama kita disebut dan dimana kita saling mendoakan. Ini adalah persekutuan Gereja-Gereja dalam hubungan dengan orang percaya dari segala abad dan tempat. Dalam persekutuan inilah kita menghadapi seluruh tantangan pelayanan Gereja di negeri ini.

          Sangat menyejukkan kalau kita memulai hari dengan menyadari bahwa kita berada dalam hubungan-hubungan yang saling menopang dan mendoakan. Seperti yang aku alami dalam pergumulan hidup ini. Hal saling menopang dan mendoakan itu mengatasi jarak antara kita, mengatasi batas wilayah bahkan mengatasi batas Gereja. Suatu kekuatan besar ketika kita menyadari bahwa diri kita, keluarga kita bahkan persekutuan Gereja kita ditopang dan didoakan oleh orang, oleh keluarga bahkan oleh persekutuan Gereja yang lain. Inilah praktek kebersamaan yang berbasis iman. Maka masukilah kegiatan hari ini dalam keyakinan bahwa apapun pergumulan yang dihadapi akan mampu kita selesaikan. Sebab ada orang-orang terkasih, baik dalam silsilah jasmani, maupun dalam garis keturunan rohani yang menyebut nama dan memohon berkat bagi kita ke takhta anugerah Tuhan.


Doa :
Bapa, sadarkan kami untuk juga mendoakan orang lain karena mereka juga mendoakan kami.