Haruslah kamu berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan Tuhan, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu (Ulangan 6 : 17).
Jika kita lihat judul di atas, pasti kita akan mengerutkan dahi. Mengapa dikatakan indah untuk belajar?. Yang kita rasakan jika belajar akan membuat diri kita sibuk, tak ada waktu bermain, tak ada waktu berkumpul bersama teman-teman, tertawa bahkan berbelanja ria di mall. Belajar adalah suatu pekerjaan yang sangat membosankan. Tapi ternyata pada kitab Ulangan 6 adalah merupakan pendidikan dalam agama Yahudi, terutama mulai pasal 6. Pendidikan bagi bangsa Yahudi bukan merupakan suatu usaha sambilan. Robert Boehlke mengatakan bahwa bagi bangsa Yahudi, pendidikan tidak hanya dilaksanakan pada salah satu sudut kehidupan melainkan menjadi bagian inti dari kegiatan sehari-hari yang lazim dilakukan. Untuk memenuhi syarat pendidikan yang diharapkan itu, setiap orang wajib menjadi pelajar seumur hidup.
Jadi, yang punya tugas untuk belajar tidak hanya pelajar di tingkat pendidikan formal tapi setiap orang yang sedang mengambil bagian dalam proses kehidupan. Ini berarti, setiap orang jangan pernah lelah untuk belajar, setiap saat dan setiap waktu. Namun sayangnya, banyak orang yang merasa dirinya paling benar, seolah-olah tidak akan pernah keliru ..... banyak orang yang merasa paling hebat, seolah-olah tidak akan pernah gagal ..... banyak orang yang merasa bahwa ia akan hidup terus dan tidak pernah mati. Karena itu ia melakukan apa saja sekehendak hatinya, tidak peduli orang lain menderita, tidak peduli orang lain terluka, bahkan mati sekali pun. Yang penting dirinya sendiri tetap jaya, tetap berkuasa, memiliki segala-galanya.
Dalam Ulangan 6 : 16 - 19, kita diingatkan untuk tetap berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan Tuhan. Itu berarti kita diminta taat untuk terus belajar, belajar dan belajar serta dengan rendah hati mengandalkan Tuhan di tengah keterbatasan kita sebagai manusia. Namun, keterbatasan bukan berarti tiada lagi pengharapan. Dalam kesadaran akan keterbatasan, Tuhan menolong untuk tetap memberikan pengharapan yang pasti akan masa depan. Kita tidak diajak untuk menjadi pesimis dengan masa kini karena justri dengan adanya kepastian di masa depan, kita diajak untuk menjalani hari-hari sekarang ini lebih bijak dan lebih baik lagi. Ada tekanan untuk menjalani hari ini seoptimal mungkin, tetapi tetap dalam pengharapan akan masa depan yang pasti bersama Tuhan. Inilah pengharapan sejati yang dijanjikan Tuhan dalam kehidupan kita.
Doa :
Ya Tuhan Yesus, biarlah kami selalu memiliki kerinduan untuk terus belajar dan menimba ilmu kehidupan yang Engkau anugerahkan.
Jika kita lihat judul di atas, pasti kita akan mengerutkan dahi. Mengapa dikatakan indah untuk belajar?. Yang kita rasakan jika belajar akan membuat diri kita sibuk, tak ada waktu bermain, tak ada waktu berkumpul bersama teman-teman, tertawa bahkan berbelanja ria di mall. Belajar adalah suatu pekerjaan yang sangat membosankan. Tapi ternyata pada kitab Ulangan 6 adalah merupakan pendidikan dalam agama Yahudi, terutama mulai pasal 6. Pendidikan bagi bangsa Yahudi bukan merupakan suatu usaha sambilan. Robert Boehlke mengatakan bahwa bagi bangsa Yahudi, pendidikan tidak hanya dilaksanakan pada salah satu sudut kehidupan melainkan menjadi bagian inti dari kegiatan sehari-hari yang lazim dilakukan. Untuk memenuhi syarat pendidikan yang diharapkan itu, setiap orang wajib menjadi pelajar seumur hidup.
Jadi, yang punya tugas untuk belajar tidak hanya pelajar di tingkat pendidikan formal tapi setiap orang yang sedang mengambil bagian dalam proses kehidupan. Ini berarti, setiap orang jangan pernah lelah untuk belajar, setiap saat dan setiap waktu. Namun sayangnya, banyak orang yang merasa dirinya paling benar, seolah-olah tidak akan pernah keliru ..... banyak orang yang merasa paling hebat, seolah-olah tidak akan pernah gagal ..... banyak orang yang merasa bahwa ia akan hidup terus dan tidak pernah mati. Karena itu ia melakukan apa saja sekehendak hatinya, tidak peduli orang lain menderita, tidak peduli orang lain terluka, bahkan mati sekali pun. Yang penting dirinya sendiri tetap jaya, tetap berkuasa, memiliki segala-galanya.
Dalam Ulangan 6 : 16 - 19, kita diingatkan untuk tetap berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan Tuhan. Itu berarti kita diminta taat untuk terus belajar, belajar dan belajar serta dengan rendah hati mengandalkan Tuhan di tengah keterbatasan kita sebagai manusia. Namun, keterbatasan bukan berarti tiada lagi pengharapan. Dalam kesadaran akan keterbatasan, Tuhan menolong untuk tetap memberikan pengharapan yang pasti akan masa depan. Kita tidak diajak untuk menjadi pesimis dengan masa kini karena justri dengan adanya kepastian di masa depan, kita diajak untuk menjalani hari-hari sekarang ini lebih bijak dan lebih baik lagi. Ada tekanan untuk menjalani hari ini seoptimal mungkin, tetapi tetap dalam pengharapan akan masa depan yang pasti bersama Tuhan. Inilah pengharapan sejati yang dijanjikan Tuhan dalam kehidupan kita.
Doa :
Ya Tuhan Yesus, biarlah kami selalu memiliki kerinduan untuk terus belajar dan menimba ilmu kehidupan yang Engkau anugerahkan.