Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan (2 Korintus 8 : 2).
Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku sedang bersama temanku yang satu profesi sebagai guru. Kami semua guru diinstruksikan untuk mendatangi setiap bank yang ditunjuk dari dinas pendidikan. Instruksi tersebut berupa pencairan tunjangan profesi sebagai guru. Banyak dari rekanku sudah mendapatkan pencairan dana tersebut. Sementara aku belum terlihat dibank mana dana tersebut dapat dicairkan. Hatiku terasa galau dan bimbang, banyak pikiran yang tidak menentu. Sebab jika dana tersebut tidak cair darimana aku akan membiayai sekolah dan kehidupan keluargaku. Namun pada saat aku berada di kota 2 Korintus 8 : 1 - 7, hatiku terasa damai. Mengapa? Sebab aku harus banyak belajar dari jemaat yang berada di kota Korintus.
Seperti ilustrasi berikut, ada tiga orang pemuda asal Amerika bernama Sam Pepper, Logan dan Jack Paul. Mereka tidak pernah menyangka bahwa video yang mereka buat mampu menyentuh hati dan menginspirasi jutaan pasang mata yang melihatnya. Dalam video tersebut terlihat seorang pemuda (Sam Pepper) berpura-pura menjadi gelandangan yang tidak mempunyai rumah. Pemuda tersebut merasa kelaparan dan ia pun masuk ke dalam sebuah restoran pizza untuk meminta sepotong pizza dari orang-orang yang makan di sana. Namun tak satupun orang yang memberikan makanan tersebut kepadanya. Di lain tempat, dua orang pemuda yang sedang berjalan (Logan dan Jack Paul) bertemu dengan seorang pria gelandangan yang hidup di jalanan. Mereka memberi pria gelandangan itu sebuah kotak berisi satu loyang pizza. Sementara pria tersebut menikmati makanannya dan tersisa beberapa potong, Sam Pepper mendatanginya dan mengaku kelaparan serta sangat butuh untuk mengisi perutnya dengan makanan. Tanpa disangka, pria gelandangan tersebut mengizinkan Sam Pepper mengambil satu potong pizzanya.
Dari kisah ini kita bisa melihat bahwa belum tentu orang yang berkekurangan tidak mau untuk berbagi dan memberi. Hal yang sama juga terjadi di jemaat Makedonia, mereka adalah jemaat yang tidak hanya miskin melainkan sangat miskin, namun mereka kaya dalamkemurahan (ayat 2). Tidak hanya memberi menurut kemampuan, mereka juga memberi melampaui kemampuan, dan sudah pasti tentu ada pengorbanan dari jemaat Makedonia. Maukah kita berkorban seperti jemaat Makedonia? Dan sudah pasti, itu merupakan teladan yang patut kita tiru. Saudaraku, sudahkah kita berbagi hari ini? Mungkin, tidak hanya materi, kita dapat berbagi kasih, perhatian dan banyak hal yang bisa jadi lebih bernilai dari harta semata. Tidak usah menunggu saat berkelimpahan hebat untuk berbagi karena manusia biasanya tidak pernah merasa puas. Oleh karena itu, daripada kita diperbudak dengan perasaan tak pernah puas, mulailah untuk bersyukur dan berbagi. Apakah kita berkekurangan dalam kelimpahan atau berkelimpahan dalam kekurangan, tentu kita sendiri yang akan memilih dan memutuskan. Selamat memilih!!!
Doa :
Ya Tuhan mampukanlah kamiuntuk memiliki kesediaan berbagi sebagai wujud syukur yang melimpah atas kasih-Mu.
Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku sedang bersama temanku yang satu profesi sebagai guru. Kami semua guru diinstruksikan untuk mendatangi setiap bank yang ditunjuk dari dinas pendidikan. Instruksi tersebut berupa pencairan tunjangan profesi sebagai guru. Banyak dari rekanku sudah mendapatkan pencairan dana tersebut. Sementara aku belum terlihat dibank mana dana tersebut dapat dicairkan. Hatiku terasa galau dan bimbang, banyak pikiran yang tidak menentu. Sebab jika dana tersebut tidak cair darimana aku akan membiayai sekolah dan kehidupan keluargaku. Namun pada saat aku berada di kota 2 Korintus 8 : 1 - 7, hatiku terasa damai. Mengapa? Sebab aku harus banyak belajar dari jemaat yang berada di kota Korintus.
Seperti ilustrasi berikut, ada tiga orang pemuda asal Amerika bernama Sam Pepper, Logan dan Jack Paul. Mereka tidak pernah menyangka bahwa video yang mereka buat mampu menyentuh hati dan menginspirasi jutaan pasang mata yang melihatnya. Dalam video tersebut terlihat seorang pemuda (Sam Pepper) berpura-pura menjadi gelandangan yang tidak mempunyai rumah. Pemuda tersebut merasa kelaparan dan ia pun masuk ke dalam sebuah restoran pizza untuk meminta sepotong pizza dari orang-orang yang makan di sana. Namun tak satupun orang yang memberikan makanan tersebut kepadanya. Di lain tempat, dua orang pemuda yang sedang berjalan (Logan dan Jack Paul) bertemu dengan seorang pria gelandangan yang hidup di jalanan. Mereka memberi pria gelandangan itu sebuah kotak berisi satu loyang pizza. Sementara pria tersebut menikmati makanannya dan tersisa beberapa potong, Sam Pepper mendatanginya dan mengaku kelaparan serta sangat butuh untuk mengisi perutnya dengan makanan. Tanpa disangka, pria gelandangan tersebut mengizinkan Sam Pepper mengambil satu potong pizzanya.
Dari kisah ini kita bisa melihat bahwa belum tentu orang yang berkekurangan tidak mau untuk berbagi dan memberi. Hal yang sama juga terjadi di jemaat Makedonia, mereka adalah jemaat yang tidak hanya miskin melainkan sangat miskin, namun mereka kaya dalamkemurahan (ayat 2). Tidak hanya memberi menurut kemampuan, mereka juga memberi melampaui kemampuan, dan sudah pasti tentu ada pengorbanan dari jemaat Makedonia. Maukah kita berkorban seperti jemaat Makedonia? Dan sudah pasti, itu merupakan teladan yang patut kita tiru. Saudaraku, sudahkah kita berbagi hari ini? Mungkin, tidak hanya materi, kita dapat berbagi kasih, perhatian dan banyak hal yang bisa jadi lebih bernilai dari harta semata. Tidak usah menunggu saat berkelimpahan hebat untuk berbagi karena manusia biasanya tidak pernah merasa puas. Oleh karena itu, daripada kita diperbudak dengan perasaan tak pernah puas, mulailah untuk bersyukur dan berbagi. Apakah kita berkekurangan dalam kelimpahan atau berkelimpahan dalam kekurangan, tentu kita sendiri yang akan memilih dan memutuskan. Selamat memilih!!!
Doa :
Ya Tuhan mampukanlah kamiuntuk memiliki kesediaan berbagi sebagai wujud syukur yang melimpah atas kasih-Mu.
No comments:
Post a Comment