Translate

Sunday, July 3, 2016

Tuhan ingin keadaan kita baik

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya untuk minggu ini? Semoga minggu ini menjadi penuh berkat bagi kita semua.

..... untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan Tuhan, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita ..... (Ulangan 6 : 24 -25).

          Melihat judul di atas, pastinya kita ingin selalu hidup kita baik. Ya, memang benar setiap manusia ingin agar hidupnya selalu baik. Mulai dari keluarga, studi, pekerjaan dan hubungan dengan sesama semuanya dalam keadaan baik. Tidak ada yang gagal, rusak dan mengecewakan. Namun dalam kenyataan hidup seringkali yang dialami justru sebaliknya. Kekecewaan, kegagalan dalam studi dan karier, ketidakharmonisan dalam hubungan antara anggota keluarga dan sesama. Jika dicermati, hidup yang tidak baik disebabkan oleh ketidak setiaan kita mematuhi perintah Tuhan.

          Seperti pada kitab Ulangan 6 : 24 - 25, dimana umat Israel yang akan menetap di tanah perjanjian, diharapkan dalam kondisi kehidupan yang baik. Kehidupan yang ditandai dengan oleh hubungan denganTuhan dan sesama yang harmonis. Oleh karena itu agar semuanya berjalan dengan baik, melalui Musa, umat diharapkan setia menjalankan ketetapan yang diperintahkan Tuhan dan dalam hidup takut akan Tuhan. Artinya mereka diminta untuk selalu menjaga diri selaku umat Allah dengan menjalankan ketetapan Tuhan, yaitu dengan pengakuan bahwa Tuhanlah yang menjaga, memberi, memelihara kehidupan mereka. Jika hal ini dapat dilakukan, maka pasti kehidupan menjadi baik. Namun hidup tidak berarti tidak memiliki tantangan. Paling tidak umat mampu menghadapi dan mengatasi tantangan dalam kehendak Tuhan. Situasi inilah yang menjadikan hidup senantiasa baik. Tidak menyerah dengan keadaan dan kondisi yang dapat membuat kita jauh dari Allah.

          Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga ingin hidup yang baik? Tuhan ingin kehidupan kita baik. Oleh karena itu, kita mesti tetap setia dalam ketetapan-Nya dan hidup takut akan Tuhan. Mari kita periksa kehidupan kita. Apakah kita masih setia atau tidak kepada Tuhan. Apakah kita masih tetap hidup takut akan Tuhan. Jika ya, maka mari kita kembali pada Tuhan dan melakukan perintah dan kehendak-Nya. Sehingga akan menjadi benar dan mengalami hidup yang baik.

Doa :
Tuhan, ampuni kami karena ketidaksetiaan kami kepada-Mu.

Saturday, July 2, 2016

Indahnya belajar

Haruslah kamu berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan Tuhan, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu (Ulangan 6 : 17).

          Jika kita lihat judul di atas, pasti kita akan mengerutkan dahi. Mengapa dikatakan indah untuk belajar?. Yang kita rasakan jika belajar akan membuat diri kita sibuk, tak ada waktu bermain, tak ada waktu berkumpul bersama teman-teman, tertawa bahkan berbelanja ria di mall. Belajar adalah suatu pekerjaan yang sangat membosankan. Tapi ternyata pada kitab Ulangan 6 adalah merupakan pendidikan dalam agama Yahudi, terutama mulai pasal 6. Pendidikan bagi bangsa Yahudi bukan merupakan suatu usaha sambilan. Robert Boehlke mengatakan bahwa bagi bangsa Yahudi, pendidikan tidak hanya dilaksanakan pada salah satu sudut kehidupan melainkan menjadi bagian inti dari kegiatan sehari-hari yang lazim dilakukan. Untuk memenuhi syarat pendidikan yang diharapkan itu, setiap orang wajib menjadi pelajar seumur hidup.

          Jadi, yang punya tugas untuk belajar tidak hanya pelajar di tingkat pendidikan formal tapi setiap orang yang sedang mengambil bagian dalam proses kehidupan. Ini berarti, setiap orang jangan pernah lelah untuk belajar, setiap saat dan setiap waktu. Namun sayangnya, banyak orang yang merasa dirinya paling benar, seolah-olah tidak akan pernah keliru ..... banyak orang yang merasa paling hebat, seolah-olah tidak akan pernah gagal ..... banyak orang yang merasa bahwa ia akan hidup terus dan tidak pernah mati. Karena itu ia melakukan apa saja sekehendak hatinya, tidak peduli orang lain menderita, tidak peduli orang lain terluka, bahkan mati sekali pun. Yang penting dirinya sendiri tetap jaya, tetap berkuasa, memiliki segala-galanya.

          Dalam Ulangan 6 : 16 - 19, kita diingatkan untuk tetap berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan Tuhan. Itu berarti kita diminta taat untuk terus belajar, belajar dan belajar serta dengan rendah hati mengandalkan Tuhan di tengah keterbatasan kita sebagai manusia. Namun, keterbatasan bukan berarti tiada lagi pengharapan. Dalam kesadaran akan keterbatasan, Tuhan menolong untuk tetap memberikan pengharapan yang pasti akan masa depan. Kita tidak diajak untuk menjadi pesimis dengan masa kini karena justri dengan adanya kepastian di masa depan, kita diajak untuk menjalani hari-hari sekarang ini lebih bijak dan lebih baik lagi. Ada tekanan untuk menjalani hari ini seoptimal mungkin, tetapi tetap dalam pengharapan akan masa depan yang pasti bersama Tuhan. Inilah pengharapan sejati yang dijanjikan Tuhan dalam kehidupan kita.

Doa :
Ya Tuhan Yesus, biarlah kami selalu memiliki kerinduan untuk terus belajar dan menimba ilmu kehidupan yang Engkau anugerahkan.

Friday, July 1, 2016

Indahnya dunia anak dan kebersamaan

Syaloom saudara dan sahabatku, sudah dua hari ini aku merasa galau dan cemas, ada sebuah perasaan takut dalam hidupku. Betapa tidak?!!! Tunjangan profesional atau serti tidak keluar atau cair, namaku tidak tercantum di bank mana pun, walau pun surat keputusan dari dinas pendidikan dan namaku sudah disetujui untuk mendapatkan tunjangan tapi sampai hari ini tidak ada namaku. Mungkin saja terselip di berkas file lainnya, di kantor pemerintah.

          Aku sempat  merenung, mengapa jalan hidupku begitu sulit dan berliku? Aku bercerita pada teman-temanku agar beban yang ada di pundakku terasa berkurang. Dan mereka hanya berkata "sabar saja bu", mungkin sedang di input namanya, dan sebagainya. Saat hati dan pikiranku kacau, ku sempatkan membaca Alkitab, Ku temukan Ulangan 6 : 1 -9. Aku baca ayat demi ayat. Tak kusadari pikiranku kembali ke masa kecil.

......... Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan Tuhan, Allah nenek moyangmu ..... (Ulangan 6 : 3)

          Keluarga besarku merupakan keluarga yang mejemuk, kami adalah merupakan suku jawa asli tepatnya berasal dari Solo dan Jogyakarta. Agama yang kami anut pun berbeda, Hindu, Islam dan Kristen (Protestan dan Katholik) bahkan keluarga angkatku masih menganut Kong Hu Chu. Tapi sampai saat ini keluarga besar kami adalah keluarga yang dapat saling menghargai sesama. Dan itu merupakan kebanggaan bagi keluarga kami. Sementara di luar sana seringkali dalam setiap perjumpaan di tengah perbedaan, muncul dua sikap ekstrim, menghilangkan perbedaan atau menonjolkan perbedaan. Yang pertama dilakukan, supaya relasi yang terbangun "damai" dan adem ayem. Yang kedua biasanya akan melahirkan konflik berkepanjangan. Kadang, kita tidak menyadari bahwa konflik seringkali terjadi bukan karena kita tidak mengerti diri kita sendiri (identitas kita). Sebab itu tatkala aku membaca Ulangan 6, aku membayangkan bangsa Israel yang akan berjumpa dengan kemajemukan dari negeri yang mereka duduki dan mereka perlu menyadari dengan sungguh-sungguh identitas mereka sebagai anak-anak Tuhan (ayat 1-2).

          Ada seorang teolog Jerman yang bernama Jurgen Moltmann pernah berkata, no persons without relations; but there are no relations without persons either. Artinya adalah tidak ada seorang pun yang mampu bertahan tanpa membangun relasi (baik dengan Tuhan maupun sesama). Melalui kasih, relasi yang terbangun dengan Tuhan dan sesama menjadi bemakna. Oleh karenanya, dalam relasi dengan orang lain, kita diharapkan tidak hanya berkumpul dan "tertawa" bersama, tetapi juga "meratap" bersama. Kasih Tuhan dapat menjadi jalan untuk meningkatkan kualitas relas kita dalam mengasihi orang lain. Ini dapat dimulai dari diri sendiri dan kemudian berkembang dalam seluruh aktivitas di setiap kehidupan. Itulah yang kemudian membuat kepelbagaian denominasi, aliran dan agama serta kepercayaan tidak menghalangi kita semua untuk berbagi kasih. Aku tersentak dan tersenyum, itulah keluarga besarku.

Kasihilah Tuhan, Allahmu ..... dan dengan segenap kekuatanmu. ..... haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu ..... (Ulangan 6 : 5-7).

          Ayat dari firman di atas merupakan bagian dari shema Israel. Shema adalah bagian utama dari doa Yahudi malam dan pagi. Shema dipandang sebagai doa yang paling penting di dalam agama Yahudi dan penyebutannya dua kali dalam sehari adalah sebuah mitzvah (perintah rohani). Shema mengandung inti pengajaran agama bagi bangsa Yahudi. Dan orang Israel memperkenal shema ini kepada anak-anaknya sejak usia dini, begitu mereka lancar berbicara, mereka diharuskan menghafal bagian pertama kalimat shema. Hal ini mereka lakukan karena seorang anak merupakan pemberian Tuhan. Jadi mereka mengajarkan tentang Tuhan sejak dini merupakan bagian yang terpenting. Sesungguhnya, mengajar seorang anak untuk percaya kepada Tuhan bermula dari membangun kepercayaan dengan orang-orang disekitarnya.Inilah dasar dari perkembangan iman seorang anak. Berarti orang-orang dewasa di sekitar anak harus mampu menunjukkan kepada anak bahwa mereka layak dipercaya. Dengan demikian kasih dan keteladanan menjadi sangat penting (ayat 4-5), bahkan harus extra sabar karena kadang kita perlu mengulang-ulang apa yang amu kita sampaikan pada anak (ayat 6-7).

          Anne Neufeld Rupp mengatakan bahwa seringkali orang dewasa berupaya untuk menciptakan kepercayaan seorang anak dengan cara yang justru menciptakan rasa tidak percaya pada anak. Halini bisa dilihat dari sebutan yang bersifat menghina  (anak nakal, anak bodoh dan lain-lain), melalaikan anak secara fisik dan emosi, membuat anak merasa bahwa dirinya adalah pribadi yang tidak berharga dan tidak diharapkan serta sikap yang dingin tanpa kasih. Hal-hal seperti inilah yang dapat merusak kepecayaan anak (sebenarnya merupakan dasar iman) dan dapat menciptakan seseorang yang tidak dapat diharapkan, tertekan, bahkan tak berarti. Aku kembali tersentak, dan merasa sangat bersyukur sebab Tuhan Allah sangat baik dan manis terhadapku. Kegalauan dan kecemasan yang ada padaku akan segera berlalu jika aku selalu memanggil nama-Nya, setia dan taat. Ya, ..... sangat indah masa kanak-kanak, ingin aku mengulangnya kembali. Jadi marilah kita dengan serius memperhatikan anak-anak di sekitar kita. Dengan demikian, mereka siap berpartisipasi dalam aksi sejati cinta kasih yang mewarnai kehidupan ini.

Doa :
Ya Tuhan Yesus, biarlah kebersamaan terus terpatri dalam setiap komunitas yang kami hidupi di muka bumi ini, begitu pula berkatilah setiap anak yang Engkau hadirkan dalam kehidupan kami, biarlah mereka menjadi berkat senantiasa.




Thursday, June 30, 2016

Indahnya memberi dengan sukacita

Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Korintus 9 : 7).

          Syaloom saudara dan sahabatku, ayat di atas tersebut sering kita dengar pada saat kita akan memberikan persembahan atau ucapan syukur. Dan setelah itu kantong-kantong persembahan akan diedarkan kepada jemaat yang datang beribadah atau kita akan maju ke depan untuk memberikan persembahan syukur kita. Dan hari ini aku masih berada di kota 2 Korintus 9 : 6 - 14. 

          Terkadang kita sebagai manusia tidak pernah merasa cukup, tapi kita selalu merasa kurang; yang kaya akan selalu merasa kurang, terlebih lagi yang miskin sudah tentu selalu kurang. Begitu kita memperoleh sesuatu kita akan saling berebut untuk mendapatkannya. Tak peduli dengan cara apa yang pasti kita harus mendapatkannya. Itulah sifat bawaan manusia sejak lahir. Jika kita tidak waspada dan membiarkannya maka akan sangat membahayakan.

          Paulus menyadari kecenderungan ini. Sulit untuk berbagi dapat mengancam keutuhan jemaat. Oleh sebab itu, Paulus hendak menyampaikan bahwa memberi itu bukan berarti kehilangan, melainkan justru menghasilkan keuntungan besar bagi mereka yang memberi, dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam perlbagai kebajikan (ayat 8) serta memuliakan Allah (ayat 13). Jadi sebetulnya saat kita berbagi, yang penting bukan soal isi melainkan hati. Dalam berbagi, Paulus tidak pernah berbicara tentang jumlah pemberian itu, tetapi mengenai mutu dari kerinduan hati dan motivasi kita. Hanya sayangnya, untuk saat ini masih banyak orang yang berbagi supaya namanya menjadi terkenal dan di lihat orang banyak.

          Sebab itu pada saat hendak berbagi, jangan pikir untung-rugi, jangan juga merasa terlalu berjasa sehingga ingin dianggap sebagai yang paling berkuasa. Tetaplah hidup bersahaja dan demikian, pemberian kita akan menjadi berkat dan pastinya memuliakan Tuhan sepanjang masa.

Doa :
Ya Tuhan Yesus, biarlah kami terus bersemangat untuk menjadi pribadi yang mau memberi dan berbagi berkat.

Tuesday, June 28, 2016

Indahnya berbagi

Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan (2 Korintus 8 : 2).

          Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku sedang bersama temanku yang satu profesi sebagai guru. Kami semua guru diinstruksikan untuk mendatangi setiap bank yang ditunjuk dari dinas pendidikan. Instruksi tersebut berupa pencairan tunjangan profesi sebagai guru. Banyak dari rekanku sudah mendapatkan pencairan dana tersebut. Sementara aku belum terlihat dibank mana dana tersebut dapat dicairkan. Hatiku terasa galau dan bimbang, banyak pikiran yang tidak menentu. Sebab jika dana tersebut tidak cair darimana aku akan membiayai sekolah dan kehidupan keluargaku. Namun pada saat aku berada di kota 2 Korintus 8 : 1 - 7, hatiku terasa damai. Mengapa? Sebab aku harus banyak belajar dari jemaat yang berada di kota Korintus.

          Seperti ilustrasi berikut, ada tiga orang pemuda asal Amerika bernama Sam Pepper, Logan dan Jack Paul. Mereka tidak pernah menyangka bahwa video yang mereka buat mampu menyentuh hati dan menginspirasi jutaan pasang mata yang melihatnya. Dalam video tersebut terlihat seorang pemuda (Sam Pepper) berpura-pura menjadi gelandangan yang tidak mempunyai rumah. Pemuda tersebut merasa kelaparan dan ia pun masuk ke dalam sebuah restoran pizza untuk meminta sepotong pizza dari orang-orang yang makan di sana. Namun tak satupun orang yang memberikan makanan tersebut kepadanya. Di lain tempat, dua orang pemuda yang sedang berjalan (Logan dan Jack Paul) bertemu dengan seorang pria gelandangan yang hidup di jalanan. Mereka memberi pria gelandangan itu sebuah kotak berisi satu loyang pizza. Sementara pria tersebut menikmati makanannya dan tersisa beberapa potong, Sam Pepper mendatanginya dan mengaku kelaparan serta sangat butuh untuk mengisi perutnya dengan makanan. Tanpa disangka, pria gelandangan tersebut mengizinkan Sam Pepper mengambil satu potong pizzanya.

          Dari kisah ini kita bisa melihat bahwa belum tentu orang yang berkekurangan tidak mau untuk berbagi dan memberi. Hal yang sama juga terjadi di jemaat Makedonia, mereka adalah jemaat yang tidak hanya miskin melainkan sangat miskin, namun mereka kaya dalamkemurahan (ayat 2). Tidak hanya memberi menurut kemampuan, mereka juga memberi melampaui kemampuan, dan sudah pasti tentu ada pengorbanan dari jemaat Makedonia. Maukah kita berkorban seperti jemaat Makedonia? Dan sudah pasti, itu merupakan teladan yang patut kita tiru. Saudaraku, sudahkah kita berbagi hari ini? Mungkin, tidak hanya materi, kita dapat berbagi kasih, perhatian dan banyak hal yang bisa jadi lebih bernilai dari harta semata. Tidak usah menunggu saat berkelimpahan hebat untuk berbagi karena manusia biasanya tidak pernah merasa puas. Oleh karena itu, daripada kita diperbudak dengan perasaan tak pernah puas, mulailah untuk bersyukur dan berbagi. Apakah kita berkekurangan dalam kelimpahan atau berkelimpahan dalam kekurangan, tentu kita sendiri yang akan memilih dan memutuskan. Selamat memilih!!!

Doa :
Ya Tuhan mampukanlah kamiuntuk memiliki kesediaan berbagi sebagai wujud syukur yang melimpah atas kasih-Mu. 

Friday, June 24, 2016

Hidup Kekristenan

..... tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran ..... (Roma 6 : 17b).



          Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabar untuk hari ini? Semoga masih tetap semangat menyambut hari-hari yang akan kita lalui. Dan selalu ada berkat yang menyertai kita. Hari ini aku masih berada di kota Roma 6 : 15 - 22, Paulus masih mengajarkan tentang hidup sebagai orang Kristen yang baik dan benar. Paulus menjelaskan bahwa dulu kita adalah hamba dosa dan kini telah menjadi hamba kebenaran sebab Kristus telah mati dan bangkit bagi kita. Mengakui kematian Kristus membuat kita mati bagi dosa dan mempercayai kebangkitan Kristus membuat kita hidup bagi Allah. Tidak ada kesempatan bagi orang percaya untuk hidup bagi Kristus dan tetap melakukan kejahatan. Paulus menyebutkan bahwa kita telah diselamatkan dan dikuduskan untuk melakukan perbuatan baik. Ia menghendaki kita menyatakan buah-buah kebenaran karena kita hidup di dalam-Nya.
     
          Semasa remaja saya begitu tertarik dengan konsep-konsep yang saya baca dan diajarkan kepada saya pada saat mengikuti pelajaran kateksasi yaitu tentang Kasih Allah yang menyelamatkan, pertobatan, hidup baru sebagai anak-anak Allah dan berbuah bagi kemuliaan Allah. Terlebih lagi pada saat saya mengikuti persekutuan pemuda, kita saling berbagi dalam pelayanan iman dan para pelayan-pelayan Tuhan dengan penuh kasih dan ketekunan mengajarkan konsep itu kepada kita sebagai pemuda gereja. Dan saya pun ingin seluruh pemuda-pemudi di dunia selalu rajin untuk saling melayani dalam Yesus Kristus. Memang sangat berat dalam menjalankannya, betapa tidak! Sebab rata-rata mereka lebih memilih untuk pergi ke tempat yang lain. Tapi saya sangat bersyukur teman-teman saya melayani Tuhan dan mengasihi-Nya sampai kini. Di sini kita melihat pentingnya peletakan dasar iman dalam hidup orang percaya. Bagaimana dengan saudara-saudara kita yang berada di belahan Eropa, Asia, Australia, Amerika dan Afrika? Adakah mereka meletakkan dasar iman dalam hidup orang percaya.
       
          Demikianlah hidup orang Kristen dapat lebih sungguh diarahkan dalam bimbingan yang bertanggung jawab menjadikan adanya perubahan tingkah laku sebagai wujud buah-buah kebenaran mulai dari anak-anak sampai lansia. Karena itu, gereja dan keluarga harus berperan utama dan bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengajarannya. Melalui surat Rasul Paulus untuk jemaat di Roma, Paulus juga merasa penting menyampaikan pengajaran sistematis dan sangat teologis sehubungan dengan pembentukan citra selaku pengikut Kristus. Pemahaman teologis yang benar akan melahirkan buah-buah kebenaran.

Doa :
Ya Tuhan, berilah Roh-Mu bagi Gereja yang mengajarkan kebenaran-Mu sehingga kami umat-Mu bertumbuh di dalam-Mu.

Thursday, June 23, 2016

Hidup Baru

..... demikian kita akan hidup dalam hidup yang baru (ayat 4b).

         Syaloom saudara dan sahabatku, apa kabarnya hari ini? Semoga berkat Tuhan selalu menyertai kita semua. Hari ini aku berada di kota Roma 6 : 1 - 11, di kota ini aku banyak melihat suatu kehidupan yang baru. Kristus Yesus telah mati dan bangkit bagi kita. Dengan demikian, dalamiman kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalamhidup yang baru (ayat 4).
     
          Hidup baru adalah wujud kasih sayang yang Allah beri bagi kita. Rasul Paulus menyaksikan dalam dirinya bahwa,"Namun aku hidup, tetapi bukan aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Galatia 2 : 20). Hidup baru adalah hidup di dalam kehendak Kristus.

         Oleh Yesus Kristus hidup kita sudah berpindah dari alam dosa kepadahidup bersama Kristus. Paulus mengajarkan kepada jemaat di Roma dan juga bagi kita tentang pentingnya hidup di dalam Kristus. Hidup di dalam Kristus yang dimaksud adalah menolak dosa dan menyerahkan diri bagi Kristus untuk melakukan kehendak-Nya.
     
          Kita dapat memulainya dengan tindakan mengasihi Allah, yaitu dengan menjauhkan diri dari mementingkan diri sendiri, dan mulai peduli pada kepentingan dan kesejahteraan orang lain. Wow ..... sungguh berat, bukan? Kita harus peduli pada kepentingan dan kesejahteraan orang lain. Sangat berat untuk memperhatikan semua itu. Sebab hidup kita pun sudah berat tapi masih harus ditambah untuk peduli pada orang lain. Pergumulan hidup yang tidak mudah dijalani. Namun Kristus telah memberikan teladan-Nya sendiri, maka kita pun hendaknya demikian dengan semakin hari semakin tunduk kepada Allah dan hidup dalamkebenaran Kristus. Hidup baru hendaknya memancarkan sinar terang-Nya. Marilah, melatih diri untuk bertekun dalam kasih Karunia Allah.

Doa :
Ya Tuhan, syukur kami sampaikan atas anugerah hidup dan tinggal di dalam-Mu.


Sunday, June 19, 2016

Makin jauh berjalan

Sesudah itu Abram berangkat dan makin jauh ia berjalan ke tanah Negeb (ayat 9).


          Syaloom saudara dan sahabatku, minggu ini aku berada di Kejadian 12 : 7 - 9. Di sini aku bertemu Abram, di adalah orang yang dipilih Allah untuk menjalani suatu langkah awal dari rencana Allah yang besar yaitu mengenai maksud Tuhan untuk menebus dan menyelamatkan umat manusia.
Perjalanan Abraham beserta keluarganya di mulai dari Ur Kasdim ke negeri yang ditunjukkan Tuhan. Kemudian mereka tiba di Sikhem dan Bethel lalu masuk ke Kanaan. Ia mengalami musim kelaparan dan pergi ke Mesir melalui Negeb. Mereka mengalami berbagai keadaan yang membuat mereka menempuh perjalanan ke Mambre dekat Hebron. Kemudian kembali ke Negeb dan di usia 175 tahun ia dimakamkan di Makhpela. Itulah sejumlah tempat yang dilalui oleh bapak leluhur Israel. Perjuangan yang sangat melelahkan, jika direnungkan. Kalau kita mungkin akan berhenti di tengah jalan.
       
          Perjalanan ini adalah perjalanan dalam panggilan Allah. suatu perjalanan yang tidak mudah untuk dilalui dari satu tempat ke tempat lain, dari satu daerah ke daerah lain sampai ke tanah yang dijanjikan Allah sebagai orang asing di negeri yang dijanjikan-Nya. Dan itu bukan hal yang mudah bisa saja ia dan keluarganya dimusuhi, tidak diterima dengan baik, kelaparan dan kesukaran sebagai pendatang, di tolak dan lain-lain. Namun, Abraham tetap taat dan setia di jalan panggilan-Nya.
       
          Melangkah dalam kuasa dan perlindungan Tuhan dalam berkat-berkat Allah dan dalam kemampuan menyaksikan nama-Nya. Anda dan saya dapat juga menulisakan perjalanan hidup kita yang kita jalani bersama Tuhan. Seperti sekarang ini, renungan yang saya tulis di blog ini adalah sebagian dari perjalanan kehidupan saya. Di dalamnya saya menemukan perjalanan panjang dalam pergulatan iman dan kepastian bahwa kita hidup dari berkat-berkat Allah yang menyertai dan berdampak positif bagi mereka di sekitar kita;baik dalamhal pengetahuan, ekonomi, kesehatan, dan kerjasama persekutuan yang membangun satu sama lain bagi kemuliaan Tuhan. Akhirnya kita memahami keadaan yang bagaimanapun akan menjadi hal yang manis untuk disyukuri karena Tuhan ada diperjalanan kehidupan kita. Abraham mengalaminya demikian juga anda dan saya.

Doa :
Ya Tuhan, jalan-jalan hidup kami adalah jalan-jalan hidup bersama-Mu. Engkau menuntun kami di jalan-Mu. Terpujilah Tuhan yang adalah jalan hidup dan masa depan kami.

Saturday, June 18, 2016

Yesusku - Juruselamatku

Jawab mereka : "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan se-isi rumahmu" (ayat 31).

          Syaloom saudara dan sahabatku, apakah diakhir minggu ini sudah punya rencana yang bagus untuk menikmatinya? Tapi sebelumnya baca dulu ya renungan harian ini, agar kita semakin tahu makna hidup dalam dunia ini. Aku masih bersama Paulus di kota Filipi 16 : 26 - 40, disini kami masuk penjara bersama Silas. Namun apa yang terjadi gempa bumi memporak porandakan penjara, sehingga sendi-sendi penjara goyah dan hancur. Kepala penjara di kota Filipi tersebut hendak melakukan tindakan bunuh diri ketika mengetahui bahwa belenggu Paulus dan Silas terlepas. Dalam pikirannya kedua tahanan tersebut yaitu Paulus dan Silas melarikan diri dan jika ini terjadi maka dia akan dihukum mati. Daripada dihukum mati secara hina karena gagal melaksanakan tugas dan tanggung jawab, lebih terhormat mati bunuh diri.
       
          Namun apa yang terjadi, Paulus dan Silas mencegah tindakan nekad itu. Dan akhirnya seluruh situasi menjadi terbalik. Bukan tahanan diselamatkan oleh kepala penjara, melainkan kepala penjara diselamatkan oleh tahanan. Wajar kalau dia bertanya apa yang harus dia lakukan untuk selamat. Paulus dan Silas menunjukkan jalan keselamatan, yaitu percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Kepala penjara dan se-isi rumahnya menemukan keselamatan dalam Kristus, sang Juruselamat.

          Dalam masyarakat, hal 'cari selamat' merupakan hal yang akan diusahakan oleh seiap orang. Nyatanya banyak orang tidak mencari selamat pada jalan keselamatan, melainkan justru sering pada jalan kebinasaan. Seperti datang pada dukun, memberi uang sebagai uang suap atau tanda supaya orang tersebut diam tidak bicara pada siapa pun, dan yang paling mengerikan membunuh sesama karena orang tersebut mengetahui perbuatannya. Itulah sebabnya demi 'cari selamat' sering orang membuat sesamanya tidak selamat.
       
          Ketika malam tiba dan kita disempatkan untuk merenungi hidup ini, anak-anak Tuhan makin sadar akan keadaan mereka yang berbeda kalau dibandingkan dengan anak-anak dunia. Anak-anak dunia cari selamat karena mereka memang belum selamat. Anak-anak Tuhan tidak lagi cari selamat karena mereka punya Juruselamat. Justru Sang Juruselamat ini mengundang semua orang yang lelah dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya. Dan kita akan datang kepada-Nya sebab kita percaya, Dia menyediakan diri untuk memikul beban kita dan memberikan kelegaan pada jalan kehidupan. Maukah kita, menyediakan diri untuk memikul dan menanggung beban tersebut seperti Yesus Kristus. Pasti tidak akan ada yang mau. Itulah sebabnya kita bisa mengistirahatkan tubuh yang lelah ini dengan menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan Yesus Sang Juruselamat. Dia masih tetap membuka tangan menyambut setiap kita yang datang kepada-Nya.

Doa :
Terima kasih Bapa, karena Engkau telah menjadi Juruselamat kami dalam Yesus Kristus.

Friday, June 17, 2016

Ujilah segala roh

..... "Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini". Seketika itu juga keluarlah roh itu (ayat 18c).

          Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya selama seminggu ini, maaf jika aku lama tidak menulis renungan harian sebab aku sangat sibuk dan jatuh sakit walau hanya terkena flu. Tapi hari ini aku hadir kembali di blog Love_Life. Aku bersama Paulus berada di kota Filipi 16 : 13 - 18, yang menyambut kehadiran Paulus dan pekabaran Injil sangat baik. Bahkan baptisan pertama segera terjadi. Begitu luar biasanya Injil Yesus Kristus sehingga roh tenung pun mengakuinya.
     
           Iblis itu cerdik. Roh tenung adalah roh iblis. Roh tenung tetap menjajah perempuan yang dirasukinya. Roh tenung 'seakan-akan' mengatakan kebenaran mengenai Paulus dan teman-teman dalam pekabaran Injil Yesus Kristus. Tapi roh tenung bukanlah Roh Kudus. Ternyata itulah cara roh tenung mencari aman ketika berhadapan dengan kuasa Allah dalamYesus Kristus. Namun Paulus tidak terkecoh oleh kecerdikan roh tenung itu. Roh Kuduslah yang harus berperan dalam hati para pendengar berita Injil. Roh tenung tidak bisa mengabarkan Injil. Itulah sebabnya mengapa Paulus mengusir roh tenung dari perempuan itu. Perempuan itu bebas, roh tenung hancur.

          Sadar atau tidak sadar ketika kita berjuang untuk meraih berkat-berkat Tuhan dalam kehidupan, kita berada dalam dunia dan berurusan dengan banyak roh duniawi. Bahkan masih banyak orang yang datang ke dukun untuk memohon agar segala yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan mudah. Dan tidak tanggung-tanggu pula untuk meminta korban jiwa alias tumbal. Roh-roh dunia mungkin kelihatan baik dan simpatik, akan tetapi seluruh kebaikan dan simpati itu hanya bertujuan agar kita merangkul roh-roh dunia.

          Roh-roh dunia ini menggoda dengan berbagai cara, bahkan kadang-kadang melalui orang-orang yang tidak kita duga. Itulah sebabnya kita perlu menguji segala roh. Maka sebelum kita  melakukan sesuatu dalam berkarya atau beristirahat sebaiknya kita memohon padaTuhan agar mengusir semua roh duniawi yang sempat mempengaruhi kita. Hanya dengan begitu maka kita akan diberi kekuatan sorgawi untuk memenangkan hari ini dan hari esok dengan semua pergumulan hidup dan dunia.

Doa :
Tuhan, janganlah biarkan kami masuk kedalam pencobaan; lepaskanlah kami dari segala yang jahat.

Wednesday, June 8, 2016

Dia pemelihara hidup kita

Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku bersama Matius. Dia menguatkanku untuk selalu bersandar pada Yesus. Sudah tentu aku akan bersandar da hanya Yesus sajalah yang dapat memberi dan menolong kita umat-Nya.

Matius 10 : 9 - 15
Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patutu mendapat upahnya (ayat 10)

          Manakala seseorang bepergian dengan suatu maksud selama beberapa waktu lamanya, pastilah ia memerlukan berbagai macam hal demi kelangsungan hidup, kelangsungan usaha atau pekerjaan, serta demi tercukupinya berbagai kemudahan atau fasilitas. Orang yang berpergian biasanya membawa hal-hal yang sungguh penting dan diperlukan, bahkan barang-barang yang terbaik dan berharga, berbagai sarana komunikasi, dan persediaan dana. Jarang sekali orang berpergian dengan membawa pakaian, sepatu seadanya, apa lagi tanpa membawa apa-apa.
       
          Ketika keduabelas murid diutus Yesus untuk pergi memberitakan Injil, Yesus memberikan batasan-batasan kepada mereka yaitu melarang para murid membawa emas atau perak atau tembaga. Bahkan Tuhan melarang mereka membawa bekal, baju, kasut atau tongkat. Pertanyaannya mengapa demikian ? Inilah cara Tuhan mendidik para murid-Nya agar mereka selalu bersandar pada pemeliharaan Tuhan saja secara tidak langsung. Para murid telah terbiasa dengan pemeliharaan Tuhan secara langsung, ketika mereka lapar, Tuhan menyediakan; ketika mereka dalam kesulitan, Tuhan menolong mereka; Tuhan juga mengajar para murid untuk senantiasa bersandar pada-Nya. Oleh karena itu pengutusan ini juga merupakan pembelajaran bagaimana hidup menjadi seorang murid Kristus sejati.

          Dapat kita bayangkan, bagaimana kuatirnya para murid. Namun ini merupakan latihan dan ujian iman yang terbaik. Tuhan pasti memelihara murid-murid-Nya. Sesungguhnya cara Tuhan memelihara sangatlah luar biasa, Dia dapat memakai siapa pun dan apa pun untuk memelihara hidup setiap anak-anak-Nya, Dia tidak akan pernah meninggalkan kita bahkan ketika dunia menjadi goyah kita mempunyai sandaran yang kuat, yaitu Kristus. Jadi dalam pelayanan dan kesaksian kita, jangan sandarkan semua pada tersedianya uang atau materi yang sifatnya sementara. Tetapi bersandarlah hanya pada Tuhan. Tuhan akan memberikan pada kita kecukupan, supaya kita tahu bahwa Dialah pemelihara hidup kita senantiasa.


Doa :
Ya Tuhan, kami mengucap syukur karena dalam pengutusan-Mu untuk melayani sesama, senantiasa melengkapi serta memelihara hidup dan kehidupan kami. 

Saturday, June 4, 2016

Jauh di mata, dekat di hati

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana rencana hari akhir pekan ini? Apakah akan pergi keluar atau di rumah saja? Aku tidak punya rencana satu pun sebab aku membawa pekerjaan sekolah ke rumah, wow ..... betapa banyak yang harus aku koreksi. Yach .... aku harus mengoreksi hasil ujian para siswaku. Memang agak membosankan tapi itulah pekerjaan salah satu seorang guru. Dan aku pun teringat pada saat aku menjadi seorang anak dan siswa. Aku selalu berkumpul bersama keluarga dan teman-temanku. Dan semua itu telah berlalu beberapa tahun yang lalu. Dan aku merindukan itu semua. Seperti perjumpaanku dengan Paulus di 1 Tesalonika 2 : 17 - 20, di sana aku dan Paulus membicarakan tentang kerinduan terhadap keluarga, saudara, teman.

Tetapi kami, saudara-saudara, yang seketika terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati, sungguh-sungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untk datang menjenguk kamu (ayat 17).

          "Jauh di mata dekat di hati", adalah peribahasa yang berarti walaupun rumah tidak berdekatan tetapi jiwa (hati) selalu dekat. Ketika hari raya keagamaan atau libur panjang tiba, sarana transportasi dipadati penumpang yang ingin mudik berkumpul dengan sanak saudara. Biaya perjalanan yang besar kadang bukan halangan. Tujuan utama melepas rindu dan bersukacita bersama keluarga yang tercinta.
       
          Rasul Paulus juga berbicara tentang kerinduan besar berjumpa dengan jemaat di Tesalonika. Kerinduan yang lama tetapi masih belum terealisasi karena banyak halangan. Meski pun demikian Paulus tetap bersyukur sebab komunikasi antara Paulus dan jemaat tetap terjalin melalui surat menyurat, sehingga mereka menjadi dekat di hati, karena itu Paulus selalu mendoakan mereka. Rasul Paulus menggunakan beberapa cara dalam berkomunikasi : menggunakan utusan yang menyampaikan pesan secara lisan (1 Tesalonika 3 : 2, 5) atau mengirim surat melalui jasa pengantar (1 Tesalonika 5 : 27). Namun untuk saat sekarang dengan kecanggihan tehnologi kita dapat berkomunikasi melalui telepon dan panggilan video (video call). Sehingga dengan menggunakan  alat-alat komunikasi yang canggih tersebut kita dapat menjalin komunikasi yang erat dan harmonis. Selain itu kita perlu menyertakan orang tua, keluarga dan sanak saudara di dalam doa (1 Tesalonika 1 : 2).
       
          Bersukacitalah meski pun belum terealisasi rencana berjumpa dengan orang tua dan sanak saudara. Yakinlah bahwa selalu ada waktu yang Tuhan sediakan bagi kita berkumpul dengan orang-orang yang kita kasihi dan mengasihi kita. Jarak bisa memisahkan tetapi dalam kasih Yesus Kristus menjadi dekat di hati.

Doa :
Ya Allah Bapa yang baik, berkati kami dengan Roh Kudus-Mu supaya tetap sukacita dan selalu mendoakan orang-orang yang kami kasihi meskipun tempat tinggal kami berjauhan. Karena kami yakin di dalam tangan kasih-Mu kami selalu dekat. 

Wednesday, June 1, 2016

Tidak ada yang mustahil

Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini begitu melelahkan bagiku, tapi aku masih tetap dapat bersyukur bahwa Tuhan Allah masih menyertaiku dan memimpinku. Ya, sampai saat ini aku masih dapat mengontrol emosiku sebab beberapa hari yang lalu emosiku sangatlah lemah sehingga aku mudah marah dan melakukan hal-hal yang menurutku tidak baik, seperti berteriak-teriak. Tetapi itulah luapan amarahku, sehingga aku merasakan mati. Dan aku sangat bersyukur sebab aku mengenal seorang sahabat yaitu Yehezkiel 37 : 1 - 6, yang membawa aku pada sebuah lembah dan memperlihatkan nubuatan Tuhan Allah.

Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu. Aku akan menutupi kamu dengan kulit danmemberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN (ayat 6).
     

          Sahabatku Yehezkiel menyampaikan nubuatan tentang pembaharuan Israel dengan perumpamaan tulang-tulang yang ada di lembah. Lembah atau ngarai adalah tempat yang jauh dari pemukiman penduduk. Tulang-tulang itu berarti berada ditempat yang mati dan tidak ada kehidupan. Tetapi Nabi Yehezkiel menubuatkan Firman Tuhan yang menghidupkan tulang-tulang tersebut. Sebab tidak mungkin tulang-tulang dapat hidup kembali. Martin Buber (1878 - 1965) teolog dan filsuf Israel kelahiran Austria pernah mengatakan : "Nabi ditunjuk untuk menentang raja, dan bahkan lebih dari itu, menentang sejarah". Dan kelihatannya Nabi Yehezkiel menubuatkan hal yang menentang sejarah, dan mustahil. Bagaikan tulang-belulang yang hidup kembali seperti itulah masa depan Israel, akan tetap hidup.

          Akan tetapi itulah kenyataannya. Isi pewartaan Nabi Yehezkiel menegaskan kepada umat Israel bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Ia akan memulihkan bangsa Israel yang telah tercerai berai dari tanahnya. Mereka akan dibangkitkan menjadi bangsa yang besar dan Yerusalem yang runtuh akan dibangun kembali.
        
          Sebelum beristirahat, kita kembali diajak merenungkan kuasa Tuhan yang luar biasa. Apa yang disampaikan Nabi Yehezkiel berlaku juga bagi kita di masa kini. Kalau kita menghitung kekuatan diri kita sendiri maka tantangan kehidupan akan menjadi berat dan mustahil. Beberapa ayat dalam Alkitab mengumandangkan tentang tidak ada yang mustahil bagi Allah (Lukas 1 : 37). Demikian juga tersirat dalam Yakobus 5 : 16 "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya". Semuanya memberikan kekuatan iman bahwa dalam pengaharapan tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Jadi berdoalah mohon kuasa dari Allah hadir dalamhidup kita supaya pengharapan kita menjadi kenyataan.

Doa :
Ya Bapa yang baik, kami sering ragu memohon, dalam kuasa Roh Kudus-Mu teguhkanlah iman kami agar yakin tidak ada yang mustahil bagi-Mu.