Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya untuk hari ini? Hari ini kabarku sangatlah buruk sebab aku banyak menangis. Rasa marah dan benci ada pada setiap manusia. Tapi kita harus ingat bahwa kita hidup dalam iman Kristus, dimana semua perbuatan kita harus melambangkan kasih Yesus. Hari ini aku bersujud berdoa pada Tuhan Allahku, aku menangis dan memang benar-benar menangis (memang ada ya menangis bohongan ......!!!!). Air mataku jatuh bercucuran, sehingga anak sulungku bertanya kenapa mama??? Aku hanya menjawab bahwa aku teringat ibuku yang telah tiada dan itu membuatku sangatlah sedih dan marah tatkala ibuku disakiti oleh orang lain. Dan rasanya aku hancur karena ibuku menangis dipelukanku. Tatkala aku menangis, aku teringat dengan sahabatku Yesaya 40 : 12 - 17, yang berkata bahwa jadikan Tuhan Allah sebagai andalan dalam hidupmu baik suka mau pun duka.
Segala bangsa seperti tidak ada dihadapan-Nya, mereka dianggap-Nya hampa dan sia-sia (ayat 17).
Ketika bangsa Israel masih berada dalam pembuangan di Babel, mereka terbelenggu oleh perasaan hati yang hancur lebur. Mereka tampak kecewa dan putus asa terhadap nasib buruk yang menimpa sehingga mereka tidak mampu lagi berpikir tentang masa depan. Oleh sebab itu mereka berdebat dengan nabi Yesaya yang menyatakan bahwa tidak lama lagi Tuhan akan datang melepaskan mereka dari tangan Babel. Mereka tidak ingin percaya karena tidak ada bukti yang menguatkan. Mereka terlanjur pasrah pada kesusahan yang sudah biasa mereka alami.
Nabi Yesaya tidak menyangkal penderitaan yang terjadi dan tidak pula menegor sikap saudara-saudara sebangsanya itu namun ia juga tak kuasa menolak perintah Allah yaitu menyatakan nubuat tentang harapan baru bagi bangsanya. Betapapun lemahnya iman bangsa Israel saat itu, mereka harus tetap mengakui bahwa Tuhan, Allah Israel, adalah Pencipta alam semesta ini. Allah yang berkuasa mengatur segala kehidupan yang berlangsung di atas muka bumi ini. Dengan pengakuan seperti itu, nabi ingin menghidupkan kembali kesadaran umat pada besarnya kuasa dan kebijaksanaan Allah. Tidak ada kuasa allah lain yang dapat mereka andalkan selain dari kuasa Allah, Sang Pencipta itu. Ia berharap bangsanya kembali mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya sebab hanya Dia yang mampu melepaskan mereka dari kesusahan hidup yang besar. Jadi kita pun dapat berharap bahwa hanya Allah saja yang dapat diandalkan tatkala hidup kita terbelenggu, bukan polisi, bukan pengacara, bukan orang berpangkat atau bahkan kita datang ke dukun (orang pintar), hanya Allah saja andalan kita bagi orang percaya. Walau pun bangsa-bangsa dengan segala kekuatan perangnya, mereka tidak memiliki daya ketika berhadapan dengan kuasa Allah sebab bagi Allah kekuatan mereka itu hampa, tidak berarti apa-apa.
Renungan hari ini kita diajak untuk mengakui dan meyakini bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup ini tidak boleh luput dari penyerahan diri kita kepada Allah. Jadikanlah Tuhan andalan hidupmu.
Doa :
Ya Allah, ingatkan kami untuk tetap mengandalkan kuasa-Mu, meskipun badai hidup ini acapkali menghadang kami.
Segala bangsa seperti tidak ada dihadapan-Nya, mereka dianggap-Nya hampa dan sia-sia (ayat 17).
Ketika bangsa Israel masih berada dalam pembuangan di Babel, mereka terbelenggu oleh perasaan hati yang hancur lebur. Mereka tampak kecewa dan putus asa terhadap nasib buruk yang menimpa sehingga mereka tidak mampu lagi berpikir tentang masa depan. Oleh sebab itu mereka berdebat dengan nabi Yesaya yang menyatakan bahwa tidak lama lagi Tuhan akan datang melepaskan mereka dari tangan Babel. Mereka tidak ingin percaya karena tidak ada bukti yang menguatkan. Mereka terlanjur pasrah pada kesusahan yang sudah biasa mereka alami.
Nabi Yesaya tidak menyangkal penderitaan yang terjadi dan tidak pula menegor sikap saudara-saudara sebangsanya itu namun ia juga tak kuasa menolak perintah Allah yaitu menyatakan nubuat tentang harapan baru bagi bangsanya. Betapapun lemahnya iman bangsa Israel saat itu, mereka harus tetap mengakui bahwa Tuhan, Allah Israel, adalah Pencipta alam semesta ini. Allah yang berkuasa mengatur segala kehidupan yang berlangsung di atas muka bumi ini. Dengan pengakuan seperti itu, nabi ingin menghidupkan kembali kesadaran umat pada besarnya kuasa dan kebijaksanaan Allah. Tidak ada kuasa allah lain yang dapat mereka andalkan selain dari kuasa Allah, Sang Pencipta itu. Ia berharap bangsanya kembali mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya sebab hanya Dia yang mampu melepaskan mereka dari kesusahan hidup yang besar. Jadi kita pun dapat berharap bahwa hanya Allah saja yang dapat diandalkan tatkala hidup kita terbelenggu, bukan polisi, bukan pengacara, bukan orang berpangkat atau bahkan kita datang ke dukun (orang pintar), hanya Allah saja andalan kita bagi orang percaya. Walau pun bangsa-bangsa dengan segala kekuatan perangnya, mereka tidak memiliki daya ketika berhadapan dengan kuasa Allah sebab bagi Allah kekuatan mereka itu hampa, tidak berarti apa-apa.
Renungan hari ini kita diajak untuk mengakui dan meyakini bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup ini tidak boleh luput dari penyerahan diri kita kepada Allah. Jadikanlah Tuhan andalan hidupmu.
Doa :
Ya Allah, ingatkan kami untuk tetap mengandalkan kuasa-Mu, meskipun badai hidup ini acapkali menghadang kami.