Translate

Tuesday, April 5, 2016

Allah tak ingkar janji

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga Tuhan selalu memberkati kita semua. Amin. Hari ini, tepatnya malam ini aku masih berbagi cerita tentang keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir, yaitu Keluaran 12 : 29 - 30.

Maka pada tengah malam Tuhan membunuh tiap-tiap anak sulung di tanah Mesir, dari anak sulung Firaun yang duduk ditakhtanya sampai kepada anak sulung ..... (ayat 29).
       
          Siapa yang tidak akan bersedih jika kehilangan orang yang dikasihi, terutama anak atau orang tua kita. Begitu pula dengan yang dialami oleh Firaun raja Mesir dan rakyatnya. "Drama" pembebasan bangsa Israel dari tanah perbudakan di Mesir akhirnya mencapai klimaksnya. Janji yang diucapkan Tuhan melalui ketetapan-Nya tentang Paskah bukanlah hanya sekedar isapan jempol belaka, melainkan benar-benar diwujudkan-Nya. Pada malam yakni pada tanggal 15 Abib, seperti yang sudah dijanjikan dan ditentukan Tuhan sebelumnya. Tuhan berjalan mengelilingi tanah Mesir untuk menulahi atau mengutuk Mesir yaitu membunuh semua anak sulung baik anak manusia, termasuk anak sulung Firaun yang duduk ditakhtanya, maupun anak sulung hewan. Kecuali rumah yang kedua tiang pintu dan ambang atas dioles darah anak domba, Allah melewatkannya sehingga tidak ada kemusnahan di rumah itu. Tulah ini adalah tulah yang kesepuluh dan terakhir menimpa Mesir.

          Akibat kematian anak sulung, maka terdengarlah ratap tangis yang hebat di Mesir. Orangtua manakah tak menangis ketika anaknya meninggalkannya untuk selamanya? Termasuk Firaun yang dengan pongahnya menentang kehendak Allah. Kekerasan hati Firaun menyebabkan Allah bertindak dengan keras terhadap Mesir. Peristiwa kematian anak sulung sesungguhnya hendak menyatakan paling tidak dua hal : Pertama, takluknya kekuatan penguasa di Mesir yang disembah Firaun dan bangsanya oleh Tuhan; Kedua, Tuhan menunjukkan bahwa Dia lah pencipta manusia dan hewan serta alam semesta. Ia pula yang berkuasa atas kehidupan dan kematian manusia serta hewan.
       
          Tuhan yang kita sembah tak pernah ingkar janji. Segala sesuatu yang diucapkan-Nya pasti diwujudkan-Nya. Perhatikanlah perkataan-Nya : "demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku; ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Ku-kehendaki dan akan berhasil ....." (Yesaya 55 : 11). Berbahagialah menjadi orang pilihan-Nya. Sebab segala sesuatu yang kita harapkan kepada-Nya, pasti akan diwujudkan-Nya sesuai dengan waktu dan kehendak-Nya.

          Bahagiakah anda menjadi orang pilihan-Nya? Apakah anda akan bersungut-sungut dan marah?
Jika anda mengerti dan memahami rencana Tuhan pasti anda akan merasa bahagia dan bersyukur bahwa kita menjadi umat pilihan-Nya.

Doa :
Bapa, berkehendaklah atas setiap harapan kami dalam hidup ini dan terima kasih sebab Engkau telah milih kami sebagai umat bangsa-Mu. Amin.

Sunday, April 3, 2016

Jangan Lupakan Sejarah

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana acara akhir minggunya? Sangat berkesankah atau justru membuat anda kesal ? Hari ini aku berjumpa dengan Musa yang berada di Keluaran 12 : 14 - 15, dan sudah tentu saling berbagi dalam persekutuan iman .....

Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi Tuhan turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya (ayat 14).

          Jamerah = Jangan Melupakan Sejarah, itu adalah kata-kata dari temanku pak Hari dengan gelar S3 (Sampun Sepuh Sanget). Dia adalah teman satu profesi yaitu guru Elektro sementara aku berada di bidang Komputer Jaringan. Terkadang, jika aku mengajar dia akan masuk dan akan bicara tentang sejarah.

         Setiap bangsa memiliki hari kemerdekaan untuk diingat-rayakan setiap tahunnya. Seperti bangsa kita, Indonesia setiap tanggal 17 Agustus, Amerika Serikat 4 Juli, dan masih banyak negara lainnya. Hari kemerdekaan adalah hari dimana satu bangsa lepas dari tangan penjajah yang mengkungkung mereka berpuluh tahun bahkan berabad-abad. Hari kemerdekaan menjadi tonggak sejarah penting untuk memulai dan menata suatu kehidupan baru tanpa adanya intervensi dari bangsa manapun.

          Hari kemerdekaan suatu bangsa diingat-rayakan agar generasi ke generasi dari suatu bangsa tetap mengingat sejarah perjuangan bangsanya. Dalam konteks kehidupan bangsa kita, setiap kali bangsa kita merayakan hari kemerdekaan disiapkan waktu untuk mengenang perjuangan para pendahulu yang membebaskan bangsa ini dari tangan penjajah. Perenungan itu sekaligus menumbuhkan jiwa nasionalisme anak bangsa agar tetap melanjutkan perjuangan para pendahulunya supaya bangsa ini tidak terjajah lagi dari berbagai dimensi kehidupan.

          "Jangan melupakan sejarah". Inilah yang hendak Tuhan mau katakan kepada bangsa Israel melalui Musa di awal pembebasan mereka dari bangsa Mesir yang telah mengkungkung mereka sekitar 425 tahun. Tuhan akan membebaskan mereka pada bulan pertama yaitu bulan Abib atau biasa juga disebut bulan Nisan (Nehemia 2 : 1; Ester 3 : 7). Peristiwa pembebasan dari Mesir yang disebut dengan Paskah harus terus menerus dari generasi ke generasi diingat- rayakan bangsa Israel pada setiap bulan Abib. Tujuannya agar generasi baru Israel tetap mengingat perbuatan Tuhan yang besar sehingga mereka tetap berpaut kepada Tuhan.

          Pesan Tuhan ini disampaikan kepada kita umat baru yang mengalami pembebasan Tuhan dari kungkungan kuasa maut melalui kebangkitan Yesus. Jangan lupakan peristiwa Paskah. Tetap rayakan Paskah sebagai karya Allah yang Maha Agung sebab melaluinya kita dipersekutukan kembali dengan Tuhan. Setidaknya kita tetap berpaut kepada-Nya dalam segala hal.

Doa :
Tuhan Yesus mampukan kami untuk terus mengingat karya penebusan-Mu agar kami tetap mengandalkan Engkau dalam hidup. Amin

Thursday, March 31, 2016

Yesus satu-satunya Hakim

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan hari ini ? apakah semua dalam keadaan yang baik-baik saja? Saat ini aku masih bersama Kisah Para Rasul 10 : 39 - 43, .....

Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati (ayat 42).

          Siapa yang tidak ingin menjadi hakim, dia adalah orang yang menentukan salah atau tidaknya seorang terdakwa. Tapi bagaimana dengan hakim-hakim yang terkena kasus suap untuk saat ini? Begitu banyak hakim-hakim yang menyimpang karena materi. Apakah kita mau mendapatkan hakim seperti itu? Tentu saja tidak!! Kita sebagai murid Kristus tak perlu kuatir sebab Yesus sendiri adalah Hakim yang Agung dan adil. Dia tidak mungkin dapat disogok dengan materi sebab Dia lebih kaya dari kita.

         " ..... memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati". Hal ini hendak menjelaskan beberapa hal, sebagai berikut :
Rasul Petrus menegaskan salah satu tugas pengutusan yang dipercayakan Tuhan kepadanya dan kepada para murid lainnya adalah

          Petama, perkataan Petrus ini disampaikan setelah ia menjumpai Kornelius, seorang bukan Yahudi, ia menjumpai Kornelius atas perintah Tuhan, oleh sebab itu pemberitaan tentang seluruh realitas kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus wajib diberitakan kepada seluruh bangsa.

        Kedua, Yesus dibangkitkan, telah ditinggikan dan diangkat menjadi Hakim (κρίσιμος krites : menyatakan keadilan). Keadilan yang didasarkan pada kebenaran Tuhan, sebagaimana kebenaran Tuhan yang dinyatakan kepada Kornelius sekali pun ia bukan seorang Yahudi. Hal ini juga menegaskan bahwa tidak ada hakim lain yang akan menyatakan keadilan bagi orang-orang hidup dan mati, selain Yesus yang telah dibangkitkan.

          Saat ini, sebagai orang percaya, kita diutus memberitakan kehidupan, kematian dan kebangkitan-Nya. Kita diajak untuk bersaksi : Yesus yang bangkit telah diangkat dan ditinggikan untuk menjadi Hakim yang akan menyatakan keadilan Tuhan bagi orang-orang hidup dan mati. Oleh sebab itu, sudah semestinya berita kesaksian ini meneguhkan iman percaya kita, dan wajib diteruskan melalui ucapan, dan sikap perilaku hidup melintasi suku, ras, bahasa, agama dan status sosial.

          Hari telah larut malam, mari kita berkomitmen untuk hidup benar di hadapan Tuhan dan manusia, hidup benar yang berdasarkan kebenaran Tuhan, sambil meyakini bahwa pada satu waktu nanti dalam masa penghakiman, kita akan berjumpa dengan Tuhan Yesus. Perjumpaan yang akan membawa kita kedalam hidup yang kekal.

Doa :
Tuhan, mampukan kami untuk memahami bahwa Engkaulah satu-satunya Hakim yang setia dan adil.

Jangan Membeda-bedakan

Syaloom saudara dan sahabatku, apakabarnya hari ini? Semoga hari ini masih tetap ada berkat kasih yang selalu memberkati kita sekalian.
Setelah kematian dan kebangkitan Yesus para rasul berkumpul dan bicara tentang pengutusan, sebab mereka telah di utus untuk menyebarkan firman Tuhan ke kaum Yahudi dan non-Yahudi. Dan kami pun saling berbagi Kisah Para Rasul 10 : 34 - 38, .....

Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya : "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang" (ayat 34).

          Aku sampai saat ini masih suka berpikir tentang perbedaan yang tidak aku mengerti. Kami empat bersaudara, aku anak tertua dan perempuan sendiri. Sementara aku punya tiga saudara kandung, semuanya laki-laki. Aku terkadang merasa bahwa orang tuaku sangat membedakan aku diantara saudara laki-laki. Bukan untuk dimanja tapi justru didikanku sangatlah keras dibanding yang lain. Aku suka berpikir mungkin aku bukan anak kandung dari orang tuaku. Namun semua itu ternyata ada hikmahnya, setelah kedua orang tuaku meninggal dunia.

          Yach, ..... perasaan "dibedakan" pernah dialami oleh setiap orang. Baik itu dalam lingkup keluarga, ketika seorang saudara merasa diperlakukan berbeda oleh orang tua dibandingkan dengan kakak atau adiknya, mau pun dalam lingkup pekerjaan sebagai seorang karyawan dan tidak terkecuali dalam lingkup pelayanan gereja. Khususnya dalam lingkup pelayanan gereja, seringkali kita mendengar ucapan :"hemm ..... mentang-mentang ....."; Ya iya lah, mereka khan keluarga ..... dibandingkan keluarga kita ....."; "Kalau bapak itu yang bicara pasti didengar, tetapi kalau kita ..... boro-boro didengar, dicuekin iya ....."
       
          Rasul Petrus merespons pengutusannya, dalam ketaatan dan kesetiaan terhadap perintah Tuhan. Sekali pun pada awalnya ia hanya memahami bahwa ia diutus untuk memberitakan Injil Keselamatan hanya kepada orang-orang Yahudi, oleh karena adanya larangan dalam kehidupan orang Yahudi untuk bergaul dengan orang yang bukan Yahudi . (lihat Kisah Para Rasul 10 : 28), namun ketika Tuhan memerintahkannya (bandingkan 10 : 20) untuk menjumpai Kornelius yang bukan orang Yahudi, maka Petrus pergi tanpa mempersoalkannya.

          Perjumpaan antara Petrus dengan Kornelius, yang terjadi atas perintah Tuhan, telah membentuk sebuah pemahaman baru bagi Petrus, bahwa pengutusannya ditujukan juga kepada orang non-Yahudi. Artinya bahwa berita Injil keselamatan itu bukan hanya diperuntukan bagi orang Yahudi tetapi juga bagi orang non-Yahudi. Dalam pemahaman baru inilah, Petrus menyatakan :  "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang". (ayat 34).

          Melalui firman Tuhan saat ini, kita diajak untuk mengabarkan berita keselamatan kepada semua orang tanpa membedakan-bedakannya, termasuk dalam hal kehidupan bersama keluarga, dalam pekerjaan, dalam pelayanan jemaat, dan dalam membangun hubungan sosial ditengah masyarakat. Ingat ! Jangan membeda-bedakan.

Doa :
Tuhan, mampukan kami bersikap adil dan benar, dan ajarkan kami untuk belajar tidak membeda-bedakan sesama kami. Ajarkan kami untuk dapat merendahkan hati kami. Amin ....

Tuesday, March 29, 2016

Percayalah bahwa Yesus sudah bangkit

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan kabarmu hari ini ? Apakah semua baik-baik saja?
Aku hari ini masih bersama sahabatku Yohanes 20 : 24 - 25, banyak yang aku bicarakan bersama Yohanes tentang Yesus Tuhan kita.

Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka : "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya (ayat 25).

          Apakah diperlukan sebuah bukti untuk percaya pada suatuhal ? Pada umumnya manusia membutuhkan bukti. Itulah sebabnya, kita sering mendengar kata-kata : "Sebelum saya mendengar dari bibirnya sendiri, saya tidak percaya ucapanmu". "Sebelum saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, saya tidak akan percaya". Dan masih banyak perkataan lainnya, yang pada intinya menginginkan sebuah bukti untuk menjadi percaya.

          "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya ..... mencucukkan jariku ke dalam bekas paku ..... mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya".
         Perkataan yang kurang lebih sama dengan perkataan Tomas, ketika para murid, memberitahukan kepadanya bahwa mereka melihat Tuhan. Tomas tidak percaya, dan ia membutuhkan bukti untuk percaya

          Di satu sisi, untuk kasus tertentu, ada sisi positif ketika seseorang membutuhkan bukti untuk menjadi percaya, yakni ia akan lebih berhati-hati dalam merespons kabar berita dan perkataan orang lain. Hal ini baik agar terhindar dari ucapan fitnah. Namun disisi lain, ada sisi negatifnya, akan membuat diri sulit mempercayai orang lain dan hanya percaya pada diri sendiri, termasuk dalam mengerjakan berbagai hal yang seharusnya dapat kita kerjakan bersama orang lain.
               
          Tomas semestinya tidak perlu menuntut bukti, karena berkali-kali, Tuhan Yesus sudah memberitahukan bahwa Ia akan menderita, mati, dan pada hari ketiga akan bangkit. Demikian halnya, kepada kita semua, Tuhan Yesus juga berkali-kali memberitahukan bahwa Ia sudah bangkit, dan kebangkitan-Nya memberi kepastian akan keselamatan dan kehidupan yang kekal akan menjadi milik kita orang yang percaya. Keselamatan yang bukan saja pada masa depan tetapi keselamatan yang sudah dinyatakan sejak kebangkitan-Nya. Percayalah.

Doa :
Tuhan, mampukan kami untuk terus beriman teguh dan tetap percaya kepada-Mu.

Monday, March 28, 2016

Bersedia untuk diutus

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan hari ini?. Bagaimana dengan pekerjaan anda semua ? Hari ini aku masih bersama sahabatku Yohanes 20 : 21 - 23, dan masih berbicara tentang kebangkitan Yesus Juruselamat kita.

Maka kata Yesus sekali lagi : "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." (ayat 21).

          Mari renungkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini : Bersediakah saudara diutus oleh Tuhan Yesus? Pada umumnya sebagai orang percaya, pasti akan menjawab : Ya dengan segenap hatiku. Pertanyaan lanjutannya adalah apakah kesediaan diri diutus dengan segenap hati sudah terlihat melalui sikap hidup dan perilaku kita sehari-hari ?

          Yesus berkata bahwa Ia diutus oleh Sang Bapa "Sama seperti Bapa mengutus Aku ....." Perkataan ini seiring dengan perkataan Sang Bapa : "Inilah Anak-Ku yang Ku-pilih, dengarkanlah Dia". (Injil Lukas 9 : 35).. Tujuan pengutusan diberlakukan Sang Bapa kepada Anak-Nya, Yesus, untuk menyelamatkan manusia. Puncak pengutusan terwujud melalui pengorbanan di atas kayu salib, agar manusia ditebus dari dosa, diselamatkan, dan agar manusia hidup dalam damai sejahtera Tuhan. (bandingkan Injil Yohanes 3 : 16 dan 17).
     
          Pengutusan kepada para murid bertujuan agar segala sesuatu yang mereka dengar tentang berita Injil keselamatan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, serta kematian dan kebangkitan-Nya dapat sampai kepada segala bangsa di dunia. Pengutusan ini bukan saja diberlakukan kepada para murid, tetapi juga diberlakukan kepada semua orang yang percaya.

          Melalui firman Tuhan hari ini, kita diajak untuk merenungkan arti kesediaan diri untuk diutus oleh Tuhan Yesus. Jika kita bersedia, maka pengutusan itu sudah semestinya dilaksanakan secara total melalui sikap dan perilaku hidup yang mencerminkan kehadiran Tuhan Yesus dalam hidup kita, yang mendatangkan damai sejahtera dan rasa sukacita bagi sesama kita manusia, termasuk keluarga, jemaat, masyarakat luas.

          Saudaraku, mari renungkan perjalanan satu hari ini, sudahkah pengutusan itu kita lakukan? Jika masih ada yang belum, maka sediakan dirimu untuk esok hari dan lakukan pengutusan yang Tuhan Yesus percayakan kepadamu.

Doa :
Tuhan, mampukan kami melakukan tugas pengutusan ini agar kami dapat bekerja dengan baik dan benar karena Engkau yang mengutus kami. Amin

Bersuka citalah karena Tuhan hadir dalam hidupmu

Syaloom  saudara dan sahabatku, setelah aku bertemu sahabatku Markus, pagi ini aku mengunjungi sahabatku Yohanes 20 : 19 - 20. Kami pun banyak berbincang tentang kehadiran Yesus di sekitar kehidupan kita.

Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan (ayat 20).


          Kata "bersukacita" dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki arti bersuka hati, bergirang hati. Dari arti kata ini, maka dapat dikatakan bahwa kata "bersukacita" berkaitan erat dengan suasana yang dirasakan oleh hati. Alkitab menggunakan kata "bersukacita" (bahasa Yunani : χαίρομαι chairo : senang, gembira, menjadi lebih baik). Suasana hati inilah yang hendak digambarkan oleh Alkitab ketika para murid melihat kehadiran TuhanYesus di tengah-tengah mereka. Para murid bersuka cita, mereka senang dan gembira oleh karena kehadiran Tuhan Yesus.
       
          Hal ini sangat beralasan, mengingat suasana yang menyelimuti mereka sebelum kehadiran Yesus adalah suasana yang penuh dengan rasa takut : "Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi ....." (ayat 19).
          Seringkali dalam hidup ini, kita juga mengalami situasi dan suasana hati yang dipenuhi rasa takut dan tidak nyaman. Penyebabnya bisa jadi oleh karena persoalan yang kita hadapi, pergumulan yang tidak kunjung selesai, penderitaan berbagai sakit penyakit dalam tubuh, tuntutan dan tekanan dalam pekerjaan, target pekerjaan yang tidak tercapai dan ada banyak penyebab yang dapat mengakibatkan rasa takut.

          Para murid tidak lagi merasa takut, suasana hati mereka menjadi lebih baik, segala ketakutan mereka telah lenyap, segala persoalan telah digantikan dengan hati yang bersuka cita. Hal ini terjadi oleh karena Tuhan Yesus hadir di tengah mereka.

          Firman Tuhan, mengajak kita untuk meyakini bahwa segala ketakutan akan lenyap jika Tuhan Yesus hadir di tengah perjalanan hidup, di tengah berbagai tugas dan tanggungjawab kita, di tengah kehidupan bersama keluarga kita. Saudaraku, sesungguhnya Tuhan Yesus yang bangkit sudah hadir dalam hidupmu, oleh sebab itu, jangan takut, tetapi bersukacitalah.

Doa :
Tuhan, mampukan kami untuk tidak lagi takut, cemas dan kuatir sebab kami percaya bahwa Kau hadir di tengah-tengah kehidupan kami. Amin. 

Sunday, March 27, 2016

Menjawab setiap kekuatiran

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan hari ini? Apakah kalian juga merayakan Paskah atau Happy Easter .....
Aku masih bersama dengan sahabatku Markus 16 : 4 - 8, bagaimana dengan visualisasinya ..... menarik bukan?

Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling (ayat 4)

          Rasa kuatir adalah suatu rasa yang normal dalam diri seseorang, namun jika kekuatiran itu terlampau berlebihan dapat mengganggu seseorang secara psikologis. Alkitab menggunakan kata "kuatir" (bahasa Yunani : ανησυχώ : kuatir, cemas), dan seseorang yang memiliki rasa kuatir atau cemas yang berlebihan disebut menderita penyakit "anxietas" yang berakibat pada gangguan psikosomatis (gangguan fisik), seperti : asam lambung, migrain, badan pegal-pegal, perut mual, leher terasa kaku, dan pada akhirnya akan berakibat pada gangguan kejiwaan seseorang, seperti stress, depresi dan emosi tidak stabil. Rasa kuatir dan cemas boleh-boleh saja, tetapi jangan terlampau belebihan.
       
          Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome, mereka kuatir dan cemas, tetapi tidak berlebihan, akan beban batu besar yang menutup kubur Yesus, mereka kuatir dan cemas oleh karena mereka merasa bahwa mereka tidak akan mampu menggeser atau menggulingkan batu itu. Namun, ketika mereka tiba di depan kubur Yesus, ternyata batu yang sangat besar itu sudah digulingkan, rasa kuatir dan cemas pun lenyap seketika.

       
          Batu yang terguling itu, bukan supaya Tuhan Yesus bangkit dan keluar dari kubur, karena sekali pun batu itu masih tetap menutup pintu kubur, Yesus tetap akan bangkit dan keluar dari kubur tersebut. Batu yang digulingkan oleh malaikat bertujuan supaya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome dapat masuk ke dalam kubur dan melihat bahwa Yesus telah bangkit.

          Melalui firman Tuhan saat ini,kita diajak untuk meyakini bahwa Tuhan akan menjawab segala kekuatiran dan kecemasan dalam hidup kita. Batu yang sangat besar itu sudah berguling, maka yakinilah pergumulan dan persoalan hidupmu juga akan "terguling dan digeser" dari hadapanmu, sehingga engkau akan melihat dan menyaksikan kebesaran kasih Tuhan di dalam hidupmu.

Doa :
Tuhan, mampukan kami untuk tidak lagi kuatir dan cemas.

Kubur telah terbuka

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan hari ini dimana pada hari ini Tuhan kita Yesus Kristus telah bangkit dari kuburnya. Aku masih bersama sahabatku  Markus 16 : 1 - 3, dia mengajak aku untuk menunggu kebangkitan Yesus di pagi hari ini.
Mari kita lihat visualisasi dari kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus .....

Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus (ayat 1)
       
          Banyak pertanyaan dalam hidup ini yang terkadang sulit untuk dicarikan jawabannya. Keterbatasan dan kelemahan kita manusia menjadi salah satu faktor ketidak-mampuan kita menjawab berbagai pertanyaan dalam hidup ini. Hal inilah yang dialami oleh Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome. Sesuai dengan tradisi Yahudi, mereka berencana meminyaki tubuh Yesus yang telah meninggal sebelum Sabat. Sabat dimulai dari hari Jum'at saat matahari terbenam sampai hari Sabtu saat matahari terbenam (dari Alkitab Edisi Studi). Mengingat ketatnya peraturan yang diberlakukan bagi orang Yahudi pada saat Sabat, mereka baru bisa melaksanakan rencana meminyaki mayat Yesus setelah hari Sabat. Ketika mereka menuju ke kubur tempat dimana mayat Yesus di letakkan, percakapan diantara mereka didominasi oleh pertanyaan : siapa yang akan menggulingkan batu yang menutup kubur Yesus? Terkadang seperti itulah pola pikir kita ketika kita mau datang melayani-Nya, kita membebani pelayanan itu dengan pikiran-pikiran penuh kecemasan yang bersumber dari diri kita sendiri, contohnya : apakah saya layak datang dan melayani Tuhan? atau 'apakah saya bisa melayani-Nya dengan baik?'. Batu kubur Yesus, menjadi suatu masalah yang bisa menghambat kerinduan Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome meminyaki atau melayani mayat Yesus.

          Dalam pelayanan mungkin saja kita diperhadapkan pada masalah yang kita anggap menghambat kerinduan kita melayani-Nya. Mundur karena adanya hambatan bukanlah solusi yang ditawarkan Kristus. Sekali pun diliputi dengan kebingungan, Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome terus melangkah ke kubur Yesus. Mereka menemukan jawaban yang tidak pernah mereka pikirkan : kubur Yesus telah terbuka. Fakta tersebut menegaskan bahwa Yesus yang mati telah dibangkitkan . Kebangkitan Yesus adalah inti dari keseluruhan iman dan hidup beriman kita serta jaminan dari pengharapan. Selamat Paskah ..... Yesus bangkit ..... benar! ..... Yesus telah bangkit!


Doa :
Tuhan, kami mau mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan.    

Saturday, March 26, 2016

Mengasihi Yesus secara utuh

Syaloom saudara dan sahabatku, apakabarnya di akhir minggu ini? Semoga dalam keadaan baik dan sehat semua. Tuhan berkati.
Hari ini aku masih bersama dengan sahabatku Markus 15 : 42 - 47

..... Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah, memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus (ayat 43).

          Saat Yesus mati pada hari menjelang Sabat, mayat-Nya tergantung di atas kayu salib seperti seorang tanpa sahabat dan keluarga. Sebab hampir semua orang takut dan tidak ada yang mau ambil resiko dengan mengambil mayat Yesus. Siapakah yang mau mengambilnya untuk dikuburkan?

       
         Ternyata ada seorang bernama Yusuf dari Arimatea yang memberanikan diri datang menghadap Pilatus untuk mengambil dan menguburkan Yesus. Tapi sebelumnya prajurit harus memastikan bahwa Yesus sudah mati atau belum dengan menikam lambung Yesus menggunakan tombak. Keluarnya darah bercampur air menunjukkan bahwa Yesus baru saja mati (bandingkan Yohanes 19 : 34). Setelah Pilatus mendapat laporan dari prajurit yang punya otoritas menetapkan bahwa Yesus sudah mati maka Yusuf dari Arimatea diijinkan untuk mengambil mayat Yesus.

          Semua orang dapat menerima kematian sebagai proses alamiah. Tapi bagi Pilatus, kematian Yesus menyisakan persoalan. Dan sulit dipahami, bagaimana Yesus yang penuh kuasa, harus mengalami kematian. Tetapi apa pun bentuk penyesalan Pilatus, semua sudah terjadi.

          Kita mengingat ucapan Yesus kepada seorang ahli Taurat yang hendak mengikut Dia : "Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka" (bandingkan Matius 8 : 22). Setelah Pilatus mengijinkan Yusuf dari Arimatea - seorang yang menanti-nantikan Kerajaan Allah mengambil mayat Yesus, dengan sukacita dan kesungguhan mau menerima Yesus, dalam mati sekali pun (ayat 43). Ini bukan soal penguburan saja, akan tetapi soal kesediaan menerima Yesus yang mati. Ini adalah suatu tindakan dan perbuatan kasih yang besar dan luar biasa. Bagi Yusuf Arimatea, inilah saatnya dia berbuat sesuatu bagi Yesus. Dia ingin melakukan yang terbaik sebagai wujud bahwa dia "menerima dan mengasihi Yesus".

           Tidak ada kata terlambat untuk berbuat yang terbaik bagi Yesus. Ia dapat membawa mayat Yesus ke rumahnya ..... Kita dapat menemukan sesuatu yang istimewa dalam diri Yusuf Arimatea yang mau merawat dan menyemayamkan mayat Yesus dalam hidupnya dan keluarganya. Dia menerima mayat Yesus sebagai tanda dia juga mau menerima kematian dan kedukaan dalam hidupnya. Karena baginya, soal kerajaan Allah itu adalah menerima Yesus dalam hidup dan kematian-Nya. Tidak ada kata terlambat, tetapi setiap kesempatan adalah waktu anugerah baginya.
       
          Yang terpenting adalah bagaimana dia menerima Yesus dalam hidup dan mati. Kasih dan sayangnya nyata dalam tindakan yang menyediakan kain lenan yang indah. Ini menandakan Yesus sangat berharga dan sangat terhormat, sebab kebaikannya nyata dalam membalut dan mengafani mayat Yesus secara baik dan memberikan "kubur terbaik" bagi Yesus, sebuah kubur batu yang dipahat di atas bukit, dan di sanalah ia membaringkan mayat Yesus (ayat 46).

          Kita tidak tahu berapa besar pengorbanan yang telah diberikan Yusuf Arimatea. Yang jelas bahwa ia mau memberikan apa saja untuk menguburkan mayat Yesus. Tetapi bagi dia, pengorbanan yang diberikan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan pengorbanan yang telah dilakukan oleh Yesus. Yusuf Arimatea memahami bahwa kematian-Nya adalah bukti bahwa Yesus telah menebus kehidupannya juga. Perbuatan baiknya adalah wujud mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap kekuatan. Perbuatan baiknya, adalah ungkapan syukur atas pengorbanan Yesus.

Doa :
Ya Yesus, ajarlah kami selalu menerima-Mu dalam hidup kami dan ajarkan kami juga mau berkorban bagi orang lain. Amin.

Friday, March 25, 2016

Kematian untuk Penebusan

Syaloom saudara dan sahabatku, Tuhan memberkati kita sekalian pada hari ini sebab pada hari adalah hari yang sangat besar dan bermakna buat umat Kristiani diseluruh dunia yaitu Jum'at Agung. Dimana Yesus menjalani penyiksaan hingga kematian-Nya.
Dan hari ini pun aku masih bersama sahabatku Markus 15 : 33 - 39, yang banyak menceritakan perjalanan via jalan salib atau dolorosa.

Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring : "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti : Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku (ayat 34).

       
          Jika anda sudah meng-klik youtube diatas pasti anda sudah melihat perjalanan tentang penyiksaan Yesus Tuhan kita. Begitu sengsara dan menderita. Tapi kita tidak dapat berbuat apa pun. Jalan terjal sudah ditempuh menuju puncak penderitaan Golgota. Mata dunia memandang siksa dan derita-Nya. Peluh-Nya menetes basahi bumi seakan berpesan : Kuberikan "air hidup" untukmu dunia. Tetapi, walau seribu pasang mata memandangi-Nya dalam siksa dan derita pengorbanan-Nya, siapakah yang peduli dan kasihan pada-Nya. Dimanakah Petrus dan murid-murid-Nya yang berikrar untuk setia dan tidak akan tergoncang imannya itu? Yesus terbenam di jurang krisis ketidaksetiaan murid-murid-Nya. Semuanya pergi berlalu, hanya ada murid yang dikasihi dan perempuan-perempuan dengan sikap pasrah, tertunduk, terenyuh dan tidak berdaya untuk menolong. Relakan Yesus jalani semua proses "sebagai korban penebusan" dosa manusia. Begitu berat, menyiksa, sampai akhirnya Yesus berseru kepada Bapa "Eloi, Eloi lama sabakhtani". Seruan karena beratnya menanggung dosa dunia. Allah justru diam, Ia membiarkan Yesus menanggung semua sesuai ketetapan perjanjian-Nya.

          Dalam derita-Nya itu malahan beberapa orang mengolok dan mengejek-Nya. Dilanjutkan dengan perbuatan nista karena dengki dengan memberikan bunga karang yang dicelupkan dalam anggur asam (ayat 35 - 36).
         
          Dipuncak sengsara yang berujung kematian-Nya, ini benar-benar suatu "pengorbanan" sejati dengan menyerahkan nyawa-Nya (ayat 37). Dengan tegas penebusan itu dikerjakan-Nya. Ia menyerahkan total hidup-Nya sampai pada penyerahan nyawa. Dalam penyerahan itu, maka penebusan itu sempurna dan paripurna. Tetapi, signal dan tanda keilahian-Nya tidak hilang karena kematian. Dalam kematian-Nya semua orang menjadi saksi bagaimana "tabir Bait Suci itu terbelah dua dari atas sampai ke bawah" (ayat 38). Inilah tanda bahwa kematian-Nya adalah tebusan bagi semua orang. Dan dalam kematian-Nya orang mengakui : Sungguh, Dia Anak Allah - Penebus dan Juruselamat dunia".

Doa :
Ya Yesus, biarlah kematian-Mu menyelamatkan kami.

Wednesday, March 23, 2016

Hendaklah setia dalam Iman

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan hari ini? Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin. Dan kita sebagai pengikut Kristus harus yakin dengan Tuhan kita bahwa hari yang diberikan adalah yang baik bagi umat-Nya.
Hari ini aku masih bersama sahabatku Markus 13 : 24 - 32, dan kami masih saling berbagi cerita .....

Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu (ayat 29).

          Kebanyakan orang, bahkan orang-orang Kristen sekalipun, jarang memikirkan apa yang akan terjadi dan akan dialami oleh Yesus. Sulit untuk mendalami persoalan Yesus yang akan pergi dan Dia akan datang kembali. Sama seperti aku waktu kehilangan ibu tercinta walau tidak dapat disamakan dengan kepergian Yesus yang datang kembali setelah 3 hari. Kebanyakan orang memang lebih memikirkan jalan hidup dan kebutuhannya sendiri. Ada banyak orang berusaha agar hidup lebih baik dan nyaman. Sedangkan apa yang akan terjadi dengan Yesus dianggap tidak penting.
       
          Disamping memang sulit memikirkannya, juga segala sesuatu yang dikerjakan dan terjadi dengan Yesus tidak penting. Tetapi Yesus mempertegas, bahwa hal ini akan terjadi dan orang-orang tidak sigap, maka kemalangan yang akan menimpa. Yesus menegaskan " masa itu ..... matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak akan bercahaya, ..... kuasa-kuasa langit akan goncang" (baca ayat 24 - 25). Bukankah ini bisa membawa kebinasaan? Dan waktu kebinasaan itu juga akan dialami Anak Manusia, dan maut pun akan dialami-Nya. Ini keadaan yang sangat mengerikan, orang akan menjadi takut dan bisa saja orang tidak dapat bertahan dan menyangkal imannya.

          Tetapi bagi orang percaya,yang berjaga-jaga dan menanti-nantikan kedatangan-Nya akan melihat Tuhan datang dengan segala kuasa dan kemuliaan-Nya (ayat 26; bandungkan Wahyu 1 : 7). Bagi orang yang percaya dan setia kepada Yesus, waktu kedatangan itu akan merupakan sebuah perayaan yang penuh sukacita. Itu saat "Tuhan" datang dan menyatakan kemenangan-Nya. Dan kalau ini dimaksudkan waktu penebusan dosa melalui kematian-Nya, maka kebangkitan Yesus adalah waktu kedatangan-Nya kembali itu. Ia akan mengalahkan kuasa dosa dan maut, dan Ia akan bangkit dalam kuasa dan kemuliaan-Nya yang sempurna. Karena itu Yesus berkata : Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu (ayat 31 - 32). Berbahagialah orang yang memelihara iman dan yang setia kepada Tuhan.

Doa :
Ya Tuhan, mampukan kami berjaga-jaga dalam hidup ini. 

Tuesday, March 22, 2016

Aku akan memberi yang terbaik

Syaloom saudara dan sahabatku, selamat sore .....bagaimana dengan hari ini? Apakah semuanya berjalan dengan baik dan lancar?
Hari ini aku masih bersama sahabatku Markus 12 : 41 - 44

Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan (ayat 43). 

          Kita mengerti benar ajaran rasul Paulus demikian "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita" (ayat 2 Korintus 9 : 8). Demikian juga Yesus memberi perhatian khusus bagaimana setiap orang memberi persembahan dalam kotak persembahan, yaitu dalam dua sikap. Kelompok pertama, adalah bagaimana orang-orang kaya memberikan persembahan mereka dalam jumlah yang besar. Dan kelompok kedua, bagaimana seorang janda miskin memberi persembahannya.

         
          Bagi banyak orang akan memuji orang-orang kaya yang memberi persembahan dalam jumlah yang besar. Mereka menilai bahwa persembahannya paling baik karena jumlahnya besar. Kalau banyak orang memberi persembahan yang besar, maka gerejanya dapat menjalankan banyak program. Namun, sangat mengejutkan bahwa Yesus menilai setiap orang yang memberi persembahan itu dengan ukuran ketulusan hati. Dan penilaian Yesus mengatakan bahwa persembahan janda miskin lebih banyak dari semua orang yang memasukkan uang dalam kotak persembahan (ayat 43). Untuk saat sekarang atau pada masa kini banyak juga yang memberi persembahan dengan berlimpah, bahkan puluhan juta agar namanya tertera dan tertulis sehingga banyak orang yang akan mengenalnya sebagai donatur dan dermawan, sehingga dianggapnya orang yang baik. Tapi sebenarnya dia hanya memberi agar dapat terkenal bukan dengan hati yang tulus.

         
          Sebab itu Yesus menekankan pemberian janda miskin dengan mengatakan bahwa pemberian janda inilah yang baik. Janda ini telah memberi lebih banyak dari pada orang-orang kaya itu. Persembahan dengan dua peser apakah lebih besar? Tentu saja kita akan menjawab "Tidak", itu sangat kecil dan bahkan uang yang terkecil. Dari segi jumlah, memang dinilai sedikit. Tetapi yang luar biasa adalah bahwa janda ini tidak mau ketinggalan dalam memberi diri dan apa yang ada padanya. Dari persembahan ini sebenarnya Tuhan menginginkan respon dari manusia dan ketulusan hatinya. Janda miskin ini tidak terpengaruh dan malu dalam memberikan persembahannya yang hanya dua peser, perempuan ini memberi dari kekurangannya, ia memberi dalam kelimpahan syukur kepada Allah.

Doa :
Ya Tuhan, ajarlah kami selalu memberi yang terbaik.