Syaloom saudara dan sahabatku, aku masih bersama .....
Markus 12 : 28 -34, yang berkata .....
Kasihlah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu (ayat 30).
Karena ingin mengetahui banyak hal atau hanya mau menguji Yesus, orang-orang Saduki bertanya dan berani bersoal jawab dengan Yesus. Terlepas dari ingin, menguji Yesus atau ingin mengetahui kebenaran, tetapi mereka kagum bahwa Yesus selalu memberi jawaban yang tepat dan mengandung kebenaran (ayat 28).
Mungkin bagi orang yang hidupnya mapan dan sejahtera seperti orang-orang Saduki tidak perlu lagi memikirkan keperluannya. Semua sudah dimiliki. Yang penting sudah pergi beribadah secara rutin, memberi korban persembahan sesuai ketentuan agama, ya sudah selesai. Sama dengan saudara-saudara kita yang mapan dan kaya. Mereka rata-rata hanya carmuk alias cari muka, siapa yang lebih banyak memberi pasti akan terkenal, jadi mereka memberi hanya untuk terkenal bukan dengan tulus.
Pertanyaannya apakah yang dilakukan itu masih kurang? Mungkin kita melakukannya hanya sebagai wujud kewajiban semata. Banyak orang beribadah hanya sebatas setor muka, tetapi tidak sungguh-sungguh memiliki hati yang menyembah dan memuliakan Allah. Yang penting semua kewajiban persembahan sudah dipenuhi. Hendaknya diketahui, bahwa hal ini tidak berkenan kepada Allah. Sesungguhnya Tuhan melihat ketulusan dan kemurnian hati seseorang. Tuhan sangat mementingkan ketaatan dan kasih yang tulus.
Karena itu, Yesus menjawab ibadah kepada Allah harus dimulai dari hidup mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh. Mengasihi Allah dengan cara mengakui kekuasaan-Nya yang memberi hidup dan menjamin dengan berkat. Hukum yang terutama itu juga berarti mengasihi semua orang tanpa batas. Mengasihi semua orang berarti peduli terhadap kesusahan orang lain. Dan kedua-duanya sangat penting dan satu keharusan untuk melakukannya (bandingkan ayat 30-31). Yang mengesankan adalah : Jika dapat melakukan dengan segala pengertian dan kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Hal itu jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan (ayat 33). Maka Yesus berkata kepada orang yang melakukan semua itu "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!"
Doa :
Ya Tuhan, ajarlah kami beribadah dengan tulus hati.
Markus 12 : 28 -34, yang berkata .....
Kasihlah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu (ayat 30).
Karena ingin mengetahui banyak hal atau hanya mau menguji Yesus, orang-orang Saduki bertanya dan berani bersoal jawab dengan Yesus. Terlepas dari ingin, menguji Yesus atau ingin mengetahui kebenaran, tetapi mereka kagum bahwa Yesus selalu memberi jawaban yang tepat dan mengandung kebenaran (ayat 28).
Mungkin bagi orang yang hidupnya mapan dan sejahtera seperti orang-orang Saduki tidak perlu lagi memikirkan keperluannya. Semua sudah dimiliki. Yang penting sudah pergi beribadah secara rutin, memberi korban persembahan sesuai ketentuan agama, ya sudah selesai. Sama dengan saudara-saudara kita yang mapan dan kaya. Mereka rata-rata hanya carmuk alias cari muka, siapa yang lebih banyak memberi pasti akan terkenal, jadi mereka memberi hanya untuk terkenal bukan dengan tulus.
Pertanyaannya apakah yang dilakukan itu masih kurang? Mungkin kita melakukannya hanya sebagai wujud kewajiban semata. Banyak orang beribadah hanya sebatas setor muka, tetapi tidak sungguh-sungguh memiliki hati yang menyembah dan memuliakan Allah. Yang penting semua kewajiban persembahan sudah dipenuhi. Hendaknya diketahui, bahwa hal ini tidak berkenan kepada Allah. Sesungguhnya Tuhan melihat ketulusan dan kemurnian hati seseorang. Tuhan sangat mementingkan ketaatan dan kasih yang tulus.
Karena itu, Yesus menjawab ibadah kepada Allah harus dimulai dari hidup mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh. Mengasihi Allah dengan cara mengakui kekuasaan-Nya yang memberi hidup dan menjamin dengan berkat. Hukum yang terutama itu juga berarti mengasihi semua orang tanpa batas. Mengasihi semua orang berarti peduli terhadap kesusahan orang lain. Dan kedua-duanya sangat penting dan satu keharusan untuk melakukannya (bandingkan ayat 30-31). Yang mengesankan adalah : Jika dapat melakukan dengan segala pengertian dan kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Hal itu jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan (ayat 33). Maka Yesus berkata kepada orang yang melakukan semua itu "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!"
Doa :
Ya Tuhan, ajarlah kami beribadah dengan tulus hati.