Syaloom saudara dan sahabatku, .....
Tidak terasa sudah 9 hari ibuku meninggalkanku untuk selamanya, kenangan yang melekat tidak akan terhapus dan aku sudah tidak menangis seperti kemarin. Hidupku memang terasa berbeda tapi aku harus tetap maju dan berjalan demi anak-anakku.
Terlebih lagi sahabatku Lukas 11 : 27 - 28, selalu menyapaku ......
Tetapi Ia berkata : "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya" (ayat 28)
Dari pernyataan perempuan itu, tersirat bahwa ketika ia menyimak pengajaran Yesus, ia sedang menghayati setiap perkataan dan tingkah laku Yesus kepada dirinya secara pribadi. Bisa jadi, ia sebenarnya sedang membayangkan : andai dirinya mempunyai anak kandung seperti Yesus, pastilah ia merasa sangat bangga dan berbahagia.
Sekarang gantian (dengan perempuan itu) : mari kitalah yang berandai-andai : jika kita memiliki anak kandung seperti Yesus, kira-kira apa yang akan kita lakukan ? Akankah kita sibuk memberitahu setiap orang kian kemari bahwa orang yang terkenal itu adalah anak kandung kita? Akankah kita tergoda untuk memperlihatkan kepada semua orang bahwa orang 'yang berpengaruh' seperti itu tetap saja 'tunduk' kepada kita, ibu kandungnya? Jika andai-andai ini kita teruskan, yang muncul malah hal-hal yang tidak baik, seperti kesombongan dan ego sentris. Itulah mengapa Yesus mengatakan bahwa yang seharusnya berbahagia bukan hanya ibu kandung-Nya saja tetapi setiap orang yang mendengar ajaran-Nya lalu melakukannya.
Dalam bergereja, tak sedikit orang bertingkah seperti perempuan ini : mengagumi dan memuji sang pelayan Firman; pelayanannya disanjung-sanjung karena melayani dengan penuh perhatian, namun si pemuji sendiri tidak melakukan apa yang diajarkan kepadanya. Hidupnya tetap dalam dosa dan enggan bertobat. Bukankah hal ini sangat janggal; ajaran sang pelayan firman tidak dilakukan justru oleh orang-orang yang katanya mengagumi dan melayaninya. Sungguh, kenyataan ini bukanlah sesuatu yang membahagiakan apalagi menjadi kebanggaan bagi si pelayan Firman. Yesus membangunkan kita : kekaguman saja tak cukup!' Tetapi melakukan Firman, itulah yang paling utama. Letak kebahagian yang sesungguhnya dari seorang pelayan Firman, adalah ketika ajarannya dapat memperbaharui diri dan hidup banyak orang.
Doa :
Kami bersyukur sebab Firman yang diberitakan hamba-Mu mengajarkan kami berlakukan benar dalam kata dan tindakan serta bersyukur senantiasa hari demi hari.
Tidak terasa sudah 9 hari ibuku meninggalkanku untuk selamanya, kenangan yang melekat tidak akan terhapus dan aku sudah tidak menangis seperti kemarin. Hidupku memang terasa berbeda tapi aku harus tetap maju dan berjalan demi anak-anakku.
Terlebih lagi sahabatku Lukas 11 : 27 - 28, selalu menyapaku ......
Tetapi Ia berkata : "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya" (ayat 28)
Dari pernyataan perempuan itu, tersirat bahwa ketika ia menyimak pengajaran Yesus, ia sedang menghayati setiap perkataan dan tingkah laku Yesus kepada dirinya secara pribadi. Bisa jadi, ia sebenarnya sedang membayangkan : andai dirinya mempunyai anak kandung seperti Yesus, pastilah ia merasa sangat bangga dan berbahagia.
Sekarang gantian (dengan perempuan itu) : mari kitalah yang berandai-andai : jika kita memiliki anak kandung seperti Yesus, kira-kira apa yang akan kita lakukan ? Akankah kita sibuk memberitahu setiap orang kian kemari bahwa orang yang terkenal itu adalah anak kandung kita? Akankah kita tergoda untuk memperlihatkan kepada semua orang bahwa orang 'yang berpengaruh' seperti itu tetap saja 'tunduk' kepada kita, ibu kandungnya? Jika andai-andai ini kita teruskan, yang muncul malah hal-hal yang tidak baik, seperti kesombongan dan ego sentris. Itulah mengapa Yesus mengatakan bahwa yang seharusnya berbahagia bukan hanya ibu kandung-Nya saja tetapi setiap orang yang mendengar ajaran-Nya lalu melakukannya.
Dalam bergereja, tak sedikit orang bertingkah seperti perempuan ini : mengagumi dan memuji sang pelayan Firman; pelayanannya disanjung-sanjung karena melayani dengan penuh perhatian, namun si pemuji sendiri tidak melakukan apa yang diajarkan kepadanya. Hidupnya tetap dalam dosa dan enggan bertobat. Bukankah hal ini sangat janggal; ajaran sang pelayan firman tidak dilakukan justru oleh orang-orang yang katanya mengagumi dan melayaninya. Sungguh, kenyataan ini bukanlah sesuatu yang membahagiakan apalagi menjadi kebanggaan bagi si pelayan Firman. Yesus membangunkan kita : kekaguman saja tak cukup!' Tetapi melakukan Firman, itulah yang paling utama. Letak kebahagian yang sesungguhnya dari seorang pelayan Firman, adalah ketika ajarannya dapat memperbaharui diri dan hidup banyak orang.
Doa :
Kami bersyukur sebab Firman yang diberitakan hamba-Mu mengajarkan kami berlakukan benar dalam kata dan tindakan serta bersyukur senantiasa hari demi hari.
No comments:
Post a Comment