Translate

Thursday, February 4, 2016

Kunci kebahagiaan sejati

Syaloom saudara dan sahabatku,

       
          Banyak yang aku hadapi dalam hidup ini, aku seorang diri dan aku merasa sendiri sejak ibuku tercinta, terkasih telah pulang kembali ke pangkuan Bapa di surga. Tangis, kesedihan begitu melekat di diriku, canda, tawa dan semua kegiatanku selalu terkait dengan ibuku terkasih. Aku tak dapat menerima kenyataan itu, tapi semua itu nyata. Minggu pagi, 31 Januari 2016 adalah minggu yang cerah dan damai. Aku bangun dengan senyum di wajahku, ibuku juga sudah bangun dan sudah membuat minuman kesukaannya, white kopi. Lalu kami bercerita banyak tentang kesaksian Yesus yang terjadi dalam kehidupan setiap manusia. Tapi ternyata itu adalah berbincangan terakhir kami. Sebab pada saat aku ke toilet, ibuku tersedak dan tidak dapat bernafas karena penyakit asmanya. Dokter pun gagal untuk menolongnya dan aku hanya dapat menangis karena menanti mujizat.

          Saudara dan sahabatku, aku tersedu dan meratap karena ibuku sudah tiada, tapi aku harus maju dan percaya bahwa kita akan bertemu kembali di sana, di tempat Allah Bapa yang Maha Kuasa. Sebab di sana ada kebahagiaan sejati. Dan saudaraku Matius 5 : 1 - 12 pun berbisik kepadaku :
Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya : (ayat 2)

          Siapakah yang tidak ingin bahagia? Setiap orang pasti ingin bahagia dan mereka akan mengupayakan berbagai hal untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup. Bagaimana kunci bahagia menurut Tuhan Yesus? Penulis Injil Matius memaparkan kepada pembacanya dan juga kepada umat percaya saat ini, bagaimana kunci menikmati kebahagiaan yang sejati.

          Dalam khotbah perdana diawal pelayanan-Nya, Tuhan Yesus mengungkapkan 3 kunci kebahagiaan sejati, yaitu :
1. Kebahagiaan dapat dinikmati dalam berbagai situasi termasuk yang tidak menyenangkan bahkan      menyakitkan/ membuat menderita asalkan terus mempercayai Allah, berserah dan bersandar pada    Allah (ayat 2, 4, -6, 10-11).
2. Sikap lemah lembut, selalu berbagi kasih dengan sesama, suci hati (tidak merancang hal-hal jahat  kepada sesama atau menyimpan hal-hal buruk dalam hati), senantiasa mengupayakan kedamaian  adalah sikap dan perilaku yang akan membuat mereka yang memiliki dan melakukannya berbahagia  dan mereka layak disebut sebagai anak-anak Allah (ayat 5, 7 - 9).
3. Sikap dalam menghadapi pergumulan/ penderitaan karena iman adalah bersuka cita, bergembira  atau dengan kata lain bersyukur karena mereka adalah yang memiliki Kerajaan Sorga. Ini berarti  bahwa mereka akan menang dan akan menjadi warga Kerajaan Allah (ayat 10 - 12).

           Mau berbahagia dalam hidup ? Percaya pada Allah, berserah pada tuntunan-Nya, taat akan firman-Nya dan bersyukur untuk setiap hal yang dialami dalam hidup, baik senang mau pun susah.
 Selamat menjalani hari dalam kasih Tuhan.

Doa :
Ya Tuhan, kami rindu menikmati kebahagiaan yang sejati. Mampukan kami mengerti dan melakukan firman-Mu agar kami dapat merasakan kebahagiaan itu dan membaginya kepada siapa pun yang berada bersama dengan kami. Amin.

Saturday, January 30, 2016

Jangan memberi peluang dan hiduplah di dalam kasih

Syaloom saudara dan para sahabatku,
Hari ini aku berjumpa dengan 2 Yohanes 1 : 4 - 11; dia mengatakan --->

  • Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya (ayat 8)
  • Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintahNya (ayat 6a)


          Menjadi orang percaya yang taat adalah kerinduan setiap orang, namun selalu ada godaan dan tantangan yang mengganggu kita dalam mewujudkan ketaatan itu sepenuhnya. Godaan itu terkadang begitu menarik sehingga hampir kita tak sanggup untuk menolaknya. Rasul Yohanes mengingatkan jemaat agar bertahan dengan Iman yang teguh pada Kristus sebab banyak penyesat yang bisa datang untuk mempengaruhi mereka. Kewaspadaan dalam keteguhan Iman menjadi penting.

          Sikap waspada adalah sikap kehati-hati-an terhadap berbagai informasi atau masukan yang kita dengar di sekitar kita. Waspada menjadikan kita lebih selektif untuk menerima apa pun yang di tawarkan kepada kita. Saat ini banyak informasi yang dengan mudah kita dapat, namun bagaimana kita menyikapi setiap informasi itu supaya kita tidak mudah dipengaruhi, termasuk di dalamnya kebenaran Firman Tuhan. Ada banyak cara untuk mempenagruhi orang percaya agar tidak lagi taat kepada Kristus. Ajakan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang menguras tenaga dan pikiran kita, serta menyita waktu kita sehingga sering kita tidak punya waktu untuk keluarga apa lagi untuk Tuhan.

          Penyesat modern menjelma dengan cara yang lebih rapih dan menarik. Ajakan rapat di luar jam kerja, berujung pesta sampai larut malam, Kegiatan reuni yang sering diikuti membuat banyak orang kembali pada masa lalu dan lupa tanggung jawab pada masa kini, bahkan kegiatan organisasi gereja yang menyita waktu sehingga keluarga terabaikan. Jadi bagaimana kita sebagai orang tua untuk menyikapi kondisi yang seperti ini ? Dan apa yang menjadi sukacita orang tua seperti kita ?

          Yaitu ketika ia melihat anak-anaknya tumbuh dengan baik, dan melakukan kebenaran dalam hidup mereka. Sukacita itu dirasakan karena didikan, nasihat, bimbingan yang diajarkan dapat diterima dan dilakukan oleh anak-anak. Maka kita sebagai orang yang percaya pada Kristus harus dapat melakukan Firman Tuhan dan membuahkan kehidupan yang saling mengasihi sebagai persekutuan anak-anakTuhan walau pun ada pengajaran-pengajaran lain yang berkembang di sekitar kita.

          Keluarga adalah wadah atau tempat pembinaan dimana Firman Tuhan diajarkan, kasih dan kesetiaan dipraktekkan. Membangun kehidupan keluarga yang saling mengasihi menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidik dan meneladankan Kasih Tuhan bagi anak-anak dalam keluarga. Tentunya dalam pengharapan bahwa Tuhan memberkati anak-anak untuk memelihara setiap didikan itu dalam hidup mereka.

          Saat ini banyak orang tua yang bergumul dengan persoalan anak remaja terkait dengan ketaatan dan kesediaan untuk melakukan kebenaran. Kenyataan bahwa dunia disekitar pertumbuhan anak remaja menawarkan banyak pilihan yang begitu menarik : Gadget, game online, sinetron yang tidak mendidik. Diusia yang masih labil si remaja mudah mengadopsi apa yang mereka temukan di luar rumah dan mempraktekkanya. Firman Tuhan menolong kita untuk tetap menjalani tanggung jawab sebagai orang tua untuk mendidik dan memberi waktu kita untuk melayani anak-anak dengan penuh kasih.

          Kasih yang mewarnai setiap percakapan kita bersama anak-anak, kasih yang memungkinkan kita bersabar dengan berbagai perubahan diri mereka, kasih yang menjadikan kita bukan saja orang tua tapi juga sahabat bagi anak remaja kita. Mari kita mengenakan Kasih Kristus untuk melayani keluarga kita, membesarkan anak-anak kita, meneladankan kasih Tuhan untuk kebaikan kelaurga kita.

          Karena itu kita diingatkan agar jangan memberi kesempatan pada setiap ajakan, tapi selektif dan berani menolak jika itu tidak membangun kehidupan rohani kita. Keberanian untuk menyikapi setiap ajakan adalah sikap Iman yang lahir dari kesediaan untuk taat pada kebenaran Firman yang menjadikan hidup kita fokus melakukan kehendak Tuhan.

Doa :
Tolong kami Tuhan untuk menjadi orang tua yang terus memiliki kasih Kristus dalam memelihara rumah tangga kami dan berilah kami hikmat untuk semakin bijak menjalani hidup dlam kehendak Tuhan. Amin ....

Monday, January 25, 2016

Mencari Tuhan dalam kebenaran

Saloom saudara dan sahabatku, ...
Hari ini aku masih bersama Yohanes 6 : 25 - 33
Jawab Yesus kepada mereka : "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah" (ayat 29).


         
           Usaha banyak orang untuk mencari dan menemukan Yesus adalah usaha yang patut diacungkan jempol, namun sayang motivasi mereka untuk berjumpa dengan Tuhan adalah motivasi yang keliru. Yesus tahu apa yang mereka inginkan dari-Nya, mereka datang karena urusan "perut" bukan datang untuk mencari "kehidupan kekal". Tentunya urusan perut dan kehidupan kekal adalah 2 hal yang sangat berbeda. Urusan perut terkait dengan kenikmatan sesaat, sementara hidup kekal adalah nikmat yang datang dari kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus.

          Kata Yesus kepada mereka : "bekerjalah bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan yang dapat bertahan sampai kepada hidup yang kekal". Banyak orang bekerja dan berusaha dengan tekun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan untuk memenuhi keinginannya. Apakah mereka puas ? Tidak ! Sebab dari waktu ke waktu kebutuhan dan keinginan itu semakin meningkat sehingga mengakibatkan kerja serta usaha pun semakin ditingkatkan. Pada situasi ini tentunya fokus kita adalah upaya-upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, sementara kedekatan dengan Tuhan hanyalah kewajiban keagamaan tanpa makna. Ibadah-ibadah kita pun menjadi tuntutan kepada Tuhan agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan keinginan kita.
     
          Yesus tahu apa motivasi kita untuk mencari-Nya, Ia mau kita datang untuk beribadah dan bersyukur kepada-Nya sang pemberi berkat itu. Ia tahu menyediakan bahkan memenuhi kebutuhan kita, Ia tahu memelihara kehidupan yang dikaruniakan-Nya bagi kita. Mari kita mencari Tuhan selama Ia berkenan ditemui, berserulah kepada-Nya selama Ia dekat (Yesaya 55 : 6), sehingga kita dapat merasakan kuasa kasih-Nya yang memelihara hidup kita.

Doa :
Berikan kami hati yang percaya pada-Mu Tuhan, sebab Engkau Allah yang baik bagi kami.

Jangan takut

Syaloom saudara dan sahabatku, .....
Malam ini aku berjumpa dengan Yohanes 6 : 16 - 21,
Tetapi ia berkata kepada mereka : "Aku ini, jangan takut" (ayat 20)

          Murid-murid menjalani hari yang panjang bersama Yesus dalam safari pelayanannya. Ada banyak tanda-tanda ajaib yang Yesus lakukan dan disaksikan langsung oleh para murid. Ada banyak pangajaran, nasihat yang mereka dengar dari Yesus, bahkan para murid dilibatkan Yesus dalam pelayanan termasuk menyediakan makanan bagi 5000 orang yang mengikuti-Nya.

          Semua kegiatan pelayanan ini nampak mengesankan sekaligus melelahkan bagi mereka, sehingga ketika hari menjelang malam dan mereka harus menyebrangi danau menuju Kapernaum, para murid berada dalam kondisi lelah dan tidak fokus. Ketika hari mulai gelap, laut bergelora karena angin kencang, dan saat itu hanya ada para murid tanpa Yesus. Ketidak hadiran Yesus membuat para murid gelisah dengan kondisi alam yang cukup menengangkan, namun setelah mereka semakin ketengah danau, mereka melihat Yesus berjalan diatas air dan menghampiri mereka. Suasana malam dan cuaca yang buruk, sebenarnya tidaklah menakutkan mereka sebagai nelayan, namun saat melihat bayangan orang berjalan di atas air membuat mereka ketakutan, pikir mereka itu hantu. Namun Yesus menghampiri mereka dan berkata : "Aku ini, jangan takut". Suara Yesus dan kehadiran-Nya membuat para murid tenang. Mereka bisa menempuh perjalanan malamitu bersama Tuhan dan sampai di tujuan.

          Perjalan kehidupan sering membuat kita menjadi pesimis bahkan ketika pergumulan, masalah dan tantangan datang, kita menjadi takut. Pada saat ketegangan itu kita alami maka kehadiran Yesus menjadi sangat berarti. Belajar dari para murid yang takut saat bayangan malam menghampiri mereka, namun kahadiran Yesus melegakan dan menolong mereka. Maka saat kita berjalan bersama Yesus dan mengandalkan kuasa-Nya yang dahsyat akan menenangkan kita untuk menjalani hidup ini. Hadirkan Yesus dalam hidup kita sehingga penyertaan-Nya menolong kita menjalani perjalanan hidup dalam Kasih-Nya.

Doa :
Berikan kami penyertaan-Mu Tuhan dalam menjalani hidup ini. Amin

Sunday, January 24, 2016

Salam damai sejahtera

Syaloom saudara dan sahabatku, .....
Aku masih berada di Efesus 6 : 23 - 24, hujan dan angin masih menerpa sehingga aku ak dapat pergi kemana-mana ....
Damai sejahtera dan kasih dengan iman dari Allah, Bapa dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai sekalian saudara. (ayat 23)

          Bagaimana kepedulian yang sejati itu? Buah dari kepedulian sejati adalah Damai Sejahtera ! Ada cerita menarik bagi kita pada malam hari ini. Pada suatu hari seorang raja membuat lomba melukis dengan judul "Damai sejahtera". Maka para pelukis tersohor dari negeri-negei lain berdatangan. Mereka diberi waktu tiga hari. Yang terbaik akan aku beri hadiah kata sang raja. Tiga hari kemudian ada tiga pelukis yang berhasil menyelesaikan gambar mereka dan memberikan kepada sang raja.

          Lukisan 1 : Sebuah danau biru yang bening dengan ikan yang banyak dan ditengah-tengah terdapat perahu kecil dan seorang yang sedang bersiul memancing dengan udara sepoi-sepoi dan langit biru yang cerah. "Inilah damai sejahtera" kata pelukis pertama.

          Lukisan 2 : Sebuah gunung yang hijau, udara khas yang sejuk dengan sawah-sawah, matahari yang cerah, pohon yang rindang dan dua orang sedang duduk di bawah pohon sambil tertawa bahagia. "Inilah damai sejahtera" kata pelukis kedua.  

          Lukisan 3 : Laut yang luas berwarna hitam karena sedang terjadi badai, ada angin topan, langit yang gelap dengan sambaran petir di mana-mana. Sebuah batu karang yang diterjang ombak. Langit hitam pekat bahkan terlihat abstrak karena warna yang dipakai hanya warna gelap, tapi terdapat 1 batu karang yang ada lubang, di dalamnya terdapat seekor burung pipit sedang bersiul riang. "Inilah damai sejahtera" kata pelukis ketiga.

          Aku setuju dengan lukisan tiga, kata Raja. Damai sejahtera bukanlah di mana kita sedang dalam keadaan atau posisi nyaman-nyaman saja tanpa masalah, itu namanya comfort zone. Damai sejahtera adalah seseorang yang tetap bisa tersenyum ketika badai masalah datang menerpanya.

          Paulus juga menunjukkan hal yang sama, dengan menyampaikan salam damai sejahtera untuk Jemaat di Efesus. Biarlah Damai itu kita bagikan kepada semua orang sehingga mereka yang sudah percaya bersukaria atas karya Allah dalam kehidupan mereka dan bagi mereka yang belum percaya mereka pun bisa merasakan bagaimana cinta kasih Tuhan yang tidak terbatas dan yang sempurna untuk semua orang.

Doa :
Tuhan Yesus ajarlah kami untuk berdamai dengan diri kami sendiri, dengan sesama dan dapat membawa damai yang dari pada-Mu kepada orang-orang yang belum berdamai. Amin

Saturday, January 23, 2016

Kepedulian Sejati

Syaloom saudara dan sahabatku,
siang hari ini aku masih berada di kota Efesus 6 : 21 - 22; walau dari kemarin diguyur hujan tapi kota ini tetap semangat ....
Supaya kamu juga mengetahui keadaan dan hal ihwalku, maka Tikhikus, saudara kita yang kekasih dan pelayan yang setia di dalam Tuhan, akan memberitahukan semuanya kepada kamu (ayat 21).

                 
            Jika kita peduli dan memperhatikan orang-orang yang dekat dengan kita, yang juga selalu memperdulikan kita, semua yang kita lakukan itu adalah hal yang biasa. Tetapi jika kita bisa sangat  peduli kepada oang-orang yang tidak terlalu kenal, saudara bukan dan temanpun tidak, ini baru sikap yang luar biasa, yang seharusnya ada dalam diri para pengikut Kristus.

            Berbicara mengenai kepedulian, rasul Paulus merasakan buah kepedulian yang tergambar nyata dari jemaat Efesus. Ketika mendengar Paulus di penjara, jemaat Efesus menjadi khawatir dan berusaha untuk mendapatkan info mengenai keberadaan serta kondisi dari Paulus. Wujud terima kasih atas kepedulian yang diterimanya, Paulus mengutus Tikhikus menyampaikan kabar keadaannya sekaligus mengantarkan surat untuk jemaat Efesus. Paulus dengan tulus menyanjung Tikhikus sebagai saudara seiman juga pelayan yang setia dalam Tuhan yang turut ambil bagian membantu Paulus dalam memberitahukan kebenaran Firman Tuhan. Kehadiran Tikhikus pun menjadi penghibur bagi jemaat Efesus yang sedih dan cemas atas keadaan Paulus. Padahal Paulus sendiri keadaannya baik-baik saja di dalam penjara. Pemenjaraannya bahkan telah menyebabkan kemajuan injil dimana banyak orang makin percaya serta mau menjadi saksi kebenaran Injil Kristus (lihat Filipi 1 : 12 -14).

          Bacaan ini mengajarkan kita untuk memiliki kepedulian antara satu dengan yang lain. Kepedulian yang ditunjukkan pun bukan untuk memperoleh pujian dari orang lain. Ada kata-kata bijak yang mengatakan : Kita tidak boleh minta dilayani, tetapi harus melayani.! Kita tidak boleh hanya mau menerima, tetapi harus memberi. Marilah belajar dari Jemaat Efesus dan juga Paulus yang hidup dalam kepedulian yang sejati maka kita mampu menjadi pembawa damai.

Doa :
Tuhan Yesus ajarlah kami menjadi anak-anak terang yang memancarkan kasih-Mu.

Friday, January 22, 2016

Taat dan Kasih

Syaloom saudara dan sahabatku,
Hari ini aku berada di kota Efesus 6 : 1 - 9, di sana banyak sekali orang tua yang menyayangi anak-anaknya, demikian juga para anak menyayangi orang tuanya.
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena seharusnyalah demikian. (ayat.1)

          Orang tua adalah sahabatku! Alkitab mengatakan bahwa kita harus menghormati orang tua. Menghormati bukan berarti tidak dapat bersenda gurau. Menghormati bukan berarti menunduk-nunduk tapi dalam hati kesal dan muka cemberut. Bukan pula selalu menyetujui pendapat mereka, tetapi dongkol. Lebih baik mengusulkan perubahan dari pada menaati perintah sambil marah-marah.
Pengertian 'menghormati' mempunyai nada yang positif dalam sepuluh titah. Kata 'hormatilah' dalam bahasa Ibrani digunakan kata 'kabad' yang berarti 'akuilah kewibawaan' atau 'hargailah'.

          Menghormati orang tua bukanlah sekadar kewajiban, tetapi merupakan hak istimewa. Sebagai anak, kita menghormati mereka dalam bentuk ketaatan. Sebagai orang dewasa, kita menghormati mereka dengan cara menelepon, mengunjungi, serta mempedulikan mereka, hal ini tentu membutuhkan pengorbanan diri dari kita sebagai orang tua.

         
           Dalam ayat 1-2 dengan tegas Paulus memperingatkan kepada anak-anak untuk taat dan menghormati orang tua, karena ini merupakan perintah yang penting seperti nyata dalam janji-Nya supaya kelak anak-anak berbahagia dan panjang umur (lihat keluaran 20 : 12). Sebaliknya, Paulus juga menerangkan tentang tugas orang tua sebagai pendidik, yaitu mendidik anak-anak dalamkasih. Jangan sampai didikan orang tua menimbulkan amarah bagi anak-anak (ayat 4). Didikan orang tua seperti kasih Yesus kepada umat yang dikasihi-Nya. Ayat 5-9 Paulusjuga memperingatkan bagaimanakah membangun relasi antara masing-masing pribadi dengan orang lain, antara tuan dan hamba. Ada timbalbalik positif yang terwujud nyata dalam tindakan taat, menghormati dan saling menghargai (bandingkan Matius 7 : 12a).

           Begitu juga antara para pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinnya. Terlebih lagi yang paling utama adalah bentuk ketaatan dan penghormatan yang kita tujukan untuk Tuhan, bukan karena ingin mendapatkan imbalan tetapi sebagai buah ungkapan syukur kita atas kasih dan anugerah-Nya dalam kehidupan kita.

Doa :
Tuhan Yesus ajarlah aku menghormati dan mengasihi orang tuaku dan tidak menyia-nyiakan mereka dimasa tuanya. 

Wednesday, January 20, 2016

Jadilah anak-anak terang

Syaloom saudara dan sahabatku, .....
Selamat malam dan jumpa lagi di kota Efesus 5 : 8 - 14, di kota ini banyak membawa kenangan pada masa kecilku .....

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang (ay.8)

          Terang dan gelap merupakan dua kutub magnit kekuatan yang saling mempengaruhi kehidupan manusia. Unsur dikotomi (tarik-menarik) antara terang dan gelap itu selalu ada dan terhadap ke dua kutub magnit ini, manusia diminta untuk menentukan sikap! Saudara ditempatkan di dunia ini menjadi terang yaitu untuk membawa perubahan dan bukan dipengaruhi dunia. Jadilah anak-anak terang dan membawa kemajuan dan perubahan bagi banyak orang.

          Berbicara tentang "gelap dan terang" mengingatkan kita pada pejuang perempuan Indonesia R.A. Kartini dalam tulisannya yang berjudul "Habis gelap terbitlah terang, tiada awan di langit yang tetap selamanya, tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca, sehabis malam gelap gulitalahir pagi membawa keindahan, kehidupan manusia serupa alam".

          Alkitab telah bersaksi tentang kehidupan yang demikian bahkan diawal penciptaan. Seperti, "..... bumi yang semula gelap gulita menutupi samudra raya, kemudian berfirmanlah Allah, "Jadilah terang". Lalu terang itu jadi. (Kej 1 : 1 - 2). "Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil" (Maz 112 : 4).

          Pokok pikiran yang Paulus ingin katakan bahwa keselamatan itu adalah anugerah terbesar yang Allah karuniakan di dalam Tuhan Yesus Kristus yang digambarkan sebagai Terang. Memang, dahulu mereka melakukan hal-hal kegelapan di tempat-tempat tersembunyi yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi justru semuanya itu memalukan. Paulus minta supaya jemaat di Efesus jangan lagi mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan, karena terang hanya berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga". (Mat 5 : 16) Karakter dan perilaku seperti inilah yang dimaknai bahwa kita telah berpindah dari kegelapan menuju terang-Nya yang ajaib! Kita ditempatkan Kristus di dunia ini untuk menjadi terang.


Doa :
Ya Yesus biarlah kuasa Roh-Mu yang Kudus menyinari hati kami agar supaya dimanapun dan bagaimanapun dengan siapapun kami berjumpa dapat menjadi terang. Amin ...

Monday, January 18, 2016

Kepedulian yang membawa pemulihan

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana aktifitas pada hari ini ?
Hari ini aku masih bersama sahabatku Lukas 7 : 1 - 5, yang menyatakan ....
Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya : "Ia layak Engkau tolong (ay. 4).


          Setiap orang ketika mengalami suatu penderitaan atau sakit penyakit yang ringanmau pun berat, pasti akan berupaya dengan segala cara untuk sembuh dan keluar dari penderitaannya. Ia akan berjuang dengan segala daya, dana dan doa agar mengalami kesembuhan total. Jika si sakit memiliki keluarga maka semua anggota keluarga dan orang-orang terdekat pasti akan menyatakan kepedulian, berperan dan mendukung melalui daya, dana dan doa serta memberi spirit kepada si sakit. Hal ini biasa dan wajar dilakukan oleh semua orang. Tapi bagaimana jika kita tidak mengenal sama sekali orang tersebut atau boleh dibilang sangat asing ? Akan menjadi luar biasa dan ajaib, jika yang kita peduli dan berusaha dengan sekuat tenaga dan dana untuk menyembuhkan seseorang yang bukan siapa-siapa bagi kita; bukan anggota keluarga dekat; hanya seorang hamba, pembantu atau jongos yang bekerja di rumah kita.
 
          Hal yang luar biasa ini dilakukan oleh seorang perwira Romawi kepada hambanya yang sedang sakit. Tentu, hamba ini juga adalah seorang hamba yang baik dan patuh sehingga ia mendapat belas kasihan dari tuannya. Dikisahkan bahwa perwira Romawi tersebut adalah seorang yang terkenal baik di kalangan orang-orang Yahudi. Karena itu, ketika hambanya sakit, beberapa tua-tua Yahudi beranggapan bahwa ia layak ditolong, sehingga mereka pun meminta kepada Yesus agar dapat menolong menyembuhkan hamba perwira itu (ay. 4).

          Orang-orang Yahudi tahu persis siapa perwira itu dan langsung merekomendasikan kepada Yesus bahwa permohonan perwira itu layak mendapat perhatian-Nya, karena kepeduliannya membantu pembangunan rumah ibadah orang Yahudi. Akhirnya Ysesus datang memenuhi permintaan perwira itu, tetapi bukan karena keberadaan dan kebaikannya dan bukan pula kerena Yesus membenarkan pendapat orang-orang Yahudi tersebut, melainkan karena anugerah yang ingin dinyatakan-Nya kepada sang perwira dan hamba itu sendiri. Karena Yesus tahu persis bagaimanakah biasanya mereka memperlakukan seorang hamba pada zaman itu! Dan hal itu berbeda dengan yang dilakukan perwira Romawi ini, ia penuh belas kasihan dan peduli kepada hambanya yang sakit tersebut dan Yesus pun peduli, sehingga Ia merasa perlu untuk datang memulihkannya. Hal ini mengajarkan kepada kita untuk sungguh-sungguh, dengan iman yang teguh dan memiliki hati yang tulus, peduli membantu sesama yang menderita.


Doa :
Yesus ajarlah aku memiliki hati yang peduli terhadap sesamaku yang menderita tanpa memandang asal dan statusnya. Amin

          

Sunday, January 17, 2016

Pohon menghasilkan buah yang baik

Syaloom saudara dan sahabatku, selamat malam .....
Malam ini aku bertemu Lukas 6 : 43 - 45 dan dia mengatakan kepadaku :
Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik (ay. 43).

               
          Di saat anak-anak kita mencapai kesuksesan dalam bidang apa pun, apalagi secara Nasional bahkan Internasional maka orang sering berkata, "siapa dulu dong bapak dan ibunya". Demikian pula sebaliknya ketika anak-anak kita jatuh terpuruk, terlibat Narkoba, nakal dan bahkan melakukan tindakan kriminal sampai membawanya ke penjara, maka orang juga akan berkata : "siapa tuh bapak ibunya !!!". Orang tua mendidik dan mengajarkan hal-hal yang baik dan diharapkan pula menghasilkan anak-anak yang berkwalitas. Semua nilai-nilai yang baik dari orang tua akan diserap oleh anak-anaknya dan kemudian akan membentuk pola pikir, pola sikap dan pola tindakannya. Ibaratnya orang tua adalah pohon dan anak-anak adalah buahnya.

          Dari pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik pula ! Sebagaimana yang Yesus gambarkan : "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik ......"(Bacaay. 43 - 44). Tidak mungkin buah semangka berdaun sirih!

          Di dalam Alkitab, kehidupan orang Kristen sering digambarkan dengan kehidupan pohon. Yesus juga menggunakan metafora tentang pohon untuk menggambarkan perbedaan, manakah orang Kristen dengan kwalitas "buah" yang baik dan manakah yang tidak baik atau palsu (ayat 43 - 44). Pohon yang baik pasti mengeluarkan buah yang baik. Sebaliknya, pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah-buah yang buruk. Yang baik selalu melahirkan yang baik pula. Ini prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar. Demikian juga orang baik akan melakukan perbuatan baik, sedangkan orang jahat hanya melakukan kejahatan karena dari hati dan pikiran yang jahat akan keluar menjadi perilaku yang penuh kejahatan. Bagaimana kualitas "buah" kehidupan kita ? Atau pekerjaan dan pelayanan kita? Tuhan Yesus tentu kecewa terhadap pohon yang tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Yesus tentu tidak menghendaki kita para murid-Nya seperti pohon ara, yang hanya indah dipandang mata tapi tidak berbuah. Tidak membawa manfaat bagi banyak orang. Jadi, 'buah yang baik' menunujuk pada 'kehidupan yang baik', sedangkan 'buah yang tidak baik' menunjuk pada 'kehidupan yang tidak baik'. Tuhan Yesus berfirman, Yoh 15 : - 5b" ..... Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku tinggal di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa"

Doa :
Ya Yesus tolonglah aku agar hidupku menghasilkan buah yang baik yang berkenan kepada-Mu. Amin

Saturday, January 16, 2016

Jagalah hati dan kata-katamu

Syaloom saudara dan sahabatku,
Malam ini aku ada bersama Amsal 4 : 20 - 27. Amsal banyak berkata kepadaku :
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (ay. 23)"
Buanglah mulut seorang dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak dalik dari padamu (ay. 24)

          Dalam Alkitab, hati lebih sering dipakai dengan arti kiasan  ketimbang arti harafiah. Hati bukanlah menunjuk pada organ biologis dalam tubuh manusia yaitu lever/ liver = hati. Namun hati menggambarkan pusat perasaan, pikiran, keinginan atau kehendak manusia.

          Bagi orang Israel, hati dianggap sama dengan pikiran dan organ penting yang menentukan sikap hidup bahkan seluruh kegiatan manusia. Hati mencakup pemikiran intelektual, seluruh keinginan dan emosi/ perasaan manusia. Di dalam hatilah seluruh pengajaran hikmat dipelihara dan dipertimbangkan. Karena itulah orang berhikmat harus menjaga hatinya lebih dari yang lainnya. Hati dipandang sebagai sumber atau pancaran kehidupan. Orang yang menjaga hatinya adalah orang memancarkan sikap hidup dan tingkah laku yang benar.

          Hati menggambarkan pusat dari diri manusia yang meliputi perasaan/ emosi, pikiran, keinginan atau kehendak. Artinya kebaikan, kejujuran, ketaatan, percaya dapat muncul dari hati, tapi ketidak taatan, kedegilan, ketidak percayaan, kekerasan hati bisa juga muncul dari hati. Jadi kita harus dapat menjaga hati kita sebab hati  merupakan tempat untuk menyimpan, merenung, mempertimbangkan dan memutuskan hal-hal baik, adil, jujur dan benar. Dan jangan biarkan hati kita dipenuhi sampah yang kotor seperti kejahatan, kebencian, iri hati, dendam amarah dan segala macam perbuatan jahat (Mat. 15 : 19).
          Seperti pada saat kini banyak heaters yang merupakan sebutan bagi orang atau sekelompok orang yang membenci sesuatu (orang, grup, tokoh, idola) dan berusaha mewujudkan kebenciannya untuk menjatuhkan apa yang mereka benci. Bisa dengan tindakan yang menjatuhkan, berupa tindakan kasar, fitnah bahkan ejekan dan cemoohan, khususnya di dunia maya atau sosial media. Namun sekarang, heaters dan mereka yang aktif/ beriteraksi di media sosial, kini perlu berhati-hati. Penebar kebencian melalui berbagai media sosial dapat dikenakan sanksi ancaman pidana sesuai hukum yang berlaku.

          Mulut serong dan bibir dolak dalik atau curang artinya kata-kata yang jahat, yang bertentangan bahkan memutarbalikkan kebenaran. Kata-kata yang diucapkan seseorang identik dengan yang dipikirkannya atau yang ada dalam hatinya. Sebelumnya Amsal menekankan untuk menjaga hati karena hubungan yang erat antara kat-kata dan hati seseorang. Orang berhikmat adalah orang yang menjauhkan diri dari kata-kata yang jahat.

          Saudara dan sahabatku yang terkasih, pada saat ini kita akan mengakhiri hari ini dan pekan ini. Marilah kita ingat, dalam sepanjang hari ini dan sepekan ini, kata-kata apakah yang telah kita ucapkan ? Semoga yang kita ucapkan adalah kata-kata yang membangun, yang memotivasi, yang menghibur, menguatkan, dan penuh kasih. Karena Tuhan menciptakan kita bukan untuk menjadi heaters dan penebar kebencian. Kita juga bukan diciptakan untuk mengucapkan kata-kata jahat yang berisi fitnah, memutarbalikkan fakta dan bertentangan dengan kebenaran. Berhikmatlah dalam berkata-kata. Bijaklah dalam berbicara. Mintalah tuntunan Roh Kudus agar dapat mengendalikan mulut dan bibir kita supaya selalu menceritakan tentang kebaikan dan kebenaran Tuhan.

Doa :
Ya Roh Kudus kuasailah hati kami agar setiap langkah hidup kami memancarkan kemuliaan-Mu. Dan tuntunlah kami dalam hikmat-Mu agar kata-kata kami mencerminkan kebaikan dan kebenaran-Mu. Amin

Friday, January 15, 2016

Jalan orang benar

Syaloom saudara dan sahabatku,
Selamat malam, malam ini Amsal 4: 10 - 19; masih tetap setia menemaniku dan dia pun berkata :
Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari (ay. 18).

          "Jalan hidup orang benar diterangi oleh cahaya Firman Tuhan. Istilah jalan (Ibrani = derek) merupakan lambang dari sikap hidup dan tingkah laku seseorang. Orang yang berhikmat disamakan dengan orang yang berjalan di jalan lurus atau benar yang akan menghindarkan orang itu dari bermacam masalah. Sikap hidup dan tingkah laku yang benar ini menuntun orang pada kehidupan. Sehingga jalan orang benar digambarkan seperti cahaya fajar dan terang; seperti cahaya mentari di pagi hari yang semakin lama semakin terang cahayanya dan kesempurnaannya pada tengah hari.

          Hidup orang benar itu seperti terang, bahkan semakin lama semakin terang karena berjalan dalam hikmat Tuhan yaitu tuntunan Firman Tuhan. Jalan orang benar dipertentangkan dengan jalan orang fasik.  Dan orang benar harus menjauhi dan menghindari jalan orang fasik karena berujung pada masa depan yang suram dan kehancuran.

          Ada sebuah petikan syair lagu yang berbunyi : "berliku-liku kehidupan ini, jalan mana yang harus aku lalui, rintangan dan cobaan/ godaan selalu menghalangi bila kuingin datang pada-Mu". Dalam hidup ini ada banyak tawaran, godaan, cobaan tetapi arahnya kepada jalan yang salah. Ini adalah sebuah tantangan iman bagi kita orang Kristen. Sebagai pengikut Kristus yang setia, kita pasti memilih satu jalan yang benar yaitu jalan Tuhan dalam arti setia melakukan kehendak firman-Nya. Memilih jalan Tuhan berarti menjadikan Firman Tuhan untuk menerangi seluruh sikap hidup dan tingkah laku di jalan hidup yang kita tempuh (Mazmur 119 : 105) sehingga hidup kita dituntun untuk menikmati kebahagiaan dan berkat-Nya. Saudaraku yang terkasih, sebelum mengakhiri malam ini mari yakinkan diri kita semua bahwa jalan Tuhan, memang bukanlah yang termudah dan tercepat, namun pasti yang terbaik. Amin.

Doa :
Ya Allah Mahakuasa, berikanlah keteguhan iman untuk berjalan di jalan-Mu. 

Mendengar dan memperhatikan didikan

Syaloom saudara dan sahabatku,
Hari ini aku bertemu dengan Amsal 4 : 1 - 9, dia memberitahuku tentang sesuatu yang sangat penting bagi seorang ibu dan juga seorang guru, begini dia berkata :
Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian, karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku (ay. 1-2).

          Ada dua pengertian mendengar dalam bahasa Inggris. Yang pertama to hear yang artinya mendengar tanpa perlu memberi perhatian, dan yang kedua adalah to listen atau mendengar dengan penuh perhatian. Arti lain dari to listen adalah menyimak. Mendengar dalam arti menyimak (to listen), berarti memberi perhatian dan mengapresiasi, juga mendengar untuk melakukan. Jadi, aktif untuk menyimak, tetapi juga aktif melakukan apa yang disimak.

          "Mendengar" sangatlah penting dalam pendidikan di Israel, baik dirumah atau keluarga maupun di sekolah. Ayah dan Ibu di rumah/ keluarga, juga guru di sekolah, di sebut sebagai sang guru hikmat yang mendidik anak-anak atau murid-murid. Dalam kitab Amsal, "telinga" digunakan bukan saja untuk pendengaran, tetapi juga untuk kepatuhan. Karena itulah "mendengar" tidak hanya berarti mendengar, tetapi juga kepatuhan melakukan didikan.

          Anak atau murid memusatkan perhatian dan pendengaran pada hikmat termasuk menaati dan melakukan yang di dengar telinga. "Dengarkanlah dan perhatikanlah" menekankan agar anak-anak dalam keluarga atau murid-murid di sekolah menggunakan telinga mereka untuk memperhatikan dan menaati dengan sungguh-sungguh didikan sang guru hikmat. Anak-anak muda yang dianggap belum berpengalaman tentang suka duka kehidupan dan bagaimana menjalani kehidupan dengan baik, dididik, diperlengakapi dengan nasehat-nasehat, petunjuk-petunjuk  agar mereka memperoleh pengertian bagaimana menjalankan kehidupan dan berbagai masalah di dalamnya dengan baik. Ayah dan ibu mengingatkan agar jangan melupakan, meninggalkan dan menyimpang dari didikannya, karena dari setiap didikan, petunjuk dan nasihat, ada hikmat dan pengertian.

          Di hari ini, kita akan mendengar dan memperhatikan banyak hal. Marilah kita arahkan telinga dan perhatian kita pada didikan yang baik dan membangun. Mari kita menyimak dan melakukan berbagai petunjuk yang Tuhan berikan baik melalui firman-Nya maupun didikan orang tua agar dalam pengertian yang benar kita hidup di dalam hikmat Tuhan.

Doa :
Ya Roh Kudus berikanlah telinga yang mau mendengar dan hati yang taat pada tiap didikan hikmat-MU. Amin