Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya ? Sudah lama tidak jumpa di blog aku, pasti rindu untuk dapat membaca dan berbagi pengalaman. Maaf jika aku untuk belakangan ini sibuk dalam mengajar para siswaku, sebab profesiku sebagai guru harus selalu berada di tengah-tengah siswaku untuk mengajar, tapi jangan lupa untuk bersekutu dengan jemaat lainnya dan mengurus keluarga. Hari ini aku bertemu dengan 1 Petrus 5 : 12 - 14, dia berkata kepadaku untuk selalu berdiri teguh di dalam Tuhan.
Berdirilah dengan teguh di dalam-Nya! (1 Petrus 5 : 12 - 14)
Ketika kehidupan seseorang mengalami suatu peristiwa tragis yang dapat menghancurkan diri, hidup dan masa depannya maka mudah sekali ia menjadi sesat, pesimis, sinis bahkan apatis. Ia merasa tidak mampu lagi untuk berdiri tegak. Peristiwa tersebut sangat melemahkan tubuh, semangat, terlebih dan pengharapannya.
Membiarkan diri untuk tidak berjuang lagi membuat seseorang dapat mempercepat kematiannya sendiri. Hidup adalah perjuangan, tetapi untuk berjuang hidup dan bertahan dalam penderitaan seseorang harus memiliki tujuan khusus yang melampui hidupnya sendiri.
Penderitaan-penderitaan berat yang dialami oleh orang-orang Kristen pada masa pemerintahan Romawi oleh kaisar-kaisar yang berniat menghancurkan kekristenan sangat melemahkan orang-orang percaya. Mereka difitnah, disiksa dan dibunuh karena nama Yesus. Mereka tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk melawan. Itulah sebabnya Petrus merasa perlu untuk menasihati dan menguatkan mereka agar tidak menjadi lemah, kecewa, putus asa dan mundur. Intinya jangan pernah menyerah.
Begitu pula dengan keadaan kita sekarang ini, yang berada di bawah pemerintahan kaisar-kaisar modern yang selalu membuat kita lemah, kecewa, putus asa karena sistem yang diterapkan.
Tapi kita tidak boleh mundur dan menyerah. Karena kunci utama kita adalah kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah adalah Allah sendiri yang berdiam di dalam kita. Apabila Allah berdiam dan menjadi pelaku di dalam kehidupan kita, maka kita pasti mampu menanggung segala penderitaan. Mengapa? Sebab bukan kita lagi yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam kita. Kristus pasti mampu mengatasi segala penderitaan di dalam kita. Jadi nasihat-nasihat inilah yang membuat gereja mula-mula akhirnya mengerti dan memahami apa arti menderita bagi Kristus. Mereka bersedia menderita dan mati bagi Kristus. Justru melalui aniaya-aniaya yang hebat inilah, akhirnya kekristenan berhasil menyebarkan Kerajaan Allah di seluruh kerajaan Romawi.
Doa :
Tuhan, topang dan kuatkan kami agar tetap teguh berdiri dan menjalani kehidupan yang penuh pergumulan, dan kiranya kami dapat melaluinya serta berjuang meski penuh dengan tantangan.
Berdirilah dengan teguh di dalam-Nya! (1 Petrus 5 : 12 - 14)
Ketika kehidupan seseorang mengalami suatu peristiwa tragis yang dapat menghancurkan diri, hidup dan masa depannya maka mudah sekali ia menjadi sesat, pesimis, sinis bahkan apatis. Ia merasa tidak mampu lagi untuk berdiri tegak. Peristiwa tersebut sangat melemahkan tubuh, semangat, terlebih dan pengharapannya.
Membiarkan diri untuk tidak berjuang lagi membuat seseorang dapat mempercepat kematiannya sendiri. Hidup adalah perjuangan, tetapi untuk berjuang hidup dan bertahan dalam penderitaan seseorang harus memiliki tujuan khusus yang melampui hidupnya sendiri.
Penderitaan-penderitaan berat yang dialami oleh orang-orang Kristen pada masa pemerintahan Romawi oleh kaisar-kaisar yang berniat menghancurkan kekristenan sangat melemahkan orang-orang percaya. Mereka difitnah, disiksa dan dibunuh karena nama Yesus. Mereka tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk melawan. Itulah sebabnya Petrus merasa perlu untuk menasihati dan menguatkan mereka agar tidak menjadi lemah, kecewa, putus asa dan mundur. Intinya jangan pernah menyerah.
Begitu pula dengan keadaan kita sekarang ini, yang berada di bawah pemerintahan kaisar-kaisar modern yang selalu membuat kita lemah, kecewa, putus asa karena sistem yang diterapkan.
Tapi kita tidak boleh mundur dan menyerah. Karena kunci utama kita adalah kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah adalah Allah sendiri yang berdiam di dalam kita. Apabila Allah berdiam dan menjadi pelaku di dalam kehidupan kita, maka kita pasti mampu menanggung segala penderitaan. Mengapa? Sebab bukan kita lagi yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam kita. Kristus pasti mampu mengatasi segala penderitaan di dalam kita. Jadi nasihat-nasihat inilah yang membuat gereja mula-mula akhirnya mengerti dan memahami apa arti menderita bagi Kristus. Mereka bersedia menderita dan mati bagi Kristus. Justru melalui aniaya-aniaya yang hebat inilah, akhirnya kekristenan berhasil menyebarkan Kerajaan Allah di seluruh kerajaan Romawi.
Doa :
Tuhan, topang dan kuatkan kami agar tetap teguh berdiri dan menjalani kehidupan yang penuh pergumulan, dan kiranya kami dapat melaluinya serta berjuang meski penuh dengan tantangan.