Syaloom saudara dan sahabatku, maaf jika aku cukup lama untuk tidak menyapa kalian semua. Aku banyak mengalami pergumulan sejak ibuku meninggal dunia, 31 Januari 2016 yang lalu. Merasa sepi dan sakit hingga aku tak berdaya. Tapi aku merasa terhibur dan punya banyak saudara dan sahabat yang selalu datang menghibur dan mendoakan diriku dan keluargaku.
Seperti seorang sahabatku Lukas 20 : 41 - 44
sampai Ku-buat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu (ayat 43)
Yesus menjelaskan bahwa pemahaman tentang Mesias sebagai keturunan Daud tidak bisa dilihat dari sudut jasmaniah saja. Kalau Daud sendiri menyebutkan Mesias sebagai Tuannya maka mestinya kita membaca garis keturunan itu dari horizon spiritual. Misalnya dengan mengatakan bahwa kita adalah anak-anak Abraham, itu berarti bahwa kita merupakan pewaris-pewaris iman Abraham. Jadi kita tidak sendirian menghadapai problema masyarakat, bangsa bahkan dunia kita. Kita ada dalam persekutuan Gereja dimana nama kita disebut dan dimana kita saling mendoakan. Ini adalah persekutuan Gereja-Gereja dalam hubungan dengan orang percaya dari segala abad dan tempat. Dalam persekutuan inilah kita menghadapi seluruh tantangan pelayanan Gereja di negeri ini.
Sangat menyejukkan kalau kita memulai hari dengan menyadari bahwa kita berada dalam hubungan-hubungan yang saling menopang dan mendoakan. Seperti yang aku alami dalam pergumulan hidup ini. Hal saling menopang dan mendoakan itu mengatasi jarak antara kita, mengatasi batas wilayah bahkan mengatasi batas Gereja. Suatu kekuatan besar ketika kita menyadari bahwa diri kita, keluarga kita bahkan persekutuan Gereja kita ditopang dan didoakan oleh orang, oleh keluarga bahkan oleh persekutuan Gereja yang lain. Inilah praktek kebersamaan yang berbasis iman. Maka masukilah kegiatan hari ini dalam keyakinan bahwa apapun pergumulan yang dihadapi akan mampu kita selesaikan. Sebab ada orang-orang terkasih, baik dalam silsilah jasmani, maupun dalam garis keturunan rohani yang menyebut nama dan memohon berkat bagi kita ke takhta anugerah Tuhan.
Doa :
Bapa, sadarkan kami untuk juga mendoakan orang lain karena mereka juga mendoakan kami.
Seperti seorang sahabatku Lukas 20 : 41 - 44
sampai Ku-buat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu (ayat 43)
Yesus menjelaskan bahwa pemahaman tentang Mesias sebagai keturunan Daud tidak bisa dilihat dari sudut jasmaniah saja. Kalau Daud sendiri menyebutkan Mesias sebagai Tuannya maka mestinya kita membaca garis keturunan itu dari horizon spiritual. Misalnya dengan mengatakan bahwa kita adalah anak-anak Abraham, itu berarti bahwa kita merupakan pewaris-pewaris iman Abraham. Jadi kita tidak sendirian menghadapai problema masyarakat, bangsa bahkan dunia kita. Kita ada dalam persekutuan Gereja dimana nama kita disebut dan dimana kita saling mendoakan. Ini adalah persekutuan Gereja-Gereja dalam hubungan dengan orang percaya dari segala abad dan tempat. Dalam persekutuan inilah kita menghadapi seluruh tantangan pelayanan Gereja di negeri ini.
Sangat menyejukkan kalau kita memulai hari dengan menyadari bahwa kita berada dalam hubungan-hubungan yang saling menopang dan mendoakan. Seperti yang aku alami dalam pergumulan hidup ini. Hal saling menopang dan mendoakan itu mengatasi jarak antara kita, mengatasi batas wilayah bahkan mengatasi batas Gereja. Suatu kekuatan besar ketika kita menyadari bahwa diri kita, keluarga kita bahkan persekutuan Gereja kita ditopang dan didoakan oleh orang, oleh keluarga bahkan oleh persekutuan Gereja yang lain. Inilah praktek kebersamaan yang berbasis iman. Maka masukilah kegiatan hari ini dalam keyakinan bahwa apapun pergumulan yang dihadapi akan mampu kita selesaikan. Sebab ada orang-orang terkasih, baik dalam silsilah jasmani, maupun dalam garis keturunan rohani yang menyebut nama dan memohon berkat bagi kita ke takhta anugerah Tuhan.
Doa :
Bapa, sadarkan kami untuk juga mendoakan orang lain karena mereka juga mendoakan kami.