Translate

Tuesday, March 1, 2016

Kita tidak bergumul sendiri

Syaloom saudara dan sahabatku, maaf jika aku cukup lama untuk tidak menyapa kalian semua. Aku banyak mengalami pergumulan sejak ibuku meninggal dunia, 31 Januari 2016 yang lalu. Merasa sepi dan sakit hingga aku tak berdaya. Tapi aku merasa terhibur dan punya banyak saudara dan sahabat yang selalu datang menghibur dan mendoakan diriku dan keluargaku.

Seperti seorang sahabatku Lukas 20 : 41 - 44
sampai Ku-buat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu (ayat 43)

          Yesus menjelaskan bahwa pemahaman tentang Mesias sebagai keturunan Daud tidak bisa dilihat dari sudut jasmaniah saja. Kalau Daud sendiri menyebutkan Mesias sebagai Tuannya maka mestinya kita membaca garis keturunan itu dari horizon spiritual. Misalnya dengan mengatakan bahwa kita adalah anak-anak Abraham, itu berarti bahwa kita merupakan pewaris-pewaris iman Abraham. Jadi kita tidak sendirian menghadapai problema masyarakat, bangsa bahkan dunia kita. Kita ada dalam persekutuan Gereja dimana nama kita disebut dan dimana kita saling mendoakan. Ini adalah persekutuan Gereja-Gereja dalam hubungan dengan orang percaya dari segala abad dan tempat. Dalam persekutuan inilah kita menghadapi seluruh tantangan pelayanan Gereja di negeri ini.

          Sangat menyejukkan kalau kita memulai hari dengan menyadari bahwa kita berada dalam hubungan-hubungan yang saling menopang dan mendoakan. Seperti yang aku alami dalam pergumulan hidup ini. Hal saling menopang dan mendoakan itu mengatasi jarak antara kita, mengatasi batas wilayah bahkan mengatasi batas Gereja. Suatu kekuatan besar ketika kita menyadari bahwa diri kita, keluarga kita bahkan persekutuan Gereja kita ditopang dan didoakan oleh orang, oleh keluarga bahkan oleh persekutuan Gereja yang lain. Inilah praktek kebersamaan yang berbasis iman. Maka masukilah kegiatan hari ini dalam keyakinan bahwa apapun pergumulan yang dihadapi akan mampu kita selesaikan. Sebab ada orang-orang terkasih, baik dalam silsilah jasmani, maupun dalam garis keturunan rohani yang menyebut nama dan memohon berkat bagi kita ke takhta anugerah Tuhan.


Doa :
Bapa, sadarkan kami untuk juga mendoakan orang lain karena mereka juga mendoakan kami. 

Monday, February 15, 2016

Kekuatan karakter menilai zaman ini

Syaloom saudara dan sahabatku,
Hari ini aku masih bersama Lukas 12 : 54 - 59,
Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? (ayat 56).

          Untuk menilai seluruh aspek kehidupan di dunia ini diperlukan karakter yang tepat, sebab kita tidak mungkin menilainya dari satu sisi saja entah dari sisi utara, selatan, timur atau barat. Tuhan Yesus minta kita untuk memiliki faham yang jauh lebih besar dan luas untuk menilai apa yang sedang kita hadapi saat ini, didunia kita ini. Krisis sebagai akibat pelayanan itulah waktu (masa) dimana mereka harus memutuskan apakah mereka mempercayai Yesus atau tidak sebagai Tuhan. Sebab menyambut pelayanan-Nya berarti menyambut kedatangan-Nya dan seperti apa kedatangan-Nya itu? Seperti api yang membakar. Perlawanan bisa terjadi, perpisahan bisa terjadi bahkan didalam keluarga sendiri dan istilah apai disini (ayat 49) menggambarkan kekuatan Roh Suci yang menyebarkan injilnya sampai kepelosok dunia.

          Tersebarnya injil itu harus segera disambut dengan karakter yang tepat. Orang tidak boleh bersifat munafik lagi. Orang harus benar-benar jujur terhadap diri sendiri dan terhadap Yesus yang datang ke dunia. Sebab menerima Yesus berarti juga menerima berita injil-Nya, berita sukacita yang menyelamatkan orang-orang yang masih perlu diselamatkan. Memerlukan hati dan jiwa yang bersih untuk mengenal siapa Tuhan Yesus Kristus yang sedang datang. Kesempatan ini terbatas dan waktunya singkat. Untuk itu diperlukan keyakinan dan iman sebagai sumber kekuatan. Aspek keyakinan (kepercayaan) menyangkut pula aspek karakter harus diwujudkan dalam tindakan yang nyata dan itu akan menghasilkan percaya yang sungguh berakar dalam Tuhan Yesus Kristus. Bagaimana dan sampai sejauh mana segala bentuk pelayanan kita selama ini? apakah berkenan kepada Dia? Ini semua menjadi tanggungjawab kita untuk mengalami sentuhan anugerah-Nya yang pasti penuh syukur. Karena kita terbebas dari malapetaka tetapi masuk dan memperoleh keselamatan. Hanya dengan menerima kehadiran Tuhan Yesus Kristus dalam hidup, kita akan selamat.


Doa :
Ya Tuhan Yesus Kristus selamatkan kami dari api neraka yang kekal dan bawalah kami masuk ke dalama kerajaan-Mu yang penuh sejahtera. Amin. 

Saturday, February 13, 2016

Cari yang perlu dicari

Syaloom saudara dan sahabatku, .....
Ibuku pernah berkata dan bertanya kepadaku, bagaimana jika ibu meninggal? Bagaimana dengan kamu dan anak-anakmu? Lalu aku berkata, mengapa mom bertanya seperti itu? Sebab kamu sebagai orang tua tunggal tanpa suami, bagaimana kamu dapat menghidupi dirimu dan anak-anakmu? Aku peluk mom dan ku cium dia. Aku tersenyum dan berkata, mengapa harus takut mom. Aku punya Yesus. Dia adalah sahabatku, tempat bersandar aku dan meminta. Mom tak perlu takut dan cemas. Ibuku hanya dapat terisak mendengar jawabanku. Setelah kepergian ibuku tercinta untuk ke rumah Bapa, ternyata sampai saat ini aku masih tetap setia pada Yesus dan semoga sampai akhir.
Sebab sahabatku Lukas 12 : 22 - 34, berkata :
Tetapi carilah kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu (ayat 31).

         
          Bagi orang pada umumnya, harta merupakan impian dan jawaban atas kesusahan hidup. Namun Yesus melihat akan adanya hal-hal yang tidak baik jika mereka terus berpikir dan beranggapan demikian. Salah satunya : hidup kita tidak akan pernah tenang karena selalu takut hartanya rusak dan hilang. Ketakutan ini pada gilirannya membuat kita bertingkah aneh, antara lain : cepat curiga terhadap orang lain, tidak berani ambil resiko (pindah tempat tinggal/ pindah tempat kerja, bepergian), selalu berpatokan pada perhitungan untung - rugi. Melalui perkataan ini, Yesus sebenarnya sedang mengatasi kekhwatiran kita dan kemudian memberikan harta yang sebenarnya yaitu kerajaan sorga/ keselamatan. Perhatikan : Yesus tidak mengambil harta kita melainkan kekhwatiran kerena itu jangan pernah kita berpikir bahwa aktif di gereja akan menguras harta (Amsal 11 : 24). Sekali pun di gereja banyak jenis persembahan (belum termasuk 'iuran'/ swadaya jemaat) tetapi hanya kepada Tuhan.

          Selanjutnya Yesus menekankan bahwa kita pasti diberi makan, kita pasti 'didandani' oleh Tuhan. Oleh karena itu tidak perlu lagi kita mencari apa yang sudah pasti diberi Tuhan tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Dalam hal inilah Yesus mempertemukan kita dengan apa yang seharusnya kita cari. Sekarang, tetapkan dengan tegas pilihan kita untuk mengabdi kepada Allah dan kebenaran-Nya bukan kepada harta dunia.

Doa :
Bimbing kami dengan Firman dan Roh-Mu untuk mempercayai kuasa Tuhan di saat kami dalam kesukaran dan saat kami dalam keadaan baik-baik saja sebab janji-Mu selalu benar. Amin

Friday, February 12, 2016

Jangan lakukan tiga hal ini

Syaloom saudara dan sahabatku, ......
Sahabatku Lukas 11: 45-54,
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kau sendri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halamg-halangi (ayat 52).

       

            Akibat kecaman Yesus pada orang Farisi seorang ahli Taurat ikut tersinggung (ayat 45). Karena ketersinggunganya itu membuka semua 'aib' berkedok rohani yang selama ini dipraktekkan oleh para ahli Taurat. Yesus membongkar kemunafikan mereka sebab acapkali mereka membebani umat dengan kewajiban yang berat, sementara para tokoh agama saja tidak membantu (ayat 46).; mereka sangat bangga dengan perbuatan nenek moyang Israel, padahal nenek moyang mereka itulah yang membunuh nabi-nabi dan rasul-rasul Allah (ayat 47-51); mereka menimba ilmu banyak namun tidak mempraktekannya dalam hidup se-hari hari. Parahnya lagi, mereka mempersulit orang lain yang juga ingin belajar.

          Dari ketiga hal kita mendapat 'bekal' untuk melanjutkan hidup sehari-hari, antara lain:
Pertama : hari ini kita akan mendapati diri kita dan orang lain melakukan pekerjaan masing-masing secara bersamaan. Yesus mengingatkan kita untuk tidak saling menambah beban satu sama lain jika kita sendiri enggan membantu.
Kedua : hasil dari cara kerja yang curang, licik, tidak jujur dan tidak bertanggung jawab itu tidak layak untuk dijadikan kebanggaan. Jangan bangga jika hari ini kita kembali memakan 'gaji buta' (tetap digaji namun tidak bekerja) ataupun pulang dengan membawa hasil 'jarahan'.
Ketiga : semoga mulai hari ini kita tidak menjadi penghalang berkat bagi orang lain. Selain kita, ada banyak orang yang berusaha hidup benar dan baik di hadapan Tuhan. Akan tetapi, entah sadar atau tidak, kita seringkali malah berusaha menghalang-halangi niat baik orang itu hanya karena kita tidak suka ada orang lain yang lebih baik atau lebih dikerkati dari kita. Mulai pagi ini: jangan lakukan hal-hal seperti itu lagi! Tuhan memberkati ......

Doa :
Pakai kami menjadi saluran berkat bagi sesama sehingga banyak orang hidupnya bersukacita dan menikmati berkat Tuhan hari ini. Amin ....


Waspadalah terhadap kemunafikan

Syaloom saudara dan sahabatku,
hari ini aku masih bersama sahabatku Lukas 12 : 1 - 3,
Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya :"Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafian orang Farisi (ayat 1)

          Apa sih susahnya berbuat dan berbicara apa adanya? Kalau memang kita menginginkan sesuatu dari seseorang, mita saja baik-baik. Tidak perlu memaksakan dengan bersikap manis ataupun memuji-muji berlebihan. Kalau memang kita punya niat jahat atau pun pikiran yang tidak baik, daripada nanti kedapatan orang dan kita lah juga yang akan dipermalukan, lebih baik, buang saja niat jahat dan pikiran kotor itu jauh-jauh. Tidak perlu menjadi munafik !!!!

          Orang Farisi ditampilkan Yesus sebagai orang yang munafik. (Baca jangan lakukan tiga hal ini). Mereka giat menghakimi oramg berdasarkan kewajiban agama padahal supaya mereka diuntungkan baik dalam hal materi (persembahan) maupun status (dihormati orang). Oleh karena itu, demi mengeruk keuntungan, orang Farisi harus bersikap 'seolah-olah' saleh dan terhormat. Yesus katakan : akan ada waktunya semua yang ditutupi itu disingkapkan (ayat 2-3). Seperti ragi yang seolah hilang karena tercampur tepung, namun hasil fermentasinya terhadap tepung tidak dapat disembunyikan. Ragi akan membuat adonan menjadi berkembang.

          Pesan Yesus kepada kita adalah waspadalah terhadap kemunafikan orang yang tersembunyi dibalik segala sikap baiknya. Tentu kita merasa nyaman ketika diperlakukan dengan sopan dan manis oleh seseorang. Kita juga senang jika diberi hadiah oleh orang lain. Kita seringkali kagum terhadap orang-orang yang aktif dalam pelayanan dan saleh dalam peribadahan. Akan tetapi ketika kita tahu bahwa di balik sikapnya itu ternyata ia sangat membenci dan berusaha menyakiti kita. Atau jika ada maksud tertentu, kita akan sangat kecewa. Itulah mengapa Yesus memperingatkan kita untuk tidak cepat terkecoh oleh kemunafikan orang. Dengan demikian, Yesus sedang menjaga kita dari dikecewakan bahkan dirugikan orang. Pada kenyataannya, kita tidak selalu bisa menegur orang yang munafik. Sebaliknya kalau sampai  kita kecewa atau dirugikan oleh kemunafikannya, itu karena kita yang tidak waspada. Yesus sudah memperingatkan kita waspada akan hal itu.


Doa:
Tolonglah kami agar hidupdalam kejujuran dengan pimpinan Roh Kudus sehingga kami dapat berbuat baik tanpa ada maksud jahat aedikitpun. Amin.

Tuesday, February 9, 2016

Keselamatan mereka dan Kebahagiaanku

Syaloom saudara dan sahabatku, .....
Tidak terasa sudah 9 hari ibuku meninggalkanku untuk selamanya, kenangan yang melekat tidak akan terhapus dan aku sudah tidak menangis seperti kemarin. Hidupku memang terasa berbeda tapi aku harus tetap maju dan berjalan demi anak-anakku.
Terlebih lagi sahabatku Lukas 11 : 27 - 28, selalu menyapaku ......
Tetapi Ia berkata : "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya" (ayat 28)

          Dari pernyataan perempuan itu, tersirat bahwa ketika ia menyimak pengajaran Yesus, ia sedang menghayati setiap perkataan dan tingkah laku Yesus kepada dirinya secara pribadi. Bisa jadi, ia sebenarnya sedang membayangkan : andai dirinya mempunyai anak kandung seperti Yesus, pastilah ia merasa sangat bangga dan berbahagia.

          Sekarang gantian (dengan perempuan itu) : mari kitalah yang berandai-andai : jika kita memiliki anak kandung seperti Yesus, kira-kira apa yang akan kita lakukan ? Akankah kita sibuk memberitahu setiap orang kian kemari bahwa orang yang terkenal itu adalah anak kandung kita? Akankah kita tergoda untuk memperlihatkan kepada semua orang bahwa orang 'yang berpengaruh' seperti itu tetap saja 'tunduk' kepada kita, ibu kandungnya? Jika andai-andai ini kita teruskan, yang muncul malah hal-hal yang tidak baik, seperti kesombongan dan ego sentris. Itulah mengapa Yesus mengatakan bahwa yang seharusnya berbahagia bukan hanya ibu kandung-Nya saja tetapi setiap orang yang mendengar ajaran-Nya lalu melakukannya.

          Dalam bergereja, tak sedikit orang bertingkah seperti perempuan ini : mengagumi dan memuji sang pelayan Firman; pelayanannya disanjung-sanjung karena melayani dengan penuh perhatian, namun si pemuji sendiri tidak melakukan apa yang diajarkan kepadanya. Hidupnya tetap dalam dosa dan enggan bertobat. Bukankah hal ini sangat janggal; ajaran sang pelayan firman tidak dilakukan justru oleh orang-orang yang katanya mengagumi dan melayaninya. Sungguh, kenyataan ini bukanlah sesuatu yang membahagiakan apalagi menjadi kebanggaan  bagi si pelayan Firman. Yesus membangunkan kita : kekaguman saja tak cukup!' Tetapi melakukan Firman, itulah yang paling utama. Letak kebahagian yang sesungguhnya dari seorang pelayan Firman, adalah ketika ajarannya dapat memperbaharui diri dan hidup banyak orang.

Doa :
Kami bersyukur sebab Firman yang diberitakan hamba-Mu mengajarkan kami berlakukan benar dalam kata dan tindakan serta bersyukur senantiasa hari demi hari.

Thursday, February 4, 2016

Kunci kebahagiaan sejati

Syaloom saudara dan sahabatku,

       
          Banyak yang aku hadapi dalam hidup ini, aku seorang diri dan aku merasa sendiri sejak ibuku tercinta, terkasih telah pulang kembali ke pangkuan Bapa di surga. Tangis, kesedihan begitu melekat di diriku, canda, tawa dan semua kegiatanku selalu terkait dengan ibuku terkasih. Aku tak dapat menerima kenyataan itu, tapi semua itu nyata. Minggu pagi, 31 Januari 2016 adalah minggu yang cerah dan damai. Aku bangun dengan senyum di wajahku, ibuku juga sudah bangun dan sudah membuat minuman kesukaannya, white kopi. Lalu kami bercerita banyak tentang kesaksian Yesus yang terjadi dalam kehidupan setiap manusia. Tapi ternyata itu adalah berbincangan terakhir kami. Sebab pada saat aku ke toilet, ibuku tersedak dan tidak dapat bernafas karena penyakit asmanya. Dokter pun gagal untuk menolongnya dan aku hanya dapat menangis karena menanti mujizat.

          Saudara dan sahabatku, aku tersedu dan meratap karena ibuku sudah tiada, tapi aku harus maju dan percaya bahwa kita akan bertemu kembali di sana, di tempat Allah Bapa yang Maha Kuasa. Sebab di sana ada kebahagiaan sejati. Dan saudaraku Matius 5 : 1 - 12 pun berbisik kepadaku :
Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya : (ayat 2)

          Siapakah yang tidak ingin bahagia? Setiap orang pasti ingin bahagia dan mereka akan mengupayakan berbagai hal untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup. Bagaimana kunci bahagia menurut Tuhan Yesus? Penulis Injil Matius memaparkan kepada pembacanya dan juga kepada umat percaya saat ini, bagaimana kunci menikmati kebahagiaan yang sejati.

          Dalam khotbah perdana diawal pelayanan-Nya, Tuhan Yesus mengungkapkan 3 kunci kebahagiaan sejati, yaitu :
1. Kebahagiaan dapat dinikmati dalam berbagai situasi termasuk yang tidak menyenangkan bahkan      menyakitkan/ membuat menderita asalkan terus mempercayai Allah, berserah dan bersandar pada    Allah (ayat 2, 4, -6, 10-11).
2. Sikap lemah lembut, selalu berbagi kasih dengan sesama, suci hati (tidak merancang hal-hal jahat  kepada sesama atau menyimpan hal-hal buruk dalam hati), senantiasa mengupayakan kedamaian  adalah sikap dan perilaku yang akan membuat mereka yang memiliki dan melakukannya berbahagia  dan mereka layak disebut sebagai anak-anak Allah (ayat 5, 7 - 9).
3. Sikap dalam menghadapi pergumulan/ penderitaan karena iman adalah bersuka cita, bergembira  atau dengan kata lain bersyukur karena mereka adalah yang memiliki Kerajaan Sorga. Ini berarti  bahwa mereka akan menang dan akan menjadi warga Kerajaan Allah (ayat 10 - 12).

           Mau berbahagia dalam hidup ? Percaya pada Allah, berserah pada tuntunan-Nya, taat akan firman-Nya dan bersyukur untuk setiap hal yang dialami dalam hidup, baik senang mau pun susah.
 Selamat menjalani hari dalam kasih Tuhan.

Doa :
Ya Tuhan, kami rindu menikmati kebahagiaan yang sejati. Mampukan kami mengerti dan melakukan firman-Mu agar kami dapat merasakan kebahagiaan itu dan membaginya kepada siapa pun yang berada bersama dengan kami. Amin.

Saturday, January 30, 2016

Jangan memberi peluang dan hiduplah di dalam kasih

Syaloom saudara dan para sahabatku,
Hari ini aku berjumpa dengan 2 Yohanes 1 : 4 - 11; dia mengatakan --->

  • Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya (ayat 8)
  • Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintahNya (ayat 6a)


          Menjadi orang percaya yang taat adalah kerinduan setiap orang, namun selalu ada godaan dan tantangan yang mengganggu kita dalam mewujudkan ketaatan itu sepenuhnya. Godaan itu terkadang begitu menarik sehingga hampir kita tak sanggup untuk menolaknya. Rasul Yohanes mengingatkan jemaat agar bertahan dengan Iman yang teguh pada Kristus sebab banyak penyesat yang bisa datang untuk mempengaruhi mereka. Kewaspadaan dalam keteguhan Iman menjadi penting.

          Sikap waspada adalah sikap kehati-hati-an terhadap berbagai informasi atau masukan yang kita dengar di sekitar kita. Waspada menjadikan kita lebih selektif untuk menerima apa pun yang di tawarkan kepada kita. Saat ini banyak informasi yang dengan mudah kita dapat, namun bagaimana kita menyikapi setiap informasi itu supaya kita tidak mudah dipengaruhi, termasuk di dalamnya kebenaran Firman Tuhan. Ada banyak cara untuk mempenagruhi orang percaya agar tidak lagi taat kepada Kristus. Ajakan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang menguras tenaga dan pikiran kita, serta menyita waktu kita sehingga sering kita tidak punya waktu untuk keluarga apa lagi untuk Tuhan.

          Penyesat modern menjelma dengan cara yang lebih rapih dan menarik. Ajakan rapat di luar jam kerja, berujung pesta sampai larut malam, Kegiatan reuni yang sering diikuti membuat banyak orang kembali pada masa lalu dan lupa tanggung jawab pada masa kini, bahkan kegiatan organisasi gereja yang menyita waktu sehingga keluarga terabaikan. Jadi bagaimana kita sebagai orang tua untuk menyikapi kondisi yang seperti ini ? Dan apa yang menjadi sukacita orang tua seperti kita ?

          Yaitu ketika ia melihat anak-anaknya tumbuh dengan baik, dan melakukan kebenaran dalam hidup mereka. Sukacita itu dirasakan karena didikan, nasihat, bimbingan yang diajarkan dapat diterima dan dilakukan oleh anak-anak. Maka kita sebagai orang yang percaya pada Kristus harus dapat melakukan Firman Tuhan dan membuahkan kehidupan yang saling mengasihi sebagai persekutuan anak-anakTuhan walau pun ada pengajaran-pengajaran lain yang berkembang di sekitar kita.

          Keluarga adalah wadah atau tempat pembinaan dimana Firman Tuhan diajarkan, kasih dan kesetiaan dipraktekkan. Membangun kehidupan keluarga yang saling mengasihi menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidik dan meneladankan Kasih Tuhan bagi anak-anak dalam keluarga. Tentunya dalam pengharapan bahwa Tuhan memberkati anak-anak untuk memelihara setiap didikan itu dalam hidup mereka.

          Saat ini banyak orang tua yang bergumul dengan persoalan anak remaja terkait dengan ketaatan dan kesediaan untuk melakukan kebenaran. Kenyataan bahwa dunia disekitar pertumbuhan anak remaja menawarkan banyak pilihan yang begitu menarik : Gadget, game online, sinetron yang tidak mendidik. Diusia yang masih labil si remaja mudah mengadopsi apa yang mereka temukan di luar rumah dan mempraktekkanya. Firman Tuhan menolong kita untuk tetap menjalani tanggung jawab sebagai orang tua untuk mendidik dan memberi waktu kita untuk melayani anak-anak dengan penuh kasih.

          Kasih yang mewarnai setiap percakapan kita bersama anak-anak, kasih yang memungkinkan kita bersabar dengan berbagai perubahan diri mereka, kasih yang menjadikan kita bukan saja orang tua tapi juga sahabat bagi anak remaja kita. Mari kita mengenakan Kasih Kristus untuk melayani keluarga kita, membesarkan anak-anak kita, meneladankan kasih Tuhan untuk kebaikan kelaurga kita.

          Karena itu kita diingatkan agar jangan memberi kesempatan pada setiap ajakan, tapi selektif dan berani menolak jika itu tidak membangun kehidupan rohani kita. Keberanian untuk menyikapi setiap ajakan adalah sikap Iman yang lahir dari kesediaan untuk taat pada kebenaran Firman yang menjadikan hidup kita fokus melakukan kehendak Tuhan.

Doa :
Tolong kami Tuhan untuk menjadi orang tua yang terus memiliki kasih Kristus dalam memelihara rumah tangga kami dan berilah kami hikmat untuk semakin bijak menjalani hidup dlam kehendak Tuhan. Amin ....

Monday, January 25, 2016

Mencari Tuhan dalam kebenaran

Saloom saudara dan sahabatku, ...
Hari ini aku masih bersama Yohanes 6 : 25 - 33
Jawab Yesus kepada mereka : "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah" (ayat 29).


         
           Usaha banyak orang untuk mencari dan menemukan Yesus adalah usaha yang patut diacungkan jempol, namun sayang motivasi mereka untuk berjumpa dengan Tuhan adalah motivasi yang keliru. Yesus tahu apa yang mereka inginkan dari-Nya, mereka datang karena urusan "perut" bukan datang untuk mencari "kehidupan kekal". Tentunya urusan perut dan kehidupan kekal adalah 2 hal yang sangat berbeda. Urusan perut terkait dengan kenikmatan sesaat, sementara hidup kekal adalah nikmat yang datang dari kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus.

          Kata Yesus kepada mereka : "bekerjalah bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan yang dapat bertahan sampai kepada hidup yang kekal". Banyak orang bekerja dan berusaha dengan tekun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan untuk memenuhi keinginannya. Apakah mereka puas ? Tidak ! Sebab dari waktu ke waktu kebutuhan dan keinginan itu semakin meningkat sehingga mengakibatkan kerja serta usaha pun semakin ditingkatkan. Pada situasi ini tentunya fokus kita adalah upaya-upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, sementara kedekatan dengan Tuhan hanyalah kewajiban keagamaan tanpa makna. Ibadah-ibadah kita pun menjadi tuntutan kepada Tuhan agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan keinginan kita.
     
          Yesus tahu apa motivasi kita untuk mencari-Nya, Ia mau kita datang untuk beribadah dan bersyukur kepada-Nya sang pemberi berkat itu. Ia tahu menyediakan bahkan memenuhi kebutuhan kita, Ia tahu memelihara kehidupan yang dikaruniakan-Nya bagi kita. Mari kita mencari Tuhan selama Ia berkenan ditemui, berserulah kepada-Nya selama Ia dekat (Yesaya 55 : 6), sehingga kita dapat merasakan kuasa kasih-Nya yang memelihara hidup kita.

Doa :
Berikan kami hati yang percaya pada-Mu Tuhan, sebab Engkau Allah yang baik bagi kami.

Jangan takut

Syaloom saudara dan sahabatku, .....
Malam ini aku berjumpa dengan Yohanes 6 : 16 - 21,
Tetapi ia berkata kepada mereka : "Aku ini, jangan takut" (ayat 20)

          Murid-murid menjalani hari yang panjang bersama Yesus dalam safari pelayanannya. Ada banyak tanda-tanda ajaib yang Yesus lakukan dan disaksikan langsung oleh para murid. Ada banyak pangajaran, nasihat yang mereka dengar dari Yesus, bahkan para murid dilibatkan Yesus dalam pelayanan termasuk menyediakan makanan bagi 5000 orang yang mengikuti-Nya.

          Semua kegiatan pelayanan ini nampak mengesankan sekaligus melelahkan bagi mereka, sehingga ketika hari menjelang malam dan mereka harus menyebrangi danau menuju Kapernaum, para murid berada dalam kondisi lelah dan tidak fokus. Ketika hari mulai gelap, laut bergelora karena angin kencang, dan saat itu hanya ada para murid tanpa Yesus. Ketidak hadiran Yesus membuat para murid gelisah dengan kondisi alam yang cukup menengangkan, namun setelah mereka semakin ketengah danau, mereka melihat Yesus berjalan diatas air dan menghampiri mereka. Suasana malam dan cuaca yang buruk, sebenarnya tidaklah menakutkan mereka sebagai nelayan, namun saat melihat bayangan orang berjalan di atas air membuat mereka ketakutan, pikir mereka itu hantu. Namun Yesus menghampiri mereka dan berkata : "Aku ini, jangan takut". Suara Yesus dan kehadiran-Nya membuat para murid tenang. Mereka bisa menempuh perjalanan malamitu bersama Tuhan dan sampai di tujuan.

          Perjalan kehidupan sering membuat kita menjadi pesimis bahkan ketika pergumulan, masalah dan tantangan datang, kita menjadi takut. Pada saat ketegangan itu kita alami maka kehadiran Yesus menjadi sangat berarti. Belajar dari para murid yang takut saat bayangan malam menghampiri mereka, namun kahadiran Yesus melegakan dan menolong mereka. Maka saat kita berjalan bersama Yesus dan mengandalkan kuasa-Nya yang dahsyat akan menenangkan kita untuk menjalani hidup ini. Hadirkan Yesus dalam hidup kita sehingga penyertaan-Nya menolong kita menjalani perjalanan hidup dalam Kasih-Nya.

Doa :
Berikan kami penyertaan-Mu Tuhan dalam menjalani hidup ini. Amin

Sunday, January 24, 2016

Salam damai sejahtera

Syaloom saudara dan sahabatku, .....
Aku masih berada di Efesus 6 : 23 - 24, hujan dan angin masih menerpa sehingga aku ak dapat pergi kemana-mana ....
Damai sejahtera dan kasih dengan iman dari Allah, Bapa dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai sekalian saudara. (ayat 23)

          Bagaimana kepedulian yang sejati itu? Buah dari kepedulian sejati adalah Damai Sejahtera ! Ada cerita menarik bagi kita pada malam hari ini. Pada suatu hari seorang raja membuat lomba melukis dengan judul "Damai sejahtera". Maka para pelukis tersohor dari negeri-negei lain berdatangan. Mereka diberi waktu tiga hari. Yang terbaik akan aku beri hadiah kata sang raja. Tiga hari kemudian ada tiga pelukis yang berhasil menyelesaikan gambar mereka dan memberikan kepada sang raja.

          Lukisan 1 : Sebuah danau biru yang bening dengan ikan yang banyak dan ditengah-tengah terdapat perahu kecil dan seorang yang sedang bersiul memancing dengan udara sepoi-sepoi dan langit biru yang cerah. "Inilah damai sejahtera" kata pelukis pertama.

          Lukisan 2 : Sebuah gunung yang hijau, udara khas yang sejuk dengan sawah-sawah, matahari yang cerah, pohon yang rindang dan dua orang sedang duduk di bawah pohon sambil tertawa bahagia. "Inilah damai sejahtera" kata pelukis kedua.  

          Lukisan 3 : Laut yang luas berwarna hitam karena sedang terjadi badai, ada angin topan, langit yang gelap dengan sambaran petir di mana-mana. Sebuah batu karang yang diterjang ombak. Langit hitam pekat bahkan terlihat abstrak karena warna yang dipakai hanya warna gelap, tapi terdapat 1 batu karang yang ada lubang, di dalamnya terdapat seekor burung pipit sedang bersiul riang. "Inilah damai sejahtera" kata pelukis ketiga.

          Aku setuju dengan lukisan tiga, kata Raja. Damai sejahtera bukanlah di mana kita sedang dalam keadaan atau posisi nyaman-nyaman saja tanpa masalah, itu namanya comfort zone. Damai sejahtera adalah seseorang yang tetap bisa tersenyum ketika badai masalah datang menerpanya.

          Paulus juga menunjukkan hal yang sama, dengan menyampaikan salam damai sejahtera untuk Jemaat di Efesus. Biarlah Damai itu kita bagikan kepada semua orang sehingga mereka yang sudah percaya bersukaria atas karya Allah dalam kehidupan mereka dan bagi mereka yang belum percaya mereka pun bisa merasakan bagaimana cinta kasih Tuhan yang tidak terbatas dan yang sempurna untuk semua orang.

Doa :
Tuhan Yesus ajarlah kami untuk berdamai dengan diri kami sendiri, dengan sesama dan dapat membawa damai yang dari pada-Mu kepada orang-orang yang belum berdamai. Amin

Saturday, January 23, 2016

Kepedulian Sejati

Syaloom saudara dan sahabatku,
siang hari ini aku masih berada di kota Efesus 6 : 21 - 22; walau dari kemarin diguyur hujan tapi kota ini tetap semangat ....
Supaya kamu juga mengetahui keadaan dan hal ihwalku, maka Tikhikus, saudara kita yang kekasih dan pelayan yang setia di dalam Tuhan, akan memberitahukan semuanya kepada kamu (ayat 21).

                 
            Jika kita peduli dan memperhatikan orang-orang yang dekat dengan kita, yang juga selalu memperdulikan kita, semua yang kita lakukan itu adalah hal yang biasa. Tetapi jika kita bisa sangat  peduli kepada oang-orang yang tidak terlalu kenal, saudara bukan dan temanpun tidak, ini baru sikap yang luar biasa, yang seharusnya ada dalam diri para pengikut Kristus.

            Berbicara mengenai kepedulian, rasul Paulus merasakan buah kepedulian yang tergambar nyata dari jemaat Efesus. Ketika mendengar Paulus di penjara, jemaat Efesus menjadi khawatir dan berusaha untuk mendapatkan info mengenai keberadaan serta kondisi dari Paulus. Wujud terima kasih atas kepedulian yang diterimanya, Paulus mengutus Tikhikus menyampaikan kabar keadaannya sekaligus mengantarkan surat untuk jemaat Efesus. Paulus dengan tulus menyanjung Tikhikus sebagai saudara seiman juga pelayan yang setia dalam Tuhan yang turut ambil bagian membantu Paulus dalam memberitahukan kebenaran Firman Tuhan. Kehadiran Tikhikus pun menjadi penghibur bagi jemaat Efesus yang sedih dan cemas atas keadaan Paulus. Padahal Paulus sendiri keadaannya baik-baik saja di dalam penjara. Pemenjaraannya bahkan telah menyebabkan kemajuan injil dimana banyak orang makin percaya serta mau menjadi saksi kebenaran Injil Kristus (lihat Filipi 1 : 12 -14).

          Bacaan ini mengajarkan kita untuk memiliki kepedulian antara satu dengan yang lain. Kepedulian yang ditunjukkan pun bukan untuk memperoleh pujian dari orang lain. Ada kata-kata bijak yang mengatakan : Kita tidak boleh minta dilayani, tetapi harus melayani.! Kita tidak boleh hanya mau menerima, tetapi harus memberi. Marilah belajar dari Jemaat Efesus dan juga Paulus yang hidup dalam kepedulian yang sejati maka kita mampu menjadi pembawa damai.

Doa :
Tuhan Yesus ajarlah kami menjadi anak-anak terang yang memancarkan kasih-Mu.

Friday, January 22, 2016

Taat dan Kasih

Syaloom saudara dan sahabatku,
Hari ini aku berada di kota Efesus 6 : 1 - 9, di sana banyak sekali orang tua yang menyayangi anak-anaknya, demikian juga para anak menyayangi orang tuanya.
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena seharusnyalah demikian. (ayat.1)

          Orang tua adalah sahabatku! Alkitab mengatakan bahwa kita harus menghormati orang tua. Menghormati bukan berarti tidak dapat bersenda gurau. Menghormati bukan berarti menunduk-nunduk tapi dalam hati kesal dan muka cemberut. Bukan pula selalu menyetujui pendapat mereka, tetapi dongkol. Lebih baik mengusulkan perubahan dari pada menaati perintah sambil marah-marah.
Pengertian 'menghormati' mempunyai nada yang positif dalam sepuluh titah. Kata 'hormatilah' dalam bahasa Ibrani digunakan kata 'kabad' yang berarti 'akuilah kewibawaan' atau 'hargailah'.

          Menghormati orang tua bukanlah sekadar kewajiban, tetapi merupakan hak istimewa. Sebagai anak, kita menghormati mereka dalam bentuk ketaatan. Sebagai orang dewasa, kita menghormati mereka dengan cara menelepon, mengunjungi, serta mempedulikan mereka, hal ini tentu membutuhkan pengorbanan diri dari kita sebagai orang tua.

         
           Dalam ayat 1-2 dengan tegas Paulus memperingatkan kepada anak-anak untuk taat dan menghormati orang tua, karena ini merupakan perintah yang penting seperti nyata dalam janji-Nya supaya kelak anak-anak berbahagia dan panjang umur (lihat keluaran 20 : 12). Sebaliknya, Paulus juga menerangkan tentang tugas orang tua sebagai pendidik, yaitu mendidik anak-anak dalamkasih. Jangan sampai didikan orang tua menimbulkan amarah bagi anak-anak (ayat 4). Didikan orang tua seperti kasih Yesus kepada umat yang dikasihi-Nya. Ayat 5-9 Paulusjuga memperingatkan bagaimanakah membangun relasi antara masing-masing pribadi dengan orang lain, antara tuan dan hamba. Ada timbalbalik positif yang terwujud nyata dalam tindakan taat, menghormati dan saling menghargai (bandingkan Matius 7 : 12a).

           Begitu juga antara para pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinnya. Terlebih lagi yang paling utama adalah bentuk ketaatan dan penghormatan yang kita tujukan untuk Tuhan, bukan karena ingin mendapatkan imbalan tetapi sebagai buah ungkapan syukur kita atas kasih dan anugerah-Nya dalam kehidupan kita.

Doa :
Tuhan Yesus ajarlah aku menghormati dan mengasihi orang tuaku dan tidak menyia-nyiakan mereka dimasa tuanya.