Translate

Wednesday, May 25, 2016

Hidup dalam Kasih

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya untuk hari ini? semoga masih ada berkat kasih karunia pada anda semua, sehingga kita dapat saling berbagi kasih di dalam Tuhan kita melalui Kasih Yesus. Hari ini aku bersama sahabatku 1 Yohanes 4 : 13 - 16, salah satu murid yang paling disayang dan paling dekat dengan Yesus.

Allah adalah kasih, dan barang siapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia (ayat 16b).

          Kita sangat yakin bahwa jika seseorang percaya kepada Allah di dalamYesus Kristus, itu merupakan hasil karya Roh Kudus. Pernyataan ini sangat jelas ketika seseorang menerima sakramen baptisan. Pelayan menyebutkan dengan lengkap nama orang yang akan dibaptis dan menyatakan bahwa (sejak saat itu) orang tersebut bukan lagi milik dirinya sendiri tetapi telah menjadi milik Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus.
       
          Dengan demikian, berarti orang tersebut tidak semata-mata dikendalikan oleh kehendaknya sendiri saja, tetapi diwarnai oleh kehendak Allah. Salah satu kehendak Allah adalah agar kita yang percaya kepada-Nya dan selalu hidup dalam"kasih". Mengapa? Sebab Allah sendiri adalah Kasih, Dialah sumber Kasih; jadi barangsiapa yang menyatakan diri sebagai "milik" Allah maka Roh Allah diam di dalam dirinya dan karena itu ia selalu terdorong untuk melakukan tindakan kasih. Contoh yang sangat jelas adalah Yesus Kristus. Dia adalah Anak Allah dan karena itu seluruh perkataan, pikiran, tindakan dan pelayanan-Nya bahkan saat menjelang kematian-Nya pun, Ia tetap memancarkan kasih itu. Bagaimana mungkin seseorang yang tergantung di atas kayu salib masih mendoakan orang-orang yang menyiksa dirinya? Sementara kita yang secara tidak sengaja terkena pukul oleh teman kita, kita sudah baku hantam, adu mulut, atau bahkan semua nama binatang keluar dari mulut kita. Jadi tanpa karya kasih Allah yang bekerja di dalam diri-Nya, hal itu mustahil terjadi.

          Saat ini Yesus juga menyapa kita lewat firman-Nya, sudahkah kita berdasarkan "kasih"? Sudahkah "kasih" itu kita nyatakan dalam keseharian kita ditengah keluarga kita, dalam jemaat atau terhadap tetangga kita? Memang hal ini tidak mudah namun jika kita terus meminta pertolongan Roh Kudus, niscaya kita dapat melakonkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berjuanglah terus dalam perjuangan imanmu, karena di sanalah "kasih" Kristus dinyatakan, dirasakan dan disaksikan oleh orang-orang di sekitarmu.

Doa :
Ya Tuhan, kuatkanlah kami untuk terus berjuang menyatakan kasih dalam tuntunan kuasa-Mu.

Sunday, May 22, 2016

Beriman dalam kerendahan hati

Syaloom saudara dan sahabatku,  apa kabarnya untuk hari ini, hari minggu yang cerah da matahari bersinar terang, puji syukur kepada Tuhan karena masih memberi kesempatan kepadaku untuk menulis di blog Love_Life. Hari ini aku masih bersama sahabatku Paulus di kota 1 Korintus 2 : 11 - 16. 

Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita (ayat 12).

          Di kota Korintus ini sahabatku Paulus pernah tinggal beberapa waktu lamanya untuk memberitakan Injil Yesus Kristus (lihat Kisah Para Rasul 18 : 1 - 17). Oleh karena itu ia mengenal jemaat Korintus. Tetapi dari beberapa sahabatnya, ia mendengar bahwa ada sekelompok orang dalam jemaat tersebut yang meragukan pengajaran yang disampaikannya.

          Dan Paulus dengan jujur mengatakan bahwa ia memang tidak pandai menggunakan kata-kata yang indah atau menggunakan hikmat manusia (1 Korintus 2 : 1), sebagaimana rekannya - Apolos, seorang pengajar Yahudi yang terkenal fasih lidah dan karena itu dipuja-puja melebihi Paulus.
     
          Paulus menyayangkan sifat beberapa anggota jemaat, yang suka membanding-bandingkan dirinya dengan Apolos dan rekan-rekan pelayan lainnya sehingga terjadilah perpecahan di dalam jemaat (1 Korintus 1 : 10 - 17). Aku jadi berdiri termenung, sebab dalam dunia sekarang pun kita sebagai jemaat masih suka membanding-bandingkan pendeta yang satu dengan lainnya. Dengan sikap yang demikian maka akan menjadi awal terjadinya ketegangan, perselisihan bahkan "perpecahan" di dalam jemaat.

          Oleh sebab itu, rasulPaulus dengan segala kerendahan hati ingin meyakinkan jemaat bahwa apa yang ia sampaikan bukanlah semata-mata berasal dari dirinya sendiri, atau karena kepandaiannya, melainkan ia terima dari Roh Allah.

          Jika ada di antara jemaat yang masih ragu, berarti mereka tergolong "manusia duniawi" - yang suka menilai segala sesuatu menurut ukuran-ukuran manusia (kepandaian, kefasihan) dan karenanya, sulit mengerti tentang kebenaran. Sebab hanya dengan kerendahan hati, iman dapat bertumbuh dan kebesaran Allah terus dinyatakan.

Doa :
Ya Kristus, ajarlah kami mensyukuri dan menghargai setiap pelayan yang Engkau utus di tengah-tengah persekutuan kami, agar kami tidak terjebak pada kesombongan dan pengandalan diri. 

Monday, May 16, 2016

Kura-kura dalam perahu

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan hari ini? Apakah semua baik dan sehat ? Semoga Tuhan memberkati kita umat-Nya. Hari ini aku berada di Kisah Para Rasul 2 : 22 - 28. Di sini aku bicara tentang orang yang sudah tahu tapi pura-pura tidak tahu.

Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazareth, seorang yang telah ditentukan Allah, ..... seperti yang kamu tahu (ayat 22).
     
          "Sudah tahu, tetapi berpura-pura tidak tahu" itu arti dari sebuah peribahasa kura-kura dalam perahu. Peribahasa ini menunjukkan pengabaian terhadap suatu kebenaran yang telah ia ketahui, entah berkenaan dengan peristiwa, situasi ataupun pernyataan tertentu.

          Seperti Petrus, pada hari Pentakosta, atas dorongan Roh Kudus berkhotbah tentang Yesus. Menurut Petrus, yang ia bicarakan adalah Yesus dari Nazareth, yakni Pribadi besar yang sangat dikenal. Sebab Yesus melakukan banyak mujizat-mujizat di hadapan orang banyak. Mereka seharusnya tahu siapa Yesus, sebab banyak orang yang menjadi pengikut-Nya dan menjadi berita yang menggemparkan. Menurut Petrus, mereka tahu tentang Yesus tetapi mereka sendiri menolak-Nya dan bahkan menyalibkan serta membunuh-Nya (bandingkan ayat 22-23). Pernytaan Petrus ini menunjukkan bahwa Petrus meyakini mereka tahu benar bahwa Yesus tidak bersalah, bahkan melakukan banyak kebenaran dan kebaikan, tetapi seakan-akan mereka tidak tahu alias pura-pura tidak tahu, sehingga menuduh-Nya bersalah dan membunuh-Nya.
       
          Tetapi sebenarnya, ada hal yang mereka tidak tahu, dan ini harus diberitahukan oleh Petrus melalui Khotbahnya. Yesus yang mereka bunuh lewat penyaliban, sesungguhnya telah bangkit, dan kematian tidak berkuasa atas-Nya (bandingkan 24). Inilah berita penting yang mereka belum tahu, dan karena itu Petrus memberitahukan itu.

         Berbeda dengan orang-orang Yahudi di zaman itu, kita telah tahu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Ia telah mengalahkan maut dan menebus kita untuk diselamatkan. Bukankah berita ini sudah kita tahu? Tetapi bukankah masih saja ada orang yang katanya percaya pada Kristus namun masih bersigap bagaikan "Kura-kura dalam perahu",pura-pura tidak tahu? Sikap pura-pura tidak tahu tersebut terwakili dengan sikap hidup, pola laku, tutur kata yang tidak mencerminkan diri sebagai pribadi yang diselamatkan. Kalau kita yakin telah diselamatkan, bersikaplah sebagaimana orang yag telah diselamatkan dan jangan seperti kura-kura dalam perahu!!

Doa :
Roh Kudus, tolonglah kami mengerjakan KEBENARAN itu dan kiranya berkat anugerah Kau limpahkan kepada kami serta lingkungan kami. 

Saturday, May 14, 2016

Membangun karakter Kristiani

Syaloom saudara dan sahabatku, apakabarmu hari ini? Semoga dalam keadaan baik dan sehat selalu. Hari ini aku berada di Roma 15 : 7 - 13, di sini kita akan membangun karakter Kristiani yang sejati.

dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan (ayat 12b).

          Hari ini kita bicara sebagai pribadi, keluarga dan gereja, kita harus saling melayani, saling menerima serta saling membangun demi pertumbuhan iman. Dengan demikian gereja akan menjadi kuat dan semakin bertumbuh bagi kemuliaan Tuhan.
       
          Rasul Paulus melanjutkan nasihatnya agar setiap umat Kristen yang ada saat itu menghargai perbedaan asal usul anggotanya. Seperti Tuhan Yesus yang telah menjadi pelayan orang-orang Yahudi Kristen, untuk mengkokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang bangsa Yahudi. Selain itu, Yesus juga, oleh karena rahmat-Nya, menerima bangsa-bangsa lain untuk memuliakan Allah.

          Dengan mengutip Yesaya 11 : 10, nubuatan tentang Raja Damai yang akan datang,menunjuk kepada kedatangan Yesus yang juga membawa damai dan keselamatan untuk bangsa lain. Jadi, umat Kristen Yahudi di Roma, patut mengerti dan menghayati anugerah Allah dalam pekerjaan Yesus Kristus. Keselamatan dimulai dari umat Israel sesuai ikatan perjanjian dan mereka patut menjadi teladan yang memungkinkan segala bangsa juga menerima keselamatan Kristus.
       
          Berbicara perbedaan, seharusnya disertai dengan pemahaman tepat untuk menghargai satu dengan yang lain. Perbedaan tajam yang cenderung merusak persekutuan, seperti : kedewasaan rohani, tingkatan ekonomi, pendidikan, latar belakang etnis budaya dan lain-lain. Inilah tantangan gereja, yang harus dijawab dengan membangun karakter kristiani yang kuat. Yesus saja menganggap semua orang penting dan perlu diselamatkan, mengapa kita memilih-milih ? Mengapa kita sulit sehati dan satu suara? Jika Kristus saja menerima semua orang yang datang kepada-Nya, mengapa kita sulit menerima saudara-saudara kita yang berbeda dengan kita? Karena itu, marilah bertindak sesuai karakter Kristiani agar orang lain memuliakan Tuhan Yesus. Dapatkah kita melakukannya? Jawabannya berada pada hati dan tindakan saudara.

Doa :
Tuhan Yesus, tolonglah gereja-Mu membangun karakter Kristus, agar segala bangsa mengenal Engkau.

Monday, May 9, 2016

Doa Yesus yang penuh Kasih

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan pagi hari ini? Apakah sudah segar kembali setelah menikmati liburan nasional dan akhir minggu? Pastinya sudah semangat lagi ya, dan yang pasti akan bekerja kembali dengan baik dan giat. Hari ini aku bersama Yohanes 17 : 13 - 19.

Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia (ayat 18).
         
          Pagi hari ini kita akan merenungkan sebuah doa, dimana Yesus berdoa untuk para murid-murid-Nya, termasuk kita sebagai umatnya yang percaya. Yesus tahu betul situasi dan masa depan para murid-Nya (Yohanes 16 : 2, 33). Mereka akan mengalami kesulitan, penganiayaan, dikucilkan karena beriman kepada-Nya. Oleh karena itu, Yesus berdoa kepada Bapa-Nya, supaya para murid-Nya diberi kekuatan atas tantangan serta kebencian dunia (ayat 14). Orang yang beriman kepada Yesus, bukan berasal dari dunia (ayat 15 - 16). Yesus meminta agar Bapa jangan mengambil mereka dari dunia, akan tetapi mereka perlu dilindungi dari yang jahat di dunia ini.

          Yesus mengutus para murid-Nya ke dalam dunia (ayat 18) agar memperkenalkan Yesus kepada semua orang. Oleh karena itu mereka harus dikuduskan dalam kebenaran, sebagaimana Yesus sendiri sudah menguduskan diri-Nya bagi para murid-Nya (ayat 19). Dengan demikian, sukacita dari Yesus memenuhi diri para murid-Nya, sehingga mereka semua siap menjalankan tugas menyampaikan firman kebenaran Allah bagi dunia ini.
         
Doa adalah kesempatan kita untuk senantiasa melakukan percakapan dan hubungan akrab dengan Tuhan Allah. Pada umumnya kita yang menaikkan doa kepada Allah untuk semua permohonan dan ucapan syukur kita. Nas ini memperlihatkan bagaimana kasih Tuhan Yesus besar bagi para murid-Nya. Yesus berdoa kepada Bapa dan memohon agar umat percaya dikuduskan, dikuatkan dan dipelihara bahkan diutus ke dunia untuk terus menyampaikan firman kebenaran-Nya. Bersyukurlah,Yesus mau berdoa untuk kita. Sudahkah kesempatan doa-doa kita, terpanjat syukur bagi kemuliaan Yesus? Doa kita, doa Gereja, kiranya membangun semangat yang kuat dan penuh sukacita membawa kebenaran bagi bangsa dan dunia.

Doa :
Tuhan, kami ingin terus berdoa dan bekerja membawa firman kebenaran-Mu di tengah dunia ini. 

Saturday, May 7, 2016

Alami dan jadilah saksi-Ku

Syaloom saudara dan sahabatku, aku harap semua baik-baik saja. Apa rencana untuk akhir minggumu, walau pun kamu sudah libur nasional selama 2 hari. Mungkin ada yang melanjutkan liburannya atau mungkin sudah mulai bekerja kembali. Hari ini aku masih bersama Lukas 24 : 33 - 35. Kami banyak berbicara tentang kesaksian.

Lalu kedua orang itu pun menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan ..... " (ayat 35).

          Kamis, tanggal 14 Januari 2016 lalu, telah terjadi peristiwa teror bom serta penembakan kepada anggota POLRI dan warga sipil di jalan Thamrin Jakarta Pusat. Kejadiannya berlangsung begitu cepat dan menimbulkan korban jiwa serta luka-luka. Tidak lama kemudian tampillah beberapa orang yang diwawancarai oleh berbagai stasiun televisi dan berbicara sebagai saksi. Mereka menceritakan apa yang mereka alami dan lihat tentang peristiwa tersebut. Mereka pantas dikatakan sebagai saksi karena mereka menjadi bagian dari peristiwa tersebut.

          Begitu juga dengan kedua murid Yesus yang dari Emaus. Di tengah gemparnya cerita tentang telah bangkitnya Yesus, mereka juga menceritakan atau menyaksikan kepada murid-murid lain tentang apa yang terjadi di sepanjang perjalanan mereka dan ternyata ada Yesus bersama mereka. Bagaimana mereka pada akhirnya mengenal Yesus saat sedang memecahkan roti. Kesaksian itu mereka sampaikan berdasarkan apa yang mereka alami dan lihat.
         
          Sebagai anak Tuhan yang diberikan kuasa Roh Kudus, kita juga dipanggil oleh Yesus untuk menjadi saksi bagi-Nya (lihat Kisah 22 : 15). Bersaksi atas segala kasih dan penyertaan yang Tuhan telah beri di sepanjang kehidupan kita. Dengan demikian syarat utama yang harus kita miliki adalah mengalami, merasakan serta melihat segala apa yang hendak kita saksikan itu. Saat ini mari kita menghitung usia kita. Hitung juga setiap berkat, penyertaan, perlindungan, kasih dan kesetiaan yang telah ditunjukkan-Nya kepada kita. Pasti kita akan takjub dan mengerti bahwa sebenarnya kita adalah orang yang sangat diberkati oleh-Nya. Selagi masih ada kesempatan, mari saksikanlah itu kepada orang lain sebagai ungkapan syukur kita kepada-Nya. Melaluinya kemudian akan semakin banyak orang yang percaya dan dimenangkan. Awal kesaksian itu melalui sikap hidup kita yang benar, tutur kata dan perilaku yang memuliakan Dia. Biarlah orang lain juga dapat mengenal Tuhan dengan mengalami kehidupan bersama kita.

Doa :
Pakailah hamba ya Tuhan sebagai alat yang memuliakan Engkau. 

Friday, May 6, 2016

Yesus tepat di sisimu

Syaloom saudara dan sahabatku, selamat pagi dan beraktifitas. Walaupun di Indonesia ini sedang libur karena memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, tapi kita tetap harus bersemangat, ya.
Saudara dan sahabatku, hari ini aku bersama Lukas 24 : 20 - 27, kita bicara tentang masalah kehidupan sehari-hari.

..... "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, ....." (ayat 25).

          Pagi ini aku diperhadapkan sebuah masalah baru, sementara masalah yang kemarin belum selesai. Dan aku sebagai anak yatim piatu, orang tua tunggal sepertinya tak pernah lepas dari sebuah masalah, selalu saja ada masalah. Dan aku selalu berusaha untuk tenang dan berpikir jernih walau terkadang wajah panik dan stress terlihat. Tapi aku percaya bahwa semua ini akan berlalu dan selesai, karena Yesus ada didekatku.
       
          Bagaimana dengan sebagian orang yang panik ketika diperhadapkan sebuah masalah. Orang ini akan sulit untuk fokus dan pada akhirnya dapat merugikan diri sendiri atau orang lain. Hal ini terjadi karena mereka terlalu tenggelam di dalam masalahnya. Sebagai contoh, jika seorang murid menghadapi ujian dengan kepanikan, ia tidak akan fokus dan apa yang telah ia pelajari menjadi sia-sia.

          Sebaliknya ada juga sebagian orang yang mampu untuk tidak panik dalam menghadapi masalah. Mereka tetap tenang, fokus dan berpikir jernih di dalamnya. Orang seperti ini biasanya lebih berorientasi kepada pencapaian solusi terbaik.
       
          Kleopas dan kawannya, yang adalah murid Yesus, termasuk orang-orang panik saat ada masalah. Di dalam perjalanan pulang kampung mereka - yang disebabkan kematian Yesus - ke Emaus, mereka tidak dapat menyadari bahwa Yesus disisi mereka. Pada ayat 16 disebutkan ada sesuatu yang menyelubungi mata mareka sehingga tidak dapat mengenali Yesus. Selubung itu ada karena mereka terlalu tenggelam di dalam masalah, yaitu kabung atas kematian Yesus yang mengenaskan. Dalam kebingungan, mereka tidak mampu mengenali Yesus yang ada di sisi mereka.
       
          Di dalam hidup ini tentu kita memiliki permasalahan masing-masing dan itu unik adanya. Tuhan mau supaya kita dapat menanggapinya dengan benar dan secara cerdas. Jangan kita tenggelam di dalam masalah itu sendiri sebab hal itulah yang akan menjadi selubung di mata kita dan membuat hilangnya kemampuan untuk melihat kebaikan-Nya. Ingat, jangan sampai kita yang dipanggil oleh Yesus sebagai si bodoh atau si lamban karena ketidakpercayaan kita.

          Saudaraku, seringkali masalah yang kita hadapi menyita sebagian besar perhatian kita sehingga tidak dapat fokus kepada Yesus. Mari, teguhkanlah iman percaya kepada-Nya. Masalah apapun yang sedang kita hadapai dan alami jangan sekali-kali membuat kita lupa akan Dia. Percayalah, Yesus selalu di sisi kita.

Doa :
Sertailah hambamu ini ya Tuhan dalam menghadapi berbagai pergumulan kehidupan.

Thursday, May 5, 2016

Perbedaan yang menguatkan

Syaloom saudara dan sahabatku, pada hari ini adalah kenaikan Tuhan kita Yesus Kristus. Hari adalah hari yang istimewa. Dimana Tuhan Yesus terangkat ke surga. Dan hari ini aku berada di Efesus 4 : 1 - 16. 

..... yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya ..... (ayat 16).

          Sejenak mari kita membayangkan sebuah gedung yang berdiri kokoh dan megah di hadapan kita. Bayangkan sebelum ia menjadi seperti itu, proses apa yang dialaminya? Tentu pada awalnya hanya terdiri dari berbagai bahan material bangunan yang kemudian diolah sedemikian rupa sehingga dapat menjadi sebuah sebuah gedung yang kokoh. Bayangkan jika gedung tersebut dibuat dengan menggunakan satu macam bahan bangunan saja, mungkinkah ia dapat menjadi kokoh? Misalnya hanya terdiri pasir, atau semen saja. Yang pasti tidak akan jadi seperti apa yang diharapkan.
     
          Di dalam persekutuan umat, Tuhan sendirilah yang menganugerahkan perbedaan karunia bagi setiap anggotanya. Perbedaan yang ada bukan untuk dijadikan alasan terjadinya perpecahan, justru sebaliknya, menjadi kuat. Perbedaan yang ada Tuhan persatukan di dalam kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.

          Apa jadinya jika sebuah lagu hanya terdiri dari satu not saja? Tentu akan terdengar aneh di telinga kita. Begitu juga di dalam kehidupan ini, ternyata selain menciptakan kekuatan, perbedaan juga menciptakan keindahan.
   
          Sebagai bagian dari persekutuan, mungkin saja saat ini kita masih beranggapan bahwa sesama adalah mereka yang memiliki banyak kesamaan dengan kita. Misalnya, domisili, sekolah, minat, hobi, usaha atau lainnya yang pada akhirnya kita sendiri yang membuat sekat dengan orang lain. Bahkan kemudian kita cenderung kurang menghargai mereka yang berbeda. Tidak, bukan itu yang Tuhan mau. Milikilah roh kerendahan hati sehingga kita dapat menghargai orang lain meski berbeda. Sama seperti tubuh, kita adalah satu dan memiliki organ yang berbeda, demikian juga persekutuan umat yang adalah tubuh Kristus dengan karunia berbeda. Kita ada untuk melengkapi orang lain, begitu juga mereka ada di sekitar kita untuk hal yang serupa.

Doa :
Ajari terus kami ya Tuhan untuk dapat menghargai perbedaan di dalam persekutuan.

Monday, May 2, 2016

Nyanyianku bagi-Nya

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana keadaanmu hari ini ? semoga baik-baik saja, ya. Hari ini aku masih berada di perjanjian lama yaitu kitab Keluaran 15 : 1 - 3, di kitab ini kita bicara tentang Nyanyian Musa dan Israel.

"..... Baiklah aku bernyanyi bagi Tuhan ..... (ayat 1).

          Siapa yang tidak suka bernyanyi? pasti semua suka bernyanyi. Atau hanya mendengarkan orang yang bernyanyi? Atau kedua-duanya, bernyanyi dan mendengarkan nyanyian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bernyanyi adalah mengeluarkan suara bernada dan tentunya nada yang keluar bukan dibuat sembarangan melainkan melibatkan tehnik, perasaan dan emosi dari hati. Dengan bernyanyi orang dapat mencurahkan perasaannya, baik itu senang atau sebaliknya. Sudah sejak dahulu nyanyian juga dipakai sebagai sarana atau alat dalam mensyukuri kasih dan karunia Tuhan.
       
          Musa mengajak bangsa Israel untuk bernyanyi bagi Tuhan. Ajakan itu bukan tanpa sebab, melainkan karena hendak memuji dan meluhurkan Sang Tuhan. Musa mengungkapkan rasa syukurnya atas segala perbuatan Tuhan yang ajaib, terutama saat berhadapan dengan Firaun. Musa mengakui bahwa Tuhanlah kekuatan dan pahlawan bagi mereka. Nyanyian mereka merupakan sebuah kesaksian.

          Dalam perjalanan kehidupan, kita adalah pribadi yang tidak dapat lepas dari perjuangan. Ada suka dan ada duka yang bergantian Tuhan ijinkan kita alami. Kita berjuang di dalamnya. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa Tuhan selalu ada untuk menopang kita. Ia selalu setia meski sering kita tidak setia.

          Lalu apa yang akan kita ungkapkan kepada Tuhan sebagai bagian dari syukur? Belajarlah dari Musa. Akan tetapi nyanyian itu bukan harus dalam bentuk suara bernada yang kita keluarkan, melainkan juga lewat sikap hidup yang memuliakan Dia. Sikap hidup yang benar, jujur dan tulus. Saat orang lain dapat melihat kemuliaan Tuhan melalui kehidupan kita, disitulah berarti kita juga telah menjadi saksi atas kebaikan Tuhan. Di tengah keluarga, tempat kerja, kampus, sekolah atau lingkungan masyarakat, Tuhan selalu sabar menunggu kita menjadi saksi-Nya. Ungkapkanlah syukur kita! Nyanyikanlah nyanyian baru bagi-Nya dan biarlah kehidupan kita selalu menjadi nyanyian yang merdu dan indah bagi-Nya.

Doa :
Terimalah ya Tuhan nyanyian hidupku sebagai ungkapan syukurku.

Sunday, May 1, 2016

Disertai dan diutus

Syaloom saudara dan sahabatku, selamat hari minggu, semoga Tuhan memberkati kita semua dalam kehidupan di dunia ini .....
Hari ini aku membaca kitab dari perjanjian lama yaitu Keluaran 3 : 1 - 10, disana Musa diutus oleh Allah untuk membebaskan umat-Nya yaitu Israel keluar dari tanah Mesir.

Jadi sekarang, pergilah. Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel keluar dari Mesir (ayat 10).

          Hari ini, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, masyarakat dunia memperingati hari buruh. Dan biasanya, peringatan hari buruh ini menjadi kesempatan untuk menyampaikan segala aspirasi para buruh kepada para pemimpin. Ada banyak yang disampaikan dan didengar aspirasinya, tetapi sedikit yang dipenuhi. 
       

          Hidup orang Ibrani di Gosyen di Mesir ternyata tidak mulus; mereka mengalami fase kehidupan yang sulit. Mereka menjalani kerja paksa, bahkan bayi laki-laki mereka yang baru lahir harus dibunuh. Tidak ada tempat bagi orang Ibrani untuk mengadu, kecuali kepada Tuhan Allah yang Mahakuasa, Allah nenek moyang mereka (2 : 23 - 24). Allah menolong orang Ibrani melalui seorang Musa; seorang laki-laki Ibrani, seorang yang dibentuk dalam lingkungan istana Mesir namun tidak pernah kehilangan 'darah' Ibraninya. Musa membela yang diperlakukan tidak adil. Namun orang Mesir maupun orang Ibrani tidak menerima Musa. Musa mengasingkan diri. Tuhan menjumpai Musa secara pribadi; Tuhan yang menyapa Musa dan menjelaskan siapa diri-Nya. (3 - 6), yaitu Allah yang memperhatikan umat-Nya. Musa dijumpai Allah dan diutus Allah untuk menjadi pemimpin umat-Nya, membebaskan mereka dari tanah perbudakan di Mesir (3 : 10).

          Sebagaimana Musa, dijumpai dan diutus oleh Allah untuk menjadi alat-Nya, demikian juga kita yang secara pribadi dan persekutuan dipakai oleh Allah menjadi alat-Nya untuk melakukan karya-karya pembebasan bagi umat Allah dan bagi sesama kita. Pembebasan dari dosa oleh Penebusan Kristus semestinya menjadikan kita sebagai pribadi dan persekutuan yang siap diutus, disertai dan melakukan karya-karya Allah bagi sesama dan dunia.

Doa :
Kristus, pakailah dan utuslah kami untuk menjadi pewarta kasih-Mu. Amin

Saturday, April 30, 2016

Kesabaran dan Kebesaran Allah

Syaloom saudara dan sahabatku, mau buat rencana apa pada akhir minggu ini? Pasti sudah ada rencana, bukan? Tapi sebelum melaksanakan rencana akhir minggu ini sebaiknya kita lakukan renungan harian dulu, ya. Aku hari ini bertemu dengan sahabatku Yesaya 12 : 1 - 3, dia mengatakan bahwa aku harus selalu kuat dan bermazmur dalam hidup ini. Sebab Allah selalu memberi kekuatan kepada umat-Nya.


sebab Tuhan Allah itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. (ayat 2b).
   

          Kita pasti masih ingat masa kecil dulu, jika kita nakal dan tidak mendengar nasihat orang tua kita, pasti mereka akan marah kepada kita. Bagi kami itu menakutkan. Tetapi lebih takut lagi kalau dimarahi dan didiamkan alias tak dihiraukan. Akan tetapi bagi anak sekarang, jika orang tua marah mereka akan kabur dari rumah dan menginap dirumah temannya dengan alasan orang tua tidak ada dirumah. Dan anehnya terkadang orang tua tidak tanggap dengan keberadaan si anak. Tetapi bagi anak yang sadar dengan kesalahannya mereka akan segera meminta maaf. Itu sebabnya jika amarah orang tua sudah mereda dan mereka mau berbicara kembali apalagi dengan nada yang tenang, kami sebagai anaknya merasa senang. Sebenarnya bukan hanya karena kemarahan mereka yang mereda, tetapi rasa senang itu muncul karena kami tahu bahwa sesungguhnya mereka tetap sayang pada kami. Sejuk sekali hati kami karena mengetahui hal itu.
Dalam kesabaran Allah tergambar kebesaran-Nya. 

          Allah, juga bisa menunjukkan amarahnya tatkala umat-Nya sudah melenceng dari jalan-Nya dan berulangkali diperingatkan tetapi tidak diindahkan. Artinya Allah bisa memberikan teguran dan hukuman. Sebenarnya pendekatan Allah dalam relasi dengan umat-Nya adalah pendekatan kasih.Namun dalam kasih yang sejati, teguran dan hukuman diperlukan agar kasih tetap dihargai dan terutama penghormatan pada Allah tetap dijunjung tinggi. Walau demikian, Allah adalah Allah yang memberikan kesempatan bagi umat-Nya untuk mau bertobat dan menyesali perbuatannya. Allah menunjukkan perkenanan-Nya dengan menyediakan penghiburan, pemulihan dan pembaruan bagi umat-Nya sehingga umat-Nya kembali dipenuhi dengan kegirangan.
         
          Dalam Kristus, kita melihat kesabaran dan kebesaran Allah yang datang untuk menebus dan menyelamatkan manusia. Di sini kita hendak diingatkan bahwa Allah melalui tindakan-Nya itu Ia menempatkan mata air keselamatan di dalam hati kita agar hidup kita selalu merasakan aliran limpahan kasih ilahi dankebesaran hikmat-Nya. Di situlah letak pengharapan kita bahwa Allah yang Mahatinggi berkenan menyatakan kasih-Nya kepada kita yang sebenarnya layak dihukum. Karenanya kepada Allah saja, puji-pujian, hormat serta syukur patut dan layak untuk kita persembahkan kepada-Nya dalam hidup ini.

Doa :
Ya Tuhan ajarkan kami untuk selalu memuji kebesaran kasih dan kuasa-Mu dalam kehidupan kami. 

Wednesday, April 27, 2016

Menjadi batu hidup

Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku merasa menjadi batu yang hidup, bukan artinya aku menjadi seperti robot atau patung yang bergerak. Tapi aku merasa Tuhan Allah membentuk kehidupan rohaniku. Seperti biasa aku hari ini bersama sahabatku 1 Petrus 2 : 4 - 8. Dia banyak berbicara tentang kehidupan rohani yang membentuk kita.
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. (ayat 5).

          Biasanya orang tua kita selalu mempunyai tujuan untuk anak-anaknya agar mereka kelak dapat bahagia dan sukses selalu. Begitu pula tujuan Kristus kepada umatnya, yaitu menganugerahkan keselamatan bagi setiap orang yang percaya agar hidup umat-Nya dipakai untuk tujuan dan kehendak-Nya. Dengan demikian kehidupan umat-Nya memiliki tujuan yang jelas yakni memuliakan nama Tuhan danmenjadi berkat bagi sesama. Orang yang menghayati penyelamatan Kristus dalam hidupnya akan memberikan dirinya untuk dipakai oleh Kristus seluasnya. Namun sungguh mengherankan jika ada orang Kristen yang egois dan memaknai keselamatan dalam Kristus secara eksklusif.

          Menjadi orang percaya pada Kristus berarti memberi diri menjadi batu hidup yang dipergunakan oleh Allah untuk dipakai dalam membangun rumah rohani atau menjadi bait Allah masa kini. Dengan kata lain bersedia untuk ditata dan dibangun atas dasar batu penjuru yakni Kristus yang memberi kehidupan kekal. Peranan orang percaya tidak hanya sampai menjadi batu hidup dalam pembangunan bait-Nya tetapi sekaligus juga menjadi pelayan yang melayani di dalam rumah rohani yang Allah bangun. Hal yang dilakukan adalah semata-mata pelayanan kepada Allah dan kasih kepada sesama sebagai bentuk persembahan yang berkenan kepada Allah. Bagi setiap mereka yang sedia, tidak akan pernah dipermalukan.
       

          Memberi diri menjadi batu hidup dalam pembangunan rumah rohani bagi kemuliaan Allah sejatinya adalah panggilan setiap kita sebagai orang percaya. Untuk itu dibutuhkan kesediaan penyangkalan diri dan membuang ke-aku-an. Tidak jarang batu-batu itu perlu dipotong, disesuaikan dengan maksud pembangunan. Dengan demikian mereka yang sedia menjadi batu hidup siap memberikan hidup mereka untuk dibentuk dan dipakai dalam rumah rohani tadi seluas-luasnya bagi kemuliaan Allah. Bagi dunia, hal tersebut adalah suatu kerendahan yang tidak prestisius dan terlihat memalukan. Tapi di dalam Kristus, justru di situlah terletak kemuliaan orang percaya.

Doa :
Bapa, kami mau memberikan diri kami sebagai batu hidup untuk pembangunan rumah rohani bagi kemuliaan nama-Mu dan menjadi berkat bagi banyak orang.

Sunday, April 24, 2016

Bukan sembarang rancangan

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan akhir minggu anda? Apakah semua sesuai rencana anda. Semoga saja semua menjadi indahya. Hari ini aku bersama 1 Petrus 1 : 10 -12. Dia berkata bahwa kita harus menjadi saksi Kristus dalam suka dan duka sebab dibalik semua itu ada kemuliaan yang terindah.


Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka,yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu (ayat 11).
         
           Jaman sekarang ini sudah marak budaya asuransi. Entah itu asuransi kesehatan, jiwa, pendidikan atau masa pensiun. Banyak orang tua yang menginginkan agar anak mereka mendapatkan kepastian dan jaminan untuk studi dan masa depan mereka sehingga membeli produk asuransi tertentu. Hal ini mereka lakukan karena begitu mengasihi mereka dan menginginkan yang terbaik bagi mereka. Mungkin benar, sesuatu yang dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya akan menghasilkan sesuatu yang matang. Segala yang dirancangkan dengan sungguh seringkali menunujukkan betapa pentingnya hal yang dipersiapkan dan betapa berharganya si penerima hal yang dipersiapkan tersebut.

          Penulis Petrus menegaskan bahwa keselamatan merupakan rancangan dan rencana Allah bagi dunia. Hal itu dipersiapkan dan dinubuatkan jauh hari sebelumnya kepada para nabi untuk disampaikan kepada umat Allah. Bahwa keselamatan dari Allah dianugerahkan melalui Anak-Nya yang tunggal dengan cara penderitaan, kematian, kebangkitan dan kemuliaan-Nya untuk mematahkan ikatan kuasa dosa dan maut. Berita tentang penyelamatan Allah merupakan berita yang menakjubkan. Itu bukan sembarang keselamatan karena Allah yang merancangkan semua itu dengan dasar kasih-Nya yang besar. Roh Kudus-Nya diutus membawa berita itu, baik di masa lalu, masa kini, juga dimasa yang akan datang. Bagi Allah, manusia begitu berharga. Ia ingin agar berita tersebut terus disampaikan kepada dunia sehingga banyak orang mengalami kasih-Nya yang besar.
       
          Oleh karena Allah memberikan kepada kita bukan sembarang rancangan dan bukan sembarang keselamatan, pertanyaanya bagaimanakah kehidupan yang kita persembahkan bagi-Nya? Tentu yang layak bagi-Nya bukanlah hati, jiwa dan roh yang sembarangan, bukan pikiran, perkataan dan perbuatan yang sembarangan. Melainkan kehidupan yang menyenangkan hati Allah. Kehidupan yang berubah dan berbuah bagi kemuliaan nama-Nya.

Doa :
Tuhan, kami bersyukur rancangan-Mu sempurna dan keselamatan-Mu menyelamatkan kami.