Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya? Semoga baik dan sehat selalu. Hari ini aku masih bersama Matius 19 : 16 - 22. Di sini kami banyak berbicara tentang seseorang muda yang kaya dalam hidupnya.
Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya (Matius 16 : 22)
Ada seorang anak kecil yang berumur tiga tahun, dia menangis tak mau ikut orang tuanya bepergian karena orang tuanya lupa membawakan bantal bayinya yang sangat disayanginya. Tanpa bantal tersebut, anak itu tidak akan bisa tidur. Bantal itu telah menjadi bantal kesayangannya yang tak terpisahkan. Hatinya telah terpaut kuat pada bantal itu. Pautan anak itu dengan bantalnya telah sedemikian eratnya sehingga, tanpa bantal itu, seolah hidupnya tak berarti.
Orang muda yang bertanya pada Tuhan Yesus sangat yakin bahwa dia telah memenuhi semua hukum Taurat dengan setia, tanpa kurang suatu apa pun. Oleh karenanya ketika bertemu Yesus yang mengajarkan tata kehidupan keagamaan yang menarik perhatian banyak orang, ia ingin menjadi seperti yang Yesus ajarkan itu. Lalu ketika Tuhan Yesus memintanya menjual semua hartanya, sedihlah hatinya, karena banyak hartanya.
Ia sedih bukan karena banyak hartanya. Ia sedih karena hatinya sudah terpaut kuat pada hartanya. Itu sesuatu yang mudah dipahami karena sudah tentu ia bekerja keras untuk hartanya itu. Karena itu benar kata Yesus dalam Matius 6 : 21 'Karena dimana hartamu berada, disitu juga hatimu berada'. Kita harus belajar dari cerita orang muda ini bahwa pautan hati yang penting dalam Injil Yesus Kristus. Kalau hatinya berada pada orang, entah itu anak atau anak-anaknya, atau pekerjaan Tuhan, sehingga telah menjadi 'hartanya', maka ke situlah nanti hartanya akan digunakan. Harta duniawi itu alat untuk melayani harta surgawi yang Tuhan Yesus ajarkan dalam injil-Nya. Yang Tuhan Yesus ingin katakan adalah 'Dimana hatimu berada, disitu juga harta berada'. Karena itu keputusan kita untuk-Nya menetapkan kemana hati kita berikan. Itu yang menentukan.
Doa :
Ajari kami Tuhan menetapkan hati sesuai kehendak-Mu supaya harta yang kami peroleh karena kasih-Mu dapat melayani Tuhan.
Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya (Matius 16 : 22)
Ada seorang anak kecil yang berumur tiga tahun, dia menangis tak mau ikut orang tuanya bepergian karena orang tuanya lupa membawakan bantal bayinya yang sangat disayanginya. Tanpa bantal tersebut, anak itu tidak akan bisa tidur. Bantal itu telah menjadi bantal kesayangannya yang tak terpisahkan. Hatinya telah terpaut kuat pada bantal itu. Pautan anak itu dengan bantalnya telah sedemikian eratnya sehingga, tanpa bantal itu, seolah hidupnya tak berarti.
Orang muda yang bertanya pada Tuhan Yesus sangat yakin bahwa dia telah memenuhi semua hukum Taurat dengan setia, tanpa kurang suatu apa pun. Oleh karenanya ketika bertemu Yesus yang mengajarkan tata kehidupan keagamaan yang menarik perhatian banyak orang, ia ingin menjadi seperti yang Yesus ajarkan itu. Lalu ketika Tuhan Yesus memintanya menjual semua hartanya, sedihlah hatinya, karena banyak hartanya.
Ia sedih bukan karena banyak hartanya. Ia sedih karena hatinya sudah terpaut kuat pada hartanya. Itu sesuatu yang mudah dipahami karena sudah tentu ia bekerja keras untuk hartanya itu. Karena itu benar kata Yesus dalam Matius 6 : 21 'Karena dimana hartamu berada, disitu juga hatimu berada'. Kita harus belajar dari cerita orang muda ini bahwa pautan hati yang penting dalam Injil Yesus Kristus. Kalau hatinya berada pada orang, entah itu anak atau anak-anaknya, atau pekerjaan Tuhan, sehingga telah menjadi 'hartanya', maka ke situlah nanti hartanya akan digunakan. Harta duniawi itu alat untuk melayani harta surgawi yang Tuhan Yesus ajarkan dalam injil-Nya. Yang Tuhan Yesus ingin katakan adalah 'Dimana hatimu berada, disitu juga harta berada'. Karena itu keputusan kita untuk-Nya menetapkan kemana hati kita berikan. Itu yang menentukan.
Doa :
Ajari kami Tuhan menetapkan hati sesuai kehendak-Mu supaya harta yang kami peroleh karena kasih-Mu dapat melayani Tuhan.