Translate

Monday, September 12, 2016

Memahami kasih sayang bapak

Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku bersama Matius 18 : 12 - 14. Aku bersama Matius berbicara tentang seorang bapak yang sangat bersedih karena anaknya. Aku pun teringat dengan ayahku yang telah tiada, dia pun sangat sayang kepadaku. Begitu juga dengan Allah yang adadi sorga sangat sayang pada umat-Nya.

Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang (Matius 18 : 12 - 14).

          Ada seorang bapak yang terbaring lemah di rumah sakit tiba-tiba menangis keras ketika melihat Pendetanya datang mengunjunginya. Sebelumnya ia pernah sakit, akan tetapi anak-anaknya yang lain mengatakan 'Papa sebenarnya tidak sakit seperti yang lalu. Tidak tahu kenapa tiba-tiba saja bisa sakit sehingga harus diopname'. Sang Pendeta yang mengenal baik keluarga itu tahu sebenarnya penyebab sakit bapak tersebut.

          Bapak itu ditinggal istrinya ke luar negeri meninggalkan empat orang anak yang masih kecil, sehingga sang bapak itulah yang harus bekerja keras membesarkan anak-anaknya itu. Ia tidak mempunyai pendidikan sarjana dan hanya bekerja sebagai sopir apabila ada yang meminta jasanya. Istrinya itu dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya karena tak tahan hidup bersama suaminya. Berkat kerja keras dan dukungan orang-orang yang memahami kehidupan keluarga itu, dua anaknya berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya. Yang satu telah menjadi pegawai negeri sipil dan sudah berkeluarga, yang kedua baru selesai dan sudah membantu di kantor gereja. Anak yang ketiga, walaupun tidak memiliki gelar sarjana, tetapi sudah bekerja. Anak yang keempat, rindu pada ibunya sehingga tidak sekolah dengan baik, karena selalu ingin pergi mengikuti ibunya, akan tetapi tak kunjung bisa. Anak itu tidak sekolah dengan betul, terlibat dalam berbagai kegiatan kenakalan remaja sehingga akhirnya dipenjara. Anak itulah yang menjadi pikiran bapak tersebut sehingga sakit.

          Ia mungkin bukanlah seorang suami yang baik sehingga tidak dapat menjaga hubungan suami istri dengan baik. Ia mungkin bukanlah seorang ayah yang baik sehingga tidak dapat mendidik anak bungsunya menjadi sama dengan ketiga kakaknya. Orang bisa saja menyalahkan bapak tersebut. Tetapi tangisannya itu menunjukkan hati seorang ayah yang mengasihi seorang anaknya yang tidak bersamanya. Ya, begitu juga dengan Bapa Sorgawi yang selalu mengasihi kita umat-Nya.

Doa :
Ampuni kami Tuhan, apabila kami telah kehilangan kasih sayang kepada suami/ istri dan anak-anak atau orang yang kami kasihi.

No comments:

Post a Comment