Translate

Saturday, October 1, 2016

Berbahagialah karena percaya .....

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarmu untuk akhir minggu ini? Marilah kita merenungkan sejenak apa yang sudah kita dapat dan lakukan selama seminggu ini? Adakah kita percaya dan berbahagia ? Aku bersama Mazmur 40 : 5 - 6, yang mengatakan .....

Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan ..... (Mazmur 40 : 5)

          Manusia berusaha untuk mengalami kebahagiaan dalam hidupnya. Karena itu manusia mencari kebahagiaan dengan segala cara, misalnya pergi berlibur. Faktanya, begitu liburan selesai dan berakhir maka kebahagiaan itu pun akan sirna dan lenyap. Adakah kebahagiaan yang bersifat permanen dan terus menerus? Jawabnya 'ada'. Kebahagiaan karena mengimani karya Allah yang jumlahnya terlalu besar (Mazmur 40 : 6). Setiap kali kita hendak menghitungnya, setiap kali pula kita tiba pada apa yang dikemukakan pemazmur 'terlalu besar jumlahnya untuk dihitung'.

          Hari ini, di mana kita akan beristirahat, sudahkah kita bersyukur ? Bersyukur di awal bulan yang baru dan bertepatan dengan hari Sabtu, dan esok merupakan hari Minggu dimana kita akan beribadah di minggu pertama bulan Oktober. Bukankah ini kebahagiaan yang tidak terukur oleh materi.

          Percaya kepada Allah berarti percaya kepada kebahagiaan sejati. Kita percaya kepada Allah sehingga kita dengan gembira menyambut berkat-Nya melalui perbuatan yang ajaib dan rencana-Nya yang luar biasa. Suka-duka, berhasil-gagal adalah peristiwa-peristiwa yang semakin menumbuhkan kualitas hidup kita. Maka kembalilah ke rumah untuk mengalami waktu-waktu yang membahagiakan, karena tindakan Allah yang besar. Jika kita sedang mengalami persoalan, hendaknya kita mengarahkan seluruh permohonan kepada-Nya dan tidak berpaling kepada orang yang angkuh (Mazmur 40 : 5).

          Sebelum beristirahat tundukkan kepala dan mengaku kepada Tuhan bahwa kita tetap percaya kepada-Nya dan memohon pengampunan-Nya. Itulah makna kebahagiaan sejati yakni mengalami kasih karunia Tuhan yang membuat kita tiba pada rasa syukur. Beristirahat dalam naungan kasih Allah yang menolong kita memahami bahwa esok hari ketika beribadah, kita tidak sedang mengejar kebahagiaan, sebab kebahagiaan sedang berjalan pelan bersama kita dan berkata kepada kita 'kamu tidak sendiri'

Doa :
Tuhan, kami percaya kepada-Mu sebab ketika Engkau berjalan bersama kami, kami bersyukur dalam segala hal.


Wednesday, September 21, 2016

Pengakuan akan kuasa Allah yang mengatasi segala allah

Syaloom saudara dan sahabatku, berkat Tuhan masih meyertai kita sampai hari ini dan selamanya. Hari ini aku bersama Daniel 2 : 46 - 49. Dia bercerita bahwa raja Nebukadnezar sujud dan menyembah kepadanya setelah dia dapat menyebutkan isi dan makna mimpi Nebukadnezar dan hanya Allah saja yang telah memampukan Daniel untuk menjelaskan isi dan makna mimpi raja Nebukadnezar.

Berkatalah raja kepada Daniel : "Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan berkuasa atas segala raja, dan yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu (Daniel 2 : 47)

          Semua orang pintar, ahli tenung, ahli sihir yang ada di Babel tidak ada satupun yang mampu melakukannya. Sang raja memahami dan meyakini bahwa Daniel bisa dengan tepat dan benar menjelaskan isi dan makna mimpinya itu bukan semata karena kehebatan Daniel tapi karena Alah yang disembah oleh Daniel. Oleh karena itu dapat kita pahami mengapa demikian terucap pengakuan yang jujur dari sang raja (Daniel 2 : 47). Dari ucapan sang raja ini, kita melihat bagaimana Allah dengan cara-Nya mampu menunjukkan kepada penguasa bangsa Babel bahwa Allah lebih besar dari dewa-dewa atau ilah yang dipercayai oleh penduduk Babel.

          Pesan hari ini sangatlah jelas, yaitu kita sebagai orang percaya yang beriman kepada Allah yang hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus, harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah kita itu hidup dan kuasa-Nya lebih besar dari segala kuasa yang ada di dunia ini. Keyakinan ini akan menuntun kita untuk menjalani hidup tanpa takut dan gentar karena kita percaya bahwa Allah yang Mahabesar dan Mahakuasa senantiasa menjaga dan menyertai kita.

Doa :
Ya Tuhan mampukan kami hanya memuji dan menyembah kepada Allah yang hidup dan kekal

Saturday, September 17, 2016

Berpuaslah dengan bagianmu

Syaloom saudara dan sahabatku, diakhir minggu ini aku masih bersama Matius 20 : 11 - 16. Kita terkadang tidak merasa puas dengan apa yang kita dapat atau kita peroleh. Dan kita merasa selalu tidak pernah cukup, itulah suatu sifat dari manusia, yang selalu merasa kurang.

Ambilah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu (Matius 20 : 14).

          Bacaan ini menggambarkan sikap tuan rumah yang ingin melakukan kebaikannya kepada orang lain juga. Tuan rumah itu merasa sudah memberikan kepada para pekerja itu apa yang menjadi bagian mereka, menjadi hak mereka. Setelah itu, tuan rumah itu merasa urusannya dengan mereka telah selesai. Pekerja itu juga menerima apa yang menjadi hak mereka, bagian mereka. Tuan rumah telah melaksanakan kewajibannya kepada pekerja itu, dan ia ingin terus memberikan hak kepada pekerja lain lagi. Seharusnya para pekerja itu merasa cukup. Masalah muncul ketika mereka merasa belum cukup.

          Perasaan belum cukup itulah yang selalu menghantui manusia dalam kehidupannya. Manusia selalu diliputi perasaan tidak cukup. Perasaan seperti ini merupakan sumber dari banyak masalah manusia. Masalahnya, apakah manusia bisa hidup dengan secukupnya saja? Nampaknya susah karena manusia selalu merasa kurang. Manusia harus makan, sedangkan kebutuhan makan itu terjadi terus hampir setiap tiga, empat jam. Itulah masalah manusia. Kalau saja manusia bisa membiasakan diri untuk merasa cukup, mungkin masalah bisa dikurangi.

          Masalah-masalah seperti inilah yang mengakibatkan benturan-benturan kemanusiaan. Yang pada akhirnya terjadi suatu tingkatan atau level pada manusia itu sendiri. Seperti seseorang yang tidak puas dengan keadaannya, karena merasa kurang, akhirnya dia akan melakukan sesuatu yang menurut dia dapat membuat dia lebih dari yang lain. Setelah dia lebih dari orang lain, dia tetap merasa kurang dan kurang ..... itulah suatu sifat manusia yang tak pernah puas ....


Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir (Matius 20 : 16)

          Ketika Obama dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat, masyarakat dunia menyaksikan suatu peristiwa besar, yaitu bahwa seorang berkulit hitam untuk pertama kalinya menjadi presiden atas bangsa yang berkulit putih. Pada masa lalu bangsa Amerika itu pernah mengalami perang sipil sehubungan dengan isu perbudakan yang dialami oleh orang-orang Amerika berkulit hitam, Mereka adalah orang-orang Afrika yang dibawa dari benua Afrika untuk dijadikan budak-budak bagi bangsa Amerika yang berkulit putih.

          Seperti ucapan Yesus di dalam Injil Matius, bagi bangsa Yahudi pada waktu itu adalah sesuatu yang mustahil. Bagi bangsa Yahudi, mereka adalah umat Tuhan, sedangkan bangsa-bangsa lain (goyim) tidak. Oleh karena itu bagaimana mungkin bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Tuhan itu bisa menjadi terdahulu? Pada awal abad pertama zaman bersama ketika Yesus hidup, bangsa Yahudi adalah bangsa yang percaya pada Tuhan, sedangkan bangsa Yunani tidak. Akan tetapi pada akhir abad itu, para pengikut Yesus terutama adalah bangsa Yunani. Ucapan Yesus itu membuktikan bahwa hal itu terjadi.

          Kalau dalam kehidupan keagamaan, perubahan seperti itu bisa saja terjadi, maka pikiran-pikiran keistimewaan suatu suku, atau bangsa, atau ras juga bisa berubah. Kasus Obama yang menjadi presiden adalah buktinya. Mereka yang dahulu budak, kini menjadi presiden, orang nomor satu dari bangsa Amerika. Dalam kehidupan apa pun hal seperti ini bisa terjadi dan sudah terjadi.

Doa :
Berikanlah kepada kami makanan kami yang cukup hari demi hari agar kami tahu Tuhan yang memberikannya dan menjadi takut akan Tuhan dan ampunilah kami kalau kami terlalu merasa diri istimewa sehingga telah merendahkan sesama kami yang bukan bagian dari kami, entah karena agama, suku, atau ras apa pun. 

Wednesday, September 14, 2016

Ketika hati terpaut harta

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya? Semoga baik dan sehat selalu. Hari ini aku masih bersama Matius 19 : 16 - 22. Di sini kami banyak berbicara tentang seseorang muda yang kaya dalam hidupnya.

Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya (Matius 16 : 22)

          Ada seorang anak kecil yang berumur tiga tahun, dia menangis tak mau ikut orang tuanya bepergian karena orang tuanya lupa membawakan bantal bayinya yang sangat disayanginya. Tanpa bantal tersebut, anak itu tidak akan bisa tidur. Bantal itu telah menjadi bantal kesayangannya yang tak terpisahkan. Hatinya telah terpaut kuat pada bantal itu. Pautan anak itu dengan bantalnya telah sedemikian eratnya sehingga, tanpa bantal itu, seolah hidupnya tak berarti.

          Orang muda yang bertanya pada Tuhan Yesus sangat yakin bahwa dia telah memenuhi semua hukum Taurat dengan setia, tanpa kurang suatu apa pun. Oleh karenanya ketika bertemu Yesus yang mengajarkan tata kehidupan keagamaan yang menarik perhatian banyak orang, ia ingin menjadi seperti yang Yesus ajarkan itu. Lalu ketika Tuhan Yesus memintanya menjual semua hartanya, sedihlah hatinya, karena banyak hartanya.

          Ia sedih bukan karena banyak hartanya. Ia sedih  karena hatinya sudah terpaut kuat pada hartanya. Itu sesuatu yang mudah dipahami karena sudah tentu ia bekerja keras untuk hartanya itu. Karena itu benar kata Yesus dalam Matius 6 : 21 'Karena dimana hartamu berada, disitu juga hatimu berada'. Kita harus belajar dari cerita orang muda ini bahwa pautan hati yang penting dalam Injil Yesus Kristus. Kalau hatinya berada pada orang, entah itu anak atau anak-anaknya, atau pekerjaan Tuhan, sehingga telah menjadi 'hartanya', maka ke situlah nanti hartanya akan digunakan. Harta duniawi itu alat untuk melayani harta surgawi yang Tuhan Yesus ajarkan dalam injil-Nya. Yang Tuhan Yesus ingin katakan adalah 'Dimana hatimu berada, disitu juga harta berada'. Karena itu keputusan kita untuk-Nya menetapkan kemana hati kita berikan.  Itu yang menentukan.

Doa :
Ajari kami Tuhan menetapkan hati sesuai kehendak-Mu supaya harta yang kami peroleh karena kasih-Mu dapat melayani Tuhan.

Monday, September 12, 2016

Memahami kasih sayang bapak

Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku bersama Matius 18 : 12 - 14. Aku bersama Matius berbicara tentang seorang bapak yang sangat bersedih karena anaknya. Aku pun teringat dengan ayahku yang telah tiada, dia pun sangat sayang kepadaku. Begitu juga dengan Allah yang adadi sorga sangat sayang pada umat-Nya.

Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang (Matius 18 : 12 - 14).

          Ada seorang bapak yang terbaring lemah di rumah sakit tiba-tiba menangis keras ketika melihat Pendetanya datang mengunjunginya. Sebelumnya ia pernah sakit, akan tetapi anak-anaknya yang lain mengatakan 'Papa sebenarnya tidak sakit seperti yang lalu. Tidak tahu kenapa tiba-tiba saja bisa sakit sehingga harus diopname'. Sang Pendeta yang mengenal baik keluarga itu tahu sebenarnya penyebab sakit bapak tersebut.

          Bapak itu ditinggal istrinya ke luar negeri meninggalkan empat orang anak yang masih kecil, sehingga sang bapak itulah yang harus bekerja keras membesarkan anak-anaknya itu. Ia tidak mempunyai pendidikan sarjana dan hanya bekerja sebagai sopir apabila ada yang meminta jasanya. Istrinya itu dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya karena tak tahan hidup bersama suaminya. Berkat kerja keras dan dukungan orang-orang yang memahami kehidupan keluarga itu, dua anaknya berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya. Yang satu telah menjadi pegawai negeri sipil dan sudah berkeluarga, yang kedua baru selesai dan sudah membantu di kantor gereja. Anak yang ketiga, walaupun tidak memiliki gelar sarjana, tetapi sudah bekerja. Anak yang keempat, rindu pada ibunya sehingga tidak sekolah dengan baik, karena selalu ingin pergi mengikuti ibunya, akan tetapi tak kunjung bisa. Anak itu tidak sekolah dengan betul, terlibat dalam berbagai kegiatan kenakalan remaja sehingga akhirnya dipenjara. Anak itulah yang menjadi pikiran bapak tersebut sehingga sakit.

          Ia mungkin bukanlah seorang suami yang baik sehingga tidak dapat menjaga hubungan suami istri dengan baik. Ia mungkin bukanlah seorang ayah yang baik sehingga tidak dapat mendidik anak bungsunya menjadi sama dengan ketiga kakaknya. Orang bisa saja menyalahkan bapak tersebut. Tetapi tangisannya itu menunjukkan hati seorang ayah yang mengasihi seorang anaknya yang tidak bersamanya. Ya, begitu juga dengan Bapa Sorgawi yang selalu mengasihi kita umat-Nya.

Doa :
Ampuni kami Tuhan, apabila kami telah kehilangan kasih sayang kepada suami/ istri dan anak-anak atau orang yang kami kasihi.

Saturday, September 10, 2016

Peringatan Tuhan seharusnya menjadi pembelajaran bagi kita

Syaloom saudara dan sahabatku yang terkasih, hari ini dalam kelemahan tubuhku karena sedikit flu, aku ingin berbagi dengan kalian semua. Aku bersama 1 Samuel 8 : 10 - 22, merenungkan setiap peringatan Tuhan dalam kehidupan manusia.

          Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang berakal budi dan telah memberi martabat seorang pribadi yang memiliki kehendak bebas dalam menjalankan hidup sebagai rekan kerja Allah. Akal budi yang melahirkan kehendak bebas ini dianugerahkan kepada manusia, agar mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Namun, manusia gagal. Sebab manusia sering menggunakan kehendak bebas-nya untuk melawan Allah.

          Peringatan Allah yang sering dihadirkan dalam kehidupan manusia merupakan wujud nyata kasih-Nya yang besar dalam hidup manusia umat-Nya. Namun, umat-Nya tidak mampu merasakan bentuk kasih Allah lewat peringatan tersebut; karena mencari kesenangan duniawi. Seperti ilustrasi berikut ini :

          Seorang anak usia SMP memohon mengendarai sepeda motor seperti temannya. Sang ayah melarang dengan alasan karena anaknya belum memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi) dan juga karena tinggi badan sang anak belum mendukung; sehingga akan mempersulitnya dalam menjaga keseimbangan dan membahayakan dirinya serta orang disekitarnya. Sang anak tetap memaksa. Kekerasan hati sang anak membuat ayahnya mengijinkan dan berkata : "Baiklah, tetapi jika ada sesuatu, tanggung sendiri resikonya!". Namun, sore harinya saat pulang kursus, anak tersebut kecelakaan menyerempet mobil karena ketidakseimbangannya mengendarai motor tersebut. Peristiwa itu membuat anaknya sadar akan kesalahannya. 

          Hubungan ayah dan anak diatas ibarat seperti hubungan Tuhan Allah dengan umat-Nya. Sebagai umat sering memaksa keinginan dan kehendak kepada Tuhan Allah. Ketika Tuhan melihat itu tidak baik, maka sebagai Sang Bapa selalu memberikan peringatan resiko yang akan dialami. Namun, peringatan itu tidak didengar oleh umat dan tetap memaksa keinginannya. Itulah yang dilakukan bangsa Israel kepada Tuhan untuk meminta seorang raja. Kekerasan hati bangsa Israel, akhirnya membuat Tuhan mengijinkan permohonan mereka meskipun salah.

"Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel ..... Tuhan berfirman kepada Samuel: Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka" (ayat 19, 22)

          Saat ini kita belajar bahwa : Sekali pun Allah tidak senang dengan permintaan bangsa Israel karena motivasi mereka meminta itu salah di hadapan Tuhan, namun Allah mengijinkan permintaan mereka. Karena Allah ingin menuntun umat-Nya mengalami pembelajaran. Hal ini menunjukkan kasih dan kesabaran Allah terhadap kelemahan manusia. Hari ini ingatlah : Tuhan sering mengijinkan keinginan kita bukan karena Tuhan kalah atau mengalah; tetapi Tuhan mengijinkan karena Ia mau memberikan pembelajaran di dalam kehidupan umat-Nya. Mari, sebelum hidupmu hancur, belajarlah untuk selalu mendengar dan menjalankan peringatan dari Allah dengan selalu melakukan kehendak-Nya.

Doa :
Allah yang berkuasa atas kehidupan kami, ampuni kamiketika kami selalu memaksakan kehendak kami dan tidak mendengar peringatan-peringatan-Mu.

Sunday, September 4, 2016

Membawa pergumulan kepada Tuhan

Syaloom saudara dan sahabatku, apakabarnya minggu pagi ini ? Semoga masih ada berkat Tuhan untuk kita hari ini. Di hari minggu ini aku bersama 1 Samuel 1 : 1 - 18. Hmmm, pergumulan ....... ya pergumulan hidup. Kita seringkali mengalami pergumulan hidup yang turun naik tidak menentu. Tapi kita sebagai orang percaya harus dapat mengatasinya dengan mendekatkan diri pada Tuhan Allah.

..... "Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta daripada-Nya" (1 Samuel 1 : 17)

          Semua manusia pasti diperhadapkan dengan pergumulan hidup. Bukan hanya orang kecil dan miskin yang bergumul atas hidupnya. Orang besar, pejabat dan yang kaya sekali pun tidak terlepas dari pergumulan hidup. Begitu juga dengan orang yang hidupnya dekat dengan Tuhan, seperti halnya Ayub. Pergumulanhidup yang menimpanya tiada taranya. Semua anaknya meninggal, hartanya habis dan istrinya pun meninggalkan dia.

          Kita pun pasti sering melihat atau bahkan kita mengalaminya sendiri. Dalam kehidupan rumah tangga, mendidik anak-anak kita, pekerjaan kita dan masih banyak lagi. Terkadang kehidupan rumah tangga yang terlihat damai ternyata di dalamnya penuh dengan bara api yang sewaktu-waktu akan membakar habis keluarga itu. Atau kita melihat anak-anak kita yang tumbuh dewasa dan terlihat baik, sopan, penuh ketaatan tapi dengan tak terduga mereka membuat kita shok karena mereka ternyata pecandu narkoba, minuman keras atau perbuatan asusila bahkan pembunuhan. Dan masih banyak contoh lainnya. Itu adalah merupakan contoh yang sering kita lihat dan alami. Dengan apa yang kita lihat dan alami seharusnya kita semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan membawa setiap pergumulan yang kita rasakan kepada Tuhan Allah. Itu juga yang terjadi pada Hana, istri Elkana. Sesuai dengan cerita 1 Samuel 1 : 1 - 18.

          Tak seorang pun luput dari pergumulan hidup. Bahkan orang yang dekat dengan Tuhan pun mengalaminya. Ingatlah bagaimana menderitanya Ayub, orang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (ayat 1). Jadi jangan pernah berpikir untuk menghindari pergumulan hidup. Kalau Tuhan mengizinkannya hal itu pasti terjadi. Pikirkanlah bagaimana sikap iman kita dalam menghadapinya, seperti halnya Hana. Datang kepada Tuhan dengan mencurahkan isi hati sepenuhnya kepada-Nya. "Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar" (Yesaya 59 : 1).

Doa :
Tuhan yang baik, kami datang untuk membawa pergumulan ini kepada-Mu, supaya kami beroleh kekuatan, sebab Engkaulah Allah yang berkuasa atas kehidupan ini. 

Saturday, September 3, 2016

Berdirilah teguh di dalam Tuhan

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya ? Sudah lama tidak jumpa di blog aku, pasti rindu untuk dapat membaca dan berbagi pengalaman. Maaf jika aku untuk belakangan ini sibuk dalam mengajar para siswaku, sebab profesiku sebagai guru harus selalu berada di tengah-tengah siswaku untuk mengajar, tapi jangan lupa untuk bersekutu dengan jemaat lainnya dan mengurus keluarga. Hari ini aku bertemu dengan 1 Petrus 5 : 12 - 14, dia berkata kepadaku untuk selalu berdiri teguh di dalam Tuhan.

Berdirilah dengan teguh di dalam-Nya! (1 Petrus 5 : 12 - 14)

          Ketika kehidupan seseorang mengalami suatu peristiwa tragis yang dapat menghancurkan diri, hidup dan masa depannya maka mudah sekali ia menjadi sesat, pesimis, sinis bahkan apatis. Ia merasa tidak mampu lagi untuk berdiri tegak. Peristiwa tersebut sangat melemahkan tubuh, semangat, terlebih dan pengharapannya.

          Membiarkan diri untuk tidak berjuang lagi membuat seseorang dapat mempercepat kematiannya sendiri. Hidup adalah perjuangan, tetapi untuk berjuang hidup dan bertahan dalam penderitaan seseorang harus memiliki tujuan khusus yang melampui hidupnya sendiri.

          Penderitaan-penderitaan berat yang dialami oleh orang-orang Kristen pada masa pemerintahan Romawi oleh kaisar-kaisar yang berniat menghancurkan kekristenan sangat melemahkan orang-orang percaya. Mereka difitnah, disiksa dan dibunuh karena nama Yesus. Mereka tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk melawan. Itulah sebabnya Petrus merasa perlu untuk menasihati dan menguatkan mereka agar tidak menjadi lemah, kecewa, putus asa dan mundur. Intinya jangan pernah menyerah.

          Begitu pula dengan keadaan kita sekarang ini, yang berada di bawah pemerintahan kaisar-kaisar modern yang selalu membuat kita lemah, kecewa, putus asa karena sistem yang diterapkan.
Tapi kita tidak boleh mundur dan menyerah. Karena kunci utama kita adalah kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah adalah Allah sendiri yang berdiam di dalam kita. Apabila Allah berdiam dan menjadi pelaku di dalam kehidupan kita, maka kita pasti mampu menanggung segala penderitaan. Mengapa? Sebab bukan kita lagi yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam kita. Kristus pasti mampu mengatasi segala penderitaan di dalam kita. Jadi nasihat-nasihat inilah yang membuat gereja mula-mula akhirnya mengerti dan memahami apa arti menderita bagi Kristus. Mereka bersedia menderita dan mati bagi Kristus. Justru melalui aniaya-aniaya yang hebat inilah, akhirnya kekristenan berhasil menyebarkan Kerajaan Allah di seluruh kerajaan Romawi.

Doa :
Tuhan, topang dan kuatkan kami agar tetap teguh berdiri dan menjalani kehidupan yang penuh pergumulan, dan kiranya kami dapat melaluinya serta berjuang meski penuh dengan tantangan.

Saturday, August 20, 2016

Allah adalah sumber segala sesuatu oleh sebab itu pengharapan selalu ada

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarmu hari ini? Semoga selalu sehat dan dalam keadaan yang baik. Senang rasanya dapat menjumpai saudara dan sahabatku walau pun melalui blog yang aku tulis. Terima kasih kepada anda semua jikamasih berkenan membaca renungan yang aku tulis. Hari ini aku masih bersama Paulus di kota Roma 15 : 1 - 13.

Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah (Roma 15 : 7).


         Saudara kerukunan bukan sekedar ide atau gagasan. Kerukunan harus diciptakan dan dipelihara. Oleh sebab itu kita harus dapat mengasihi sesama kita terutama kepada saudara kita yang lemah. Kita tidak dapat mengasihi berdasarkan golongan atau diri sendiri. Seperti Yesus Kristus yang sudah mengajarkan kasih kepada kita sebab Dia adalah merupakan sumber kehidupan iman kita.

          Kita sebagai orang Kristen harus dapat bersekutu dengan umat Kristen lainnya dan dapat mengasihi sesama. Banyak pergumulan yang harus kita hadapai, sebab itu kita harus dapat saling menopang diantara sesama orang Kristen. Sehingga kia tidak dapat saling bertikai satu dengan yang lain. Karena ketaatan kepada Allah - dengan menjaga keutuhan serta kerukunan - dan kasih kepada sesama akan menghasilkan persekutuan yang indah. Maka lestarikan cinta kasih dan kerukunan.

          Dengan hidup penuh kerukunan maka selaku persekutuan orang percaya sudah merupakan cara memuliakan Allah. Dan itu akan memancar di tengah dunia sehingga banyak orang akan melihatnya. Dan dunia akan melihat kemuliaan Allah dan menempatkan Yesus Kristus sebagai pusat dunia. Semua bangsa akan mengaku dan memuji Dia.

          Terkadang dalam hidup kita akan mengalami kesulitan, tetapi iman percaya kita tidak boleh luntur meskipun didera berbagai macam persoalan. Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan. Pengharapan itu datangnya dari Allah. DikaruniaAllah.

          Biarlah dunia melihat bahwa betapa indahnya hidup di dalam persekutuan dengan Tuhan. Setiap orang yang ada di dalamnya wajib menjaga persekutuan itu. Kitapun bertanggung jawab untuk memancarkan terang Allah melalui persekutuan kita supaya dunia merasakan kehangatan cinta-Nya yang tak terbatas itu.

Doa :
Tuhan, pakailah kami sebagai alat untuk memancarkan kemuliaan-Mu. Biarlah dunia tahu bahwa ada persekutuan yang indah di dalam Engkau.

Friday, August 19, 2016

Kejarlah yang baik

Syaloom saudara dan sahabatku, apa kabarnya ? Kiranya berkat dan kasih karunia Tuhan Allah kita selalu ada bersama kita sekalian. Hari ini aku masih bersama Paulus di kota Roma 14 : 19 - 23.

Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. (Roma 14 : 19). 


          Kejarlah apa yang baik. Raihlah yang terpuji. Lakukan segala sesuatu yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Ini bukan sekedar teori belaka tetapi melakukan apa yang Allah inginkan kita perbuat.

          Dalam hidup ini ada yang harus kita dahulukan atau utamakan. Baik di dalam gereja maupun di dalam keseharian. Marilah melihat ke sekeliling kita - sekali lagi - dengan arif dan bijaksana. Itu sangat diperlukan. Mengendalikan diri agar semuanya berjalan dengan baik, itu luar biasa. Bukan sekedar pura-pura baik. Bukan juga supaya kita disenangi tetapi kita mendahulukan apa yang perlu dan mengutamakan apa yang seharusnya. Jangan kehadiran kita membuat orang lain jatuh atau tersandung. Kita harus saling membangun dan tidak merusakkan pekerjaan Allah. Kita punya kesadaran yang tinggi untuk menjaga persekutuan umat Tuhan. Kita bertanggung jawab di dalam satu bahtera yang sama, yaitu Gereja Tuhan. Kurangnya penghayatan terhadap persekutuan dapat membuat hubungan antar sesama menjadi rusak. Persekutuan pun akan retak. Paulus mengingatkan bahwa saudaranya yang lemah pun adalah ciptaan Allah. Ingatlah, Allah mengasihi kita semata-mata karena anugerah-Nya.

             Tuhan Allah telah mengajarkan kepada kita, tentang sikap kita ketika berjumpa dengan orang yang tidak sama pikirannya dengan kita. Marilah bertumbuh dalam hal-hal yang sederhana. Yaitu, menghargai orang lain dan tetap memperlakukan mereka dengan baik dan santun sekalipun berbeda pendapat. Jangan memusatkan perhatian pada pikiran yang negatif. Dengan pertolongan Tuhan kita mampu melakukan hal-hal baik yang Tuhan tanamkan dalam diri kita.

Doa :
Biarlah hal-hal yang baik kami lakukan, ya Tuhan, bukan yang jahat dan buruk. Tolonglah kami, ya Tuhan.

Wednesday, August 17, 2016

Indonesia, negaraku, Tuhan yang memberikan-Nya

Syaloom saudara dan sahabatku, apakabar semuanya? Semoga Tuhan masih memberkati kita semua dan kebetulan negaraku Indonesia sedang berulang tahun yang ke 71. Merdeka ....!!!! Yach, hari ini memang hari kemerdekaan Indonesia, semangat juang para pahlawanku selalu membara dalam hatiku untuk memajukan bangsa dan negaraku dalam pengabdianku sebagai guru di sekolah kejuruan.

Hari ini aku dibawa oleh Paulus ke kota Roma 13 : 1 - 7, di sana aku banyak belajar bersama Paulus mengenai pemerintahan suatu bangsa dan negara.


Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah, dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah (Roma 13 : 1).
 
          Setiap menyaksikan pengalungan medali emas kepada atlet atau olahragawan dari Indonesia yang bertanding di luar negeri - tidak bisa dipungkiri - ada rasa haru di dada. Lagu Indonesia Raya berkumandang di jagad Internasional. Atau, pada saat upacara bendera memperingati hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, tetaplah rasa haru itu memenuhi relung hati kita. Kita bangga sebagai orang Indonesia.

          Bukan tanpa maksud, Paulus menuliskan tentang kepatuhan kepada pemerintah dan penegasan bahwa tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah. Pemerintah Romawi boleh menguasai penduduk Roma pada waktu tu tetapi orang Kristen di Roma diarahkan untuk menghormati pemerintah yang ada.

          Menghormati pemerintah berarti menghormati Allah. Paulus juga berhadapan dengan pemerintah Romawi tetapi ia tidak menghasut orang-orang Kristen di sana untuk membenci mereka.
Ia justru meletakkan prinsip-prinsip Kristiani di dalam kehidupan bermasyarakat walaupun ia mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. Paulus meyakini bahwa Allah berkarya dengan menempatkan seseorang dalam pemerintahan, seperti yang kita lihat sekarang Basuki Tjahja Purnama (Ahok) sebagai gubernur DKI Jakarta. Tuhan memberkati. Oleh karena itu hormatilah mereka dan lakukan tanggung jawabmu selaku warga negara, demikian kata Paulus. Jangan hanya demo dan demo di sana sini.

          Terkadang kita juga mengalami kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan di negeri tercinta Indonesia ini. Kita juga punya pengalaman buruk ketika mengurus ini dan itu, tidak dilayani dengan baik, mungkin karena warga yang minoritas, namun - jauh di dalam hati - kita juga tidak rela kalau pemerintahan ini dicela serta dihujat terus menerus. Bukankah kita selalu berdoa untuk Indonesia. Berkibarlah bendera Merah Putih. Tuhan sayang kita semua.

Doa :
Sayangilah kami, ya Allah. Peliharalah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dan bantulah kami menegakkan keadilan, damai dan kebenaran di bumi. 

Sunday, July 24, 2016

Masa Muda Masa Terindah

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan minggu ini? Apakah berkat Tuhan masih ada bersama saudara dan sahabat? Pasti masih ada dan semakin bertambah. Hari ini kita akan kembali ke masa muda bagi yang sudah berumur atau tua. Masa muda pasti sangat menyenangkan bagi kita semua sebab memang sangat indah dan sungguh indah. Seperti kata Pengkhotbah 11 : 9 - 10.

Bersukacitalah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu ..... (Pengkhotbah 11 : 9)

          Masih ingatkah syair lagu yang berjudul "Masa Muda Sungguh Senang" yakni :
Masa muda sungguh senang, jiwa penuh dengan cita-cita
Dengan api yang tak kunjung padam, selalu membakar dalam hati
Masa mudaku masa yang terindah, masa Tuhan memanggilku
Masa mudaku masa yang kukenang, kutinggalkan semua dosaku
          La la la la la la la ......
Masa muda sungguh senang, kuberikan pada-Mu ya Tuhan
Apa yang ada pada diriku, kuserahkan untuk kemuliaan-Mu


          Syair lagu di atas mengandung makna bahwa sungguh indahnya masa muda dimana masa yang penuh harapan, masa Tuhan memanggil dan masa aku mau meninggalkan dosa dan pada akhirnya menyerahkan diri hanya untuk Tuhan. Namun rasanya sulit untuk situasi saat ini kaum muda menyerahkan diri bagi Tuhan. Jiwa muda yang menggelora dalam bathin, godaan dan perkembangan zaman membuat masa muda "penuh kebahagiaan". Mereka dapat pergi ke clubing, pesta pora (narkoba dan minum-minum) atau melakukan pergaulan bebas (sex). Semua mereka dapat lakukan, namun kebahagiaan yang mereka dapat hanyalah sebuah harapan kebahagiaan 4S (semu, sesaat, sewaktu dan sekilas) bukan kebahagiaan 1S (sejati). Pengkhotbah tegas menyatakan "bersukacitalah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu ....." (ayat 9a).

          Pengkhotbah sesungguhnya tidak memaknai "bersukacitalah" dalam makna membiarkan pemuda melakukan sesuai dengan keinginannya sendiri : happy atau foya-foya. Namun ada catatan penting yang harus diingat bahwa apa yang diperbuat pasti ada dampak dan sanksinya ....."karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! (ayat 9b).

          Oleh sebab itu kita harus bersyukur sebagai pemuda selaku generasi dan tulang punggung Gereja bahwa kita harus mampu menjadi teladan bagi banyak rekan pemuda lainnya. Masa muda sesungguhnya masa menyenangkan karena masa inilah masa di mana Tuhan mau menjadikan kita pemuda yang berkualitas dalam iman dan karya nyata bagi sesama dan kemuliaan Tuhan. Dapatkan sukacita yang 1S jangan yang 4S. Tuhan memberkati.

Doa :
Puji syukur atas hari perteduhan saat kami datang memuji dan menyembah-Mu bersama dengan semua orang percaya. 

Friday, July 22, 2016

Kendalikan mulutmu

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya untuk hari ini ? Apakah semua dalam keadaan baik? Semoga Tuhan memberkati kita semua. Hari ini kita akan merenungkan setiap perkataan yang keluar dari mulut kita. Apakah perkataan tersebut menghibur atau menyakiti perasaan orang lain. Terkadang kita suka bercanda teman-teman kita dan tanpa sadar kita akan berbicara yang membuat teman kita menjadi marah atau bersedih. Pengkhotbah 10 : 12 - 15, akan memberikan sebuah ilustrasi kepada kita.

Perkataan mulut orang berhikmat menarik, tetapi bibir orang bodoh menelan orang itu sendiri (Pengkhotbah 10 : 12)

          Seorang Sultan memanggil seorang ahli nujum dan menanyakan berapa lama ia akan hidup. "Paduka akan hidup sampai menyaksikan semua putera paduka wafat," kata ahli nujum itu. Sultan menjadi murka dan memerintahkan para pengawalnya untuk menghukum mati si ahli nujum itu. Kemudian, Sultan memanggil ahli nujum kedua, dan mengajukan pertanyaan yang sama."Paduka, kata ahli nujum itu, hamba lihat paduka diberkati dengan umur yang panjang, begitu panjang umur paduka, sehingga melebihi semua umur keluarga paduka". Sultan merasa senang dan menghadiahkan perhiasan emas dan perak kepada ahli nujum itu. Kedua ahli nujum itu tahu tentang kebenaran, tapi yang seorang bijaksana dan yang lain tidak.

          Memang benar, yang membedakan orang yang bodoh dan orang yang berhikmat adalah dari perkataannya. Perkataan orang berhikmat penuh kebaikan, membangun, penuh dengan kemurahan hati dan memberi pengajaran bagi pendengarnya. Perkataan orang berhikmat membuat orang lain menghormati dan menghargainya. Perkataannya tidak pernah dimaksudkan untuk menghina, merendahkan, mempermalukan,mengancam, menyerang orang lain dan sudah tentu membuat tenang. Sedangkan perkataan orang bodoh mencelakakan dirinya sendiri sebab perkataannya sering menyakiti orang lain dan membuat orang lain tidak menyukainya, menghindarinya, bahkan membencinya sehingga akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.

          Jadi bila ada orang yang dalam pembicaraannya suka menyalahkan dan merendahkan orang lain, lalu hanya memuji (membanggakan) diri sendiri, ini jelas bukan orang berhikmat, melainkan orang yang bodoh atau tidak bijaksana.

          Bersama Pengkhotbah, Yakobus juga mengingatkan agar kita dapat mengendalikan mulut (lidah) kita dengan baik dan benar (Yakobus 3 : 5 - 10). Jadi jika kita mau menjadi orang yang bijaksana, kita harus dapat memperhatikan perkataan kita sendiri, berpikir dulu sebelum berbicara.
Mau saudara dan sahabatku menjadi orang bijak dalam kehidupan ini? Tuhan memberkati.

Doa :
Ya Bapa, ajarlah kami bertindak dan berkata-kata yang membangun sesama dan memuliakan nama-Mu.