Translate

Monday, February 15, 2016

Kekuatan karakter menilai zaman ini

Syaloom saudara dan sahabatku,
Hari ini aku masih bersama Lukas 12 : 54 - 59,
Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? (ayat 56).

          Untuk menilai seluruh aspek kehidupan di dunia ini diperlukan karakter yang tepat, sebab kita tidak mungkin menilainya dari satu sisi saja entah dari sisi utara, selatan, timur atau barat. Tuhan Yesus minta kita untuk memiliki faham yang jauh lebih besar dan luas untuk menilai apa yang sedang kita hadapi saat ini, didunia kita ini. Krisis sebagai akibat pelayanan itulah waktu (masa) dimana mereka harus memutuskan apakah mereka mempercayai Yesus atau tidak sebagai Tuhan. Sebab menyambut pelayanan-Nya berarti menyambut kedatangan-Nya dan seperti apa kedatangan-Nya itu? Seperti api yang membakar. Perlawanan bisa terjadi, perpisahan bisa terjadi bahkan didalam keluarga sendiri dan istilah apai disini (ayat 49) menggambarkan kekuatan Roh Suci yang menyebarkan injilnya sampai kepelosok dunia.

          Tersebarnya injil itu harus segera disambut dengan karakter yang tepat. Orang tidak boleh bersifat munafik lagi. Orang harus benar-benar jujur terhadap diri sendiri dan terhadap Yesus yang datang ke dunia. Sebab menerima Yesus berarti juga menerima berita injil-Nya, berita sukacita yang menyelamatkan orang-orang yang masih perlu diselamatkan. Memerlukan hati dan jiwa yang bersih untuk mengenal siapa Tuhan Yesus Kristus yang sedang datang. Kesempatan ini terbatas dan waktunya singkat. Untuk itu diperlukan keyakinan dan iman sebagai sumber kekuatan. Aspek keyakinan (kepercayaan) menyangkut pula aspek karakter harus diwujudkan dalam tindakan yang nyata dan itu akan menghasilkan percaya yang sungguh berakar dalam Tuhan Yesus Kristus. Bagaimana dan sampai sejauh mana segala bentuk pelayanan kita selama ini? apakah berkenan kepada Dia? Ini semua menjadi tanggungjawab kita untuk mengalami sentuhan anugerah-Nya yang pasti penuh syukur. Karena kita terbebas dari malapetaka tetapi masuk dan memperoleh keselamatan. Hanya dengan menerima kehadiran Tuhan Yesus Kristus dalam hidup, kita akan selamat.


Doa :
Ya Tuhan Yesus Kristus selamatkan kami dari api neraka yang kekal dan bawalah kami masuk ke dalama kerajaan-Mu yang penuh sejahtera. Amin. 

Saturday, February 13, 2016

Cari yang perlu dicari

Syaloom saudara dan sahabatku, .....
Ibuku pernah berkata dan bertanya kepadaku, bagaimana jika ibu meninggal? Bagaimana dengan kamu dan anak-anakmu? Lalu aku berkata, mengapa mom bertanya seperti itu? Sebab kamu sebagai orang tua tunggal tanpa suami, bagaimana kamu dapat menghidupi dirimu dan anak-anakmu? Aku peluk mom dan ku cium dia. Aku tersenyum dan berkata, mengapa harus takut mom. Aku punya Yesus. Dia adalah sahabatku, tempat bersandar aku dan meminta. Mom tak perlu takut dan cemas. Ibuku hanya dapat terisak mendengar jawabanku. Setelah kepergian ibuku tercinta untuk ke rumah Bapa, ternyata sampai saat ini aku masih tetap setia pada Yesus dan semoga sampai akhir.
Sebab sahabatku Lukas 12 : 22 - 34, berkata :
Tetapi carilah kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu (ayat 31).

         
          Bagi orang pada umumnya, harta merupakan impian dan jawaban atas kesusahan hidup. Namun Yesus melihat akan adanya hal-hal yang tidak baik jika mereka terus berpikir dan beranggapan demikian. Salah satunya : hidup kita tidak akan pernah tenang karena selalu takut hartanya rusak dan hilang. Ketakutan ini pada gilirannya membuat kita bertingkah aneh, antara lain : cepat curiga terhadap orang lain, tidak berani ambil resiko (pindah tempat tinggal/ pindah tempat kerja, bepergian), selalu berpatokan pada perhitungan untung - rugi. Melalui perkataan ini, Yesus sebenarnya sedang mengatasi kekhwatiran kita dan kemudian memberikan harta yang sebenarnya yaitu kerajaan sorga/ keselamatan. Perhatikan : Yesus tidak mengambil harta kita melainkan kekhwatiran kerena itu jangan pernah kita berpikir bahwa aktif di gereja akan menguras harta (Amsal 11 : 24). Sekali pun di gereja banyak jenis persembahan (belum termasuk 'iuran'/ swadaya jemaat) tetapi hanya kepada Tuhan.

          Selanjutnya Yesus menekankan bahwa kita pasti diberi makan, kita pasti 'didandani' oleh Tuhan. Oleh karena itu tidak perlu lagi kita mencari apa yang sudah pasti diberi Tuhan tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Dalam hal inilah Yesus mempertemukan kita dengan apa yang seharusnya kita cari. Sekarang, tetapkan dengan tegas pilihan kita untuk mengabdi kepada Allah dan kebenaran-Nya bukan kepada harta dunia.

Doa :
Bimbing kami dengan Firman dan Roh-Mu untuk mempercayai kuasa Tuhan di saat kami dalam kesukaran dan saat kami dalam keadaan baik-baik saja sebab janji-Mu selalu benar. Amin

Friday, February 12, 2016

Jangan lakukan tiga hal ini

Syaloom saudara dan sahabatku, ......
Sahabatku Lukas 11: 45-54,
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kau sendri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halamg-halangi (ayat 52).

       

            Akibat kecaman Yesus pada orang Farisi seorang ahli Taurat ikut tersinggung (ayat 45). Karena ketersinggunganya itu membuka semua 'aib' berkedok rohani yang selama ini dipraktekkan oleh para ahli Taurat. Yesus membongkar kemunafikan mereka sebab acapkali mereka membebani umat dengan kewajiban yang berat, sementara para tokoh agama saja tidak membantu (ayat 46).; mereka sangat bangga dengan perbuatan nenek moyang Israel, padahal nenek moyang mereka itulah yang membunuh nabi-nabi dan rasul-rasul Allah (ayat 47-51); mereka menimba ilmu banyak namun tidak mempraktekannya dalam hidup se-hari hari. Parahnya lagi, mereka mempersulit orang lain yang juga ingin belajar.

          Dari ketiga hal kita mendapat 'bekal' untuk melanjutkan hidup sehari-hari, antara lain:
Pertama : hari ini kita akan mendapati diri kita dan orang lain melakukan pekerjaan masing-masing secara bersamaan. Yesus mengingatkan kita untuk tidak saling menambah beban satu sama lain jika kita sendiri enggan membantu.
Kedua : hasil dari cara kerja yang curang, licik, tidak jujur dan tidak bertanggung jawab itu tidak layak untuk dijadikan kebanggaan. Jangan bangga jika hari ini kita kembali memakan 'gaji buta' (tetap digaji namun tidak bekerja) ataupun pulang dengan membawa hasil 'jarahan'.
Ketiga : semoga mulai hari ini kita tidak menjadi penghalang berkat bagi orang lain. Selain kita, ada banyak orang yang berusaha hidup benar dan baik di hadapan Tuhan. Akan tetapi, entah sadar atau tidak, kita seringkali malah berusaha menghalang-halangi niat baik orang itu hanya karena kita tidak suka ada orang lain yang lebih baik atau lebih dikerkati dari kita. Mulai pagi ini: jangan lakukan hal-hal seperti itu lagi! Tuhan memberkati ......

Doa :
Pakai kami menjadi saluran berkat bagi sesama sehingga banyak orang hidupnya bersukacita dan menikmati berkat Tuhan hari ini. Amin ....


Waspadalah terhadap kemunafikan

Syaloom saudara dan sahabatku,
hari ini aku masih bersama sahabatku Lukas 12 : 1 - 3,
Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya :"Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafian orang Farisi (ayat 1)

          Apa sih susahnya berbuat dan berbicara apa adanya? Kalau memang kita menginginkan sesuatu dari seseorang, mita saja baik-baik. Tidak perlu memaksakan dengan bersikap manis ataupun memuji-muji berlebihan. Kalau memang kita punya niat jahat atau pun pikiran yang tidak baik, daripada nanti kedapatan orang dan kita lah juga yang akan dipermalukan, lebih baik, buang saja niat jahat dan pikiran kotor itu jauh-jauh. Tidak perlu menjadi munafik !!!!

          Orang Farisi ditampilkan Yesus sebagai orang yang munafik. (Baca jangan lakukan tiga hal ini). Mereka giat menghakimi oramg berdasarkan kewajiban agama padahal supaya mereka diuntungkan baik dalam hal materi (persembahan) maupun status (dihormati orang). Oleh karena itu, demi mengeruk keuntungan, orang Farisi harus bersikap 'seolah-olah' saleh dan terhormat. Yesus katakan : akan ada waktunya semua yang ditutupi itu disingkapkan (ayat 2-3). Seperti ragi yang seolah hilang karena tercampur tepung, namun hasil fermentasinya terhadap tepung tidak dapat disembunyikan. Ragi akan membuat adonan menjadi berkembang.

          Pesan Yesus kepada kita adalah waspadalah terhadap kemunafikan orang yang tersembunyi dibalik segala sikap baiknya. Tentu kita merasa nyaman ketika diperlakukan dengan sopan dan manis oleh seseorang. Kita juga senang jika diberi hadiah oleh orang lain. Kita seringkali kagum terhadap orang-orang yang aktif dalam pelayanan dan saleh dalam peribadahan. Akan tetapi ketika kita tahu bahwa di balik sikapnya itu ternyata ia sangat membenci dan berusaha menyakiti kita. Atau jika ada maksud tertentu, kita akan sangat kecewa. Itulah mengapa Yesus memperingatkan kita untuk tidak cepat terkecoh oleh kemunafikan orang. Dengan demikian, Yesus sedang menjaga kita dari dikecewakan bahkan dirugikan orang. Pada kenyataannya, kita tidak selalu bisa menegur orang yang munafik. Sebaliknya kalau sampai  kita kecewa atau dirugikan oleh kemunafikannya, itu karena kita yang tidak waspada. Yesus sudah memperingatkan kita waspada akan hal itu.


Doa:
Tolonglah kami agar hidupdalam kejujuran dengan pimpinan Roh Kudus sehingga kami dapat berbuat baik tanpa ada maksud jahat aedikitpun. Amin.

Tuesday, February 9, 2016

Keselamatan mereka dan Kebahagiaanku

Syaloom saudara dan sahabatku, .....
Tidak terasa sudah 9 hari ibuku meninggalkanku untuk selamanya, kenangan yang melekat tidak akan terhapus dan aku sudah tidak menangis seperti kemarin. Hidupku memang terasa berbeda tapi aku harus tetap maju dan berjalan demi anak-anakku.
Terlebih lagi sahabatku Lukas 11 : 27 - 28, selalu menyapaku ......
Tetapi Ia berkata : "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya" (ayat 28)

          Dari pernyataan perempuan itu, tersirat bahwa ketika ia menyimak pengajaran Yesus, ia sedang menghayati setiap perkataan dan tingkah laku Yesus kepada dirinya secara pribadi. Bisa jadi, ia sebenarnya sedang membayangkan : andai dirinya mempunyai anak kandung seperti Yesus, pastilah ia merasa sangat bangga dan berbahagia.

          Sekarang gantian (dengan perempuan itu) : mari kitalah yang berandai-andai : jika kita memiliki anak kandung seperti Yesus, kira-kira apa yang akan kita lakukan ? Akankah kita sibuk memberitahu setiap orang kian kemari bahwa orang yang terkenal itu adalah anak kandung kita? Akankah kita tergoda untuk memperlihatkan kepada semua orang bahwa orang 'yang berpengaruh' seperti itu tetap saja 'tunduk' kepada kita, ibu kandungnya? Jika andai-andai ini kita teruskan, yang muncul malah hal-hal yang tidak baik, seperti kesombongan dan ego sentris. Itulah mengapa Yesus mengatakan bahwa yang seharusnya berbahagia bukan hanya ibu kandung-Nya saja tetapi setiap orang yang mendengar ajaran-Nya lalu melakukannya.

          Dalam bergereja, tak sedikit orang bertingkah seperti perempuan ini : mengagumi dan memuji sang pelayan Firman; pelayanannya disanjung-sanjung karena melayani dengan penuh perhatian, namun si pemuji sendiri tidak melakukan apa yang diajarkan kepadanya. Hidupnya tetap dalam dosa dan enggan bertobat. Bukankah hal ini sangat janggal; ajaran sang pelayan firman tidak dilakukan justru oleh orang-orang yang katanya mengagumi dan melayaninya. Sungguh, kenyataan ini bukanlah sesuatu yang membahagiakan apalagi menjadi kebanggaan  bagi si pelayan Firman. Yesus membangunkan kita : kekaguman saja tak cukup!' Tetapi melakukan Firman, itulah yang paling utama. Letak kebahagian yang sesungguhnya dari seorang pelayan Firman, adalah ketika ajarannya dapat memperbaharui diri dan hidup banyak orang.

Doa :
Kami bersyukur sebab Firman yang diberitakan hamba-Mu mengajarkan kami berlakukan benar dalam kata dan tindakan serta bersyukur senantiasa hari demi hari.

Thursday, February 4, 2016

Kunci kebahagiaan sejati

Syaloom saudara dan sahabatku,

       
          Banyak yang aku hadapi dalam hidup ini, aku seorang diri dan aku merasa sendiri sejak ibuku tercinta, terkasih telah pulang kembali ke pangkuan Bapa di surga. Tangis, kesedihan begitu melekat di diriku, canda, tawa dan semua kegiatanku selalu terkait dengan ibuku terkasih. Aku tak dapat menerima kenyataan itu, tapi semua itu nyata. Minggu pagi, 31 Januari 2016 adalah minggu yang cerah dan damai. Aku bangun dengan senyum di wajahku, ibuku juga sudah bangun dan sudah membuat minuman kesukaannya, white kopi. Lalu kami bercerita banyak tentang kesaksian Yesus yang terjadi dalam kehidupan setiap manusia. Tapi ternyata itu adalah berbincangan terakhir kami. Sebab pada saat aku ke toilet, ibuku tersedak dan tidak dapat bernafas karena penyakit asmanya. Dokter pun gagal untuk menolongnya dan aku hanya dapat menangis karena menanti mujizat.

          Saudara dan sahabatku, aku tersedu dan meratap karena ibuku sudah tiada, tapi aku harus maju dan percaya bahwa kita akan bertemu kembali di sana, di tempat Allah Bapa yang Maha Kuasa. Sebab di sana ada kebahagiaan sejati. Dan saudaraku Matius 5 : 1 - 12 pun berbisik kepadaku :
Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya : (ayat 2)

          Siapakah yang tidak ingin bahagia? Setiap orang pasti ingin bahagia dan mereka akan mengupayakan berbagai hal untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup. Bagaimana kunci bahagia menurut Tuhan Yesus? Penulis Injil Matius memaparkan kepada pembacanya dan juga kepada umat percaya saat ini, bagaimana kunci menikmati kebahagiaan yang sejati.

          Dalam khotbah perdana diawal pelayanan-Nya, Tuhan Yesus mengungkapkan 3 kunci kebahagiaan sejati, yaitu :
1. Kebahagiaan dapat dinikmati dalam berbagai situasi termasuk yang tidak menyenangkan bahkan      menyakitkan/ membuat menderita asalkan terus mempercayai Allah, berserah dan bersandar pada    Allah (ayat 2, 4, -6, 10-11).
2. Sikap lemah lembut, selalu berbagi kasih dengan sesama, suci hati (tidak merancang hal-hal jahat  kepada sesama atau menyimpan hal-hal buruk dalam hati), senantiasa mengupayakan kedamaian  adalah sikap dan perilaku yang akan membuat mereka yang memiliki dan melakukannya berbahagia  dan mereka layak disebut sebagai anak-anak Allah (ayat 5, 7 - 9).
3. Sikap dalam menghadapi pergumulan/ penderitaan karena iman adalah bersuka cita, bergembira  atau dengan kata lain bersyukur karena mereka adalah yang memiliki Kerajaan Sorga. Ini berarti  bahwa mereka akan menang dan akan menjadi warga Kerajaan Allah (ayat 10 - 12).

           Mau berbahagia dalam hidup ? Percaya pada Allah, berserah pada tuntunan-Nya, taat akan firman-Nya dan bersyukur untuk setiap hal yang dialami dalam hidup, baik senang mau pun susah.
 Selamat menjalani hari dalam kasih Tuhan.

Doa :
Ya Tuhan, kami rindu menikmati kebahagiaan yang sejati. Mampukan kami mengerti dan melakukan firman-Mu agar kami dapat merasakan kebahagiaan itu dan membaginya kepada siapa pun yang berada bersama dengan kami. Amin.