Syaloom saudara dan sahabatku, semoga kalian dalam keadaan baik dan sehat selalu. Senang rasanya dapat menemui kalian kembali dalam blog Love_Life. Yap, minggu ini atau tepatnya pada minggu advent kita dihadapkan untuk bersiap dalam kelahiran Yesus. Seperti biasa aku bersama Daud sang Mazmur 130 : 1 - 8. Di sini aku diajarkan kesetiaan, dan harapan akan Tuhan saja.
Berharap kepada Tuhan .....! Sebab pada Tuhan ada kasih setia .....(ayat 7)
Aku untuk saat ini seperti pemazmur yang berada di dalam jurang yang dalam, yaitu berada dalam kesusahan teramat berat tanpa pengharapan. Dari sana pemazmur berseru atau berdoa kepada Tuhan dan ia berharap bahwa Tuhan mendengar doa dan permohonannya, seperti aku juga melakukan seruan dan berdoa kepada Tuhan.
Di dalam seruan itu pemazmur mengungkapkan bahwa tak seorang pun yang dapat tahan terhadap penghakiman Tuhan. Jadi, ia sadar bahwa ia berdosa. Dosa-dosanya itulah yang memisahkan dia baik dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia. Namun, ia yakin bahwa Tuhan ada pengampunan. Karena itu, ia menanti-nantikan dan mengharapkan Tuhan dan firman-Nya. Lalu, ia mengajak umat agar juga berharap kepada Tuhan, karena Tuhan itu kasih setia adanya dan membebaskan umat-Nya. Ia yakin bahwa Tuhan akan membebaskan umat-Nya dari penderitaan akibat dosa-dosanya. Seperti aku juga yakin akan hal tersebut, bahwa Tuhan akan membebaskan umat-Nya dari penderitaan dosa-dosanya.
Kita hidup di dunia yang fana ini, dimana kita kadang berada di dalam jurang yang dalam, entah itu karena dosa kita atau karena dosa orang lain atau karena bencana alam dan penyakit. Ya benar bahwa penderitaan tidak selalu akibat dosa (ingat kisah Ayub). Namun jika kita menderita, maka sudah seyogianya pertama-tama kita introspeksi diri bukan menyalahkan orang lain atau keadaan, mungkin tanpa sadar kita telah berbuat dosa kepada Tuhan dan sesama.
Mengapa kita harus introspeksi diri? Sebab kita selalu berharap setiap hasil pekerjaan kita memberi hasil yang memuaskan. Dengan hasil yang memuaskan tersebut segala proses yang dilalui terasa lenyap seiring sukacita kepuasan pekerjaan yang dihasilkan. Namun pernahkan kita merenungkan setiap proses yang dilalui dan dihadapi dalam mencapai hasil yang memuaskan tersebut. Adakah tantangan, kesulitan bahkan linangan air mata harus dijalani.
Sebab itu ditengah penderitaan hidup ada Allah yang tetap bekerja dan berkarya dalam hidup kita. Walau tidak mungkin, namun di dalam Allah membuka pengharapan iman percaya. Iman percaya yang akan terus dinyatakan dalam kesetiaan kita kepada-Nya. Yang memberikan kekuatan dan optimis menghadapi segala sesuatu dalam kehidupan kita ini.
Sudahkah kita merenungkan "apakah diri kita sudah menjalani setiap kehidupan dengan kestiaan kepada Sang Khalik? Kesetiaan kita akan memberikan kebahagiaan sejati dengan sorak-sorai dan berbahagialah orang yang menanti-nantikan Tuhan.
Doa :
Tuhan yakinkan kami bahwa perjuangan hidup yang kami jalani dengan mengandalkan Engkau akan berujung pada kebahagiaan dan berkati kami dalam menyongsong kedatangan-Mu ke dunia.
Berharap kepada Tuhan .....! Sebab pada Tuhan ada kasih setia .....(ayat 7)
Aku untuk saat ini seperti pemazmur yang berada di dalam jurang yang dalam, yaitu berada dalam kesusahan teramat berat tanpa pengharapan. Dari sana pemazmur berseru atau berdoa kepada Tuhan dan ia berharap bahwa Tuhan mendengar doa dan permohonannya, seperti aku juga melakukan seruan dan berdoa kepada Tuhan.
Di dalam seruan itu pemazmur mengungkapkan bahwa tak seorang pun yang dapat tahan terhadap penghakiman Tuhan. Jadi, ia sadar bahwa ia berdosa. Dosa-dosanya itulah yang memisahkan dia baik dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia. Namun, ia yakin bahwa Tuhan ada pengampunan. Karena itu, ia menanti-nantikan dan mengharapkan Tuhan dan firman-Nya. Lalu, ia mengajak umat agar juga berharap kepada Tuhan, karena Tuhan itu kasih setia adanya dan membebaskan umat-Nya. Ia yakin bahwa Tuhan akan membebaskan umat-Nya dari penderitaan akibat dosa-dosanya. Seperti aku juga yakin akan hal tersebut, bahwa Tuhan akan membebaskan umat-Nya dari penderitaan dosa-dosanya.
Kita hidup di dunia yang fana ini, dimana kita kadang berada di dalam jurang yang dalam, entah itu karena dosa kita atau karena dosa orang lain atau karena bencana alam dan penyakit. Ya benar bahwa penderitaan tidak selalu akibat dosa (ingat kisah Ayub). Namun jika kita menderita, maka sudah seyogianya pertama-tama kita introspeksi diri bukan menyalahkan orang lain atau keadaan, mungkin tanpa sadar kita telah berbuat dosa kepada Tuhan dan sesama.
Mengapa kita harus introspeksi diri? Sebab kita selalu berharap setiap hasil pekerjaan kita memberi hasil yang memuaskan. Dengan hasil yang memuaskan tersebut segala proses yang dilalui terasa lenyap seiring sukacita kepuasan pekerjaan yang dihasilkan. Namun pernahkan kita merenungkan setiap proses yang dilalui dan dihadapi dalam mencapai hasil yang memuaskan tersebut. Adakah tantangan, kesulitan bahkan linangan air mata harus dijalani.
Sebab itu ditengah penderitaan hidup ada Allah yang tetap bekerja dan berkarya dalam hidup kita. Walau tidak mungkin, namun di dalam Allah membuka pengharapan iman percaya. Iman percaya yang akan terus dinyatakan dalam kesetiaan kita kepada-Nya. Yang memberikan kekuatan dan optimis menghadapi segala sesuatu dalam kehidupan kita ini.
Sudahkah kita merenungkan "apakah diri kita sudah menjalani setiap kehidupan dengan kestiaan kepada Sang Khalik? Kesetiaan kita akan memberikan kebahagiaan sejati dengan sorak-sorai dan berbahagialah orang yang menanti-nantikan Tuhan.
Doa :
Tuhan yakinkan kami bahwa perjuangan hidup yang kami jalani dengan mengandalkan Engkau akan berujung pada kebahagiaan dan berkati kami dalam menyongsong kedatangan-Mu ke dunia.