Syaloom, ..... saudara dan sahabatku. Belakangan ini kita selalu mendengar tentang banyaknya pejabat yang tertangkap oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Mengapa mereka ditangkap? Sebab pola hidup mereka yang sangat berlebihan sehingga mereka mencari sesuatu yang bukan miliknya. Terlihat mereka dapat menolong sesama namun darimana dananya? Seharusnya mereka dapat seperti Kisah Para Rasul 4 : 32 - 37.
..... dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya ..... (Kis. 4 : 35)
Jika dipertanyakan apakah pola hidup jemaat mula-mula masih bisa diterapkan saat ini? Secara tersurat mungkin sulit. Mengapa, karena segala harta kepunyaan kita adalah milik bersama. Apa yang saya miliki adalah milikmu juga. Hmmmm, kelihatannya mudah tapi yang pasti sangat sulit jika diterapkan pada kehidupan jaman sekarang. Mengapa? Sebab kebutuhan, keinginan, situasi dan kondisi masyarakat serta rasa kebersamaan dalam persekutuan sudah jauh berbeda. (Baca juga : Lakukan yang benar)
Namun semangat dan pola kebersamaan untuk peduli sesama masih dapat dilakukan dengan benar. Ada tiga hal yang dapat menjadi dasar semangat dan pola dalam membangun kepedulian, yakni :
- Pertama, sehati dan sejiwa ( Kis. 4 : 32). Merasakan situasi, harapan dan tekanan selaku jemaat Tuhan. Terikat satu sama lain dalam menjadi bagian persekutuan sehingga saling membantu dan menopang. Hal ini diwujudkan dengan memahami bahwa harta yang mereka miliki adalah milik mereka dengan pengertian bahwa harta yang mereka punya berasal hanya dari Tuhan Allah.
- Kedua, menjual harta kepunyaannya dan meletakkan hasilnya di depan kaki rasul-rasul (Kis. 34a & 35). Kejujuran atas hasil penjualan harta dan mereka tidak mengambil untung dari hasil penjualan tersebut. Yang diibaratkan untuk saat ini adalah membayar pajak dengan benar.
- Ketiga, memenuhi kebutuhan sesuai keperluan (Kis. 4 : 35). Artinya tidak ada ketamakan dan keserakahan. Semua sesuai keperluannya. Tidak lebih dan tidak kurang.
Dari tiga hal di atas, mari kita mencoba untuk jujur, mau menopang dan menolong sesama, hidup bersyukur sesuai berkat yang diberikan Tuhan dan kesatuan hati untuk menjadi bagian utuh dari persekutuan yang diselamatkan Tuhan. Dapatkah kita melakukannya dengan benar dan jujur untuk kebersamaan di dalam persekutuan saat kini?
Doa :
Bapa surgawi, terima kasih untuk berkat yang Engkau berikan dan pakailah diri kami menjadi saluran berkat bagi sesama.
..... dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya ..... (Kis. 4 : 35)
Jika dipertanyakan apakah pola hidup jemaat mula-mula masih bisa diterapkan saat ini? Secara tersurat mungkin sulit. Mengapa, karena segala harta kepunyaan kita adalah milik bersama. Apa yang saya miliki adalah milikmu juga. Hmmmm, kelihatannya mudah tapi yang pasti sangat sulit jika diterapkan pada kehidupan jaman sekarang. Mengapa? Sebab kebutuhan, keinginan, situasi dan kondisi masyarakat serta rasa kebersamaan dalam persekutuan sudah jauh berbeda. (Baca juga : Lakukan yang benar)
Namun semangat dan pola kebersamaan untuk peduli sesama masih dapat dilakukan dengan benar. Ada tiga hal yang dapat menjadi dasar semangat dan pola dalam membangun kepedulian, yakni :
- Pertama, sehati dan sejiwa ( Kis. 4 : 32). Merasakan situasi, harapan dan tekanan selaku jemaat Tuhan. Terikat satu sama lain dalam menjadi bagian persekutuan sehingga saling membantu dan menopang. Hal ini diwujudkan dengan memahami bahwa harta yang mereka miliki adalah milik mereka dengan pengertian bahwa harta yang mereka punya berasal hanya dari Tuhan Allah.
- Kedua, menjual harta kepunyaannya dan meletakkan hasilnya di depan kaki rasul-rasul (Kis. 34a & 35). Kejujuran atas hasil penjualan harta dan mereka tidak mengambil untung dari hasil penjualan tersebut. Yang diibaratkan untuk saat ini adalah membayar pajak dengan benar.
- Ketiga, memenuhi kebutuhan sesuai keperluan (Kis. 4 : 35). Artinya tidak ada ketamakan dan keserakahan. Semua sesuai keperluannya. Tidak lebih dan tidak kurang.
Dari tiga hal di atas, mari kita mencoba untuk jujur, mau menopang dan menolong sesama, hidup bersyukur sesuai berkat yang diberikan Tuhan dan kesatuan hati untuk menjadi bagian utuh dari persekutuan yang diselamatkan Tuhan. Dapatkah kita melakukannya dengan benar dan jujur untuk kebersamaan di dalam persekutuan saat kini?
Doa :
Bapa surgawi, terima kasih untuk berkat yang Engkau berikan dan pakailah diri kami menjadi saluran berkat bagi sesama.