Translate

Sunday, March 12, 2017

Yesus dan sabat .....

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku. Hari Sabat atau Minggu atau Sunday adalah hari perhentian, namun bukan kita berhenti dari pekerjaan kita dan hanya duduk diam, bukan itu .... tapi kita harus koreksi diri, apa yang sudah kita lakukan selama seminggu ini? Adakah kita menyimpang dari Firman Tuhan, atau adakah kita menyakiti orang lain dan sebagainya. Sudah pasti kita juga berserah pada Tuhan dengan segala pergumulan yang ada.

          Seperti renungan hari ini, dalam Yohanes 5 : 14 - 18. 
Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat (Yohanes 4 : 16)

          Kehadiran Yesus selalu mendapat perhatian orang banyak, disebabkan ada dua hal yaitu : pertama - pengajaran yang disampaikan-Nya membuat banyak orang takjub (Markus 1 : 22); kedua - mujizat yang dikerjakan-Nya (bandingakan Matius 14 : 34 - 36). Namun sangat disayangkan, semua pekerjaan Yesus baik melalui pengajaran dan mujizat tidak selalu mendapat simpatik dari orang-orang Yahudi terlebih dari pemuka agama. Mengapa? karena Sabat. Yesus dianggap telah menistakan Sabat atau Minggu atau Sunday.


          Lalu, bagaimana jika pada hari Sabat tidak boleh melakukan sesuatu? Apa yang akan kita perbuat bila kita menghadapi suatu kejadian dan kita harus bertindak untuk membantu orang tersebut? Sudah tentu kita salah jika kita tidak membantu orang yang kesulitan atau kesusahan. Seperti yang terjadi pada kalangan orang Yahudi pada saat itu, mereka tidak dibenarkan untuk melakukan pekerjaan apa pun, bahkan untuk menolong orang pun tidak dibenarkan. Tetapi Yesus menyembuhkan orang sakit karena belas kasihan, namun orang Yahudi menganggap hal itu salah dan haram hukumnya.

          Dan kita seharusnya sadar bahwa Yesus tidak pernah bermaksud untuk meniadakan hari Sabat. Yesus hanya ingin meluruskan pemahaman yang keliru mengenai Sabat. Bagi-Nya menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat adalah tindakan yang mulia dan berkenan dihadapan Bapa-Nya. Yesus menegaskan : "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat" (Markus 2 : 27). Artinya bahwa Yesus lebih berkuasa dari Sabat, Yesus adalah Tuhan atas Sabat. Yesus bebas dan berwenang untuk melakukan segala pekerjaan apalagi melakukan perbuatan baik.

          Jadi ingatlah saudaraku, ada begitu banyak "sabat-sabat" yang terkadang menghalangi kita melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepada kita. Marilah kita membuka hati dan pikiran serta berani melakukan karya kebaikan, kepedulian dan belas kasih bagi sesama tanpa batasan "sabat-sabat" baru.

Doa :
Tuhan, singkirkanlah dariku halangan-halangan yang membuat aku menyatakan kasih-Mu.

Saturday, March 11, 2017

Penyembuhan-Nya membebaskan

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku semua. Di akhir minggu ini, kiranya saudara dan sahabatku dalam keadaan sehat selalu. Hari ini aku akan membagikan kesaksian tentang hidup yang benar. Saudara dan sahabatku, tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Segala yang terjadi berada dalam kasih, rencana dan kehendak-Nya. Banyak hal yang kita akui sulit diterima akal jika kita mencoba menyelami kasih-Nya yang kita alami. Secara akal dan logika manusia, apa yang kita alami sulit diselesaikan, penyakit yang parah, kebutuhan hidup yang membebani, dan masih banyak yang lainnya. Namun ketika kita menjalani kehidupan, semua persoalan tersebut mampu dilewati. Mengapa ? Karena satu hal yang tidak kita sadari bahwa Tuhan turut bekerja dalam setiap kehidupan yang kita jalani.

Yohanes 4 : 46 - 54
Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya : "Anakmu hidup". Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya (Yohanes 4 : 53)

          Pengalaman seorang pegawai istana yang anaknya sedang sakit di Kapernaum mungkin juga merupakan pengalaman yang pernah kita alami. Kita sudah pasti akan cemas dan takut, terlebih lagi jika kita sedang berada di luar kota kerena tugas. Perasaan "cemas" dan takut akan selalu berada di sekitar kita. Dan biasanya kita akan datang pada Yesus dengan penuh harap, memohon agar Yesus mau memberi kesembuhan pada anak kita dan sudah tentu itu merupakan tindakan yang tepat. Pastinya kita percaya pada Yesus sebagai tabib yang hebat, karena Dia akan menyembuhkan dan membebaskan. Aku sendiri sangat heran dengan keajaiban yang selalu aku terima dari-Nya. Terkadang tidak masuk akal dan logika, namun itulah. Sebab Yesus selalu berada dalam kehidupanku, dan hanya kepada-Nya aku berserah, menyerahkan seluruh hidupku.

          Bagaimana dengan keimanan kita. Seringkali kita ingin bukti dan baru percaya. Seperti yang kita tahu bahwa Yesus telah banyak melakukan yang terbaik dalam hidup kita. Namun kita selalu tidak meng-amin-kan tindakan Yesus. Akibatnya, kita menerima sebagaimana yang kita takutkan atau kuatirkan. "Penyembuhan" Yesus dalam berbagai persoalan sesungguhnya membebaskan kita. Kita terbebas dari berbagai tekanan dan pergumulan. Syukurilah atas segala "penyembuhan" Yesus hari ini. Biarkanlah Yesus bertindak seturut kehendak, waktu dan cara-Nya. Yang penting kita setia dan percaya atas segala kehendak-Nya

Doa :
Kristus, syukur kami atas "penyembuhan" yang Engkau nyatakan dalam kehidupan kami. 

Wednesday, March 8, 2017

Pribadi yang bersyukur dan kesaksian yang rendah hati

Syaloom saudara dan sahabatku. Ada seorang tokoh Gereja Agustinus pernah berkata, "Kesombonganlah yang mengubah malaikat menjadi iblis, kerendahan hatilah membuat manusia menjadi malaikat". Ungkapan ini hendak menyatakan adanya kesombongan dalam diri seseorang karena dirinya merasa mampu dan melebihi orang lain. Dan kesombongan akan semakin tampak pada saat diri sendiri menceritakan kemampuan dan kelebihannya pada orang lain. Apakah saudara dan sahabatku melakukan seperti itu? Dan apa manfaatnya bagi saudara dan sahabatku?

          Pagi ini kita diingatkan dan diajak untuk melihat kesaksian dari Yohanes Pembaptis tentang Yesus (Yohanes 3 : 22 - 30). Yohanes sangat menyadari bahwa dirinya adalah utusan untuk mempersiapkan kedatangan Sang Mesias (Yohanes 3 : 27 - 28). Dan Yohanes sangat menyadari bahwa dirinya bukanlah Mesias tetapi hanya dipakai sebagai pembuka jalan bagi Yesus. "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil" (Yohanes 3 : 30). Dapatkah kita bersaksi seperti Yohanes Pembaptis. Mungkin kita akan berpikir dua kali. Terlebih untuk orang-orang yang selalu berkecimpung dalam organisasi, pemerintahan atau pun yang lain.

          Belajar dari kesaksian Yohanes kita dituntut memahami artinya menjadi saksi Kristus. Terkadang tanpa kita sadari, kesaksian yang kita berikan justru hanya menceritakan diri kita sendiri bukan Yesus. Masalahnya kita tidak rela untuk semakin kecil dan Yesus semakin besar. Dan itu pun menjadi pergumulan hidup bagi kita, saudara dan sahabatku.

          Seperti setiap pagi yang selalu kita alami adalah merupakan anugerah Tuhan. Dan sepatutnya kita bersyukur atas hari baru dan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk berkarya. Namun seringkali yang kita rasakan sangat berbeda. Di pagi hari kita merasakan kegelisahan dan takut. Takut untuk beraktivitas dan menjalani hari. Mengapa? Pertama, kita tidak mampu melihat bahwa Tuhan ingin kita berkarya seturut kehendak-Nya. Dengan bakat dan kemampuan yang diberikan, kita diharapkan bisa menjalankan hari-hari dengan hasil yang baik. Kedua, kita tidak memulai hari ini bersama Tuhan. Kita merasa mampu melakukan apa pun tanpa diri-Nya.

          Dan sudah tentu pergumulan itu akan membuat diri kita mengalami kesesakan. Penderitaan fisik, batin, harga diri hilang dan kepemilikan harta lenyap sehingga kita akan merasakan beban dan tekanan hidup. Hidup tanpa harapan. Wajar saja jika seorang Ayub pun yang begitu setia pada Allah akan mengungkapkan jeritan batin ....."seperti seorang budak yang merindukan naungan ....(Ayub 7 : 2), aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari .....(Ayub 7 : 4b), hari-hari ..... berakhir tanpa harapan (Ayub 7 : 6), orang yang memandang aku, tidak akan melihat aku lagi .....(Ayub 7 : 8), dan Ia tidak lagi kembali ke rumahnya, dan tidak dikenal lagi oleh tempat tinggalnya (Ayub 7 : 10)".

          Ungkapan Ayub mungkin akan menjadi ungkapan kita juga. Tekanan dan beban berat kehidupan menjadi satu yang sulit dan takut untuk dilalui. Sebab itu setiap saat kita akan memulai kegiatan kita harus yakin bahwa Tuhan mempunyai rencana dan maksud bagi kita. Imani bahwa Tuhan bekerja dalam diri kita, namun yang pasti kita memulainya dengan Tuhan. Tuhan pasti akan memberikan kekuatan dan menghilangkan segala beban serta kegelisahan diri.

          Sebab itu mulailah hari ini dengan menjadi pribadi yang bersaksi dalam kerendahan hati, dan hendaknya juga kita harus selalu bersyukur atas kehidupan, kesempatan dan kehendak yang Tuhan inginkan dari kita. Bukalah hati agar syukur memenuhi setiap aktivitas yang kita kerjakan. Dan Tuhan pasti akan menyatakan anugerah dan karya-Nya dalam diri kita yang mau rendah hati, sebab dalam kerendahan hati kita menjadi jujur, tulus dan mampu serta rela melayani sesama. Inilah kesaksian nyata dan menjadi pribadi yang dipakai Tuhan, dan ucaplah syukur untuk hidup yang Tuhan berikan.

Doa :
Kami mensyukuri atas setiap hal yang boleh terjadi dalam kehidupan diri kami masing-masing, dan kami pun ingin bersaksi seturut kehendak-Mu melalui diri kami.


Sunday, March 5, 2017

Bebas menilai namun bertanggung jawab

Syaloom ...... saudara dan sahabatku, kiranya minggu ini Tuhan selalu berada dalam kehidupan saudara dan sahabatku. Hari Ayub 6 : 14 - 30, mengalami penderitaan saat kecewa terhadap sahabatnya, Elifas karena tidak memberikan "belas kasihan" namun mempersalahkan dirinya atas apa yang dialaminya.

Alangkah kokohnya kata-kata yang jujur! Tetapi apakah maksud celaan dari pihakmu itu?

          Masing-masing kita pasti memiliki penilaian atas apa yang dilihat, dirasa atau dialami. Atas penilaian tersebut timbul pernyataan yang mengungkapakan apa yang dilihat, dirasa atau dialami tersebut. Namun, bagaimana jika kita menilai apa yang orang lain alami? Hal ini kadang menimbulkan pro dan kontra. Ada yang dapat menerima pandangan yang diberikan atau ada yang tidak menyukai karena sudah memberikan "vonis" atau hukuman atas apa yang dialami orang tersebut.

          Seperti Ayub, yang sangat kecewa terhadap sahabatnya yaitu Elifas. Elifas menilai bahwa penderitaan Ayub merupakan dosa yang diperbuat oleh Ayub. Namun Ayub tahu bahwa penderitaan luar biasa yang dialaminya bukan disebabkan oleh dosa. Oleh sebab itu Ayub kecewa dan menyatakan bahwa "Saudara-saudaraku tidak dapat dipercaya seperti sungai, seperti dasar dari pada sungai yang mengalir senyap" (Ayub 6 : 15). Dan lebih jauh Ayub menyatakan kekecewaannya dengan menyatakan dirinya "tidak meminta apa-apa, seperti uang tebusan yang besar ..... (Ayub 6 : 22 - 23). Ayub hanya mengharapkan bahwa sahabat-sahabatnya memberikan "belas kasihan" yang wajar. Bagaikan sebuah kafilah kehausan yang tiba pada sebuah wadi, namun wadi tersebut ternyata kering (Ayub 6 : 15 -21). Tindakan mereka yang tidak mengenal "belas kasihan" disebabkan kekhawatiran akan malapetaka yang dialami Ayub akan dialami oleh mereka juga. Begitu pula dengan kehidupan masa kini. Terkadang kita sangat tidak peduli dengan kesulitan orang lain, bahkan kita akan berkata : biarkan saja, itu bukan urusan kita. Apakah kita juga seperti mereka, yang tidak peduli dengan sesama? Bagaimana penilaian saudara dan sahabatku?

          Terlepas dari setiap penilaian masing-masing dalam hidup ini kita mengalami pengalaman yang berbeda. Semua perjalanan itu sesungguhnya tidak lepas dari kehendak dan rencana Tuhan. Yang paling penting bagaimana kita selalu mensyukuri setiap pengalaman kehidupan yang dialami - apa pun yang terjadi baik suka-duka. Sudahkah kita mensyukuri apa yang terjadi hari ini? Syukurlah atas hidup yang dialami .....

Doa :
Kristus, syukur kami atas setiap detik pengalaman hidup yang Engkau berikan kepada kami.

Tuesday, February 28, 2017

Kesaksian Iman

Syaloom ....... saudara dan sahabatku ...... selamat pagi dan selamat beraktivitas kembali. Kiranya hari ini ada berkat yang kita terima sebab kita harus selalu bersyukur. Begitu pula renungan hari ini dan pengalaman yang selalu ada di sekitar kita, yang terambil dari Ayub 1 : 1 - 12

"Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur, ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan" (Ayub 1 : 1)

          Seringkali dalam menghadapi pergumulan, kita di dorong untuk selalu "beriman". Nasihat ini baik, sejauh kita mengerti apa sebenarnya iman itu. Sebab ada juga yang berpikir bahwa beriman berarti duduk berpangku tangan tanpa melakukan apa-apa; artinya dia tidak usah bekerja namun nanti akan mendapatkan hasil sebab pasti Tuhan akan memberi karena dia beriman. Pemikiran seperti ini yang sangat salah besar, Iman tidak pasif tetapi hidup dan aktif.

          Ayub sangat mengasihi Allah. Kasihnya yang begitu besar kepada Allah membuat ia hidup saleh dan jujur bahkan menjauhi kejahatan. Sekali pun ia seorang yang kaya raya, namun bagi Ayub kekayaan terbesarnya adalah kedekatannya dengan Allah. Dapatkah kita seperti Ayub? Terkadang dalam kehidupan kita sehari-hari, kita selalu mengeluh kepada Allah? Karena apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan harapan kita. Dan Ayub sebagai seorang ayah serta kepala keluarga selalu membimbing keluarganya agar hidup takut akan Allah. Memang tidak mudah mempertahankan kesalehan dan kejujuran hidup apalagi sampai menjauhi kejahatan. Terkadang kita hanya mau hidup saleh dan jujur bahkan menjauhi kejahatan karena kita punya segalanya. Namun bagaimana jika kita tidak punya segalanya, atau kita kehilangan segalanya? Apakah kita masih mengasihi dan memuliakan Allah?

          Seperti dalam Ibrani 11 : 1 yang mengatakan bahwa "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat". Untuk beriman kepada Allah kita harus percaya akan adanya hal-hal yang tidak dapat kita lihat. Pergumulan hidup dapat melemahkan kita tetapi iman memberi kita kekuatan dan kemenangan. Iman juga memampukan kita untuk melalui perkara yang tampaknya mustahil.

          Hiduplah dalam ketaatan kepada Allah. Percaya pada firman-Nya dan terus maju. Teruslah berjalan dalam iman dan hidup dalam iman. Jadilah saksi iman dimana pun kita berada.

Doa :
Ya Tuhan, ajarlah aku memiliki Iman yang sederhana, penuh keyakinan dan ketekunan serta menjadi berkat bagi sesama.

Sunday, February 26, 2017

Penderitaan

Syaloom ....... saudara dan sahabatku. Bagaimana keadaan kalian? Semoga baik dan sehat selalu, sebab berkat dan kasih karunia Tuhan Allah kita selalu beserta. Hari ini aku akan membagikan sebuah renungan dengan judul Penderitaan. Hmmmm, ..... jika dilihat dari judulnya, sudah pasti akan terasa menyakitkan. Saat ini kita sebagai umat manusia tidak akan mau menjalani sebuah penderitaan, semuanya akan berusaha menjauh dari penderitaan tersebut. Sebab jika sudah menderita pasti akan mendapat kesulitan. Hari ini aku akan bersama Markus 9 : 9 - 13.

" ..... Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan dihinakan? (Markus 9 : 12)

          Dalam menjalani kehidupan ini terkadang tidak lepas dari yang namanya penderitaan. Penderitaan karena pergumulan hidup yang menekan seperti persoalan ekonomi, ketidakadilan yang dialami ditengah kerja dan usaha dan sebagainya. Bahkan ada penderitaan yang disebabkan karena ambisi yang berlebihan. Misalnya karena iri hati, persaingan sehingga melakukan tindakan yang pada akhirnya mendatangkan penderitaan.

          Apakah penderitaan yang dialami oleh manusia sama dengan apa yang dialami oleh Yesus Kristus? Sebagai Anak Tunggal Allah, Ia tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidup-Nya. Justru, kehadiran-Nya di dalam dunia ini adalah untuk menyelamatkan seluruh umat manusia. Ia mau menderita, dihina, dicerca, itu semua karena kasih-Nya kepada kita. Tetapi kita sebagai manusia tidak memahami-Nya bahkan para murid-Nya pun tidak memahami-Nya. Saat ini banyak orang yang sangat berambisi untuk menjadi terkemuka sehingga apa yang disampaikan Yesus tidak mereka mengerti dan tidak melaksananya walau pun mereka mendengar.

          Namun Yesus harus menjalaninya melalui jalan salib. Bahwa Anak Manusia akan menderita dan dihina bahkan sampai mati di kayu salib. Penderitaan yang Yesus alami tidak sama dengan apa yang dialami manusia. Ia justru menanggung segala dosa umat manusia. Namun terkadang manusia tidak mengahrgai karya penyelamatan Yesus dalam hidupnya.

          Karena penderitaan-Nya, sekarang kita dapat menikmati hidup ini dengan baik. Pengorbanan-Nya di kayu salib menjadi bukti nyata bahwa kita berharga dimata-Nya. Pertanyaannya, sudahkah yang terbaik kita berikan untuk Kristus Yesus dalam kehidupan ini? Sudahkah kita mendengar suara-Nya dan melakukan apa yang dikehendaki-Nya? Berbahagialah jika engkau menderita karena Kristus Yesus.

Doa :
Ya Tuhan, ajarlah aku untuk tetap setia kepada-Mu sekalipun penderitaan kualami dalam kehidupan ini. 

Sunday, February 19, 2017

Menjadi pribadi pembelajar dengan sentuhan klasik

Syaloom ..... saudara dan sahabatku, pada hari minggu ini aku ingin berbagi suatu renungan suka cita dari Matius 8 : 14 - 17 dan Matius 11 : 25 - 30.

Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, ..... (Matius 8 : 15)
..... belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati ..... (Matius 11 : 29)


   
          Paulo Freire adalah seorang pendidik dari negaa Brazillia yang menyatakan bahwa belajar itu membebaskan. Membebaskan seseorang dari rasa takut, kemalasan dan ketidakpengetahuannya tentang hidup. Belajar menjadikan seseorang memiliki wawasan luas yang memunculkan banyak inspirasi tentang kehidupan. Oleh karena itu, belajar bukanlah beban karena belajar menghasilkan kemerdekaan.

          Terkadang kita sangat malas untuk mempelajari sesuatu yang baru, karena mungkin terlalu banyak dalil, rumus atau peraturan. Sehingga membuat kita pusing dan bingung. Dan sudah tentu itu membuat beban untuk kita yang hendak belajar. Sama seperti orang Yahudi pada masa itu, mereka merasa letih lesu karena banyaknya peraturan yang dibuat oleh ahli-ahli Taurat. Namun dengan kedatang Yesus kedunia peraturan yang banyak dan memberatkan itu disederhanakan menjadi satu hukum saja, yaitu Hukum Kasih. Intinya adalah hukum Tuhan, yaitu mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.

          Yesus memanggil orang untuk belajar pada-Nya, sebab Ia lemah lembut dan rendah hati. Yesus lemah lembut terhadap orang yang hina dan berdosa. Kerendahan hati Yesus karena Dia menaati Allah dan memohon pertolongan dari Allah saja. berbeda dengan ahli-ahli Taurat yang bersifat sombong dan keras hati, memuliakanTuhan dengan mulutnya, tetapi memiliki motivasi untuk menerima kehormatan dari orang lain. Yesus adalah Guru, kita dapat belajar mengenai perkataan-Nya dan teladan-Nya. Yesus mengajari kita melalui Roh Kudus yang bekerja dalam hati kita. Hasil pembelajaran itu adalah ketenangan, kerendahan hati dan kelemah lembutan.

          Mari kita menjadikan Yesus sebagai Guru hidup kita sebab Dia adalah Guru yang mengajarkan dengan sentuhan klasik, yaitu berpikir (head), rasa (heart) dan sentuhan (hand). Dengan belajar melalui sentuhan klasik dapat memberikan inspirasi dan semangat. Sentuhan dalam pengajaran Yesus dapat menguatkan bahkan menggerakkan banyak orang untuk datang kepada-Nya. Karena "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita" (Matius 8 : 17). Yesus hadir dengan sentuhan pengajaran klasik untuk menguatkan, menyembuhkan, menginspirasi, memberikan semangat dan harapan kepada setiap orang lemah, putus asa, kuatir dan susah.

          Dan akhirnya, mari kita belajar untuk memusatkan seluruh perhatian kita kepada Sang Guru. Mata, telinga dan pikiran kita tertuju pada Sang Guru dan firman-Nya sehingga kita menjadi pribadi yang lemah lembut dan rendah hati.

Doa :
Ya Tuhan, tolong kami wujudkan sentuhan klasik yang menguatkan dan mampukan kami untuk memiliki sikap hidupnyang selalu sedia belajar melakukan ajaran-Mu. 

Saturday, February 18, 2017

Hikmat dari Tuhan

Syaloom ..... saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya untuk hari ini, tepatnya diakhir minggu? Semoga berkat dan kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus masih bersama saudara dan sahabatku. Hari ini aku masih bersama Amsal 9 : 1 - 18.

Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian. (Amsal 9 : 10)

          Pada bacaan Amsal hari ini kita sebagai perempuan Kristus diminta untuk dapat menjaga mulut kita. Terkadang kita sebagai perempuan suka dengan berita-berita gosip, isu dan suka bercerita tentang orang lain. Jika suka dengan gosip, kita akan bercerita dari A sampai Z, semuanya kita ceritakan. Sebab katanya jika bukan gosip tidak akan seru. Dan gosip terjadi dikalangan atas hingga bawah. Hanya perbedaannya terletak pada apa yang sedang dibicarakan atau digosipkan.

          Biasanya perempuan lebih banyak bergosip, dan terkadang keluar kata-kata yang membuat sakit hati orang lain. Akankah kita mau seperti perempuan yang tidak berhikmat? Dan berseru-seru di tepi jalan. Sudah tentu kita sebagai perempuan Kristus tidak mau seperti mereka.

          Kaum perempuan semestinya menjadi "agen" penyampai hikmat yang benar. Jadi bukan gosip yang keluar dari mulut kita, apalagi menyakiti perasaan orang lain yang berada di sekitar kita. Melalui Firman Tuhan, kita kaum perempuan harus dapat mengendalikan mulut kita dari ucapan yang tidak mendatangkan berkat, yaitu takut akan Tuhan. Dengan demikian, Tuhan memampukan kita menjalani hidup yang bijak dan bukan mengisi hidup ini dengan cemooh (Amsal 9 : 12). Dan kita akan menjadi perempuan yang mengucapkan hikmat; bukan menjadi perempuan bebal, cerewet yang tidak tahu malu (Amsal 9 : 13).

          Sebab itu jadilah perempuan Kristus yang hanya bersandar pada Tuhan agar sungguh-sungguh dapat menjadi pribadi perempuan yang berhikmat dan memuliakan nama-Nya. Karena kita harus dapat menyadari bahwa peran perempuan sangat besar dalam keluarga, gereja dan masyarakat. Jadilah perempuan yang takut akan Tuhan, dan teruslah berdoa setiap hari; doakan mulut kita agar setiap hari ia mengucap berkat dan tidak lagi menyimpan perbendaharaan kata yang menjadi batu sandungan. Karena mulut badan sejahtera.

Doa :
Ya Tuhan, berkatilah kami kaum perempuan sehingga menjadi berkat dan senantiasa membawa membawa sukacita saluran hikmat Tuhan dalam kehidupan sehari-hari agar nama Tuhan dimuliakan. Amin.

Thursday, February 16, 2017

Dekat erat dengan Hikmat

Syaloom ..... saudara dan sahabatku, apa kabarnya? Hari ini, khususnya Jakarta dan beberapa kota di wilayah Indonesia sedang mengadakan Pilkada. Dan sudah pasti semua masyarakat datang berduyun-duyun untuk memenangkan jagoannya. Hari ini Amsal 7 : 1 - 20 pun berkata bahwa kita sebagai umat pun wajib mengikuti Pilkada tersebut.

Katakanlah kepada hikmat : Engkaulah Saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu (Amsal 7 : 4).

          Ada seorang murid yang gemar belajar datang kepada guru bijaksana. Sang guru adalah seorang ahli batu mulia. Setiap hari sang guru membolehkan muridnya melihat apa yang dikerjakannya, juga mengharuskan muridnya menggenggam berlian di tangannya. Setelah berbulan-bulan belajar, murid itu menjadi hilang sabar. Ia merasa gurunya tidak mengajarnya dengan baik. "Bagaimana saya bisa pintar, bila hanya melihat dan menggenggam berlian?" ujarnya dalam hati. Maka ia memutuskan untuk berhenti belajar. Ia menemui sang guru dan mohon pamit.

          Sang guru bijak berkata, "Baiklah muridku bila itu maumu. Inilah hari terakhir engkau belajar padaku. Untuk terakhir kalinya, genggamlah berlian ini ditanganmu." Setelah menerima berlian tersebut, murid yang sudah enggan belajar itu berkata, "Ini berlian palsu, bukan asli, seperti yang selama ini saya genggam. "Tanpa disadarinya ia telah mempelajari hal yang sangat berharga. Sekian lama ia menggenggam berlian, membuatnya dekat dan erat dengan berlian, juga berpengetahuan luas mengenai berlian. Itulah yang disebut pengetahuan tersembunyi, yang kemudian diperkenalkan oleh Michael Polanyi (1891 - 1879), seorang ahli Filsafat Ilmu dari Hongaria.

          Sebab itu untuk memperoleh pengetahuan yang tersembunyi manusia harus dekat dan erat dengan sumber pengetahuan itu sendiri. Para guru bijaksana, penulis Amsal mengajarkan kepada umat agar selalu dekat dan erat dengan Allah dan hikmat-Nya (ayat 1 - 3). Menyapa hikmat sebagai saudara dan menyebut pengertian sebagai keluarga mencerminkan betapa dekat, erat dan kuat relasi umat dengan hikmat Allah. Hikmat akan membentuk umat menjadi pribadi yang cerdas memanfaatkan pengetahuan, teguh menghadapi bujukan dan bijaksana dalam mengambil keputusan.

          Jadi kita sebagai umat Allah harus dapat menjadi relasi yang tangguh, dan pintar dalam berpikir dan bertindak. Dan kita pun harus dapat bertindak sebagai guru atau pemimpin yang baik serta bijaksana dalam kehidupan ini.

Doa :
Ya Tuhan, arahkanlah kami dengan hikmat-Mu untuk menjadi pribadi berhikmat dalam bersikap, bertindak, berpikir dan bertutur kata.

Tuesday, February 14, 2017

ONSTORE - Toko Online Indonesia - Belanja Online

ONSTORE - Toko Online Indonesia - Belanja Online: ONstore.co.id adalah toko online indonesia yang terpercaya dan simple. Dibangun dengan dasar konsep jaringan pemasaran yang unik menjadikan sebuah trend baru dalam belanja online. ONstore Belanja Dapat Uang

Sunday, February 12, 2017

Hati-hati anda diawasi !

Syaloom ........ saudara dan sahabatku, selamat hari minggu dan Tuhan berkati. Hari ini aku bersama Amsal 5 : 15 - 23. Pada kitab Amsal ini banyak nasehat untuk kehidupan manusia agar menjadi lebih baik dan mengikuti perintah Allah sesuai Firman Tuhan.

Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasinya (Amsal 5 : 21)

          Sejumlah pejabat atau birokrat sering merasa gerah ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pengawasan secara ketat terhadap kinerja para birokrat. Atau para pengguna jalan raya terkadang merasa gelisah ketika niat memacu kendaraan terpaksa batal karena beberapa petugas kepolisian sedang mengawasi lalu lintas kendaraan. Kedua realitas sederhana tersebut hendak menunjukkan bahwa hidup di bawah pengawasan bagi sebagian orang terasa menghambat dan mempersulit kehidupan. Pengawasan bermanfaat baik untuk melakukan pencegahan terhadap kejahatan, maupun mengupayakan kebaikan.

          Amsal menyampaikan kepada umat mengenai pengawasan yang dilakukan Tuhan terhadap semua orang. Segala jalan yang dipilih oleh manusia, Tuhan memperhatikannya. Segala langkah yang ditempuh oleh manusia, Tuhan mencermatinya. Tidak ada seorang pun yang luput dari pengawasan Tuhan. Tuhan benar-benar mengetahui apabila manusia memilih jalan kebaikan atau jalan kejahatan. Tuhan mengenali setiap tindakan mana yang setia dan serong dari pengajaran hikmat-Nya. Sebab itu, Amsal menasehati umat Tuhan agar menjaga perilaku hidup setia, khususnya dalam perkawinan. Bagi umat Tuhan yang setia dan senantiasa memelihara cinta kasih suami-istri, akan menuai berkat dan sukacita.  Sebaliknya, bagi mereka yang berlaku serong akan memanen laknat dan duka cita.

          Apa pun perilaku diri kita hari ini Tuhan memperhatikannya. Dengan siapa pun kita berhubungan, Tuhan senantiasa akan mencermatinya dan mengawasinya, bahkan saat kita terlelap, mata-Nya tetap terbuka menjaga kita. Dengan demikian, Tuhan menjauhkan kita dari segala kejahatan dan mengarahkan langkah kita pada jalan kebaikan. Teruslah melangkah dan berjalan pada jalan Tuhan dan turutilah segala firman-Nya.


Doa :
Ya Tuhan, peringatkanlah kami bila jalan yang kami pilih keliru dan tegurlah kami bila langkah kami jauh dari keinginan-Mu.

Saturday, February 11, 2017

Kesediaan berbagi

Syaloom saudara dan sahabatku, semoga di akhir minggu ini menjadi indah karena Tuhan ada bersama kita.Amin. Di akhir minggu ini aku ada bersama Lukas 9 : 15 - 17. 

Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu ....." (Lukas 9 : 16)

          Dari dulu sampai sekarang manusia mempunyai sifat mementingkan diri sendiri. Sifat egoisme dan egosentrisme ini membuat manusia takut berbagi dengan orang lain, sehingga mengakibatkan hubungan manusia, satu dengan lainnya makin jauh dan terasing. Kalau pun ada yang mau berbagi, itu biasanya ditujukan pada tingkat level tertentu.

          Dan kita sebagai orang Kristen yang baik, seharusnya belajar dari pelayanan Yesus yang bertujuan menghancurkan egoisme dan egosentrisme manusia serta membangun hubungan baru, di mana semua orang adalah saudara yang saling mengasihi dan berbagi. Sebab itu jika kita terlibat di dalam suatu organisasi pelayanan, kita harus dapat membuang sifat egois kita dan langsung terlibat di dalamnya agar kita dapat melihat dengan baik dan benar.

          Yesus sudah menunjukkan tindakan yang baik, yaitu masa lampau, masa kini dan masa depan. Masa lampau, yakni peristiwa pemberian roti (manna) dari surga kepada umat Israel saat di padang gurun. Masa kini, menunjuk pada upaya Yesus memenuhi kebutuhan nyata dari orang banyak yang mengikuti-Nya. Masa depan menunjuk pada peristiwa perjamuan malam terakhir sampai tersalib; penyerahan tubuh dan darah Yesus untuk menyelamatkan dunia, yang kemudian dilakukan oleh gereja Kristen sepanjang zaman melalui Tri Dharma Gereja.

          Mari berbagi kepada semua orang karena yakin bahwa yang kita miliki adalah pemberian Allah; bahwa kita tidak pernah berkurang dan menjadi miskin, tetapi justru makin berkelebihan; bahwa Tuhan mengenyangkan banyak orang melalui kita.

Doa :
Ya Yesus, tolong kami untuk sedia berbagi hidup dengan orang lain. 

Monday, February 6, 2017

Yesus hadir, setan terancam

Syaloom, .... saudara dan sahabatku. Apa kabar semuanya? Aku hari ini ada bersama Lukas 8 : 26 - 29. 

Ketika ia melihat Yesus, ia berteriak ..... dan berkata ..... : "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi? Aku memohon kepada-Mu, supaya Engkau jangan menyiksa aku ( Lukas 8 : 28). 

          Saudara dan sahabatku, Lukas bercerita kepadaku bahwa perjalanan pelayanan Yesus tidak bebas dari ancaman kekuatan dan kuasa demonis atau setan. Sampai saat ini pun, di zaman yang serba modern dan milenium tetap saja kuasa gelap masih ada. Terutama bagi orang-orang yang sesat dan memilih jalan tersebut atau instan. Mereka memilih jalan tersebut dikarenakan dapat dengan cepat mencapai maksud dan tujuannya. Dan kita tahu bahwa perbuatan tersebut sangatlah salah dan sesat, sebab bersekutu dengan kuasa kegelapan.

          Kekuasaan setan sudah pasti akan menggelapkan dan menghancurkan kehidupan manusia; dan itu merupakan keinginan kuasa gelap. Tetapi kekuatan dan kuasa Yesus akan membebskan, memulihkan dan membaharui kehidupan manusia. Kekuatan dan kekuasaan Yesus membuat penguasa kegelapan tunduk dan memohon. Yesus tidak akan membiarkan kuasa gelap menghancurkan tubuh, jiwa, roh dan hati manusia, ciptaan-Nya.

          Namun pada saat ini, kuasa gelap makin merajalela dan merasuki banyak orang. Perbuatan jahat pun makin marak terjadi dan mengancam kehidupan manusia. Membunuh sesama manusia demi tujuan tertentu, atau mencintai sesama jenis, atau berzinah, atau mencuri itu dan masih banyak contoh lainnya. Kita sebagai orang kristen dipanggil dan diutus untuk membebaskan sesama dari kuasa gelap dengan memberi contoh dan perbuatan, yang sesuai dengan Firman Tuhan. Dapatkah saudara dan sahabatku memberi contoh pada sesama berdasarkan Firman Tuhan?

Doa :
Ya Yesus, berilah kuasa-Mu dan bebaskan kami dari kuasa gelap.