Syaloom, ..... saudara dan sahabatku. Hari Sabat atau Minggu atau Sunday adalah hari perhentian, namun bukan kita berhenti dari pekerjaan kita dan hanya duduk diam, bukan itu .... tapi kita harus koreksi diri, apa yang sudah kita lakukan selama seminggu ini? Adakah kita menyimpang dari Firman Tuhan, atau adakah kita menyakiti orang lain dan sebagainya. Sudah pasti kita juga berserah pada Tuhan dengan segala pergumulan yang ada.
Seperti renungan hari ini, dalam Yohanes 5 : 14 - 18.
Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat (Yohanes 4 : 16)
Kehadiran Yesus selalu mendapat perhatian orang banyak, disebabkan ada dua hal yaitu : pertama - pengajaran yang disampaikan-Nya membuat banyak orang takjub (Markus 1 : 22); kedua - mujizat yang dikerjakan-Nya (bandingakan Matius 14 : 34 - 36). Namun sangat disayangkan, semua pekerjaan Yesus baik melalui pengajaran dan mujizat tidak selalu mendapat simpatik dari orang-orang Yahudi terlebih dari pemuka agama. Mengapa? karena Sabat. Yesus dianggap telah menistakan Sabat atau Minggu atau Sunday.
Lalu, bagaimana jika pada hari Sabat tidak boleh melakukan sesuatu? Apa yang akan kita perbuat bila kita menghadapi suatu kejadian dan kita harus bertindak untuk membantu orang tersebut? Sudah tentu kita salah jika kita tidak membantu orang yang kesulitan atau kesusahan. Seperti yang terjadi pada kalangan orang Yahudi pada saat itu, mereka tidak dibenarkan untuk melakukan pekerjaan apa pun, bahkan untuk menolong orang pun tidak dibenarkan. Tetapi Yesus menyembuhkan orang sakit karena belas kasihan, namun orang Yahudi menganggap hal itu salah dan haram hukumnya.
Dan kita seharusnya sadar bahwa Yesus tidak pernah bermaksud untuk meniadakan hari Sabat. Yesus hanya ingin meluruskan pemahaman yang keliru mengenai Sabat. Bagi-Nya menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat adalah tindakan yang mulia dan berkenan dihadapan Bapa-Nya. Yesus menegaskan : "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat" (Markus 2 : 27). Artinya bahwa Yesus lebih berkuasa dari Sabat, Yesus adalah Tuhan atas Sabat. Yesus bebas dan berwenang untuk melakukan segala pekerjaan apalagi melakukan perbuatan baik.
Jadi ingatlah saudaraku, ada begitu banyak "sabat-sabat" yang terkadang menghalangi kita melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepada kita. Marilah kita membuka hati dan pikiran serta berani melakukan karya kebaikan, kepedulian dan belas kasih bagi sesama tanpa batasan "sabat-sabat" baru.
Doa :
Tuhan, singkirkanlah dariku halangan-halangan yang membuat aku menyatakan kasih-Mu.
Seperti renungan hari ini, dalam Yohanes 5 : 14 - 18.
Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat (Yohanes 4 : 16)
Kehadiran Yesus selalu mendapat perhatian orang banyak, disebabkan ada dua hal yaitu : pertama - pengajaran yang disampaikan-Nya membuat banyak orang takjub (Markus 1 : 22); kedua - mujizat yang dikerjakan-Nya (bandingakan Matius 14 : 34 - 36). Namun sangat disayangkan, semua pekerjaan Yesus baik melalui pengajaran dan mujizat tidak selalu mendapat simpatik dari orang-orang Yahudi terlebih dari pemuka agama. Mengapa? karena Sabat. Yesus dianggap telah menistakan Sabat atau Minggu atau Sunday.
Lalu, bagaimana jika pada hari Sabat tidak boleh melakukan sesuatu? Apa yang akan kita perbuat bila kita menghadapi suatu kejadian dan kita harus bertindak untuk membantu orang tersebut? Sudah tentu kita salah jika kita tidak membantu orang yang kesulitan atau kesusahan. Seperti yang terjadi pada kalangan orang Yahudi pada saat itu, mereka tidak dibenarkan untuk melakukan pekerjaan apa pun, bahkan untuk menolong orang pun tidak dibenarkan. Tetapi Yesus menyembuhkan orang sakit karena belas kasihan, namun orang Yahudi menganggap hal itu salah dan haram hukumnya.
Dan kita seharusnya sadar bahwa Yesus tidak pernah bermaksud untuk meniadakan hari Sabat. Yesus hanya ingin meluruskan pemahaman yang keliru mengenai Sabat. Bagi-Nya menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat adalah tindakan yang mulia dan berkenan dihadapan Bapa-Nya. Yesus menegaskan : "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat" (Markus 2 : 27). Artinya bahwa Yesus lebih berkuasa dari Sabat, Yesus adalah Tuhan atas Sabat. Yesus bebas dan berwenang untuk melakukan segala pekerjaan apalagi melakukan perbuatan baik.
Jadi ingatlah saudaraku, ada begitu banyak "sabat-sabat" yang terkadang menghalangi kita melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepada kita. Marilah kita membuka hati dan pikiran serta berani melakukan karya kebaikan, kepedulian dan belas kasih bagi sesama tanpa batasan "sabat-sabat" baru.
Doa :
Tuhan, singkirkanlah dariku halangan-halangan yang membuat aku menyatakan kasih-Mu.