Syaloom ..... saudara dan sahabatku, apa kabarnya? Hari ini, khususnya Jakarta dan beberapa kota di wilayah Indonesia sedang mengadakan Pilkada. Dan sudah pasti semua masyarakat datang berduyun-duyun untuk memenangkan jagoannya. Hari ini Amsal 7 : 1 - 20 pun berkata bahwa kita sebagai umat pun wajib mengikuti Pilkada tersebut.
Katakanlah kepada hikmat : Engkaulah Saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu (Amsal 7 : 4).
Ada seorang murid yang gemar belajar datang kepada guru bijaksana. Sang guru adalah seorang ahli batu mulia. Setiap hari sang guru membolehkan muridnya melihat apa yang dikerjakannya, juga mengharuskan muridnya menggenggam berlian di tangannya. Setelah berbulan-bulan belajar, murid itu menjadi hilang sabar. Ia merasa gurunya tidak mengajarnya dengan baik. "Bagaimana saya bisa pintar, bila hanya melihat dan menggenggam berlian?" ujarnya dalam hati. Maka ia memutuskan untuk berhenti belajar. Ia menemui sang guru dan mohon pamit.
Sang guru bijak berkata, "Baiklah muridku bila itu maumu. Inilah hari terakhir engkau belajar padaku. Untuk terakhir kalinya, genggamlah berlian ini ditanganmu." Setelah menerima berlian tersebut, murid yang sudah enggan belajar itu berkata, "Ini berlian palsu, bukan asli, seperti yang selama ini saya genggam. "Tanpa disadarinya ia telah mempelajari hal yang sangat berharga. Sekian lama ia menggenggam berlian, membuatnya dekat dan erat dengan berlian, juga berpengetahuan luas mengenai berlian. Itulah yang disebut pengetahuan tersembunyi, yang kemudian diperkenalkan oleh Michael Polanyi (1891 - 1879), seorang ahli Filsafat Ilmu dari Hongaria.
Sebab itu untuk memperoleh pengetahuan yang tersembunyi manusia harus dekat dan erat dengan sumber pengetahuan itu sendiri. Para guru bijaksana, penulis Amsal mengajarkan kepada umat agar selalu dekat dan erat dengan Allah dan hikmat-Nya (ayat 1 - 3). Menyapa hikmat sebagai saudara dan menyebut pengertian sebagai keluarga mencerminkan betapa dekat, erat dan kuat relasi umat dengan hikmat Allah. Hikmat akan membentuk umat menjadi pribadi yang cerdas memanfaatkan pengetahuan, teguh menghadapi bujukan dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
Jadi kita sebagai umat Allah harus dapat menjadi relasi yang tangguh, dan pintar dalam berpikir dan bertindak. Dan kita pun harus dapat bertindak sebagai guru atau pemimpin yang baik serta bijaksana dalam kehidupan ini.
Doa :
Ya Tuhan, arahkanlah kami dengan hikmat-Mu untuk menjadi pribadi berhikmat dalam bersikap, bertindak, berpikir dan bertutur kata.
Katakanlah kepada hikmat : Engkaulah Saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu (Amsal 7 : 4).
Ada seorang murid yang gemar belajar datang kepada guru bijaksana. Sang guru adalah seorang ahli batu mulia. Setiap hari sang guru membolehkan muridnya melihat apa yang dikerjakannya, juga mengharuskan muridnya menggenggam berlian di tangannya. Setelah berbulan-bulan belajar, murid itu menjadi hilang sabar. Ia merasa gurunya tidak mengajarnya dengan baik. "Bagaimana saya bisa pintar, bila hanya melihat dan menggenggam berlian?" ujarnya dalam hati. Maka ia memutuskan untuk berhenti belajar. Ia menemui sang guru dan mohon pamit.
Sang guru bijak berkata, "Baiklah muridku bila itu maumu. Inilah hari terakhir engkau belajar padaku. Untuk terakhir kalinya, genggamlah berlian ini ditanganmu." Setelah menerima berlian tersebut, murid yang sudah enggan belajar itu berkata, "Ini berlian palsu, bukan asli, seperti yang selama ini saya genggam. "Tanpa disadarinya ia telah mempelajari hal yang sangat berharga. Sekian lama ia menggenggam berlian, membuatnya dekat dan erat dengan berlian, juga berpengetahuan luas mengenai berlian. Itulah yang disebut pengetahuan tersembunyi, yang kemudian diperkenalkan oleh Michael Polanyi (1891 - 1879), seorang ahli Filsafat Ilmu dari Hongaria.
Sebab itu untuk memperoleh pengetahuan yang tersembunyi manusia harus dekat dan erat dengan sumber pengetahuan itu sendiri. Para guru bijaksana, penulis Amsal mengajarkan kepada umat agar selalu dekat dan erat dengan Allah dan hikmat-Nya (ayat 1 - 3). Menyapa hikmat sebagai saudara dan menyebut pengertian sebagai keluarga mencerminkan betapa dekat, erat dan kuat relasi umat dengan hikmat Allah. Hikmat akan membentuk umat menjadi pribadi yang cerdas memanfaatkan pengetahuan, teguh menghadapi bujukan dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
Jadi kita sebagai umat Allah harus dapat menjadi relasi yang tangguh, dan pintar dalam berpikir dan bertindak. Dan kita pun harus dapat bertindak sebagai guru atau pemimpin yang baik serta bijaksana dalam kehidupan ini.
Doa :
Ya Tuhan, arahkanlah kami dengan hikmat-Mu untuk menjadi pribadi berhikmat dalam bersikap, bertindak, berpikir dan bertutur kata.