Translate

Sunday, November 20, 2016

Tindakan nyata dan benar

Syaloom saudara dan sahabatku, ..... hari ini aku berada di Filipi 1 : 1 - 11. Bagaimana tindakan kita terhadap orang lain? Sudah tentu tindakan apa, sehingga berdampak pada orang lain?

Sebab Allah adalah saksiku, betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian (ayat 8)

          Tindakan atau perbuatan yang kita lakukan bisa berdampak bagi orang lain; bisa berdampak baik atau buruk. Dampak baik yang diberikan akan memberikan kesan baik bagi yang merasakannya. Begitu pula sebaliknya, dampak buruk akan memberikan kesan yang buruk pula.

          Seperti jemaat di Filipi, bagi Paulus merupakan jemaat yang selalu memberikan dampak baik melalui pemberian kasih yang diberikan (lihat Filipi 1 : 5; 4 : 10 -19). Walau mengalami penganiayaan dan kesusahan, jemaat hidup dalam kesukacitaan memberi. Artinya ditengah kondisi yang sulit, jemaat di Filipi tetap melakukan tindakan nyata yang benar dalam menopang pelayanan bagi Paulus. Mereka tidak berada pada posisi yang harus di"beri" karena kondisi situasi yang dihadapi. Namun mereka justru menyatakan pemberian ditengah situasi yang sulit. Hal inilah bagi Paulus merupakan wujud hasil buah kebenaran nyata dalam memuliakan dan memuji Allah (ayat 11). Tindakan nyata ini memberikan rasa syukur bagi Paulus yang merasakan topangan yang diberikan. Paulus bersyukur ditengah situasi yang dihadapi, jemaat di Filipi tetap setia dalam menyatakan tindakan benar melalui pemberian kasih mereka.

          Bagi kita saat ini, melakukan sesuatu yang berdampak baik bagi orang lain dirasakan sangat sulit. Banyak faktor yang mempengaruhi, misalnya apa yang kita lakukan belum tentu berkenan dengan orang lain. Atau tindakan yang kita lakukan tidak didasari ketulusan dan kerelaan. Kita mengharapkan imbalan dan hasil yang akan diperoleh dari tindakan kita tersebut. Oleh karena itu, kita dituntut untuk bertindak dan berbuat yang benar seturut kehendak-Nya. Setiap orang bisa bertindak atau melakukan apa pun namun apakah sesuai kebenaran yang dikehendaki-Nya? Biarlah tindakan kita memberikan dampakbaik bagi sekitar kita bagi hormat dan kemuliaan nama-Nya.

Doa :
Ya Yesus, kiranya hidup kami yang telah Engkau selamatkan ini berdampak positif bagi sesama kami. 

Setia

Syaloom saudara dan sahabatku, semoga pada akhir pekan ini saudara dan sahabat masih mendapat berkat dan rahmat dari Tuhan Allah Bapa. Hari ini aku masih bersama Yehezkiel 37 : 24 - 28. Kami banyak membicarakan tentang kesetiaan umat manusia.

Mereka akan hidup menurut peraturan-perauranku dan melakukan ketetapan-ketetapan-Ku dengan setia. (ayat 24)   
         
          Patung Hachiko di Jepang, melambangkan kesetiaan seekor anjing kepada tuannya. Sang tuan telah mati namun Hachiko tetap setia menunggu sang tuan di stasiun kereta api. Kisah-kisah anjing yang setia di berbagai negara sering juga kita dengar. Tak heran anjing dianggap sebagai hewan peliharaan yang setia.

          Umat Allah yang dipulihkan hidup dalam kesetiaan kepada Allah dan tinggal di tanah pusaka milik  Israel, akan diperintah oleh seorang raja yang digambarkan seperti raja Daud yang memimpin sebagai gembala (ayat 24-25). Allah berjanji untuk tinggal di antara umat dan membuat perjanjian damai dan kekal dengan mereka (ayat 26-27).
          Bait suci akan dibangun kembali sebagai simbol kehadiran umat Allah ditengah-tengah umat-Nya, Israel dan Tuhan hadir kembali di dalam kemuliaan-Nya. Bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Tuhanlah yang menguduskan Israel (ayat 28). Pemulihan Israel menjadi satu bangsa yang utuh bertujuan agar umat Israel hidup dalam kesetiaan dan kekudusan dengan sepenuh hati serta nama Tuhan selalu diagungkan di antara bangsa-bangsa.

          Saudara dan sahabatku terkasih, setia berarti berpegang teguh (misal : pada janji atau pendirian); patuh dan taat; tetap dan teguh hati (misal : persahabatan). Sebagai umat Allah yang kudus, Israel dipulihkan untuk hidup dalam kesetiaan kepada Allah. Sebagai umat Allah yang telah diselamatkan-Nya di dalam kematian dan kebangkitan Kristus, kita juga dipanggil untuk hidup setia bagi Allah. Dalam kesetiaan kepada Tuhan. kita akan tetap memelihara dan mempertahankan kekudusan hidup sebagai umat Tuhan, supaya nama-Nya selalu diagungkan dan dimuliakan.

Doa :
Ya Roh Kudus bimbinglah kami untuk selalu setia kepada-Mu sampai pada akhirnya.

Sunday, November 13, 2016

Bertobat pasti hidup

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana dengan akhir pekannya? Semoga masih ada berkat dan karunia bagi kita semua, dan jangan lupa untuk ibadah minggu, ya. Di minggu ini aku bersama Yehezkiel 33 : 12 - 20. 

Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup karena itu ( ayat 19).

          Menyadari dan mengakui perbuatan yang salah adalah hal yang sungguh baik. Mengapa? Karena kita sulit untuk mengakui dan meminta maaf atas perbuatan salah yang kita lakukan. Kita sering menyalahkan dan menuding orang lain atas kesalahan yang kita perbuat. Sebab itu kita memerlukan pertobatan yang sungguh-sungguh dan perubahan total  serta tidak kembali kepada perbuatan dosa lagi.

          Kita sering diingatkan dan ditegur berkaitan dengan perbuatan salah yang mungkin pernah dilakukan. Namun tanpa disadari kita menolak bahkan tidak jujur atas teguran tersebut. Kita masih berdalih atas setiap pebuatan yang kita lakukan. Seharusnya kita bersyukur dan berterimakasih atas peringatan dan teguran yang disampaikan. Ini berarti masih ada orang yang mau peduli atas kehidupan kita. Melalui teguran inilah hendaknya kita memperbaharui perbuatan kita agar berkenan dihadapan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama ketika kita berinteraksi dengan sesama.

          Seperti kalimat bijak yang sering kita dengar, "Jika engkau tidak meninggalkan masa gelapmu dimasa lalu, itu akan menghancurkan masa depanmu". Kalimat ini ingin mengajarkan kita bahwa masa gelap mesti ditinggalkan, supaya tidak mempersulit kita melangkah ke masa depan yang lebih baik.

          Dalam keputusasaan akan penderitaan karena hukuman Allah dan pandangan bahwa Allah menghukum Israel dengan tidak adil (ayat19), Yehezkiel mengingatkan bahwa Allah mau mengampuni orang fasik yang sungguh-sungguh bertobat dari perbuatan dosanya. Ini adalah kehendak Allah dan keadilan-Nya yang sempurna. Yehezkiel juga menjelaskan bahwa orang yang mengandalkan kebenarannya sendiri dan berbuat jahat tak dapat menyelamatkan dirinya. Orang itu harus mati karena kebenaran manusia tak dapat menyelamatkan dirinya (ayat 12 - 13). Dan orang benar yang meninggalkan kebenarannya dan melakukan kejahatan akan mati dalam kejahatannya (ayat 18). Sebaliknya, orang fasik yang bertobat atau berbalik dari kejahatannya dan melakukan keadilan dan kebenaran akan hidup. (ayat 14 - 16, 19). Allah akan menuntut pertanggungjawaban kita masing-masing, karena Allah menghakimi kita menurut kelakuan masing-masing. Masing-masing orang bertanggung jawab atas hidupnya dan tindakan yang dilakukannya (ayat 20).

          Saudara dan sahabatku yang terkasih, Allah tidak berkenan kepada kematian orang berdosa, tetapi menginginkan pertobatan orang berdosa dari kelakuannya supaya ia hidup bersama Yesus. Jika kita gagal, Allah bersedia mengampuni. Jika kita adalah pendosa, Allah bersedia menjadi Juruselamat. Jika kita rusak, Allah sanggup memulihkan. Masa lalu yang gelap bisa diubah, asal kita mau bertobat dan hidup setia melakukan kehendak Allah. Sebab itu jangan pernah mengeraskan hati kita untuk setiap hal yang baik bagi kita. Karena sesungguhnya Allah menyelamatkan semua orang yang percaya dan mengasihi Tuhan Yesus.

Doa :
Terima kasih atas setiap teguran dan nasihat yang mengingatkan kami untuk memperbaharui diri sesuai kehendak-Mu dan tolonglah kami untuk hidup dalam pertobatan yang sungguh dan berbuah bagi kemuliaan Kristus.

Saturday, November 12, 2016

Tuhan akan melindungi milik-Nya karena seruan kita

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabar kalian semuanya? Semoga damai sejahtera akan melindungi kita sebagai umat-Nya. Hari ini Yohanes menceritakan penglihatannya kepada aku melalui kitab Wahyu 6 : 1 - 17 dan Wahyu 7 : 1- 17.

katanya : "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memateraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka"


          Melindungi apa yang telah menjadi milik kita itulah yang akan kita pertahankan terutama jika ada kekuatan yang berusaha merampas atau mengancam apa yang telah menjadi milik kita. Dan Kristus berkenan untuk melindungi umat kepunyaan-Nya.

          Pada zaman dulu, umumnya dilakukan pemberian tanda pada tubuh para budak untuk menyatakan siapa yang menjadi pemilik dari budak tersebut. Sama seperti kita yang percaya pada Kristus, kita pun telah diberi tanda dengan materai sebagai milik Kristus, hanya saja kita bukan budak melainkan kita telah dilepaskan dari perbudakan dosa. Dan sudah tentu kita akan dijamin selamat ditengah-tengah kehidupan yang sarat dengan pergumulan sebab kita tidak sendiri. Kristus senantiasa hadir bersama kita dan bahkan berkenan melindungi. Kristus pasti memberi kekuatan rohani kepada setiap umat-Nya yang sungguh-sungguh percaya, sehingga ketika kita berhadapan dengan tantangan, pergumulan bahkan ancaman, kita tidak menjadi lemah dan putus asa.

         Banyak peristiwa dalam kehidupan ini yang membuat kita sedih dan prihatin. Diantaranya adalah peristiwa bencana alam dan peperangan yang terjadi disebagian wilayah di dunia ini. Materai pertama dan kedua yang dibuka memperlihatkan binatang kuda berwarna putih dan merah padam yang mengungkapkan adanya peperangan. Manusia atas nama ambisi, keserakahan terlibat peperangan sebagai satu-satunya cara meraih kemenangan. Tidak ada damai sejahtera di bumi, yang ada adalah tangisan, ketakutan dan kecemasan. Kondisi ini semakin mencekam karena materai ketiga dan keempat menampilkan kuda berwarna hitam dan hijau kuning, yang menunjuk adanya kelaparan dan kematian akibat penyakit. Begitu juga ketika materai kelima dan keenam dibuka yang menunjuk pada adanya peristiwa gempa bumi.

          Tidak sedikit yang menjadi korban termasuk mereka yang menjadi korban karena iman dan firmanTuhan. Seruan mereka agar Tuhan segera bertindak mengungkapkan suatu realitas iman bahwa Kristus dalam kemuliaan-Nya berkuasa atas hidup dan kehidupan manusia. Kita percaya bahwa semua peristiwa dalam sejarah manusia tidak terlepas dari kendali dan kuasa Kristus. Dengan seruan ini memotivasi kita untuk tidak berdiam diri dalam keprihatinan dan kesedihan tetapi terus tekun berseru kepada Kristus. Artinya kita menyerahkan kesedihan dan keprihatinan kita kepada-Nya sekaligus mengundang Kristus bertindak sesuai waktu dan kehendak-Nya.
       
          Perlindungan Kristus tentu saja berlaku bagi kita yang setia sampai akhir. Kristus tidak saja hadir memberi kekuatan tetapi juga mahkota kemenangan bagi yang setia dan sungguh-sungguh percaya kapada-Nya sekalipun badai kehidupan mengancam kita. Kristus pasti melindungi dan menggembalakan kepunyaan-Nya kini dan selamanya.

Doa :
Kristus Maha-kasih hidup ini penuh dengan pertikaian bahkan kebencian, hadirlah dan nyatakanlah kuasa-Mu agar damai sejahtera-Mu mewarnai kehidupan kami sebab kami adalah milik-Mu serta bimbing kami untuk hidup setia dan taat kepada-Mu.

Saturday, October 29, 2016

Revolusi Mental

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya setelah sekian lama aku absen dari blog Love_Life? Maaf jika baru sekarang aku hadir kembali, dan aku bahagia sudah dapat berkumpul kembali dengan saudara dan sahabatku di blog Love_Life. Hari ini aku bersama Musa ada di kitab Keluaran 33 : 1 - 6. 

Ketika bangsa itu mendengar ancaman yang mengerikan ini, berkabunglah mereka dan seorang pun tidak ada yang memakai perhiasannya ( ayat 4).

          Pemulihan dapat terjadi jika kita menyadari adanya kesalahan dalam pola pikir dan tindakan, kemudian bersedia memberikan diri untuk mematuhi peraturan yang ditetapkan. Tentunya ini bukan soal perubahan aturan, tetapi yang terpenting adalah perubahan mental yaitu : Revolusi Mental yang sejalan dengan penghargaan terhadap keselamatan yang telah dianugerahkan Tuhan. Keselamatan membaharui status. Sebelumnya berdosa dan tidak layak, berubah menjadi diselamatkan dan layak, sehingga disebut umat Tuhan; anak-anak Tuhan.

          Perubahan diri tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perubahan memerlukan proses waktu dan memerlukan perjuangan keras serta kesetiaan pada komitmen. Revolusi Mental adalah perubahan yang nampak secara jelas dan cepat dalam diri kita sebagai umat. Karakter negatif harus diganti dengan karakter positif. Seorang yang suka telat harus berubah menjadi tepat waktu; seorang yang malas harus berubah menjadi rajin; seorang yang suka menipu berubah menjadi orang yang jujur; seorang yang beribadah di gereja sebulan sekali harus berubah menjadi setiap minggu; seorang yang tidak mempunyai waktu untuk berdoa, harus berubah dengan mempunyai waktu untuk bersaat teduh setiap hari; seorang yang suka mengeluh tentang hidupnya, berubah menjadi selalu bersyukur untuk semua yang dimiliki dalam hidupnya.

          Revolusi mental harus bermula dari pemahaman iman bahwa Tuhan telah memberikan kehidupan dan anugerah keselamatan, sehingga kita bertanggungjawab untuk melakukan yang baik dan benar. "Hidupku bukannya aku lagi, tetapi Kristus di dalamku. Kristus hidup, Kristus hidup dalam ku" Kita harus melakukan pembaharuan dalam hidup ini menuju arah yang semakin baik karena Kristus hidup di dalam kita. Mari tanggalkan sikap pura-pura, hati yang tidak tulus, kasih dan kebaikan yang semu. Biarkanlah Tuhan memulihkan diri kita serta menyertai kita. Sehingga Ia memberikan kehidupan yang baik, pekerjaan yang tetap, usaha yang sukses, anak-anak berhasil, kekuatan, kesehatan dan semangat. Dengan Revolusi Mental kita dapat membangun dan membentuk diri kita sebagai orang yang menghargai keselamatan Tuhan kepada kita. Marilah berusaha dan berjuang melakukan kebaikan dan membagikan kasih kepada sesama. Sebab itu biarkanlah Tuhan memulihkan diri kita.

Doa :
Sentuhlah hati kami, bukalah mata kami untuk merasakan serta menyaksikan kasih dan kebaikan-Mu, ya Tuhan. Jadikanlah kami umat yang tahu menghargai keselamatan yang kami terima. Dan berikanlah kepada kami hati yang berani, jiwa yang kuat, ya Tuhan, sehingga kami setia kepada-Mu.

Saturday, October 15, 2016

Terampil menggunakan senjata Allah dan yakin akan pertolongan-Nya

Syaloom saudara dan sahabatku, semoga di akhir minggu ini kita mendapat berkat yang berkelimpahan ..... Hari ini aku masih bersama Daud sang pemazmur Mazmur 140 : 1 - 14. Daud banyak menceritakan pengalamannya sewaktu dia dikejar-kejar oleh raja Saul.

Ya Allah, Tuhanku, kekuatan keselamatanku, Engkau melindungi kepalaku pada hari pertarungan senjata (Mazmur 140 : 8)

          Safety belt adalah sabuk pengaman bagi penguna mobil maupun pesawat. Demikian juga dengan pemakaian helm bagi pengendara sepeda motor dan topi baja bagi tentara yang maju di medan perang. Semua perlengkapan ini berfungsi untuk melindungi anggota tubuh kita dari benturan benda keras. Hidup adalah perjuangan menghadapi rintangan dan bahaya. Kadang ada benturan-benturan kehidupan yang menyebabkan keadaan menjadi fatal. Oleh karena itu perlu adanya pelindung bagi anggota tubuh kita yang vital agar tidak menjadi fatal.


          Daud menceritakan padaku, bahwa dia selalu berdoa kepada Allah agar selalu terlindung dari rencana jahat manusia yang ingin mencelakainya. Setiap orang memang belum tentu mampu mendeteksi sesuatu yang bakal terjadi di dalam kehidupannya dalam hitungan waktu ke depan, pada suatu tempat tertentu yang tampak mau pun tidak tampak oleh penglihatannya.

         Keserakahan, keangkuhan, kebencian, dendam dan kemarahan seseorang mampu menimbulkan tindakan-tindakan licik, merancangkan kejahatan, hasutan, provokasi mau pun fitnah bagi sesamanya. Ada juga yang berupaya membenarkan dirinya sendiri dengan berbagai cara. Siapa yang tahu? "Dalamnya laut dapat diduga dalamnya hati siapa tahu". Hanya Tuhan yang tahu. Oleh karena itu pertolongan dan perlindungan-Nya sangatlah perlu.

          Lawan orang benar bukan hanya orang fasik, tetapi juga penguasa angkasa, yaitu kuasa kegelapan (Efesus 6 : 12). Oleh karena itu memohon pertolongan dan perlindungan dari Tuhan adalah tepat. Tuhan juga telah menyediakan persenjataan yang tepat bagi anak-anak-Nya untuk trampil menggunakannya melawan si jahat yaitu dengan senjata berupa Firman Tuhan, bukan dengan peralatan persenjataan yang serba canggih. Jadi gunakanlah selalu perlengkapan senjata Allah (Efesus 6 : 14 - 18).

          Namun kita juga harus yakin dan percaya bahwa Ia akan menyelamatkan umat-Nya yang berserah diri kepada-Nya. Allah selalu melindungi umat-Nya yang tidak bersalah, apalagi orang-orang saleh yang teraniaya.

          Orang-orang yang teraniaya adalah orang-orang yang tidak mampu untuk memperjuangkan hak-haknya sehingga mereka menjadi korban dan tertindas. Namun mereka inilah orang-orang yang justru telah melakukan keadilan dengan menunjukkan ketaatan mereka kepada Allah. Mereka memberikan kepada Allah apa yang menjadi hak-Nya dan juga memberikan kepada orang lain apa yang menjadi hak mereka. Dan, kita percaya bahwa Tuhan akan membela dan memperjuangkan setiap perkara yang kita hadapi, dan sudah pasti pertolongan-Nya akan berhasil. Dan kita patut bersyukur dengan cara melayani Tuhan karena kita telah diselamatkan.

Doa :
Tuhan, lindungi kami di tengah-tengah pergumulan dunia dan ajar kami percaya sungguh pada pertolongan yang Kau beri. 

Wednesday, October 12, 2016

Setiap langkahku diatur oleh Tuhan

Syaloom saudara dan sahabatku, semoga saudara dan sahabatku sehat selalu. Hari ini di dalam kelemahanku, aku ingin mengajak saudara dan sahabatku untuk merenungkan setiap langkah yang sudah kita lalui. Sudahkah kita sampai pada tujuan kita? Saudara dan sahabatku pada Mazmur 37 : 21 - 26, menceritakan tentang langkah kaki kehidupan kita yang begitu berliku.

Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya (ayat 23)

          Di dalam Mazmur 37 : 21 - 26 diungkapkan tentang kehidupan orang fasik dan kehidupan orang benar. Usaha yang dilakukan orang fasik disertai dengan kelicikan dan menipu sesama atau rekan bisnisnya. Berbeda dengan orang benar. Menurut pemazmur, orang benar adalah orang yang pengasih dan pemurah bahkan langkah hidupnya diatur oleh Tuhan.

          Apakah artinya ketika Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang berkenan kepada-Nya? Pertama : Dia memberikan rambu-rambu atau aturan-aturan agar kita mentaati. Supaya kita tidak tersesat. Kedua : pertolongan Tuhan tepat pada saatnya atau waktunya. Hanya saja kita sebagai manusia selalu berbuat salah dan tidak pernah mentaati peraturan sebab ada istilah bahwa "peraturan dibuat untuk dilanggar" padahal peraturan dibuat untuk ditaati, itu sudah pasti. Banyak kita dilihat disekitar kita, misal : lampu merah seharusnya berhenti tapi apa yang terjadi kita tetap saja menerobosnya dengan alasan ingin cepat sampai, atau pada saat mengendarai mobil atau motor kita asyik menelpon atau sms, atau merokok di tempat yang seharusnya dilarang merokok.

          Kecelakaan bisa saja terjadi di mana saja. Bahkan ketika kita ada di rumah. Namun yang jelas ketika kita hati-hati, menaati rambu-rambu hukum-Nya serta taat pada perintah-Nya, Tuhan akan meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam perjalanan kehidupan kita. Jadi hendaknya jika kita dapat mentaati peraturan yang ada kita dapat melakukan proses pembelajaran yang benar dan baik. Seperti yang Yesus telah ajarkan pada kita bahwa dengan keteladanan dan contoh yang benar akan menjadi landasan penting bagi perjalanan kehidupan kita ditambah dengan ketekunan, kegigihan sehingga kita dapat berkembang maju dan mampu menghadapi tekanan kehidupan dalam menentukan tujuan dan menyelesaikannya. Mari kita hidup dengan sedia diatur oleh-Nya.

Doa :
Tuhan, pimpinlah langkah kehidupan kami hingga tujuan akhir hidupku. Dan berilah kami hikmat serta kesabaran membimbing anak-anak kami. 

Saturday, October 1, 2016

Berbahagialah karena percaya .....

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarmu untuk akhir minggu ini? Marilah kita merenungkan sejenak apa yang sudah kita dapat dan lakukan selama seminggu ini? Adakah kita percaya dan berbahagia ? Aku bersama Mazmur 40 : 5 - 6, yang mengatakan .....

Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan ..... (Mazmur 40 : 5)

          Manusia berusaha untuk mengalami kebahagiaan dalam hidupnya. Karena itu manusia mencari kebahagiaan dengan segala cara, misalnya pergi berlibur. Faktanya, begitu liburan selesai dan berakhir maka kebahagiaan itu pun akan sirna dan lenyap. Adakah kebahagiaan yang bersifat permanen dan terus menerus? Jawabnya 'ada'. Kebahagiaan karena mengimani karya Allah yang jumlahnya terlalu besar (Mazmur 40 : 6). Setiap kali kita hendak menghitungnya, setiap kali pula kita tiba pada apa yang dikemukakan pemazmur 'terlalu besar jumlahnya untuk dihitung'.

          Hari ini, di mana kita akan beristirahat, sudahkah kita bersyukur ? Bersyukur di awal bulan yang baru dan bertepatan dengan hari Sabtu, dan esok merupakan hari Minggu dimana kita akan beribadah di minggu pertama bulan Oktober. Bukankah ini kebahagiaan yang tidak terukur oleh materi.

          Percaya kepada Allah berarti percaya kepada kebahagiaan sejati. Kita percaya kepada Allah sehingga kita dengan gembira menyambut berkat-Nya melalui perbuatan yang ajaib dan rencana-Nya yang luar biasa. Suka-duka, berhasil-gagal adalah peristiwa-peristiwa yang semakin menumbuhkan kualitas hidup kita. Maka kembalilah ke rumah untuk mengalami waktu-waktu yang membahagiakan, karena tindakan Allah yang besar. Jika kita sedang mengalami persoalan, hendaknya kita mengarahkan seluruh permohonan kepada-Nya dan tidak berpaling kepada orang yang angkuh (Mazmur 40 : 5).

          Sebelum beristirahat tundukkan kepala dan mengaku kepada Tuhan bahwa kita tetap percaya kepada-Nya dan memohon pengampunan-Nya. Itulah makna kebahagiaan sejati yakni mengalami kasih karunia Tuhan yang membuat kita tiba pada rasa syukur. Beristirahat dalam naungan kasih Allah yang menolong kita memahami bahwa esok hari ketika beribadah, kita tidak sedang mengejar kebahagiaan, sebab kebahagiaan sedang berjalan pelan bersama kita dan berkata kepada kita 'kamu tidak sendiri'

Doa :
Tuhan, kami percaya kepada-Mu sebab ketika Engkau berjalan bersama kami, kami bersyukur dalam segala hal.


Wednesday, September 21, 2016

Pengakuan akan kuasa Allah yang mengatasi segala allah

Syaloom saudara dan sahabatku, berkat Tuhan masih meyertai kita sampai hari ini dan selamanya. Hari ini aku bersama Daniel 2 : 46 - 49. Dia bercerita bahwa raja Nebukadnezar sujud dan menyembah kepadanya setelah dia dapat menyebutkan isi dan makna mimpi Nebukadnezar dan hanya Allah saja yang telah memampukan Daniel untuk menjelaskan isi dan makna mimpi raja Nebukadnezar.

Berkatalah raja kepada Daniel : "Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan berkuasa atas segala raja, dan yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu (Daniel 2 : 47)

          Semua orang pintar, ahli tenung, ahli sihir yang ada di Babel tidak ada satupun yang mampu melakukannya. Sang raja memahami dan meyakini bahwa Daniel bisa dengan tepat dan benar menjelaskan isi dan makna mimpinya itu bukan semata karena kehebatan Daniel tapi karena Alah yang disembah oleh Daniel. Oleh karena itu dapat kita pahami mengapa demikian terucap pengakuan yang jujur dari sang raja (Daniel 2 : 47). Dari ucapan sang raja ini, kita melihat bagaimana Allah dengan cara-Nya mampu menunjukkan kepada penguasa bangsa Babel bahwa Allah lebih besar dari dewa-dewa atau ilah yang dipercayai oleh penduduk Babel.

          Pesan hari ini sangatlah jelas, yaitu kita sebagai orang percaya yang beriman kepada Allah yang hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus, harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah kita itu hidup dan kuasa-Nya lebih besar dari segala kuasa yang ada di dunia ini. Keyakinan ini akan menuntun kita untuk menjalani hidup tanpa takut dan gentar karena kita percaya bahwa Allah yang Mahabesar dan Mahakuasa senantiasa menjaga dan menyertai kita.

Doa :
Ya Tuhan mampukan kami hanya memuji dan menyembah kepada Allah yang hidup dan kekal

Saturday, September 17, 2016

Berpuaslah dengan bagianmu

Syaloom saudara dan sahabatku, diakhir minggu ini aku masih bersama Matius 20 : 11 - 16. Kita terkadang tidak merasa puas dengan apa yang kita dapat atau kita peroleh. Dan kita merasa selalu tidak pernah cukup, itulah suatu sifat dari manusia, yang selalu merasa kurang.

Ambilah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu (Matius 20 : 14).

          Bacaan ini menggambarkan sikap tuan rumah yang ingin melakukan kebaikannya kepada orang lain juga. Tuan rumah itu merasa sudah memberikan kepada para pekerja itu apa yang menjadi bagian mereka, menjadi hak mereka. Setelah itu, tuan rumah itu merasa urusannya dengan mereka telah selesai. Pekerja itu juga menerima apa yang menjadi hak mereka, bagian mereka. Tuan rumah telah melaksanakan kewajibannya kepada pekerja itu, dan ia ingin terus memberikan hak kepada pekerja lain lagi. Seharusnya para pekerja itu merasa cukup. Masalah muncul ketika mereka merasa belum cukup.

          Perasaan belum cukup itulah yang selalu menghantui manusia dalam kehidupannya. Manusia selalu diliputi perasaan tidak cukup. Perasaan seperti ini merupakan sumber dari banyak masalah manusia. Masalahnya, apakah manusia bisa hidup dengan secukupnya saja? Nampaknya susah karena manusia selalu merasa kurang. Manusia harus makan, sedangkan kebutuhan makan itu terjadi terus hampir setiap tiga, empat jam. Itulah masalah manusia. Kalau saja manusia bisa membiasakan diri untuk merasa cukup, mungkin masalah bisa dikurangi.

          Masalah-masalah seperti inilah yang mengakibatkan benturan-benturan kemanusiaan. Yang pada akhirnya terjadi suatu tingkatan atau level pada manusia itu sendiri. Seperti seseorang yang tidak puas dengan keadaannya, karena merasa kurang, akhirnya dia akan melakukan sesuatu yang menurut dia dapat membuat dia lebih dari yang lain. Setelah dia lebih dari orang lain, dia tetap merasa kurang dan kurang ..... itulah suatu sifat manusia yang tak pernah puas ....


Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir (Matius 20 : 16)

          Ketika Obama dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat, masyarakat dunia menyaksikan suatu peristiwa besar, yaitu bahwa seorang berkulit hitam untuk pertama kalinya menjadi presiden atas bangsa yang berkulit putih. Pada masa lalu bangsa Amerika itu pernah mengalami perang sipil sehubungan dengan isu perbudakan yang dialami oleh orang-orang Amerika berkulit hitam, Mereka adalah orang-orang Afrika yang dibawa dari benua Afrika untuk dijadikan budak-budak bagi bangsa Amerika yang berkulit putih.

          Seperti ucapan Yesus di dalam Injil Matius, bagi bangsa Yahudi pada waktu itu adalah sesuatu yang mustahil. Bagi bangsa Yahudi, mereka adalah umat Tuhan, sedangkan bangsa-bangsa lain (goyim) tidak. Oleh karena itu bagaimana mungkin bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Tuhan itu bisa menjadi terdahulu? Pada awal abad pertama zaman bersama ketika Yesus hidup, bangsa Yahudi adalah bangsa yang percaya pada Tuhan, sedangkan bangsa Yunani tidak. Akan tetapi pada akhir abad itu, para pengikut Yesus terutama adalah bangsa Yunani. Ucapan Yesus itu membuktikan bahwa hal itu terjadi.

          Kalau dalam kehidupan keagamaan, perubahan seperti itu bisa saja terjadi, maka pikiran-pikiran keistimewaan suatu suku, atau bangsa, atau ras juga bisa berubah. Kasus Obama yang menjadi presiden adalah buktinya. Mereka yang dahulu budak, kini menjadi presiden, orang nomor satu dari bangsa Amerika. Dalam kehidupan apa pun hal seperti ini bisa terjadi dan sudah terjadi.

Doa :
Berikanlah kepada kami makanan kami yang cukup hari demi hari agar kami tahu Tuhan yang memberikannya dan menjadi takut akan Tuhan dan ampunilah kami kalau kami terlalu merasa diri istimewa sehingga telah merendahkan sesama kami yang bukan bagian dari kami, entah karena agama, suku, atau ras apa pun. 

Wednesday, September 14, 2016

Ketika hati terpaut harta

Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarnya? Semoga baik dan sehat selalu. Hari ini aku masih bersama Matius 19 : 16 - 22. Di sini kami banyak berbicara tentang seseorang muda yang kaya dalam hidupnya.

Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya (Matius 16 : 22)

          Ada seorang anak kecil yang berumur tiga tahun, dia menangis tak mau ikut orang tuanya bepergian karena orang tuanya lupa membawakan bantal bayinya yang sangat disayanginya. Tanpa bantal tersebut, anak itu tidak akan bisa tidur. Bantal itu telah menjadi bantal kesayangannya yang tak terpisahkan. Hatinya telah terpaut kuat pada bantal itu. Pautan anak itu dengan bantalnya telah sedemikian eratnya sehingga, tanpa bantal itu, seolah hidupnya tak berarti.

          Orang muda yang bertanya pada Tuhan Yesus sangat yakin bahwa dia telah memenuhi semua hukum Taurat dengan setia, tanpa kurang suatu apa pun. Oleh karenanya ketika bertemu Yesus yang mengajarkan tata kehidupan keagamaan yang menarik perhatian banyak orang, ia ingin menjadi seperti yang Yesus ajarkan itu. Lalu ketika Tuhan Yesus memintanya menjual semua hartanya, sedihlah hatinya, karena banyak hartanya.

          Ia sedih bukan karena banyak hartanya. Ia sedih  karena hatinya sudah terpaut kuat pada hartanya. Itu sesuatu yang mudah dipahami karena sudah tentu ia bekerja keras untuk hartanya itu. Karena itu benar kata Yesus dalam Matius 6 : 21 'Karena dimana hartamu berada, disitu juga hatimu berada'. Kita harus belajar dari cerita orang muda ini bahwa pautan hati yang penting dalam Injil Yesus Kristus. Kalau hatinya berada pada orang, entah itu anak atau anak-anaknya, atau pekerjaan Tuhan, sehingga telah menjadi 'hartanya', maka ke situlah nanti hartanya akan digunakan. Harta duniawi itu alat untuk melayani harta surgawi yang Tuhan Yesus ajarkan dalam injil-Nya. Yang Tuhan Yesus ingin katakan adalah 'Dimana hatimu berada, disitu juga harta berada'. Karena itu keputusan kita untuk-Nya menetapkan kemana hati kita berikan.  Itu yang menentukan.

Doa :
Ajari kami Tuhan menetapkan hati sesuai kehendak-Mu supaya harta yang kami peroleh karena kasih-Mu dapat melayani Tuhan.

Monday, September 12, 2016

Memahami kasih sayang bapak

Syaloom saudara dan sahabatku, hari ini aku bersama Matius 18 : 12 - 14. Aku bersama Matius berbicara tentang seorang bapak yang sangat bersedih karena anaknya. Aku pun teringat dengan ayahku yang telah tiada, dia pun sangat sayang kepadaku. Begitu juga dengan Allah yang adadi sorga sangat sayang pada umat-Nya.

Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang (Matius 18 : 12 - 14).

          Ada seorang bapak yang terbaring lemah di rumah sakit tiba-tiba menangis keras ketika melihat Pendetanya datang mengunjunginya. Sebelumnya ia pernah sakit, akan tetapi anak-anaknya yang lain mengatakan 'Papa sebenarnya tidak sakit seperti yang lalu. Tidak tahu kenapa tiba-tiba saja bisa sakit sehingga harus diopname'. Sang Pendeta yang mengenal baik keluarga itu tahu sebenarnya penyebab sakit bapak tersebut.

          Bapak itu ditinggal istrinya ke luar negeri meninggalkan empat orang anak yang masih kecil, sehingga sang bapak itulah yang harus bekerja keras membesarkan anak-anaknya itu. Ia tidak mempunyai pendidikan sarjana dan hanya bekerja sebagai sopir apabila ada yang meminta jasanya. Istrinya itu dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya karena tak tahan hidup bersama suaminya. Berkat kerja keras dan dukungan orang-orang yang memahami kehidupan keluarga itu, dua anaknya berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya. Yang satu telah menjadi pegawai negeri sipil dan sudah berkeluarga, yang kedua baru selesai dan sudah membantu di kantor gereja. Anak yang ketiga, walaupun tidak memiliki gelar sarjana, tetapi sudah bekerja. Anak yang keempat, rindu pada ibunya sehingga tidak sekolah dengan baik, karena selalu ingin pergi mengikuti ibunya, akan tetapi tak kunjung bisa. Anak itu tidak sekolah dengan betul, terlibat dalam berbagai kegiatan kenakalan remaja sehingga akhirnya dipenjara. Anak itulah yang menjadi pikiran bapak tersebut sehingga sakit.

          Ia mungkin bukanlah seorang suami yang baik sehingga tidak dapat menjaga hubungan suami istri dengan baik. Ia mungkin bukanlah seorang ayah yang baik sehingga tidak dapat mendidik anak bungsunya menjadi sama dengan ketiga kakaknya. Orang bisa saja menyalahkan bapak tersebut. Tetapi tangisannya itu menunjukkan hati seorang ayah yang mengasihi seorang anaknya yang tidak bersamanya. Ya, begitu juga dengan Bapa Sorgawi yang selalu mengasihi kita umat-Nya.

Doa :
Ampuni kami Tuhan, apabila kami telah kehilangan kasih sayang kepada suami/ istri dan anak-anak atau orang yang kami kasihi.

Saturday, September 10, 2016

Peringatan Tuhan seharusnya menjadi pembelajaran bagi kita

Syaloom saudara dan sahabatku yang terkasih, hari ini dalam kelemahan tubuhku karena sedikit flu, aku ingin berbagi dengan kalian semua. Aku bersama 1 Samuel 8 : 10 - 22, merenungkan setiap peringatan Tuhan dalam kehidupan manusia.

          Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang berakal budi dan telah memberi martabat seorang pribadi yang memiliki kehendak bebas dalam menjalankan hidup sebagai rekan kerja Allah. Akal budi yang melahirkan kehendak bebas ini dianugerahkan kepada manusia, agar mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Namun, manusia gagal. Sebab manusia sering menggunakan kehendak bebas-nya untuk melawan Allah.

          Peringatan Allah yang sering dihadirkan dalam kehidupan manusia merupakan wujud nyata kasih-Nya yang besar dalam hidup manusia umat-Nya. Namun, umat-Nya tidak mampu merasakan bentuk kasih Allah lewat peringatan tersebut; karena mencari kesenangan duniawi. Seperti ilustrasi berikut ini :

          Seorang anak usia SMP memohon mengendarai sepeda motor seperti temannya. Sang ayah melarang dengan alasan karena anaknya belum memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi) dan juga karena tinggi badan sang anak belum mendukung; sehingga akan mempersulitnya dalam menjaga keseimbangan dan membahayakan dirinya serta orang disekitarnya. Sang anak tetap memaksa. Kekerasan hati sang anak membuat ayahnya mengijinkan dan berkata : "Baiklah, tetapi jika ada sesuatu, tanggung sendiri resikonya!". Namun, sore harinya saat pulang kursus, anak tersebut kecelakaan menyerempet mobil karena ketidakseimbangannya mengendarai motor tersebut. Peristiwa itu membuat anaknya sadar akan kesalahannya. 

          Hubungan ayah dan anak diatas ibarat seperti hubungan Tuhan Allah dengan umat-Nya. Sebagai umat sering memaksa keinginan dan kehendak kepada Tuhan Allah. Ketika Tuhan melihat itu tidak baik, maka sebagai Sang Bapa selalu memberikan peringatan resiko yang akan dialami. Namun, peringatan itu tidak didengar oleh umat dan tetap memaksa keinginannya. Itulah yang dilakukan bangsa Israel kepada Tuhan untuk meminta seorang raja. Kekerasan hati bangsa Israel, akhirnya membuat Tuhan mengijinkan permohonan mereka meskipun salah.

"Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel ..... Tuhan berfirman kepada Samuel: Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka" (ayat 19, 22)

          Saat ini kita belajar bahwa : Sekali pun Allah tidak senang dengan permintaan bangsa Israel karena motivasi mereka meminta itu salah di hadapan Tuhan, namun Allah mengijinkan permintaan mereka. Karena Allah ingin menuntun umat-Nya mengalami pembelajaran. Hal ini menunjukkan kasih dan kesabaran Allah terhadap kelemahan manusia. Hari ini ingatlah : Tuhan sering mengijinkan keinginan kita bukan karena Tuhan kalah atau mengalah; tetapi Tuhan mengijinkan karena Ia mau memberikan pembelajaran di dalam kehidupan umat-Nya. Mari, sebelum hidupmu hancur, belajarlah untuk selalu mendengar dan menjalankan peringatan dari Allah dengan selalu melakukan kehendak-Nya.

Doa :
Allah yang berkuasa atas kehidupan kami, ampuni kamiketika kami selalu memaksakan kehendak kami dan tidak mendengar peringatan-peringatan-Mu.