Syaloom, ..... saudara dan sahabatku semua. Sudah lama saya tidak menulis di blog ini, ya manusia hidup selalu saja punya masalah. Begitu pun dengan saya sendiri, mungkin bagi orang lain masalah saya kecil namun bagi saya pribadi masalah saya sangat besar. Sebab ini berkaitan dengan suatu kehidupan seseorang, misal mentalnya, sosialnya atau bahkan nyawanya. Dan jika masalah tersebut menyinggung langsung dengan kehidupan keluarga, secara otomatis yang timbul adalah emosi. Lalu bagaimana kita mengatasinya?
Kisah Para Rasul 17 : 16 - 21
"Sementara Paulus menantikan mereka di Athena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala" (Kisah Para Rasul 17 : 16)
Terkadang mengekspresikan emosi setiap orang berbeda-beda caranya, ada yang berteriak, ada yang loncat penuh kegembiraan, ada yang hanya tersenyum, ada yang menangis atau bersujud, atau yang paling ekstrim langsung menghajar orang yang sudah menyakiti. Luapan emosi pun banyak ragamnya, ada luapan emosi amarah, sedih, kecewa atau gembira.
Begitu pula Paulus yang tengah diperhadapkan dengan pilihan ketika ia berada di Athena. Paulus merasa terganggu dan sedih melihat penyembahan berhala dan kesesatan yang sedang terjadi di Athena. Paulus bisa saja marah untuk mengekspresikan kesedihannya dan mengecam atau menghancurkan berhala-berhala tersebut. Namun Paulus dengan bijaknya memilih untuk mengendalikan emosinya dan berusaha memberitahukan kesesatan mereka dengan cara yang melelahkan sebab Paulus harus berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain, keluar masuk rumah ibadah untuk memperkenalkan Yesus dan ajarannya (Kisah Para Rasul 17 : 17 - 18).
Cara Paulus memang sangat melelahkan, membutuhkan banyak waktu dan tenaga tetapi justru merupakan cara yang tepat, ampuh dan aman untuk menarikperhatian orang-orang asing di Athena yang suka terhadap segala sesuatu yang baru. Sebab mereka melihat bahwa pengajaran Paulus tentang Yesus sebagai pengetahuan baru yang harus mereka ketahui (Kisah Para Rasul 17 : 19 - 21).
Memang tidak mudah mengontrol emosi seseorang dan bukan pilihan yang mudah juga. Sebab karena emosi sering membuat seseorang lepas kendali dan mengekspresikan dengan cara yang tak terkendali sehingga emosi yang seperti ini dapat memberikan dampak negatif bahkan mendatangkan masalah. Sebab itu jika emosi dalam diri kita datang dengan tak terkendali namun kita sebagai anak Tuhan harus mampu mengendalikan dam mengambil pilihan bijak untuk mengekspresikannya.
Doa :
Ya Tuhan, ajarlah kami untukmampu mengekspresikan emosi secara bijak dan berbudi.
Kisah Para Rasul 17 : 16 - 21
"Sementara Paulus menantikan mereka di Athena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala" (Kisah Para Rasul 17 : 16)
Terkadang mengekspresikan emosi setiap orang berbeda-beda caranya, ada yang berteriak, ada yang loncat penuh kegembiraan, ada yang hanya tersenyum, ada yang menangis atau bersujud, atau yang paling ekstrim langsung menghajar orang yang sudah menyakiti. Luapan emosi pun banyak ragamnya, ada luapan emosi amarah, sedih, kecewa atau gembira.
Begitu pula Paulus yang tengah diperhadapkan dengan pilihan ketika ia berada di Athena. Paulus merasa terganggu dan sedih melihat penyembahan berhala dan kesesatan yang sedang terjadi di Athena. Paulus bisa saja marah untuk mengekspresikan kesedihannya dan mengecam atau menghancurkan berhala-berhala tersebut. Namun Paulus dengan bijaknya memilih untuk mengendalikan emosinya dan berusaha memberitahukan kesesatan mereka dengan cara yang melelahkan sebab Paulus harus berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain, keluar masuk rumah ibadah untuk memperkenalkan Yesus dan ajarannya (Kisah Para Rasul 17 : 17 - 18).
Cara Paulus memang sangat melelahkan, membutuhkan banyak waktu dan tenaga tetapi justru merupakan cara yang tepat, ampuh dan aman untuk menarikperhatian orang-orang asing di Athena yang suka terhadap segala sesuatu yang baru. Sebab mereka melihat bahwa pengajaran Paulus tentang Yesus sebagai pengetahuan baru yang harus mereka ketahui (Kisah Para Rasul 17 : 19 - 21).
Memang tidak mudah mengontrol emosi seseorang dan bukan pilihan yang mudah juga. Sebab karena emosi sering membuat seseorang lepas kendali dan mengekspresikan dengan cara yang tak terkendali sehingga emosi yang seperti ini dapat memberikan dampak negatif bahkan mendatangkan masalah. Sebab itu jika emosi dalam diri kita datang dengan tak terkendali namun kita sebagai anak Tuhan harus mampu mengendalikan dam mengambil pilihan bijak untuk mengekspresikannya.
Doa :
Ya Tuhan, ajarlah kami untukmampu mengekspresikan emosi secara bijak dan berbudi.