Syaloom,..... saudara dan sahabatku. Hari ini adalah hariyang special buatku sebab Tuhan Allah telah memberkatiku dengan bertambahnya usiaku. Dan aku sangat berterima kasih pada saudara dan sahabatku yang telah memberikan doanya padaku. Kiranya hanya Tuhan Allah yang dapat membalas semua itu.
Ratapan 2 : 11 - 16
Sekalian orang yang lewat bertepuk tangan karena engkau. Mereka bersuit-suit dan menggelengkan kepalanya mengenai puteri Yerusalem : "Inikah kota yang disebut orang kota yang paling indah, kesukaan dunia semesta?" (Ratapan 2 : 15)
Terkadang kita mengalami kesedihan yang sangat mendalam, sehingga air mata kita terkuras dan menyebabkan mata kita sembab selalu. Kesedihan tersebut dapat terjadi karena orang-orang yang sangat kita sayangi, kasihi dan cintai dalam keadaan sakit, mengalami kecelakaan atau meninggal dunia. Demikian pula ungkapan kesedihan yang mendalam dari tuturan sang penyair dari kitab Ratapan yaitu nabi Yeremia.
Mereka menangis dan meratapi kejatuhan dari kota Yerusalem. Kota indah yang menjulang permai kini menjadi tertawaan musuh dan umat Israel tidak dapat berbuat apa-apa tatkala hinaan itu dilontarkan. Demikian pula kita sebagai umat Kristen akan mengalami hal yang sama yaitu menjadi bahan tertawaan dan olok-olok bahkan hinaan jika kita tidak dapat menjaga harga diri kita dengan tutur kata yang baik dan sopan, tingkah laku, perbuatan kita. Bagaimana caranya?
Hendaklah kita koreksi diri kita dan kembali pada Tuhan. Sebab kita akan merasakan bagaimana jika Tuhan mencampakkan kita dan meninggalkan kita. Kita benar-benar tak akan dapat berbuat apa pun. Karena itu jangan lagi menyalahkan orang lain atau bahkan menyalahkan Tuhan.
Biasanya kita akan marah atau kecewa jika harapan kita musnah atau gagal. Dan sudah tentu kita akan marah pada orang-orang disekitar kita, bahkan terkadang kita pun berteriak pada Tuhan dengan ucapan yang sangat kotor. Seharusnya kita tidak melakukan hal seperti itu, marah dan berteriak-teriak pada Tuhan. Justru sebaliknya kita harus kembali mendekat dan mengikuti firman Tuhan serta berjalan di jalan yang benar. Tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada-Nya.
Terkadang kita tidak mengerti cara Tuhan menegur kita. Bisa saja kita dibuatnya pontang panting atau jungkir balik, namun kita tidak boleh kehilangan pengharapan sebab kita sadar bahwa tangan Tuhan tetap memegang kita. Itulah perjalanan hidup orang beriman. Tidak ada yang dapat menolong kecuali Tuhan. Seharusnya pada saat kita mengalami kesulitan dan kegoncangan, justru membuat kita semakin kuat dan beriman dalam memahami Tuhan. Disinilah kita melihat bahwa hukuman Tuhan itu mutlak.
Dalam menjalani hidup ini, selalu ada koreksi yang Tuhan ingin tunjukkan walau kadang-kadang kita tidak siap untuk dikoreksi. Tidak jarang kita menjadi terkejut dan terpana. Jangan memberontak tetapi berikanlah kepada Dia, hati yang mau mengakui kesalahan dan dosa.
Kiranya kita semua rela dikoreksi oleh Tuhan.
Doa :
Bantulah kami ya Tuhan, untuk tetap berpegang pada-Mu saja dan pada janji-janji-Mu.
Ratapan 2 : 11 - 16
Sekalian orang yang lewat bertepuk tangan karena engkau. Mereka bersuit-suit dan menggelengkan kepalanya mengenai puteri Yerusalem : "Inikah kota yang disebut orang kota yang paling indah, kesukaan dunia semesta?" (Ratapan 2 : 15)
Terkadang kita mengalami kesedihan yang sangat mendalam, sehingga air mata kita terkuras dan menyebabkan mata kita sembab selalu. Kesedihan tersebut dapat terjadi karena orang-orang yang sangat kita sayangi, kasihi dan cintai dalam keadaan sakit, mengalami kecelakaan atau meninggal dunia. Demikian pula ungkapan kesedihan yang mendalam dari tuturan sang penyair dari kitab Ratapan yaitu nabi Yeremia.
Mereka menangis dan meratapi kejatuhan dari kota Yerusalem. Kota indah yang menjulang permai kini menjadi tertawaan musuh dan umat Israel tidak dapat berbuat apa-apa tatkala hinaan itu dilontarkan. Demikian pula kita sebagai umat Kristen akan mengalami hal yang sama yaitu menjadi bahan tertawaan dan olok-olok bahkan hinaan jika kita tidak dapat menjaga harga diri kita dengan tutur kata yang baik dan sopan, tingkah laku, perbuatan kita. Bagaimana caranya?
Hendaklah kita koreksi diri kita dan kembali pada Tuhan. Sebab kita akan merasakan bagaimana jika Tuhan mencampakkan kita dan meninggalkan kita. Kita benar-benar tak akan dapat berbuat apa pun. Karena itu jangan lagi menyalahkan orang lain atau bahkan menyalahkan Tuhan.
Biasanya kita akan marah atau kecewa jika harapan kita musnah atau gagal. Dan sudah tentu kita akan marah pada orang-orang disekitar kita, bahkan terkadang kita pun berteriak pada Tuhan dengan ucapan yang sangat kotor. Seharusnya kita tidak melakukan hal seperti itu, marah dan berteriak-teriak pada Tuhan. Justru sebaliknya kita harus kembali mendekat dan mengikuti firman Tuhan serta berjalan di jalan yang benar. Tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada-Nya.
Terkadang kita tidak mengerti cara Tuhan menegur kita. Bisa saja kita dibuatnya pontang panting atau jungkir balik, namun kita tidak boleh kehilangan pengharapan sebab kita sadar bahwa tangan Tuhan tetap memegang kita. Itulah perjalanan hidup orang beriman. Tidak ada yang dapat menolong kecuali Tuhan. Seharusnya pada saat kita mengalami kesulitan dan kegoncangan, justru membuat kita semakin kuat dan beriman dalam memahami Tuhan. Disinilah kita melihat bahwa hukuman Tuhan itu mutlak.
Dalam menjalani hidup ini, selalu ada koreksi yang Tuhan ingin tunjukkan walau kadang-kadang kita tidak siap untuk dikoreksi. Tidak jarang kita menjadi terkejut dan terpana. Jangan memberontak tetapi berikanlah kepada Dia, hati yang mau mengakui kesalahan dan dosa.
Kiranya kita semua rela dikoreksi oleh Tuhan.
Doa :
Bantulah kami ya Tuhan, untuk tetap berpegang pada-Mu saja dan pada janji-janji-Mu.