Translate

Sunday, November 25, 2018

Hikmat dalam hidup

Syaloom ..... saudara dan sahabatku, selamat hari minggu. Kiranya Tuhan memberkati kita untuk hari lepas hari.

          Seperti yang aku kenalkan pertama kali, aku seorang ibu dengan dua orang putra yang beranjak dewasa. Ya, ..... tak terasa mereka sekarang sudah remaja. Dan otomatis bebanku semakin berat karena aku harus membiayai sekolah mereka dan belum biaya lainnya. Terkadang aku pun mengeluh dengan keadaanku yang makin sulit terutama finansialku.

          Ya, ..... seperti saat ini. Dimana tahun ajaran yang baru, walau pun aku bekerja di dua tempat namun penghasilanku tetap di bawah UMR (Upah Minimum Provinsi). Miris ..... sangat miris ..... bila dibandingkan dengan teman-teman sekolahku dulu.

          Namun entah kenapa, aku tak dapat lari untuk melakukan sesuatu seperti orang-orang lain. Dimana mereka akan melakukan segala sesuatu yang bertentangan dengan firman Tuhan, ..... yang penting dapat uang.

          Tapi hari ini aku merasakan bahwa Tuhan Allah sangat sayang kepadaku, Mengapa tidak .....? Tuhan Allah ternyata selalu membimbing aku, menyertai aku dan putra-putraku. Sejak mereka masih kecil hingga dewasa dan aku sangat bersyukur karena Tuhan Allah selalu menyertai kami sekeluarga, melindungi, merawat dan memberkati.

          Seperti firman Tuhan untuk hari ini yang terambil dari 1 Korintus 10 : 12 - 13. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu ..... (ayat 13). 
Ya, Tuhan sangat baik. Betapa tidak, ..... Dia selalu mendampingi aku kemana pun aku pergi dan Dia juga selalu ada untuk putra-putraku. Dia sungguh baik ..... teramat baik ..... sebab disaat aku membutuhkan-Nya ..... Dia selalu hadir di hadiratku.

           Adakah .... saudara dan sahabatku, pernah mengalami sepertiku? Apa yang saudara dan sahabatku lakukan untuk keluar dari kesulitan tersebut? Kiranya Tuhan Allah selalu menyertai kita semua.


Doa :
Ya ..... Allah, Tuhan kami. Ajarlah kami Tuhan untuk tetap setia dalam menjalani hidup ini dalam perjuangan untuk selalu dapat beriman kepada-Mu, Bapa. Amin .....

Tuesday, July 3, 2018

Menderita untuk keberhasilan

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku. Ada pepatah yang mengatakan : "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian". Peribahasa ini memiliki arti : apabila ingin berhasil dikemudian hari, haruslah berani bersusah payah terlebih dahulu.

Yesaya 52 : 13 - 15
Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan (Yesaya 52 : 13).

          Pada zaman modern ini banyak orang yang ingin berhasil namun dengan cara jalan pintas, ingin cepat kaya tapi dengan cara korupsi atau pesugihan, atau merampok bahkan sampai membunuh sesama. Dan kita sebagai anak Tuhan, haruskah melakukan hal seperti itu? Sudah tentu jawabannya, Tidak .....!! Kita punya Tuhan Allah yang hidup, yang tidak membiarkan anak-anak-Nya menderita. Kita harus percaya akan kuasa-Nya.

          Jika kita diberi tugas dan kepercayaan untuk menjadi pemimpin atau penguasa, pakailah atau jabatlah dengan bijak. Jangan jadi pemimpin atau penguasa yang semena-mena, tapi jadilah pemimpin yang bijak dan benar. Bukan hanya sekedar pemimpin yang baik. Sebab baik itu belum tentu benar, tapi benar itu sudah pasti baik.

          Dapatkah kita sebagai umat-Nya melakukan tugas seperti Yesaya atau Yesus yang rela di utus dan mengalami penderitaan. Penderitaan yang sangat menyakitkan, sebab akan mengalami kehinaan, keadaan buruk rupa dan tidak dipandang sebagai manusia oleh orang banyak. Ia mengalami penderitaan yang luar biasa, sehingga banyak orang tertegun dan tercengang. Namun, banyak orang akan terkagum melihat keberhasilannya, sebab yang awalnya dihina namun kemudian ditinggikan. Dalam kehinaan, Tuhan bertindak.

          Dan dalam keberhasilannya, membuat para pemimpin bangsa dan orang banyak akan mengatupkan mulut dan menundukkan kepala mereka. Sang hamba tersebut berhasil membuka jalan baru, jalan yang belum pernah ditempuh oleh siapapun yang ada di dunia ini. Jalan itu adalah jalan untuk menanggung kesalahan banyak orang, namun untuk keselamatan banyak orang juga.

          Jadi, orang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan dan ketenangan, tetapi mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan dan air mata. Sebagai anak Tuhan, penderitaan dan pergumulan menjadi bagian hidup yang harus kita jalani, bahkan terkadang membuat kita tidak dipandang sebagai manusia. Itulah cara Allah menempa kita menjadi hamba-Nya. Bersaksi tentang kekuatan cinta kasih Allah mampu membungkam kekuatan dunia. Jadi jalan mana yang hendak kamu pilih ?

Doa :
Ya Tuhan, jadikan aku, hamba-Mu yang setia menjalankan tugas di tengah penderitaan dan kesulitan hidup. Amin

Thursday, June 28, 2018

Ekspresikan emosimu dengan bijaksana

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku semua. Sudah lama saya tidak menulis di blog ini, ya manusia hidup selalu saja punya masalah. Begitu pun dengan saya sendiri, mungkin bagi orang lain masalah saya kecil namun bagi saya pribadi masalah saya sangat besar. Sebab ini berkaitan dengan suatu kehidupan seseorang, misal mentalnya, sosialnya atau bahkan nyawanya. Dan jika masalah tersebut menyinggung langsung dengan kehidupan keluarga, secara otomatis yang timbul adalah emosi. Lalu bagaimana kita mengatasinya?

Kisah Para Rasul 17 : 16 - 21
"Sementara Paulus menantikan mereka di Athena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala" (Kisah Para Rasul 17 : 16)

          Terkadang mengekspresikan emosi setiap orang berbeda-beda caranya, ada yang berteriak, ada yang loncat penuh kegembiraan, ada yang hanya tersenyum, ada yang menangis atau bersujud, atau yang paling ekstrim langsung menghajar orang yang sudah menyakiti. Luapan emosi pun banyak ragamnya, ada luapan emosi amarah, sedih, kecewa atau gembira.

          Begitu pula Paulus yang tengah diperhadapkan dengan pilihan ketika ia berada di Athena. Paulus merasa terganggu dan sedih melihat penyembahan berhala dan kesesatan yang sedang terjadi di Athena. Paulus bisa saja marah untuk mengekspresikan kesedihannya dan mengecam atau menghancurkan berhala-berhala tersebut. Namun Paulus dengan bijaknya memilih untuk mengendalikan emosinya dan berusaha memberitahukan kesesatan mereka dengan cara yang melelahkan sebab Paulus harus berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain, keluar masuk rumah ibadah untuk memperkenalkan Yesus dan ajarannya (Kisah Para Rasul 17 : 17 - 18).

          Cara Paulus memang sangat melelahkan, membutuhkan banyak waktu dan tenaga tetapi justru merupakan cara yang tepat, ampuh dan aman untuk menarikperhatian orang-orang asing di Athena yang suka terhadap segala sesuatu yang baru. Sebab mereka melihat bahwa pengajaran Paulus tentang Yesus sebagai pengetahuan baru yang harus mereka ketahui (Kisah Para Rasul 17 : 19 - 21).

          Memang tidak mudah mengontrol emosi seseorang dan bukan pilihan yang mudah juga. Sebab karena emosi sering membuat seseorang lepas kendali dan mengekspresikan dengan cara yang tak terkendali sehingga emosi yang seperti ini dapat memberikan dampak negatif bahkan mendatangkan masalah. Sebab itu jika emosi dalam diri kita datang dengan tak terkendali namun kita sebagai anak Tuhan harus mampu mengendalikan dam mengambil pilihan bijak untuk mengekspresikannya.

Doa :
Ya Tuhan, ajarlah kami untukmampu mengekspresikan emosi secara bijak dan berbudi.

Saturday, May 12, 2018

Tuhan berminat dan Tuhan berkenan

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku semua. Bagaimana jika sedang berbicara pada orang lain, entah itu orang tua, saudara, anak-anak atau teman kita. Pasti kita akan memandang wajah mereka dengan penuh perhatian, tapi bagaimana jika lawan bicara kita memandang ke tempat lain? Sudah pasti kita akan merasa tidak diperdulikan.

Bilangan 6 : 24 -26
..... Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera (Bilangan 6 : 26)

          Menghadapkan wajah adalah posisi yang menunjukan bahwa seseorang itu berminat penuh untuk menjalin hubungan dengan orang dihadapannya bukan untuk membuat orang tersebut menjadi salah tingkah. Seperti kita umat-Nya, kita percaya bahwa Tuhan Allah kita selalu menghadapkan wajah-Nya kepada kita sehingga kita selalu mendapatkan berkat yang berkelimpahan. Sebab berkat itu mengandung kepedulian, kesediaan dan kerinduan Allah yang sungguh-sungguh untuk memberikan berkat, perlindungan, kasih karunia dan damai sejahtera kepada umat-Nya.

          Dan jika Tuhan sudah berminat penuh kepada umat-Nya, maka umat pun harus bersedia dipandang dan disinari wajah Tuhan, Artinya, umat harus mau hidup dalam bimbingan Tuhan, diarahkan dan dituntun dalam berpikir dan bersikap sesuai dengan peraturan dan hukum Tuhan. Oleh karena berkat damai sejahtera itu dari Allah, maka setiap orang yang ingin menerimanya harus bersedia hidup dengan cara Tuhan dalam hubungan yang karib. Dan itu sangatlah sulit bagi manusia karena manusia suka hidup di luar Allah dan tidak suka kepada hukum dan ketetapan Tuhan. Manusia enggan hidup di dalam terang wajah Tuhan yang tentu saja mengganggu kesenangan duniawinya.

          Kesehatan, ketenangan, keamanan, kedamaian, kepuasan, kebahagian, persahabatan, kekayaan, umur panjang, kehormatan dan kemulian menuntut dari manusia kesucian, kejujuran, kemurahan hati, kedisiplinan, kasih kepada sesama, kesediaan berkorban bagi orang lain dan mengutamakan Tuhan di atas segalanya. Semuanya itu jelas tidak disukai manusia.

          Akan tetapi inilah pilihannya : hidup dalam terang Tuhan dan menikmati berkat damai sejahterah-Nya atau hidup dalam kesenangan duniawi dengan kegelapan dan hidup sia-sia. Ingatlah hanya pada Tuhan ada kehidupan dan berkat damai sejahtera. Ingat juga bahwa Tuhan berkenan memberikan semua itu bagi kita, yang percaya dan mengasihi Allah dan firman-Nya.

Doa :
Ya Tuhan,mampukan kamiuntuk memilih hidup di dalam kehendak-Mu dan menikmati berkat-Mu.

Saturday, May 5, 2018

Disaat terbelit hutang tetap ada jalan keluar

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku. Hmmm, ...... kita sebagai manusia terkadang punya hutang, bisa berupa hutang budi atau hutang secara materi finansial. Lalu tindakan apa yang kita ambil, jika kita tak dapat membayar hutang kita? Ada yang berusaha menggadaikan barang-barang, pinjam dari saudaranya atau bahkan dari rentenir yang berarti makin membuat hutang semakin menumpuk, bahkan ada juga yang menjual diri untuk membayar hutang tersebut dan ada juga yang bunuh diri. Bagaimana dengan firman Tuhan tentang hutang?

2 Raja-raja 4 : 1 - 7
Salah seorang dari istri-istri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa ..... (2 Raja-raja 4 : 1)

          Terlibat hutang adalah praktek umum. Setiap orang yang butuh uang secara cepat cenderung untuk mengambil jalan pintas, yaitu : berhutang. Jalan berhutang ini adalah jalan yang berbahaya sebab fenomena penjualan manusia (human trafficking) jika orang tersebut tidak dapat membayar hutangnya, ini terjadi pada beberapa daerah atau negara dan sudah pasti sangat terselubung.

          Sebab itu kita diajak untuk berpikir benar dan bertindak benar di saat bergumul dengan hutang. Pikiran benar menuntun tindakan yang benar. Berpikir dan bertindak dengan benar adalah menemukan orang yang tepat dan kompeten di dalam menyelesaikan masalah. Jangan menyelesaikan hutang dengan berpikir berhutang lagi ke orang lain. Untuk bacaan dalam firman ini, orang yang kompeten adalah Elisa sebab dia tidak lepas dari kuasa Tuhan yang ada di dalam dirinya (2 Raja-raja 2 : 24; 2 Raja-raja 4 : 9), dan rencana Tuhan yang harus dilakukan oleh Elisa.

          Tuhan punya rencana yang harus Elisa nyatakan atas istri nabi yang terbelit hutang. Ia pun datang mencari Elisa. Ini adalah bentuk berpikir benar yang akhirnya harus dilakukan tindakan yang benar pula. Dan istri nabi tersebut juga bertindak benar dengan cara mengikuti hal-hal yang disampaikan oleh Elisa. Persoalan hutang diatasi sesuai arahan Tuhan, bukan instan, sim salabim abrakadra, dan sesuai keinginan kita.

          Dan jika kita dapat menyelesaikan persoalan hutang bukan karena kita yang menyelesaikan akan tetapi kuasa Tuhan yang bekerja pada kita, sehingga masing-masing dari diri kita mewarisi kuasa Tuhan Yesus yang telah diterima oleh murid-murid perdana (Matius 10 : 1). Jangan kita menyia-nyiakan kuasa tersebut. Bantulah mereka yang terbelit hutang sesuai dengan rencana Tuhan dan kuasa-Nya agar berpikir dan bertindak benar, sehingga dapat diambil untuk mengatasi hutang tersebut. Namun yang lebih penting janganlah berhutang apapun sebab hutang tersebut sangatlah berbahaya bagi kehidupan kita orang percaya.

Doa :
Bapa kami, sumber kehidupan kami, hidup kami tidak terlepas dari masalah dan kesulitan. Mampukan kami untuk berpikir benar dan bertindak benar di setiap kesulitan yang melanda. 

Thursday, March 15, 2018

Jadilah Pemenang dalam pemuliaan Yesus

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku. Bagaimana rasanya jika kita menjadi pemenang atau juara di dalam mengikuti sebuah pertandingan? Sudah pasti hati kita akan bangga, senang dan di wajah kita selalu ada senyum. Lalu bagaimana jika kita menjadi pemenang dalam mengalahkan diri kita sendiri?

Dalam bacaan hari ini Yohanes 12 : 20 - 28 dan Markus 13 : 24 - 32.

Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya : "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan (Yohanes 12 : 23).

          Pemuliaan oleh Allah terhadap Yesus adalah dengan cara yang unik, Yesus akan ditinggikan (dimuliakan) lewat penyaliban, itulah cara kematian-Nya. Di sini wujud nyata kasih dan kehadiran Allah tampak jelas dalam tindakan kurban kasih Yesus. Yesus telah dengan gamblang menyatakan pengurbanan diri-Nya (Yohanes 12 : 23 - 24) dan para murid-Nya juga dipanggil untuk mengurbankan atau memberikan diri mereka sebagai kurban dengan menjadi hamba-Nya yang setia (Yohanes 12 : 25 - 26).

          Wujud cinta dan kasih yang tulus dari manusia terlihat dengan jelas dalam pengurbanan diri-Nya terhadap yang dicintai dan dikasihi-Nya. Dengan cinta kasih Allah (Agape), adalah suatu cinta kasih yang selalu berkurban. Hmm, ..... terlihat berat ya? Ya ..... Yesus menginginkan seperti itu bagi yang menjadi murid-Nya dan pengikut-Nya, agar kerajaan Allah sungguh-sungguh dirasakan oleh manusia di bumi ini. Panggilan dan pengutusan orang percaya tidak lain adalah membagikan cinta kasih Allah kepada sesama dan hal ini pasti membutuhkan sarana pengurbanan diri dari orang percaya.

           Lalu bagaimana dengan kedatangan Yesus yang kedua kalinya? Dapatkah kita menjadi pemenangnya. Sudah tentu kita akan dapat menjadi pemenangnya, dengan cara kita percaya bahwa hanya Yesus lah sang Juru selamat, beserta iman kita dan perbuatan kita. Adakah kita melanggar larangan dan Firman-Nya? Adakah kita selalu mengikuti semua ajaran dari Firman-Nya? Kalau kita melakukannya Yesus akan menjamin keselamatan kita, hidup kita dan sudah pasti akan menjadi pemenangnya.

          Sebab itu hidup kita selalu diminta untuk berjaga-jaga dan jeli agar menjadi seorang pemenang. Bukan dengan cara licik atau curang melainkan kita harus dapat mempersiapkan diri kita dalam menyambut Sang Mesias untuk yang kedua kalinya. Karena hidup kita semuanya diawali dengan tanda dan siapa yang bisa membaca tanda serta mampu memanfaatkannya akan tampil sebagai pemenang. Lalu bagaimana agar kita bisa menjadi pemenang? Hiduplah seturut dengan Firman-Nya. Sebab langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Nya tidak akan berlalu dan juga tidak berubah.

Seperti syair lagu yang sering aku nyanyikan :
Hari-hari akan berlalu, senja kelabu pun akan pergi .....
Semua akan berganti, hanya Tuhanku tinggal tetap .....
Reff : 
............................................

Doa :
Kristus, hadirlah selalu dalam hidup kami untuk menuntun kami melakukan kehendak-Mu.


Thursday, March 1, 2018

Tetap senyum

Syaloom, ....... saudara dan sahabatku semua. Bagaimana kabarmu untuk hari ini? Senyum, .... ya kita dapat tersenyum jika hati kita senang, gembira. Namun jika kita sedang berduka, susah, sedih, bingung; maka dapatkah kita tersenyum? Yang pasti hati kita tidak mood, mungkin kita akan marah-marah bahkan bisa jadi kita akan memukul seseorang. Apalagi untuk jaman sekarang sangat sulit sekali melihat orang tersenyum, sebab mereka sudah sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Hari ini aku mendapat surat dari 2 Petrus 3 : 1 - 8.

Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. (2 Petrus : 3).

          Ada sebagian syair untuk lagu anak yang isi syairnya "Dalam suka duka 'ku kan tetap tersenyum, diejek dihina 'ku kan tetap tersenyum kar'na ku tahu Tuhanku Yesus sertaku .....". Lagu tersebut sesuai dengan Firman Tuhan hari ini yaitu mengajarkan tentang menjaga kemurnian hati dalam kebenaran dan kasih Allah. Kebenaran, kehormatan dan keselamatan kita tidak ditentukan oleh perbuatan orang yang merendahkan kita, sebab Tuhan Yesus menebus kita dengan darah-Nya yang jauh melebihi nilai emas dan perak sekali pun (1 Petrus 1 : 18 - 19).

          Kita sebagai jemaat Kristen selalu diingatkan untuk berpegang teguh pada kebenaran Firman Tuhan Allah yang disampaikan para nabi melalui pengajaran para rasul. Karena pada masa kini adalah hari-hari zaman akhir, masa antara kedatangan Kristus pertama menggenapi nubuat, dan kedatangan Kristus di akhir zaman sebagai hakim. Dan kita harus dapat tersenyum dan rendah hati, sebab pasti akan lebih banyak orang yang akan mengejek dan menghina kita.

          Dalam menghadapi para pengejek itu Surat Petrus mengingatkan dua hal yaitu :
1. Tindakan Allah pada masa lampau merupakan jaminan iman kita. Dengan air bah, Allah menghapus kejahatan di seluruh muka bumi,  tetapi menyelamatkan Nuh sekeluarga. Hal itu memastikan bahwa Allah akan melakukan penghakiman di akhir zaman.
2. Manusia hanya dapat mempersiapkan diri menanti saatnya Tuhan bertindak. Waktu Tuhan tidak dapat diukur dengan manusia. Tuhan yang menciptakan waktu. Seribu tahun bagi manusia, bagi Tuhan hanya sekejap.

          Maka mulailah dari sekarang, kita sebagai jemaat Kristen jika berjumpa dengan orang lain berilah senyuman, sapaan dan salam bukan dengan wajah masam, atau buang muka. Jadi jangan biarkan sikap orang lain mengubah anda, tetapi sikap anda yang murni dan benar akan mengubah mereka.

Doa :
Tuhan hari ini kami mau mempersembahkan hidup memuliakan Engkau Tuhan, dengan kemurnian hati dan kasih seturut firman-Mu, sebagai persiapan diri menyambut kedatangan-Mu di hari penghakiman. Amin.

Tuesday, January 30, 2018

Jangan Menghakimi

Syaloom, ...... saudara dan sahabatku. Kita sebagai manusia terkadang sangat kesal dan marah jika melihat orang-orang disekitar kita melakukan hal yang tidak terpuji, bahkan seringkali kita menghakimi mereka dengan memaki, mencaci atau yang ekstrim dengan memukulinya. Apakah tindakan kita sudah sesuai dengan Firman Tuhan ?

Roma 2 : 1 - 11.
Sebab Allah tidak memandang bulu (Roma 2 : 11).

          Setiap insan memiliki kelemahan dan kekurangan serta keterbatasan yang sama, yaitu sama-sama memiliki kecenderungan berbuat salah. Masalahnya kita selalu mengukur kebenaran menurut dirinya sendiri, lalu menjatuhkan hukuman terhadap yang lain atas perasaan dan pikirannya sendiri. Bagi yang memahami dan mengerti Firman Tuhan Roma 2 ayat 1, itu tidaklah jujur; karena pembenaran diri tidak cukup membebaskan dirinya dari dosa dan hukuman Allah (Roma 2 : 3). Mengapa tidak jujur? Sebab seharusnya kita sadar dan mengoreksi perilaku diri sendiri dan siap sedia melakukan kehendak Tuhan dengan setia (Roma 2 : 4).

          Sebaiknya kita sebagai umat Tuhan, janganlah menghakimi sesamamu, karena pembalasan adalah hak Tuhan! (Roma 2 : 11, Roma 12 : 19, Ibrani 10 : 30). Jika ada kesalahan yang dilakukan sesama, maka tugas kita adalah mengingatkan dia atas kesalahannya dan bukan menghakimi.

          Ketegasan ini hendaknya menolong kita untuk menjalin persaudaraan kasih yang rukun, jujur, benar, baik dan terbuka terhadap sesama. Sebab itu kita harus bertobat dari kesalahan dan bersikap benar, baik dan kudus adalah pengharapan kita orang percaya. Hal ini hendaknya mengingatkan, bahwa kita pun memiliki kecenderungan yang sama untuk berbuat dosa dan jangan hanya menutupi kesalahan sendiri lalu menuding orang lain yang bersalah.

          Marilah kita berusaha untuk memperbaiki perilaku diri sendiri, memohon hikmat Tuhan agar dimampukan dan dikuatkan untuk melakukan apa yang benar di mata Tuhan dengan setia, niscaya kehidupan kita sendiri diberkati oleh-Nya. Bukankah Firman Tuhan menyatakan, "bagi Tuhan tidak ada yang mustahil?" (Lukas 1 : 37), raihlah kesempatan untuk mengoreksi diri sendiri dan merubah sikap mulai sekarang dari pada menuding dan menghakimi orang lain. Maka Tuhan Yesus memberkati saudara dan sahabat.

Doa :
Tuhan, ajar kami untuk mampu mengendalikan atau menguasai diri. Biarlah Tuhan mengampuni kesalahan kami atas segala perbuatan dosa kami. Amin.

Friday, January 26, 2018

Love_Life: Yang berhikmat akan membawa keselamatan

Love_Life: Yang berhikmat akan membawa keselamatan: Syaloom, ..... saudara dan sahabatku semua. Apakabar untuk hari ini? Semoga sehat dan baik semua. Tuhan Yesus memberkati. Amin. Di sekitar ...

Yang berhikmat akan membawa keselamatan

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku semua. Apakabar untuk hari ini? Semoga sehat dan baik semua. Tuhan Yesus memberkati. Amin. Di sekitar kehidupan selalu ada kemalangan. Kita selalu was-was apakah kita akan mendapat kemalangan atau justru orang lain yang akan menderita. Sebab itu seharusnya kita sebagai orang yang percaya akan Kristus Yesus menjadi orang yang dapat berhikmat. Seperti Pengkhotbah 9 : 13 - 18.

Hikmat lebih baik dari pada alat-alat perang, tetapi satu orang yang keliru dapat merusakkan banyak hal yang baik (Pengkhotbah 9 : 18).

          Siapakah orang yang disebut berhikmat? Orang berhikmat adalah mereka yang cakap menggunakan wawasan dan ketrampilan yang dimilikinya untuk menyelesaikan sebuah tugas, didalam menghadapi sebuah masalah, dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Maka tidak heran jika orang yang berhikmat mampu mengubah nasibnya dengan meraih kesuksesan. Bahkan lebih dari itu, dengan bertindak cermat dia dapat pula menyelamatkan kehidupan orang banyak.

          Terkadang untuk menjadi orang berhikmat menunggu kita kaya dan mempunyai harta melimpah, justru kita akan menjadi orang yang lupa sehingga kita tidak menjadi orang yang berhikmat. Orang berhikmat tidak harus menunggu menjadi kaya, tetapi kita miskin pun bisa menjadi orang yang berhikmat. Sebab orang berhikmat hanya menggunakan wawasannya dan ketrampilan yang dimilikinya, seperti pada Pengkhotbah 9 ayat 14. Demikianlah keuntungan dan kekuatan orang berhikmat.

          Orang yang berhikmat tidak mudah terprovokasi oleh besarnya lawan atau masalah yang menghadang dalam hidupnya. Dia lebih memilih untuk percaya diri dan optimis, ketimbang merasa takut dan pesimis; sebab dia sanggup melihat berbagai pilihan di tengah ancaman dan tekanan yang ada. Orang berhikmat memang pantang menyerah sebelum mencoba dan tidak menyombongkan diri serta tidak menuntut pujian.

          Oleh sebab itu jika kita sudah melakukan suatu hikmat bagi orang banyak dan orang-orang tersebut melupakan atau kurang menghargai jasa baik kita, hendaklah kita untuk tetap mampu hidup tenang (Pengkhotbah 9 : 16). Sebab masyarakat tidak selalu memberi apresiasi kepada prestasi orang berhikmat. Mereka masih menjadikan kekayaan dan status sosial sebagai ukuran utama, layak atau tidaknya seseorang menerima pujian. Dan kiranya realita ini tidak menjadikan kita berputus asa untuk tetap mengusahakan kebaikan dengan hikmat yang Tuhan beri.

          Dan kita sebagai anak-anak Tuhan, marilah tetap memohon hikmat dari pada-Nya dan pergunakanlah itu untuk membangun masa depan yang indah, sambil tetap waspada agar kita terhindar dari kekeliruan yang dapat merusak segalanya (Pengkhotbah 9 : 18). Tuhan menyertai langkah dan karya kita.

Doa :
Karuniakanlah aku hikmat, ya Tuhan, serta mampukanlah aku untuk mempergunakannya demi kebaikan dan kesejahteraan hidup bersama. Amin.