Translate

Sunday, May 28, 2017

Menjadi Bermakna

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku. Hari ini adalah minggu yang sangat membahagiakan bagiku. Setelah sekian puluh tahun aku, saudara serta sahabatku yang seiman dapat berjumpa kembali; kita berkumpul untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan di Gereja Pouk Immanuel, Cijantung. Kami sangat bahagia dapat bertemu dan memuliakan nama-Nya seperti kita masih kanak-kanak, remaja dan pemuda. Seperti Mazmur 113 : 1 - 9.


Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit (Mazmur 113 : 4)

          Kita diajarkan oleh Yesus Kristus agar dapat saling mengasihi sesama manusia, tidak peduli suku, bangsa, ras, agama, kaya atau miskin. Sebab kita sama yaitu manusia. Tidak ada yang lebih tinggi derajatnya selain Tuhan Allah. Ya, hanya Dia saja. Sebab Tuhan Allah yang empunya segalanya; termasuk kita manusia. Kita diberi nafas kehidupan agar kita selalu dapat memuji dan memuliakan Tuhan Allah. Bukan untuk saling mengejek, memaki, mencaci, mencela, menghina atau bahkan saling membunuh.

          Seperti tokoh Lazarus (Lukas 16 : 19 - 31) adalah seorang miskin yang hina. Ia seorang pengemis yang badannya penuh borok (luka,kudis) dan hidupnya bergantung dari pengasihan orang. Ia selalu berbaring di depan pintu rumah orang kaya. Untuk menghilangkan laparnya, ia selalu menanti sisa-sisa makanan yang jatuh dari meja orang kaya itu. Namun demikian, orang kaya tersebut sama sekali tidak tergerak hatinya untuk menolong dan berbelas kasih padanya. Hanya anjing-anjing yang menghampiri untuk menjilat boroknya. Suatu pemandangan yang sangat menyedihkan, sebab perlakuan yang tidak manusiawi. Dianggap sampah, tidak berguna, berbahaya dan harus dihindari.

          Berbeda dengan perlakuan manusia, Allah sangat memperhatikan umat ciptaan-Nya, yaitu manusia; yang sudah tentu tidak berdaya dalam hal ekonomi, sandang dan pangan atau bahkan manusia tersebut dipandang rendah kedudukannya, harkat dan martabatnya atau hina. Allah selalu melawat mereka yang menderita dengan cara merendahkan diri meninggalkan takhta kemuliaan-Nya untuk menegakkan mereka dengan cara mengangkat dan mendudukkan mereka bersama para bangsawan, dan sudah tentu itu suatu berita yang membuat mereka lebih berarti serta memiliki harga diri. Ini berita tentang kasih sayang Allah yang memulihkan orang lemah dan hina, karena dihadapan-Nya semua manusia mulia (Mazmur 8).

          Kemuliaan Allah bukanlah dari kehormatan-Nya, melainkan tampak melalui tindakkan-Nya menegakkan yang hina. Penebusan hanya dapat dikerjakan oleh seorang yang mengambil bagian secara penuh dalam situasi manusia, bukan oleh seorang dewa yang berjalan di atas bumi (Paul Tillich). Jadi belajarlah dari Allah, sebab setinggi apa pun pendidikan kita, sebanyak apa pun gelar kita, dan sepintar apa pun kita, tidak akan ada nilainya jika kita memiliki kepribadian yang suka menghina dan merendahkan orang lain. Menghormati orang lain adalah cara menjadi bermakna. Jadi, berusahalah tidak hanya menjadi orang sukses, tetapi jadilah orang bermakna.

Doa :
Ya Tuhan, ajarlah kami menjadi orang bermakna menurut kehendak-Mu.

Saturday, May 20, 2017

Jangan Serakah .....!!!

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku. Kita kembali lagi bersama dalam Love_Life. Bagaimana kabar saudara dan sahabatku ... ? Semoga semuanya dalam keadaan baik adanya. Tuhan berkati. Belakangan ini banyak kejadian yang sangat memprihatinkan dunia, banyak aksi demo yang sangat heroik. Namun kita sebagai anak Tuhan jangan terhanyut dengan kejadian-kejadian yang sedang terjadi. Kita boleh saja mengamati dan mungkin ikut untuk menyalurkan apresiasi kita tapi bukan sebagai provokator. Saat ini kita sedang mengahadapi suatu Ulangan 15 : 12 - 23. 

Jangan serakah .....!! Artinya, jika kita memberikan suatu persembahan pada Tuhan Allah harus yang terbaik dan kita pun harus dapat berbagi pada sesama manusia.

          Salah satu yang menjadi sifat manusia adalah tidak pernah puas. Selalu mau untuk mendapatkan apa yang menyenangkan hati tanpa terbatas. Sifat inilah yang menjadi salah satu faktor pendorong manusia melakukan tindak kejahatan, salah satunya korupsi. Sikap tidak puas identik dengan sifat tidak mau bersyukur, selalu merasa kurang dan bahkan apa yang sudah berlebihan bagi orang lain. Baginya selalu ada kekurangan! Orang seperti ini biasanya juga kurang memperhatikan kepentingan bahkan tidak peduli tentang kepentingan orang lain.

          Sebab itu pada kitab Ulangan 15 : 12 - 18, Tuhan Allah memberi perintah pada bangsa Israel, agar orang Israel yang memiliki budak membebaskan budak tersebut setelah enam tahun lamanya bekerja kecuali keinginan budak itu sendiri. Dan ketika dibebaskan, tidak boleh dibiarkan dengan tangan kosong! Harus diberi bekal untuk melanjutkan kehidupan mereka. Dengan melakukan hal tersebut, Tuhan akan memberi berkat atas segala yang mereka kerjakan. Dengan kata lain mendapatkan perkenan-Nya. 

          Tidak dapat dipungkiri bahwa kita juga sering merasa kurang puas, namun kurang menyadarinya. Sifat itu kemudian menjadikan orang yang serakah dan tidak bersalah jika menyakiti orang lain. Saat ini firman Tuhan hendak memperingatkan agar selalu bersyukur atas apa pun yang Ia karuniakan. Rasa syukur itu menuntun kita untuk dapat lebih menghargai Tuhan dan sesama. Rasa syukur juga membuat kita menjadi orang yang rendah hati dan mau peduli kepada kepentingan orang lain.

          Sebab dalam kehidupan beriman sebagai Kristen, kita tidak jauh dari kehidupan yang memberikan persembahan kepada Tuhan. Akan tetapi persembahan di sini bukan hanya sebatas materi atau sejumlah uang, melainkan apa yang terbaik bagi-Nya. Ia menginginkan hati, pikiran dan hidup kita. Dengan kata lain, segala yang dari kita Ia inginkan. Pertanyaannya, apakah dalam hidup ini kita sudah memberi terbaik kepada-Nya. Ingatlah bahwa Ia telah memberikan yang terbaik bagi kita, yaitu Putra-Nya, Yesus yang mati di salibkan untuk menebus dosa-dosa kita. Dan itu adalah pemberian yang sangat berharga sehingga kita menjadi ahli waris kerajaan-Nya.

          Mari saudara dan sahabatku benahi lagi kehidupan beriman kita kepada-Nya. Berlakulah adil kepada-Nya, karena mungkin saja kita sering tidak melakukannya. Menginginkan segala yang terbaik untuk kehidupan kita, namun memberikan bagian yang tersisa dari kehidupan karena kita tidak pernah bersyukur. Sehingga dengan ketidakbersyukurannya kita akan membuat suatu petaka yang berbuahkan suatu penyesalan. Sebab niatnya ingin mendapat banyak, tetapi keserakahan justru membuat malu bahkan banyak orang yang tersakiti oleh kita.

          Bersyukurlah karena itu panggilan hidup kita dan hendaknya kita selalu jujur terhadap Tuhan dan diri kita sendiri, agar Ia selalu berkenan kepada kita.

Doa :
Tolonglah hamba ya Tuhan, untuk dapat setia dan tidak tergoda akan segala tawaran dunia yang menjauhkan hamba dari Engkau. Serta ampuni hamba ya Tuhan, jika selama ini hamba selalu berlaku tidak adil terhadap-Mu.