Translate

Thursday, June 28, 2018

Ekspresikan emosimu dengan bijaksana

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku semua. Sudah lama saya tidak menulis di blog ini, ya manusia hidup selalu saja punya masalah. Begitu pun dengan saya sendiri, mungkin bagi orang lain masalah saya kecil namun bagi saya pribadi masalah saya sangat besar. Sebab ini berkaitan dengan suatu kehidupan seseorang, misal mentalnya, sosialnya atau bahkan nyawanya. Dan jika masalah tersebut menyinggung langsung dengan kehidupan keluarga, secara otomatis yang timbul adalah emosi. Lalu bagaimana kita mengatasinya?

Kisah Para Rasul 17 : 16 - 21
"Sementara Paulus menantikan mereka di Athena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala" (Kisah Para Rasul 17 : 16)

          Terkadang mengekspresikan emosi setiap orang berbeda-beda caranya, ada yang berteriak, ada yang loncat penuh kegembiraan, ada yang hanya tersenyum, ada yang menangis atau bersujud, atau yang paling ekstrim langsung menghajar orang yang sudah menyakiti. Luapan emosi pun banyak ragamnya, ada luapan emosi amarah, sedih, kecewa atau gembira.

          Begitu pula Paulus yang tengah diperhadapkan dengan pilihan ketika ia berada di Athena. Paulus merasa terganggu dan sedih melihat penyembahan berhala dan kesesatan yang sedang terjadi di Athena. Paulus bisa saja marah untuk mengekspresikan kesedihannya dan mengecam atau menghancurkan berhala-berhala tersebut. Namun Paulus dengan bijaknya memilih untuk mengendalikan emosinya dan berusaha memberitahukan kesesatan mereka dengan cara yang melelahkan sebab Paulus harus berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain, keluar masuk rumah ibadah untuk memperkenalkan Yesus dan ajarannya (Kisah Para Rasul 17 : 17 - 18).

          Cara Paulus memang sangat melelahkan, membutuhkan banyak waktu dan tenaga tetapi justru merupakan cara yang tepat, ampuh dan aman untuk menarikperhatian orang-orang asing di Athena yang suka terhadap segala sesuatu yang baru. Sebab mereka melihat bahwa pengajaran Paulus tentang Yesus sebagai pengetahuan baru yang harus mereka ketahui (Kisah Para Rasul 17 : 19 - 21).

          Memang tidak mudah mengontrol emosi seseorang dan bukan pilihan yang mudah juga. Sebab karena emosi sering membuat seseorang lepas kendali dan mengekspresikan dengan cara yang tak terkendali sehingga emosi yang seperti ini dapat memberikan dampak negatif bahkan mendatangkan masalah. Sebab itu jika emosi dalam diri kita datang dengan tak terkendali namun kita sebagai anak Tuhan harus mampu mengendalikan dam mengambil pilihan bijak untuk mengekspresikannya.

Doa :
Ya Tuhan, ajarlah kami untukmampu mengekspresikan emosi secara bijak dan berbudi.

Saturday, May 12, 2018

Tuhan berminat dan Tuhan berkenan

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku semua. Bagaimana jika sedang berbicara pada orang lain, entah itu orang tua, saudara, anak-anak atau teman kita. Pasti kita akan memandang wajah mereka dengan penuh perhatian, tapi bagaimana jika lawan bicara kita memandang ke tempat lain? Sudah pasti kita akan merasa tidak diperdulikan.

Bilangan 6 : 24 -26
..... Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera (Bilangan 6 : 26)

          Menghadapkan wajah adalah posisi yang menunjukan bahwa seseorang itu berminat penuh untuk menjalin hubungan dengan orang dihadapannya bukan untuk membuat orang tersebut menjadi salah tingkah. Seperti kita umat-Nya, kita percaya bahwa Tuhan Allah kita selalu menghadapkan wajah-Nya kepada kita sehingga kita selalu mendapatkan berkat yang berkelimpahan. Sebab berkat itu mengandung kepedulian, kesediaan dan kerinduan Allah yang sungguh-sungguh untuk memberikan berkat, perlindungan, kasih karunia dan damai sejahtera kepada umat-Nya.

          Dan jika Tuhan sudah berminat penuh kepada umat-Nya, maka umat pun harus bersedia dipandang dan disinari wajah Tuhan, Artinya, umat harus mau hidup dalam bimbingan Tuhan, diarahkan dan dituntun dalam berpikir dan bersikap sesuai dengan peraturan dan hukum Tuhan. Oleh karena berkat damai sejahtera itu dari Allah, maka setiap orang yang ingin menerimanya harus bersedia hidup dengan cara Tuhan dalam hubungan yang karib. Dan itu sangatlah sulit bagi manusia karena manusia suka hidup di luar Allah dan tidak suka kepada hukum dan ketetapan Tuhan. Manusia enggan hidup di dalam terang wajah Tuhan yang tentu saja mengganggu kesenangan duniawinya.

          Kesehatan, ketenangan, keamanan, kedamaian, kepuasan, kebahagian, persahabatan, kekayaan, umur panjang, kehormatan dan kemulian menuntut dari manusia kesucian, kejujuran, kemurahan hati, kedisiplinan, kasih kepada sesama, kesediaan berkorban bagi orang lain dan mengutamakan Tuhan di atas segalanya. Semuanya itu jelas tidak disukai manusia.

          Akan tetapi inilah pilihannya : hidup dalam terang Tuhan dan menikmati berkat damai sejahterah-Nya atau hidup dalam kesenangan duniawi dengan kegelapan dan hidup sia-sia. Ingatlah hanya pada Tuhan ada kehidupan dan berkat damai sejahtera. Ingat juga bahwa Tuhan berkenan memberikan semua itu bagi kita, yang percaya dan mengasihi Allah dan firman-Nya.

Doa :
Ya Tuhan,mampukan kamiuntuk memilih hidup di dalam kehendak-Mu dan menikmati berkat-Mu.

Saturday, May 5, 2018

Disaat terbelit hutang tetap ada jalan keluar

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku. Hmmm, ...... kita sebagai manusia terkadang punya hutang, bisa berupa hutang budi atau hutang secara materi finansial. Lalu tindakan apa yang kita ambil, jika kita tak dapat membayar hutang kita? Ada yang berusaha menggadaikan barang-barang, pinjam dari saudaranya atau bahkan dari rentenir yang berarti makin membuat hutang semakin menumpuk, bahkan ada juga yang menjual diri untuk membayar hutang tersebut dan ada juga yang bunuh diri. Bagaimana dengan firman Tuhan tentang hutang?

2 Raja-raja 4 : 1 - 7
Salah seorang dari istri-istri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa ..... (2 Raja-raja 4 : 1)

          Terlibat hutang adalah praktek umum. Setiap orang yang butuh uang secara cepat cenderung untuk mengambil jalan pintas, yaitu : berhutang. Jalan berhutang ini adalah jalan yang berbahaya sebab fenomena penjualan manusia (human trafficking) jika orang tersebut tidak dapat membayar hutangnya, ini terjadi pada beberapa daerah atau negara dan sudah pasti sangat terselubung.

          Sebab itu kita diajak untuk berpikir benar dan bertindak benar di saat bergumul dengan hutang. Pikiran benar menuntun tindakan yang benar. Berpikir dan bertindak dengan benar adalah menemukan orang yang tepat dan kompeten di dalam menyelesaikan masalah. Jangan menyelesaikan hutang dengan berpikir berhutang lagi ke orang lain. Untuk bacaan dalam firman ini, orang yang kompeten adalah Elisa sebab dia tidak lepas dari kuasa Tuhan yang ada di dalam dirinya (2 Raja-raja 2 : 24; 2 Raja-raja 4 : 9), dan rencana Tuhan yang harus dilakukan oleh Elisa.

          Tuhan punya rencana yang harus Elisa nyatakan atas istri nabi yang terbelit hutang. Ia pun datang mencari Elisa. Ini adalah bentuk berpikir benar yang akhirnya harus dilakukan tindakan yang benar pula. Dan istri nabi tersebut juga bertindak benar dengan cara mengikuti hal-hal yang disampaikan oleh Elisa. Persoalan hutang diatasi sesuai arahan Tuhan, bukan instan, sim salabim abrakadra, dan sesuai keinginan kita.

          Dan jika kita dapat menyelesaikan persoalan hutang bukan karena kita yang menyelesaikan akan tetapi kuasa Tuhan yang bekerja pada kita, sehingga masing-masing dari diri kita mewarisi kuasa Tuhan Yesus yang telah diterima oleh murid-murid perdana (Matius 10 : 1). Jangan kita menyia-nyiakan kuasa tersebut. Bantulah mereka yang terbelit hutang sesuai dengan rencana Tuhan dan kuasa-Nya agar berpikir dan bertindak benar, sehingga dapat diambil untuk mengatasi hutang tersebut. Namun yang lebih penting janganlah berhutang apapun sebab hutang tersebut sangatlah berbahaya bagi kehidupan kita orang percaya.

Doa :
Bapa kami, sumber kehidupan kami, hidup kami tidak terlepas dari masalah dan kesulitan. Mampukan kami untuk berpikir benar dan bertindak benar di setiap kesulitan yang melanda. 

Thursday, March 15, 2018

Jadilah Pemenang dalam pemuliaan Yesus

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku. Bagaimana rasanya jika kita menjadi pemenang atau juara di dalam mengikuti sebuah pertandingan? Sudah pasti hati kita akan bangga, senang dan di wajah kita selalu ada senyum. Lalu bagaimana jika kita menjadi pemenang dalam mengalahkan diri kita sendiri?

Dalam bacaan hari ini Yohanes 12 : 20 - 28 dan Markus 13 : 24 - 32.

Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya : "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan (Yohanes 12 : 23).

          Pemuliaan oleh Allah terhadap Yesus adalah dengan cara yang unik, Yesus akan ditinggikan (dimuliakan) lewat penyaliban, itulah cara kematian-Nya. Di sini wujud nyata kasih dan kehadiran Allah tampak jelas dalam tindakan kurban kasih Yesus. Yesus telah dengan gamblang menyatakan pengurbanan diri-Nya (Yohanes 12 : 23 - 24) dan para murid-Nya juga dipanggil untuk mengurbankan atau memberikan diri mereka sebagai kurban dengan menjadi hamba-Nya yang setia (Yohanes 12 : 25 - 26).

          Wujud cinta dan kasih yang tulus dari manusia terlihat dengan jelas dalam pengurbanan diri-Nya terhadap yang dicintai dan dikasihi-Nya. Dengan cinta kasih Allah (Agape), adalah suatu cinta kasih yang selalu berkurban. Hmm, ..... terlihat berat ya? Ya ..... Yesus menginginkan seperti itu bagi yang menjadi murid-Nya dan pengikut-Nya, agar kerajaan Allah sungguh-sungguh dirasakan oleh manusia di bumi ini. Panggilan dan pengutusan orang percaya tidak lain adalah membagikan cinta kasih Allah kepada sesama dan hal ini pasti membutuhkan sarana pengurbanan diri dari orang percaya.

           Lalu bagaimana dengan kedatangan Yesus yang kedua kalinya? Dapatkah kita menjadi pemenangnya. Sudah tentu kita akan dapat menjadi pemenangnya, dengan cara kita percaya bahwa hanya Yesus lah sang Juru selamat, beserta iman kita dan perbuatan kita. Adakah kita melanggar larangan dan Firman-Nya? Adakah kita selalu mengikuti semua ajaran dari Firman-Nya? Kalau kita melakukannya Yesus akan menjamin keselamatan kita, hidup kita dan sudah pasti akan menjadi pemenangnya.

          Sebab itu hidup kita selalu diminta untuk berjaga-jaga dan jeli agar menjadi seorang pemenang. Bukan dengan cara licik atau curang melainkan kita harus dapat mempersiapkan diri kita dalam menyambut Sang Mesias untuk yang kedua kalinya. Karena hidup kita semuanya diawali dengan tanda dan siapa yang bisa membaca tanda serta mampu memanfaatkannya akan tampil sebagai pemenang. Lalu bagaimana agar kita bisa menjadi pemenang? Hiduplah seturut dengan Firman-Nya. Sebab langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Nya tidak akan berlalu dan juga tidak berubah.

Seperti syair lagu yang sering aku nyanyikan :
Hari-hari akan berlalu, senja kelabu pun akan pergi .....
Semua akan berganti, hanya Tuhanku tinggal tetap .....
Reff : 
............................................

Doa :
Kristus, hadirlah selalu dalam hidup kami untuk menuntun kami melakukan kehendak-Mu.


Thursday, March 1, 2018

Tetap senyum

Syaloom, ....... saudara dan sahabatku semua. Bagaimana kabarmu untuk hari ini? Senyum, .... ya kita dapat tersenyum jika hati kita senang, gembira. Namun jika kita sedang berduka, susah, sedih, bingung; maka dapatkah kita tersenyum? Yang pasti hati kita tidak mood, mungkin kita akan marah-marah bahkan bisa jadi kita akan memukul seseorang. Apalagi untuk jaman sekarang sangat sulit sekali melihat orang tersenyum, sebab mereka sudah sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Hari ini aku mendapat surat dari 2 Petrus 3 : 1 - 8.

Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. (2 Petrus : 3).

          Ada sebagian syair untuk lagu anak yang isi syairnya "Dalam suka duka 'ku kan tetap tersenyum, diejek dihina 'ku kan tetap tersenyum kar'na ku tahu Tuhanku Yesus sertaku .....". Lagu tersebut sesuai dengan Firman Tuhan hari ini yaitu mengajarkan tentang menjaga kemurnian hati dalam kebenaran dan kasih Allah. Kebenaran, kehormatan dan keselamatan kita tidak ditentukan oleh perbuatan orang yang merendahkan kita, sebab Tuhan Yesus menebus kita dengan darah-Nya yang jauh melebihi nilai emas dan perak sekali pun (1 Petrus 1 : 18 - 19).

          Kita sebagai jemaat Kristen selalu diingatkan untuk berpegang teguh pada kebenaran Firman Tuhan Allah yang disampaikan para nabi melalui pengajaran para rasul. Karena pada masa kini adalah hari-hari zaman akhir, masa antara kedatangan Kristus pertama menggenapi nubuat, dan kedatangan Kristus di akhir zaman sebagai hakim. Dan kita harus dapat tersenyum dan rendah hati, sebab pasti akan lebih banyak orang yang akan mengejek dan menghina kita.

          Dalam menghadapi para pengejek itu Surat Petrus mengingatkan dua hal yaitu :
1. Tindakan Allah pada masa lampau merupakan jaminan iman kita. Dengan air bah, Allah menghapus kejahatan di seluruh muka bumi,  tetapi menyelamatkan Nuh sekeluarga. Hal itu memastikan bahwa Allah akan melakukan penghakiman di akhir zaman.
2. Manusia hanya dapat mempersiapkan diri menanti saatnya Tuhan bertindak. Waktu Tuhan tidak dapat diukur dengan manusia. Tuhan yang menciptakan waktu. Seribu tahun bagi manusia, bagi Tuhan hanya sekejap.

          Maka mulailah dari sekarang, kita sebagai jemaat Kristen jika berjumpa dengan orang lain berilah senyuman, sapaan dan salam bukan dengan wajah masam, atau buang muka. Jadi jangan biarkan sikap orang lain mengubah anda, tetapi sikap anda yang murni dan benar akan mengubah mereka.

Doa :
Tuhan hari ini kami mau mempersembahkan hidup memuliakan Engkau Tuhan, dengan kemurnian hati dan kasih seturut firman-Mu, sebagai persiapan diri menyambut kedatangan-Mu di hari penghakiman. Amin.

Tuesday, January 30, 2018

Jangan Menghakimi

Syaloom, ...... saudara dan sahabatku. Kita sebagai manusia terkadang sangat kesal dan marah jika melihat orang-orang disekitar kita melakukan hal yang tidak terpuji, bahkan seringkali kita menghakimi mereka dengan memaki, mencaci atau yang ekstrim dengan memukulinya. Apakah tindakan kita sudah sesuai dengan Firman Tuhan ?

Roma 2 : 1 - 11.
Sebab Allah tidak memandang bulu (Roma 2 : 11).

          Setiap insan memiliki kelemahan dan kekurangan serta keterbatasan yang sama, yaitu sama-sama memiliki kecenderungan berbuat salah. Masalahnya kita selalu mengukur kebenaran menurut dirinya sendiri, lalu menjatuhkan hukuman terhadap yang lain atas perasaan dan pikirannya sendiri. Bagi yang memahami dan mengerti Firman Tuhan Roma 2 ayat 1, itu tidaklah jujur; karena pembenaran diri tidak cukup membebaskan dirinya dari dosa dan hukuman Allah (Roma 2 : 3). Mengapa tidak jujur? Sebab seharusnya kita sadar dan mengoreksi perilaku diri sendiri dan siap sedia melakukan kehendak Tuhan dengan setia (Roma 2 : 4).

          Sebaiknya kita sebagai umat Tuhan, janganlah menghakimi sesamamu, karena pembalasan adalah hak Tuhan! (Roma 2 : 11, Roma 12 : 19, Ibrani 10 : 30). Jika ada kesalahan yang dilakukan sesama, maka tugas kita adalah mengingatkan dia atas kesalahannya dan bukan menghakimi.

          Ketegasan ini hendaknya menolong kita untuk menjalin persaudaraan kasih yang rukun, jujur, benar, baik dan terbuka terhadap sesama. Sebab itu kita harus bertobat dari kesalahan dan bersikap benar, baik dan kudus adalah pengharapan kita orang percaya. Hal ini hendaknya mengingatkan, bahwa kita pun memiliki kecenderungan yang sama untuk berbuat dosa dan jangan hanya menutupi kesalahan sendiri lalu menuding orang lain yang bersalah.

          Marilah kita berusaha untuk memperbaiki perilaku diri sendiri, memohon hikmat Tuhan agar dimampukan dan dikuatkan untuk melakukan apa yang benar di mata Tuhan dengan setia, niscaya kehidupan kita sendiri diberkati oleh-Nya. Bukankah Firman Tuhan menyatakan, "bagi Tuhan tidak ada yang mustahil?" (Lukas 1 : 37), raihlah kesempatan untuk mengoreksi diri sendiri dan merubah sikap mulai sekarang dari pada menuding dan menghakimi orang lain. Maka Tuhan Yesus memberkati saudara dan sahabat.

Doa :
Tuhan, ajar kami untuk mampu mengendalikan atau menguasai diri. Biarlah Tuhan mengampuni kesalahan kami atas segala perbuatan dosa kami. Amin.

Friday, January 26, 2018

Love_Life: Yang berhikmat akan membawa keselamatan

Love_Life: Yang berhikmat akan membawa keselamatan: Syaloom, ..... saudara dan sahabatku semua. Apakabar untuk hari ini? Semoga sehat dan baik semua. Tuhan Yesus memberkati. Amin. Di sekitar ...

Yang berhikmat akan membawa keselamatan

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku semua. Apakabar untuk hari ini? Semoga sehat dan baik semua. Tuhan Yesus memberkati. Amin. Di sekitar kehidupan selalu ada kemalangan. Kita selalu was-was apakah kita akan mendapat kemalangan atau justru orang lain yang akan menderita. Sebab itu seharusnya kita sebagai orang yang percaya akan Kristus Yesus menjadi orang yang dapat berhikmat. Seperti Pengkhotbah 9 : 13 - 18.

Hikmat lebih baik dari pada alat-alat perang, tetapi satu orang yang keliru dapat merusakkan banyak hal yang baik (Pengkhotbah 9 : 18).

          Siapakah orang yang disebut berhikmat? Orang berhikmat adalah mereka yang cakap menggunakan wawasan dan ketrampilan yang dimilikinya untuk menyelesaikan sebuah tugas, didalam menghadapi sebuah masalah, dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Maka tidak heran jika orang yang berhikmat mampu mengubah nasibnya dengan meraih kesuksesan. Bahkan lebih dari itu, dengan bertindak cermat dia dapat pula menyelamatkan kehidupan orang banyak.

          Terkadang untuk menjadi orang berhikmat menunggu kita kaya dan mempunyai harta melimpah, justru kita akan menjadi orang yang lupa sehingga kita tidak menjadi orang yang berhikmat. Orang berhikmat tidak harus menunggu menjadi kaya, tetapi kita miskin pun bisa menjadi orang yang berhikmat. Sebab orang berhikmat hanya menggunakan wawasannya dan ketrampilan yang dimilikinya, seperti pada Pengkhotbah 9 ayat 14. Demikianlah keuntungan dan kekuatan orang berhikmat.

          Orang yang berhikmat tidak mudah terprovokasi oleh besarnya lawan atau masalah yang menghadang dalam hidupnya. Dia lebih memilih untuk percaya diri dan optimis, ketimbang merasa takut dan pesimis; sebab dia sanggup melihat berbagai pilihan di tengah ancaman dan tekanan yang ada. Orang berhikmat memang pantang menyerah sebelum mencoba dan tidak menyombongkan diri serta tidak menuntut pujian.

          Oleh sebab itu jika kita sudah melakukan suatu hikmat bagi orang banyak dan orang-orang tersebut melupakan atau kurang menghargai jasa baik kita, hendaklah kita untuk tetap mampu hidup tenang (Pengkhotbah 9 : 16). Sebab masyarakat tidak selalu memberi apresiasi kepada prestasi orang berhikmat. Mereka masih menjadikan kekayaan dan status sosial sebagai ukuran utama, layak atau tidaknya seseorang menerima pujian. Dan kiranya realita ini tidak menjadikan kita berputus asa untuk tetap mengusahakan kebaikan dengan hikmat yang Tuhan beri.

          Dan kita sebagai anak-anak Tuhan, marilah tetap memohon hikmat dari pada-Nya dan pergunakanlah itu untuk membangun masa depan yang indah, sambil tetap waspada agar kita terhindar dari kekeliruan yang dapat merusak segalanya (Pengkhotbah 9 : 18). Tuhan menyertai langkah dan karya kita.

Doa :
Karuniakanlah aku hikmat, ya Tuhan, serta mampukanlah aku untuk mempergunakannya demi kebaikan dan kesejahteraan hidup bersama. Amin.

Monday, November 20, 2017

Perayaan hari Tuhan sebagai pewarisan Iman

Syaloom .........., saudara dan sahabatku. Maaf jika telah lama tidak menulis, sebab kesibukanku sebagai orang tua tunggal, guru dan kebetulan pula jatuh sakit. Namun Yesus sangatlah baik kepada aku dan kedua putraku. Hari ini aku membaca dari kitab perjanjian lama, yaitu Nehemia 8 : 14 - 19.

Seluruh jemaat yang pulang dari pembuangan itu membuat pondok-pondok dan tinggal di situ ..... (Nehemia 8 : 18)

         
          Begitu juga dengan bacaan pada kitab Nehemia, di dalam kitab tersebut di tuliskan bahwa Hari Raya Pondok Daun memperingati pengembaraan nenek moyang Israel di padang gurun selama 40 tahun dalam penyertaan dan pimpinan Tuhan. Dan selama itu mereka tidak sengsara karena Tuhan melindungi dan menyediakan segala kebutuhan mereka.

          Kita sebagai umat yang percaya, tidak seharusnya berpesta pora pada saat memperingati hari raya tersebut. Hari Raya Kristen bukan kesempatan berpesta-pora, plesiran atau hidup glamour, melainkan harus mewariskan iman kepercayaan dan pemeliharaan kasih Tuhan kepada generasi penerus agar mereka kuat dalam keyakinannya.

        Kurang lebih satu bulan lagi kita sebagai umat Kristiani akan merayakan hari kelahiran Yesus Kristus. Sudah tentu kita akan mempersiapkan dengan seksama. Dan seharusnya kita juga tahu makna dari Hari Raya tersebut, yaitu Peringatan suatu peristiwa penting yang tidak boleh dilupakan selama hidup. Sebab apa ?

          Sebab, Yesus Kristus adalah Raja Sorga, lahir menjadi sama dengan manusia dalam kemiskinan. Hal itu menunjukan keberpihakan Tuhan kepada orang yang rendah, lemah dan menderita. Ia selalu berada dekat dan mau menolong. Perayaan dengan kemewahan membutakan mata hati terhadap maksud Tuhan.

          Kini saatnya kita memperbaiki kesalahan prinsipil pada cara perayaan. Perayaan harus berdampak positif sebagai pewarisan iman bagi kehidupan dan masa depan generasi penerus. Supaya mereka berdiri atas iman dan pengharapan kepada Tuhan, karena Dia saja sumber damai sejahtera dan keselamatan.

Doa :
Ajar kami Tuhan, memuliakan Tuhan dalam kebenaran dan berilah kami hikmat-Mu dalam melaksanakan dan memperingati setiap hari raya.

Wednesday, June 28, 2017

Tantangan pelayanan

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku, bagaimana kita menjalani hidup ini? Pasti banyak tantangan yang kita hadapi. Sebab tidak semua pekerjaan kita lancar dan aman. Banyak di sekitar kita tidak menyukai tindakan kita, apalagi jika bertentangan dengan mereka atau bahkan menurut mereka sangat merugikan. Walaupun sebenarnya tindakan kita jujur dan benar. Kisah Para Rasul 6 : 8 - 15.

Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan ..... mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama.

          Jika kita berpikir bahwa pelayanan ini "lancar dan tanpa masalah", sesungguhnya itulah persoaalannya. Kita tidak bisa menilai bahwa pelayanan itu berhasil atau baik karena lancar dan tidak memiliki permasalahan didalamnya. Artinya bahwa sekecil apapun masalah yang dihadapi dalam pelayanan itu bagian dari persoalan pelayanan. Persoalan yang timbul bisa dari dalam diri atau dari luar. Persoalan yang muncul inilah yang menjadi tantangan dari pelayanan.

          Banyak orang yang salah dalam berpikir, pelayanan adalah diartikan sebagai pembantu atau orang yang dapat disuruh-suruh. Bukan seperti itu!!! Pelayanan adalah seseorang yang dapat membantu orang lain untuk kebenaran dan kejujuran. Agar orang lain tersebut menjadi lebih bermakna dan menjadi lebih baik. Seperti Stefanus yang siap melayani, namun karena ketidaksenangan mereka makamereka menghasut dan menyampaikan berita bohong sehingga Stefanus di sidang dan di hukum, dengan mengirim para saksi palsu yang berkata tentang Stefanus (Kisah Para Rasul 6 : 11 - 14). Sangat mengerikan cara-cara yang dilakukan orang yang dikuasai roh kebencian. Mereka melakukan apa saja demi mencapai tujuan pribadi meski mereka harus mengorbankan kebenaran dan orang lain. Persengkokolan jahat dapat menyebabkan hidup orang lain terancam dan kehilangan masa depan untuk bersaksi bagi Yesus.

          Tantangan pelayanan yang dialami Stefanus, mungkin pernah kita alami meski dalam bentuk dan cara yang berbeda. Ada celaan, cerita palsu, kejelekan dan pemutarbalikan fakta yang sudah kita alami. Kita menjadi "tertuduh" melalui masukan dan informasi yang tidak benar. Akibatnya pelayanan menjadi terganggu baik dari dalam diri maupun hubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, bagi yang mengalaminya, kita percaya bahwa suatu saat kebenaran akan terbukti. Dan bagi yang senang "mengganggu" hendaklah menyadari tidak ada manfaatnya bahkan justru semuanya akan berbalik kepada diri kita. Jangan kita menguras tenaga untuk hal-hal yang tidak perlu. Bersatu hati dan bergandengan tangan adalah hal yang baik dalam panggilan tugas pelayanan bersama. Yang kita cari adalah kemuliaan Tuhan bukan kemuliaan diri sendiri.

Doa :
Ya Bapa, mampukan kami untuk tetap melayani dalam situasi dan kondisi apapun dan mendukung setiap pelayanan bagi kemuliaan nama-Mu.

Sunday, June 25, 2017

Jika bersehati pasti bisa

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku. Belakangan ini kita selalu mendengar tentang banyaknya pejabat yang tertangkap oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Mengapa mereka ditangkap? Sebab pola hidup mereka yang sangat berlebihan sehingga mereka mencari sesuatu yang bukan miliknya. Terlihat mereka dapat menolong sesama namun darimana dananya?   Seharusnya mereka dapat seperti Kisah Para Rasul 4 : 32 - 37. 

..... dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya ..... (Kis. 4 : 35)

          Jika dipertanyakan apakah pola hidup jemaat mula-mula masih bisa diterapkan saat ini? Secara tersurat mungkin sulit. Mengapa, karena segala harta kepunyaan kita adalah milik bersama. Apa yang saya miliki adalah milikmu juga. Hmmmm, kelihatannya mudah tapi yang pasti sangat sulit jika diterapkan pada kehidupan jaman sekarang. Mengapa? Sebab kebutuhan, keinginan, situasi dan kondisi masyarakat serta rasa kebersamaan dalam persekutuan sudah jauh berbeda. (Baca juga : Lakukan yang benar)

          Namun semangat dan pola kebersamaan untuk peduli sesama masih dapat dilakukan dengan benar. Ada tiga hal yang dapat menjadi dasar semangat dan pola dalam membangun kepedulian, yakni :
- Pertama, sehati dan sejiwa ( Kis. 4 : 32). Merasakan situasi, harapan dan tekanan selaku jemaat Tuhan. Terikat satu sama lain dalam menjadi bagian persekutuan sehingga saling membantu dan menopang. Hal ini diwujudkan dengan memahami bahwa harta yang mereka miliki adalah milik mereka dengan pengertian bahwa harta yang mereka punya berasal hanya dari Tuhan Allah.

- Kedua, menjual harta kepunyaannya dan meletakkan hasilnya di depan kaki rasul-rasul (Kis. 34a & 35). Kejujuran atas hasil penjualan harta dan mereka tidak mengambil untung dari hasil penjualan tersebut. Yang diibaratkan untuk saat ini adalah membayar pajak dengan benar.

- Ketiga, memenuhi kebutuhan sesuai keperluan (Kis. 4 : 35). Artinya tidak ada ketamakan dan keserakahan. Semua sesuai keperluannya. Tidak lebih dan tidak kurang.

          Dari tiga hal di atas, mari kita mencoba untuk jujur, mau menopang dan menolong sesama, hidup bersyukur sesuai berkat yang diberikan Tuhan dan kesatuan hati untuk menjadi bagian utuh dari persekutuan yang diselamatkan Tuhan. Dapatkah kita melakukannya dengan benar dan jujur untuk kebersamaan di dalam persekutuan saat kini?

Doa :
Bapa surgawi, terima kasih untuk berkat yang Engkau berikan dan pakailah diri kami menjadi saluran berkat bagi sesama. 

Friday, June 23, 2017

Lakukan yang benar

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku semua.

Kita hidup dalam dunia harus melakukan hal yang benar. Dan sudah pasti benar itu baik adanya. Tapi kita tidak boleh tertipu dengan kata"baik", sebab baik itu belum tentu benar. Sebab banyak orang beranggapan bahwa baik itu benar, namun bagi seorang yang beriman dan percaya justru kebalikannya. Saat ini kita dibawa ke Roma 7 : 13 - 20.

"Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat" (Roma 7 : 19)

          Suatu hal yang wajar jika kita melihat orang yang melakukan kesalahan karena dia belum mengetahui aturan yang benar. Tetapi hal yang tidak wajar adalah ketika seseorang yang sudah mengerti aturan namun tetap melakukan tindakan yang melanggar aturan tersebut. Ibarat kata sama seperti orang yang sudah tahu kehendak Allah namun, tetap melakukan tindakan yang melanggar kehendak-Nya. Realita inilah yang hendak digambarkan oleh rasul Paulus yang akan selalu ada dalam kehidupan semua manusia. Bahkan Rasul Paulus memberikan contoh dirinya sendiri mengalami situasi di mana dia mengetahui yang baik namun dapat melakukan hal yang jahat.

          Rasul Paulus menggambarkan dengan jelas bahwa di dalam tubuh manusia tidak ada sesuatu yang baik, dan hal ini yang seringkali membuat manusia sulit untuk melakukan kebaikan meskipun mereka tahu yang baik. Bahkan Calvin pun menjelaskan bahwa meski pun manusia tidak kehilangan suatu peta keteladanan dari Allah; namun peta tersebut telah dirusak oleh dosa. Akibat hal inilah manusia cenderung melakukan hal jahat. Perenungan bagi kita sebagai pribadi yang telah menerima anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus dan telah mengetahui kebenaran Allah, sudahkah kita mewujudkan kebenaran Alah yang kita ketahui hanya sebatas kita jadikan pengetahuan dan perkataan saja?

          "Selidiki aku, lihat hatiku apakah aku sungguh mengasihi Yesus dalam tindakan nyata? Mari kita menginstropeksi diri masing-masing. Mari nyatakan kebenaran Allah tidak hanya dalam perkataan tapi juga dalam tindakan nyata di setiap aktivitas kerja layan kita. Karena itulah wujud nyata ibadah yang sejati.

Doa :
Kristus Juruselamat kami yang hidup, bimbing kami untuk tidak hanya tahu kebenaran-Mu tetapi juga berani melakukannya

Sunday, May 28, 2017

Menjadi Bermakna

Syaloom, ..... saudara dan sahabatku. Hari ini adalah minggu yang sangat membahagiakan bagiku. Setelah sekian puluh tahun aku, saudara serta sahabatku yang seiman dapat berjumpa kembali; kita berkumpul untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan di Gereja Pouk Immanuel, Cijantung. Kami sangat bahagia dapat bertemu dan memuliakan nama-Nya seperti kita masih kanak-kanak, remaja dan pemuda. Seperti Mazmur 113 : 1 - 9.


Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit (Mazmur 113 : 4)

          Kita diajarkan oleh Yesus Kristus agar dapat saling mengasihi sesama manusia, tidak peduli suku, bangsa, ras, agama, kaya atau miskin. Sebab kita sama yaitu manusia. Tidak ada yang lebih tinggi derajatnya selain Tuhan Allah. Ya, hanya Dia saja. Sebab Tuhan Allah yang empunya segalanya; termasuk kita manusia. Kita diberi nafas kehidupan agar kita selalu dapat memuji dan memuliakan Tuhan Allah. Bukan untuk saling mengejek, memaki, mencaci, mencela, menghina atau bahkan saling membunuh.

          Seperti tokoh Lazarus (Lukas 16 : 19 - 31) adalah seorang miskin yang hina. Ia seorang pengemis yang badannya penuh borok (luka,kudis) dan hidupnya bergantung dari pengasihan orang. Ia selalu berbaring di depan pintu rumah orang kaya. Untuk menghilangkan laparnya, ia selalu menanti sisa-sisa makanan yang jatuh dari meja orang kaya itu. Namun demikian, orang kaya tersebut sama sekali tidak tergerak hatinya untuk menolong dan berbelas kasih padanya. Hanya anjing-anjing yang menghampiri untuk menjilat boroknya. Suatu pemandangan yang sangat menyedihkan, sebab perlakuan yang tidak manusiawi. Dianggap sampah, tidak berguna, berbahaya dan harus dihindari.

          Berbeda dengan perlakuan manusia, Allah sangat memperhatikan umat ciptaan-Nya, yaitu manusia; yang sudah tentu tidak berdaya dalam hal ekonomi, sandang dan pangan atau bahkan manusia tersebut dipandang rendah kedudukannya, harkat dan martabatnya atau hina. Allah selalu melawat mereka yang menderita dengan cara merendahkan diri meninggalkan takhta kemuliaan-Nya untuk menegakkan mereka dengan cara mengangkat dan mendudukkan mereka bersama para bangsawan, dan sudah tentu itu suatu berita yang membuat mereka lebih berarti serta memiliki harga diri. Ini berita tentang kasih sayang Allah yang memulihkan orang lemah dan hina, karena dihadapan-Nya semua manusia mulia (Mazmur 8).

          Kemuliaan Allah bukanlah dari kehormatan-Nya, melainkan tampak melalui tindakkan-Nya menegakkan yang hina. Penebusan hanya dapat dikerjakan oleh seorang yang mengambil bagian secara penuh dalam situasi manusia, bukan oleh seorang dewa yang berjalan di atas bumi (Paul Tillich). Jadi belajarlah dari Allah, sebab setinggi apa pun pendidikan kita, sebanyak apa pun gelar kita, dan sepintar apa pun kita, tidak akan ada nilainya jika kita memiliki kepribadian yang suka menghina dan merendahkan orang lain. Menghormati orang lain adalah cara menjadi bermakna. Jadi, berusahalah tidak hanya menjadi orang sukses, tetapi jadilah orang bermakna.

Doa :
Ya Tuhan, ajarlah kami menjadi orang bermakna menurut kehendak-Mu.