Syaloom saudara dan sahabatku, bagaimana kabarmu sekalian? Hari ini aku bersama Yehezkiel 4 : 1 - 12. Apa yang akan kita lakukan jika jatuh cinta atau menyukai seseorang? Sudah pasti kita akan melakukan PDKT (pendekatan terhadap orang yang kita cintai atau sukai). Dan kita akan mengatakan hal-hal yang berlebihan atau "lebay". Seperti gunung yang tinggi akan ku daki, lautan yang luas akan kuseberangi demi engkau seorang. Dan sudah tentu banyak kalimat-kalimat lain yang kita dengar, dan bahkan kita sendiri mengatakan kepada pasangan kita. Kalimat seperti itu sebenarnya mau menjelaskan bahwa ketika mencintai seseorang atau menginginkan sesuatu, akan ada energi yang kuat untuk mewujudkannya. Maka tidak jarang ketika seorang pria melakukan pendekatan pada seorang wanita, di malam hari dan hujan deras sekal pun ia tetap datang ke rumahnya, atau sepanas dan semacet apa pun di perjalanan ia tidak akan peduli. Demikian juga seseorang yang menginginkan sesuatu, maka sesulit apa pun tantangannya akan ia hadapi demi mewujudkan impiannya tersebut.
"Engkau, anak manusia, ambillah sebuah batu bata, letakkan dihadapanmu dan ukirlah di atasnya sebuah kota, yaitu Yerusalem" (Yehezkiel 4 : 1)
Allah memerintahkan Yehezkiel untuk membuat simbol-simbol kejatuhan Yerusalem dan keadaan pembuangan di kemudian hari.Yehezkiel harus menggunakan benda-benda (seperti bata, besi, air, roti, kotoran) dan tindakan khusus (berbaring menunjukkan wajah, mengepalkan tinju, makan, dan minum). Barangkali kita akan menilai bahwa yang dilakukan Yehezkiel adalah aneh dan tidak masuk akal, apalagi membakar roti di atas kotoran (feses) kemudian memakannya. Tetapi tidak demikian bagi Yehezkiel. Baginya sesulit apa pun itu, ia harus tetap melakukan perintah-Nya, karena dia takut akan Allah dan mencintai-Nya.
Jika kita mengimajinasikan tentang sulitnya melakukan sesuatu, maka tidak akan ada sebuah perjuangan untuk mewujudkannya, dan jika ada pun biasanya hanya sebatas formalitas belaka. Tidak akan ada gunung yang di daki, atau lautan yang diseberangi. Kita hanya perlu membangun dan menjaga imajinasi-imajinasi yang positif dalam melaksanakan tugas sehari-hari, dan dalam mengejar impian untuk hidup yang lebih baik dan bermakna. Energi yang kuat akan mengikuti imajinasi yang kita miliki, mendorong kita untuk mewujudkannya sesulit apa pun tantangannya. Tentunya, lakukan semuanya itu karena rasa cinta dan takut akan Allah, serta demi kemuliaan nama-Nya.
Doa :
Bapa, ajarlah kami untuk selalu mengikut-Mu dengan setia, dan berikanlah kami energi yang mendorong kami untuk selalu giat melakukan yang benar serta mengasihi sesama.
"Engkau, anak manusia, ambillah sebuah batu bata, letakkan dihadapanmu dan ukirlah di atasnya sebuah kota, yaitu Yerusalem" (Yehezkiel 4 : 1)
Allah memerintahkan Yehezkiel untuk membuat simbol-simbol kejatuhan Yerusalem dan keadaan pembuangan di kemudian hari.Yehezkiel harus menggunakan benda-benda (seperti bata, besi, air, roti, kotoran) dan tindakan khusus (berbaring menunjukkan wajah, mengepalkan tinju, makan, dan minum). Barangkali kita akan menilai bahwa yang dilakukan Yehezkiel adalah aneh dan tidak masuk akal, apalagi membakar roti di atas kotoran (feses) kemudian memakannya. Tetapi tidak demikian bagi Yehezkiel. Baginya sesulit apa pun itu, ia harus tetap melakukan perintah-Nya, karena dia takut akan Allah dan mencintai-Nya.
Jika kita mengimajinasikan tentang sulitnya melakukan sesuatu, maka tidak akan ada sebuah perjuangan untuk mewujudkannya, dan jika ada pun biasanya hanya sebatas formalitas belaka. Tidak akan ada gunung yang di daki, atau lautan yang diseberangi. Kita hanya perlu membangun dan menjaga imajinasi-imajinasi yang positif dalam melaksanakan tugas sehari-hari, dan dalam mengejar impian untuk hidup yang lebih baik dan bermakna. Energi yang kuat akan mengikuti imajinasi yang kita miliki, mendorong kita untuk mewujudkannya sesulit apa pun tantangannya. Tentunya, lakukan semuanya itu karena rasa cinta dan takut akan Allah, serta demi kemuliaan nama-Nya.
Doa :
Bapa, ajarlah kami untuk selalu mengikut-Mu dengan setia, dan berikanlah kami energi yang mendorong kami untuk selalu giat melakukan yang benar serta mengasihi sesama.